Proses produksi adalah rangkaian struktur dan prosedur untuk mengubah bahan mentah menjadi produk akhir, yang memerlukan pengelolaan maksimal dan efektif. Karena dengan proses yang baik, produksi di perusahaan manufaktur dapat menghasilkan kualitas barang yang konsisten dan membuat proses kerja yang mudah juga efisien.
Maka dari itu, penting untuk mengadopsi sistem manufaktur canggih untuk mengelola proses produksi lebih mudah. Apalagi bagi perusahaan manufaktur yang memiliki proses produksi yang kompleks, dan sering mengalami hambatan, kebutuhan akan sistem manufaktur adalah hal yang tidak bisa ditunda.
Sistem manufaktur produksi canggih hadir sebagai solusi untuk mengoptimalkan serta mengatasi setiap proses produksi Anda. Pada artikel ini, kami akan jelaskan lebih dalam tentang apa itu sistem produksi, tujuan, jenis, serta contoh production system di manufaktur. Simak penjelasannya sampai akhir!

- Sistem produksi adalah serangkaian proses yang menggabungkan sumber daya manusia, teknologi, material, dan aktivitas yang saling berkaitan untuk menghasilkan produk.
- Komponen sistem produksi meliputi elemen fisik seperti mesin, tenaga kerja, bahan baku, serta perencanaan, pengendalian, dan manajemen produksi.
- Tujuan sistem produksi—menghasilkan barang atau jasa berkualitas tinggi, dengan biaya yang efisien, dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
- Software Manufaktur ScaleOcean hadir sebagai solusi sistem produksi Indonesia untuk memudahkan dan mengoptimalkan setiap tahapan sistem produksi.

1. Apa yang Dimaksud dengan Sistem Produksi?
Sistem produksi adalah rangkaian kegiatan dan elemen yang saling terkait dalam sebuah organisasi untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output), berupa barang atau jasa yang bernilai tambah. Sistem ini meliputi berbagai aktivitas, mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga pengendalian kualitas dan distribusi.
Dalam implementasinya, sistem manufaktur ini tidak hanya menjadi langkah mekanis dalam alur produksi, tapi juga menjadi perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan sumber daya di setiap prosesnya. Hal ini penting untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memberikan hasil akhir berupa produk berkualitas tinggi.
Pendekatan produksi manufaktur juga mengandalkan struktur terorganisir yang mencakup perancangan tata letak pabrik, alokasi sumber daya manusia dan mesin, juga integrasi teknologi yang penting untuk produksi Anda. Dengan perencanaan yang baik, Anda dapat menghindari masalah dalam keterlambatan produksi massal dan memastikan produk sampai di tangan pelanggan secara tepat waktu.
2. Komponen Utama Sistem Produksi
Sistem manajemen produksi terdiri dari dua komponen utama. Pertama, komponen struktural yang mencakup elemen fisik seperti mesin, peralatan, tenaga kerja, dan bahan baku. Kedua, komponen fungsional yang meliputi perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan manajemen proses produksi.
Untuk detailnya, berikut komponen-komponen sistem produksi, yaitu:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang menjalankan aktivitas operasional, dari tahap awal hingga produk akhir. Mereka tidak hanya mengoperasikan mesin, tetapi juga mengambil keputusan penting yang memengaruhi kualitas dan efisiensi produksi secara keseluruhan.
b. Teknologi
Teknologi mencakup mesin, peralatan, dan metode kerja yang digunakan untuk mempercepat serta menyempurnakan hasil produksi. Penggunaan teknologi yang tepat mampu mengurangi kesalahan manual, sekaligus meningkatkan daya saing melalui efisiensi waktu dan tenaga.
c. Bahan Baku
Bahan terdiri dari bahan baku utama, bahan penolong, serta komponen pendukung lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk. Setiap jenis bahan memiliki peran berbeda, namun semuanya harus dikelola secara tepat agar proses berjalan lancar dan hasilnya konsisten.
Salah satu pendekatan efektif yang banyak digunakan adalah sistem produksi ready stock untuk memenuhi permintaan pasar dengan lebih cepat dan efisien. Maka dari itu, penting untuk memahami keuntungan sistem produksi ready stock, agar perusahaan tidak perlu memperpanjang lead time produksi.
d. Aktivitas Produksi
Aktivitas mencakup serangkaian proses seperti perencanaan, pengadaan, produksi, hingga distribusi barang jadi. Dengan alur kerja yang sistematis, perusahaan dapat mengelola waktu dan biaya secara efisien, serta memastikan produk dikirim tepat waktu kepada pelanggan.
Memahami pengertian work order juga penting dalam tahap ini karena dokumen tersebut menjadi acuan untuk mengarahkan tugas produksi secara detail dan mengurangi risiko kesalahan
e. Desain dan Perencanaan Produk
Komponen ini penting untuk menentukan bagaimana barang akan diproduksi dengan baik, mencakup pemilihan material, proses produksi, hingga fungsionalitas produk. Ini tidak hanya akan mempengaruhi kebutuhan konsumen, tapi akan memastikan efisiensi proses manufaktur secara maksimal.
Salah satu elemen penting yang mendukung tahap ini adalah memahami alur penggunaan bill of material untuk memastikan setiap komponen terdaftar dengan jelas dan akurat.
f. Perencanaan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi juga harus dipastikan untuk menyeimbangkan permintaan pasar dengan sumber daya yang tersedia. Proses ini melibatkan penentuan jumlah barang yang diproduksi dalam periode tertentu, serta perencanaan yang tepat untuk mencegah overproduction atau underproduction. Salah satu alat pendukung penting adalah master production schedule (MPS), yang membantu merencanakan jadwal produksi utama secara terstruktur agar sesuai kapasitas.
g. Manajemen Kualitas
Komponen sistem produksi berikutnya adalah manajemen kualitas yang melibatkan inspeksi, pengujian, dan pengendalian kualitas pada setiap tahapan produksi. Ini penting untuk memastikan produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan, serta membantu mengurangi cacat produksi di perusahaan.
h. Maintenance, Repair and Operation
Komponen berikutnya adalah proses MRO, atau Maintenance, Repair and Operation, yang penting untuk memastikan peralatan produksi digunakan dengan maksimal. Anda bisa melakukan preventive maintenance secara ruting untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga dan memastikan mesin dapat berfungsi optimal.
i. Manajemen Persediaan dan Logistik
Sistem produksi juga harus dilakukan dengan manajemen persediaan dan logistik yang melibatkan pengelolaan bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi. Hal ini akan memastikan kelancaran aliran barang dan menjaga keseimbangan kebutuhan produksi dan kapasitas penyimpanan di perusahaan manufaktur.
Dalam pengelolaan waktu dan strategi, perusahaan juga perlu memahami perbedaan antara proses produksi jangka panjang dan pendek agar dapat menyusun kapasitas dan penjadwalan secara optimal. Hal ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan sumber daya sesuai karakteristik dan tujuan produksi.
3. Tujuan Sistem Produksi
Tujuan utama sistem produksi adalah menghasilkan produk atau jasa berkualitas, tepat waktu, dan berbiaya efisien. Selain itu, sistem produksi juga bertujuan untuk:
a. Memenuhi Kebutuhan Perusahaan
Tujuan sistem produksi adalah memastikan perusahaan manufaktur bisa memenuhi kebutuhan internal dan eksternal secara tepat waktu. Itulah pentingnya pengendalian proses produksi secara menyeluruh mulai dari pengadaan hingga distribusi membuat perusahaan.
Ini akan membantu perusahaan dalam mencapai target operasional, sekaligus menjaga kualitas produk dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
b. Meningkatkan Efisiensi Proses Produksi
Tujuan sistem produksi yang lain juga untuk meningkatkan efisiensi di seluruh tahapan operasional, mulai dari perencanaan hingga pengiriman. Untuk mendukung hal ini, perusahaan perlu memahami cara membuat KPI produksi yang relevan agar dapat memantau performa setiap proses secara akurat.
Penerapan six sigma dengan sistem manufaktur juga dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi variasi proses, sehingga meningkatkan kualitas dan efisiensi secara menyeluruh. Efisiensi akan semakin optimal jika disertai integrasi teknologi, alur kerja yang tepat, dan pengelolaan sumber daya secara efektif. Efisiensi akan semakin optimal jika disertai integrasi teknologi, alur kerja yang tepat, dan pengelolaan sumber daya secara efektif.
c. Menurunkan Biaya Produksi
Proses produksi yang menerapkan sistem efektif dan canggih, akan membuat tahapan dan aspeknya semakin efisien dan mudah dilakukan. Termasuk memproduksi barang dalam jumlah barang, dan peningkatan produktivitas. Tujuan produksi massal ini dapat menurunkan biaya produksi per unit produk dalam perusahaan manufaktur.
d. Meningkatkan Kualitas Produk
Penggunaan sistem manufaktur produksi ini penting untuk meningkatkan kualitas produk secara konsisten, karena tugas sistem dalam produksi dapat melacak dan memastikan setiap tahapan produksi dapat memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Pemantauan ketat dalam proses produksi juga dapat membantu mencegah rusak dan cacat produk sejak awal.
e. Mengelola Rantai Pasok yang Efisien
Adanya mekanisme dari tujuan sistem produksi juga untuk pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien, sehingga perusahaan manufaktur dapat merencanakan, melacak, dan mengelola aliran material dengan efektif. Pengelolaan rantai pasok oleh sistem yang baik dapat mengurangi biaya penyimpanan, mengoptimalkan pemesanan bahan baku, serta memastikan ketersediaan produk untuk pasar dinamis.
f. Meningkatkan Produktivitas
Production system adalah bagian penting dalam manufaktur yang dapat memanfaatkan dan memaksimalkan penggunaan teknologi dan mesin secara otomatis, sehingga dapat meningkatkan output produksi tanpa meningkatkan biaya tenaga kerja secara signifikan. Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan manufaktur secara menyeluruh.
g. Menyediakan Data untuk Dasar Pengambilan Keputusan
Tujuan berikutnya sistem manufaktur dan produksi adalah dapat pemantauan dan analitik data, sehingga Anda dapat mengambil keputusan bisnis dan operasional dengan cepat dan tepat. Anda dapat membuat perencanaan produksi yang tepat, mengidentifikasi tren, melacak kinerja produksi, dan membuat keputusan strategis dengan lebih baik.
h. Menekan Pemborosan
Terakhir, tujuan sistem produksi manufaktur adalah untuk mengurangi pemborosan di berbagai aspek produksi, seperti waktu, bahan, dan tenaga kerja. Anda bisa menggunakan metode lean manufacturing untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan mengeliminasi pemborosan.
4. Apa Saja Sistem Produksi Manufaktur?
Sistem produksi dapat dibedakan melalui berbagai cara, seperti berdasarkan jenis proses, strategi pemesanan, dan pola operasional. Secara umum, jenis sistem produksi mencakup proses kontinu, proses intermiten, Make to Stock (MTS), Make to Order (MTO), serta produksi massal.
Untuk lebih detail, berikut penjelasan mengenai macam macam sistem produksi:
a. Berdasarkan Proses Produksi
- Proses Kontinu (Continuous Process): Sistem proses produksi berlangsung tanpa jeda, menghasilkan produk secara massal dengan standar yang seragam, seperti pada industri penyulingan minyak atau pabrik gula.
- Proses Intermiten (Intermittent Process): Produksi yang dilakukan sesuai permintaan, biasanya dalam jumlah terbatas dan untuk kebutuhan yang lebih spesifik.
b. Berdasarkan Strategi Pemenuhan Pesanan
- Make to Stock (MTS): Barang diproduksi lebih dahulu dan disimpan sebagai persediaan, lalu dikirim saat ada permintaan.
- Make to Order (MTO): Produksi dilakukan setelah perusahaan menerima pesanan dari pelanggan.
- Assembly to Order (ATO): Produk dirakit berdasarkan pesanan menggunakan komponen standar yang telah tersedia.
- Engineering to Order (ETO): Produksi dimulai dari tahap perancangan hingga pembuatan, sesuai spesifikasi khusus yang diminta pelanggan.
c. Berdasarkan Pola Produksi
- Produksi Massal: Barang diproduksi dalam volume besar dengan kualitas yang seragam, biasanya untuk produk dengan permintaan tinggi dan berkesinambungan, seperti elektronik atau kendaraan.
- Produksi Batch: Barang diproduksi dalam kelompok atau batch sesuai kebutuhan, umum diterapkan pada industri farmasi dan makanan.
- Produksi Kustomisasi: Barang diproduksi secara khusus berdasarkan kebutuhan atau spesifikasi individu dari setiap pelanggan.
d. Berdasarkan Aliran Proses
- Fixed Site: Produksi langsung dilakukan di lokasi yang tetap, biasanya untuk produksi besar dan kompleks. Contoh: kapal atau pesawat terbang.
- Job Shop: Jenis yang fleksibel yang dapat menangani jenis produk dalam jumlah kecil. Ideal untuk produk yang bervariasi dan memerlukan proses produksi yang berbeda.
- Flow Shop: Sistem manufaktur terorganisir dalam aliran lini yang terstruktur, biasanya digunakan untuk produksi massal yang seragam.
Sistem produksi yang efisien berperan besar dalam meningkatkan produktivitas, menekan biaya, dan menjaga kualitas produk atau layanan. Pemilihan macam macam sistem produksi yang sesuai dapat ditentukan oleh jenis output, skala produksi, serta permintaan pasar.
5. Tahapan Sistem Produksi Perusahaan Manufaktur
Ada beberapa tahapan macam macam sistem produksi yang dapat memastikan kelancaran operasional dan efisiensi di perusahaan manufaktur. Setiap langkahnya menjadi peran penting dalam menciptakan produk berkualitas tinggi, dan meningkatkan produktivitas proses manufaktur. Berikut beberapa tahapannya:
a. Perencanaan (Planning)
Pertama, tahap production system adalah menentukan jenis produk, jumlah yang akan diproduksi, serta kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Tahap sistem produksi ini mencakup analisis permintaan pasar, penjadwalan kapasitas, dan pengalokasian bahan baku serta tenaga kerja.
b. Pengarahan Alur (Routing)
Proses routing menjadi tahap penentuan jalur atau urutan operasi yang harus dilalui bahan baku untuk menjadi produk jadi. Tahap ini melibatkan penentuan mesin, peralatan, dan stasiun kerja yang akan digunakan dalam setiap langkah produksi. Proses ini akan memastikan setiap proses produksi dilakukan dengan cara optimal, mengurangi waktu siklus, dan meminimalkan biaya produksi.
c. Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan menjadi tahap berikutnya dari sistem manufaktur, di mana proses ini dilakukan untuk memastikan setiap proses berlangsung tepat waktu dan sesuai dengan planning. Di tahap ini, perusahaan harus menentukan kapan dan bagaimana setiap operasi akan dilakukan, termasuk penentuan urutan produksi, alokasi waktu untuk setiap tugas, dan koordinasi antara berbagai departemen.
d. Proses Produksi (Dispatching)
Tahap berikutnya dari production system adalah menjalankan proses pembuatan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Di sini, instruksi kerja dikirimkan ke operasional, mengarahkan karyawan dan mesin untuk memulai proses produksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Implementasikan software manufaktur terbaik, seperti ScaleOcean, yang dapat mengintegrasi dan mengoptimasi proses produksi. Dengan berbagai modul bisnis yang terintegrasi mulai dari accounting, inventory, dan pengadaan akan mengoptimalkan sistem manufaktur produksi perusahaan dengan mudah.

e. Proses Distribusi Produk
Setelah selesai diproduksi, produk perlu segera dikirim ke pelanggan. Pengiriman dilakukan dengan memperhatikan waktu, kondisi produk, dan efektivitas jalur distribusi. Dengan kata lain, tahap sistem manufaktur produksi ini menjadi penentu kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan dalam hal layanan.
f. Evaluasi Kinerja Produksi Secara Berkala
Tahapan akhir dalam proses produksi adalah evaluasi, yang bertujuan menilai efektivitas sistem secara keseluruhan. Evaluasi ini mencakup identifikasi kendala, penyesuaian strategi, dan peningkatan kualitas. Di sisi lain, evaluasi rutin juga membuka peluang perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan.
Memahami produksi tidak hanya sebatas tahu cara membuat atau membudidayakan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengelola sumber daya input secara efektif. Anda perlu memastikan ketersediaan dan kualitas input (bahan baku, tenaga kerja, energi, modal) agar produksi berjalan lancar, sekaligus berupaya mencapai efisiensi penggunaan untuk mengurangi pemborosan dan biaya.
Selain itu, analisis biaya input, negosiasi dengan pemasok, dan manajemen persediaan yang baik menjadi krusial untuk menjaga profitabilitas. Tak kalah penting, Anda juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan dari penggunaan sumber daya, serta memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.
6. Contoh Sistem Produksi di Perusahaan Manufaktur
Sistem produksi adalah proses yang mengubah input menjadi output sesuai kebutuhan. Contoh sistem produksi dapat ditemukan pada industri otomotif, makanan, dan pakaian. Proses ini mencakup tahap perencanaan, pengadaan bahan, produksi, pengendalian mutu, hingga distribusi.
Berikut adalah beberapa contoh sistem produksi yang lebih rinci:
a. Contoh Sistem Produksi di Pabrik Otomotif
Pabrik otomotif menggunakan bahan seperti baja, kaca, karet, dan komponen elektronik untuk membuat kendaraan. Prosesnya mencakup perancangan hingga pengujian, dengan tahapan yang sangat terstruktur. Selanjutnya, kendaraan bermotor diproduksi dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
b. Contoh Proses Produksi di Industri Makanan
Industri makanan memanfaatkan bahan seperti sayuran, buah, susu, dan daging sebagai input utama. Contoh sistem produksi ini mencakup pengolahan, pemrosesan, pengemasan, hingga penyimpanan. Agar kualitas tetap terjaga, proses dilakukan sesuai standar keamanan pangan sebelum akhirnya menghasilkan berbagai jenis produk siap konsumsi.
c. Contoh Sistem Produksi di Industri Pakaian
Produksi pakaian dimulai dengan bahan seperti kain, benang, dan aksesori tambahan. Prosesnya meliputi pemotongan bahan, penjahitan, pengemasan, dan penataan produk. Selain itu, perusahaan juga memastikan desain dan ukuran sesuai kebutuhan konsumen agar pakaian siap dipasarkan ke berbagai segmen.
9. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Produksi
Faktor yang mempengaruhi proses produksi terbagi menjadi empat, yaitu sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan. Di samping itu, teknologi berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Berikut penjelasan masing-masing faktor yang mempengaruhi proses produksi:
a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi menentukan berapa banyak output yang bisa dihasilkan dalam periode tertentu. Perusahaan perlu menyesuaikan sumber daya, jadwal, dan teknologi agar beban kerja seimbang. Selain itu, perencanaan kapasitas yang tepat mencegah bottleneck, menjaga lead time, serta menstabilkan biaya.
b. Jenis Produk
Rancangan sistem produksi bergantung pada karakter produk yang diproduksi, apakah massal, batch, atau kustom. Karena itu, tata letak, aliran kerja, dan kontrol berubah mengikuti variasi. Di sisi lain, diferensiasi produk menuntut konfigurasi proses yang selaras dengan spesifikasi.
c. Teknologi
Faktor teknologi menjadi hal penting yang bisa meningkatkan efisiensi dan mengotomatiskan proses produksi secara menyeluruh. Salah satu contohnya adalah penggunaan manufacturing execution system (MES), yang dapat memberikan visibilitas real-time untuk memantau, mengendalikan, dan meningkatkan efisiensi proses produksi dari lantai pabrik secara menyeluruh.
Selain itu, penggunaan WIP tracking software, yang membantu memantau progres barang dalam proses secara real-time untuk meningkatkan efisiensi produksi.
d. Ketersediaan Sumber Daya
Sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, dan peralatan produksi menjadi aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Pengelolaan hal ini akan menghindari keterlambatan produksi, menurunkan biaya produksi, dan melancarkan proses produksi tanpa gangguan.
e. Permintaan Pasar
Faktor permintaan pasar juga menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi penentuan kapasitas produksi, perencanaan sumber daya, serta alokasi material. Faktor ini akan membuat Anda memahami tren pasar dan kebutuhan konsumen secara akurat, sehingga dapat meminimalkan pemborosan dan penyesuaian strategi produksi dengan permintaan yang ada.
f. Pengelolaan Waktu dan Penjadwalan
Faktor lainnya yaitu penjadwalan dan pengeloolaan waktu produksi untuk memastikan setiap batch produksi dilakukan sesuai work order dengan waktu yang telah direncanakan. Jika hal ini tidak dikelola dengan baik akan berakibat pada penundaan serta mengganggu alur produksi. Anda bisa mengoptimalkan penggunaan mesin, tenaga kerja, dan bahan baku di proses ini.
10. Tantangan Skema Produksi yang Manual
Sistem proses produksi sangat penting diterapkan, sehingga pengelolaannya harus dibantu dengan teknologi canggih seperti software produksi manufaktur. Apalagi jika prosesnya masih menggunakan metode manual yang membuat rumit dan banyak hambatan dan tantangan yang dapat terjadi, yaitu:
a. Manajemen Rantai Pasokan yang Kompleks
Proses produksi seringkali memerlukan koordinasi kompleks dalam supply chain management, dan dapat menyebabkan keterlambatan dan inefisiensi jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan software produksi manufaktur terintegrasi yang dapat memantau dan mengelola rantai pasokan secara real-time.
Anda bisa menggunakan software produksi manufaktur dari vendor ScaleOcean yang memiliki kemampuan scalable dan flexibility yang tinggi, sehingga dapat disesuaikan dengan apapun kebutuhan bisnis yang kompleks sekalipun.
b. Pengelolaan Waktu Produksi yang Efisien
Pengelolaan waktu produksi agar tetap efisien dan memenuhi tenggat dan perencanaan juga menjadi salah satu tantangan dalam penerapan skema proses produksi. Terutama dalam lingkungan produksi dinamis dan berubah-ubah.
Maka dari itu, penggunaan sistem penjadwalan produksi canggih seperti software manufaktur untuk mengoptimalkan alokasi waktu dan sumber daya lebih maksimal. Kemampuan analisis dan perencanaan produksinya yang otomatis dapat memberikan Anda penjadwalan akurat berdasarkan permintaan dan kapasitas produksi aktual manufaktur.
c. Pemeliharaan Kualitas Produk
Kualitas produksi dalam proses produksi juga harus konsisten, terutama jika anda mengadopsi sistem manufaktur untuk produksi baru dan kompleks yang mungkin memerlukan penyesuaian proses dalam penerapannya.
Solusinya bisa Anda implementasikan dengan fitur quality control yang disediakan software manufaktur secara ketat di setiap tahap produksi. Sistem juga akan melakukan inspeksi otomatis untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi kualitas.
d. Adaptasi terhadap Perubahan Pasar
Tantangan berikutnya adalah adanya perubahan cepat dalam kebutuhan dan preferensi pasar memerlukan mekanisme produksi yang dapat beradaptasi dengan cepat juga, Namun seringkali perusahaan sangat sulit untuk mencapainya. Maka dari itu, software pabrik manufaktur yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan perubahan permintaan pasar yang sering berfluktuasi.
Produksi yang masih menggunakan metode manual akan lebih rumit dilakukan dan kompleks, seperti penentuan HPP yang sulit, serta pengecekan quality control dan downtime manual yang berisiko kesalahan. Beberapa contoh masalah produksi yang umum meliputi keterlambatan pengiriman bahan, kerusakan mesin, atau miskomunikasi antar tim produksi yang dapat menghambat alur kerja.
Untuk itu, Anda hanya perlu menerapkan software manufaktur yang menjadi solusi unggulan untuk mengatasi setiap tantangan dan hambatan dalam proses produksi dengan optimal.
Kemampuan visibility dan kontrol software produksi manufaktur yang optimal di setiap tahapan, akan memudahkan Anda dalam mengidentifikasi setiap hambatan yang akan terjadi, dan segera mengambil tindakan sebelum masalah terjadi.
Dengan bantuan shop floor software, kemampuan visibility dan kontrol ini semakin detail karena sistem mampu memantau aktivitas operasional di lantai produksi secara real-time, membantu pengambilan keputusan lebih cepat.
Fitur analisis dan manual reporting yang disediakan ScaleOcean juga akan membantu pabrik memastikan proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
11. Software Manufaktur ScaleOcean Sebagai Solusi Sistem Produksi Indonesia
Agar memudahkan dan mengoptimalkan setiap tahapan sistem produksi, penggunaan software manufaktur adalah solusi terbaik yang harus Anda lakukan. Apalagi penerapan ScaleOcean aplikasi manufaktur yang memiliki banyak fitur dan kemampuan unggul yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi manufaktur Anda.
ScaleOcean sebagai vendor ERP terbaik akan memberikan kemampuan visibility real-time terhadap seluruh proses produksi dengan modul fitur unggulannya. Production system yang ditawarkan ScaleOcean menjadi solusi terbaik yang menghadirkan kemampuan end-to-end terintegrasi berbagai modul produksi, inventory, dan accounting sehingga memastikan semua proses produksi Anda bekerja dengan sinkron dan maksimal.
ScaleOcean menyediakan skalabilitas tinggi yang dapat menangani tantangan spesifik di berbagai macam skala perusahaan manufaktur.
Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan dan menghitung efisiensi produksi secara otomatis dan mengurangi biaya operasional dengan memilih ScaleOcean sebagai solusi ERP manufaktur Anda. Konsultasikan kebutuhan spesifik Anda dan jadwalkan demo gratis dengan tim kami segera!
12. Kesimpulan
Sistem produksi adalah kumpulan aktivitas dan elemen terintegrasi yang mengubah bahan baku menjadi produk atau jasa. Sistem ini mencakup perencanaan, pengendalian, hingga eksekusi, dengan tujuan mewujudkan proses produksi yang efisien dan efektif.
Memilih sistem produksi yang tepat sangat menentukan efisiensi dan efektivitas operasional. Pemahaman yang baik atas berbagai jenis sistem produksi membantu perusahaan menetapkan keputusan strategi produksi yang tepat.
Kemampuan dan fitur canggih yang disediakan Software Manufaktur ScaleOcean akan memberikan kemudahan bagi Anda mengelola proses manufaktur dan mengatasi setiap hambatan yang terjadi. Segera hubungi tim kami untuk konsultasi secara gratis dan jadwalkan demonya.
FAQ:
1. Apa saja jenis sistem produksi?
Jenis-jenis sistem produksi meliputi:
1. Intermitten Process, yang fokus pada produksi dalam jumlah kecil dengan waktu terjadwal.
2. Assembly to Order (ATO), di mana produk dirakit setelah menerima pesanan.
3. Make to Order (MTO), yang memproduksi barang sesuai permintaan.
4. Make to Stock (MTS), yang memproduksi barang untuk persediaan.
2. Jelaskan apa tujuan sistem produksi?
Tujuan dari sistem produksi adalah untuk membantu pengusaha dalam memperhitungkan dan mengelola modal yang digunakan dalam proses produksi. Selain itu, sistem ini memastikan bahwa seluruh kegiatan produksi berjalan efisien, sehingga barang yang dihasilkan dapat memenuhi pesanan dan kebutuhan perusahaan secara tepat waktu.
3. Apa saja 4 tahapan produksi secara umum?
Empat tahapan produksi secara umum meliputi:
1. Perencanaan, yang merupakan langkah awal untuk menentukan kebutuhan dan strategi produksi.
2. Penentuan alur, untuk menetapkan urutan proses produksi.
3. Penjadwalan, yang mengatur waktu dan urutan pekerjaan.
4. Pengiriman, untuk memastikan produk siap dikirim sesuai jadwal.
4. Apa pentingnya sistem produksi?
Sistem produksi yang efisien penting untuk mempercepat siklus hidup produk dan merespons perubahan pasar dengan cepat. Selain itu, sistem ini membantu meminimalkan biaya dengan mengoptimalkan alur kerja dan mengurangi waktu henti. Peningkatan kualitas dan produktivitas juga tercapai dengan mengidentifikasi serta mengatasi hambatan sejak awal.