Perusahaan manufaktur biasanya mengelola data teknis dari ribuan macam produk, seperti desain serta spesifikasi ukuran dan bahan. Jumlah data produk yang banyak dan revisi yang kerap berubah bisa membuat tim sulit menjaga akurasi saat produksi sehingga meningkatkan risiko defect dan rework, yang tentunya akan meningkatkan biaya operasional.
Di sinilah product data management (PDM) menjadi kunci untuk memastikan semua informasi produk tersimpan rapi dan seragam. Dengan PDM, alur kerja menjadi lebih terkendali sehingga proses produksi dapat berjalan tanpa hambatan.
Ketika semakin banyak varian produk dirilis, tantangan pengendalian data menjadi lebih besar. PDM membantu perusahaan menghilangkan duplikasi file, mempersingkat waktu persetujuan desain, dan mempercepat kolaborasi antar-divisi. Transisi dari sistem manual ke PDM juga meningkatkan efisiensi sekaligus menekan potensi kesalahan yang merugikan.
Memahami bagaimana PDM bekerja sangat penting untuk mendukung ketepatan, kecepatan, dan konsistensi di seluruh proses manufaktur. Artikel ini akan membahas definisi, fungsi, serta langkah-langkah implementasi PDM agar perusahaan Anda mampu mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
- Product data management adalah sistem terpusat yang mengelola dan melacak data teknis produk, memastikan akses informasi yang akurat dan terkini bagi tim rekayasa dan manufaktur.
- Fungsi utama product data management meliputi sentralisasi data, manajemen revisi, dan kolaborasi tim, yang memastikan konsistensi dan akurasi informasi produk secara menyeluruh.
- Implementasi product data management memberikan manfaat signifikan, seperti efisiensi operasional, pengurangan kesalahan produksi, dan percepatan peluncuran produk ke pasar.
- Tantangan implementasi product data management seperti resistensi perubahan dan integrasi sistem adalah kunci untuk memaksimalkan ROI dari sistem PDM yang diinvestasikan.
- Software Manufaktur ScaleOcean mengintegrasikan data teknis produk dan memastikan alur informasi akurat dari rekayasa ke produksi.
Apa itu Product Data Management (PDM)?
Product Data Management (PDM) adalah sistem atau perangkat lunak yang mengelola, menyimpan, dan melacak data produk sepanjang siklus hidupnya. Sistem ini berfungsi sebagai repositori terpusat untuk data seperti file CAD, gambar desain, daftar bahan (BOM), dan dokumen manufaktur, memastikan akses data yang akurat dan terkini.
PDM juga mengotomatisasi alur kerja, mengelola perubahan rekayasa, dan memberikan kontrol akses yang ketat terhadap data sensitif. Sistem ini meningkatkan kolaborasi, efisiensi, dan integritas data di seluruh organisasi manufaktur.
Fungsi Utama Manajemen Data Produk (PDM)
Sistem PDM memiliki beberapa fungsi inti yang dirancang untuk menyederhanakan kompleksitas pengelolaan data dalam lingkungan manufaktur. Setiap fungsi ini bekerja secara sinergis untuk menciptakan alur kerja yang efisien, transparan, dan terkontrol. Berikut penjelasan fungsi utamanya:
1. Sentralisasi Data (Single Source of Truth)
Fungsi paling fundamental dari PDM adalah menciptakan satu sumber kebenaran terpusat (single source of truth) untuk semua data produk. Sistem menyimpan semua file desain, dokumen spesifikasi, dan informasi terkait dalam satu repositori yang aman dan mudah diakses. Dengan menghilangkan silo data yang tersebar di berbagai departemen atau lokasi, perusahaan dapat memastikan konsistensi dan akurasi informasi.
Pusat data tunggal ini secara drastis mengurangi risiko ketika tim memakai informasi yang usang atau salah. Ketika seorang insinyur memperbarui desain, sistem langsung menyediakan perubahan tersebut bagi tim manufaktur dan pengadaan. Hal ini mencegah kesalahan produksi yang mahal dan memastikan semua pihak bekerja berdasarkan data yang sama dan terverifikasi.
Dilansir dari studi McKinsey & Company mengenai Master Data Management (MDM), sentralisasi data, termasuk data produk, sangat krusial bagi kelancaran operasional bisnis. McKinsey menemukan bahwa 80% responden melaporkan bahwa divisi-divisi dalam organisasi mereka masih beroperasi dalam silo data.
Fungsi sentralisasi data, salah satunya dengan implementasi PDM, secara spesifik mengatasi masalah silo di tingkat data teknis produk, memastikan konsistensi dan akurasi di seluruh rantai nilai manufaktur, yang sangat diperlukan untuk keberhasilan inisiatif MDM yang lebih luas.
2. Manajemen Revisi
Dalam pengembangan produk, perubahan selalu terjadi, sehingga manajemen revisi memegang peran penting. PDM secara otomatis melacak setiap versi dan iterasi file, mulai dari draf awal hingga versi final yang tim setujui untuk produksi. Sistem ini mencatat siapa yang membuat perubahan, kapan perubahan itu terjadi, dan apa yang mereka ubah.
Kemampuan ini memastikan tim produksi tidak menggunakan desain versi lama yang dapat menyebabkan cacat produk atau pemborosan material. Selain itu, sistem ini memungkinkan kembali ke versi sebelumnya jika terjadi kesalahan desain, memberikan jaring pengaman yang krusial. Kontrol revisi yang ketat menjaga kualitas dan konsistensi produk sepanjang waktu.
3. Kolaborasi Antar Tim
PDM berfungsi sebagai platform kolaborasi yang menghubungkan berbagai tim dalam siklus hidup produk, seperti desain, rekayasa, pengadaan, dan manufaktur. Sistem ini memungkinkan berbagi data secara aman, memberikan komentar, dan melakukan peninjauan desain bersama. Dengan begitu, komunikasi menjadi lebih lancar dan semua pihak memiliki visibilitas terhadap kemajuan proyek.
Alur kerja yang dapat dikonfigurasi dalam PDM mengotomatiskan proses persetujuan dan memastikan pihak berwenang meninjau perubahan atau desain baru sebelum proses berlanjut. Mekanisme ini mempercepat pengembangan dan meningkatkan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan. Kolaborasi yang efektif mendorong inovasi lebih cepat dan membantu menghasilkan produk yang lebih baik.
4. Manajemen Perubahan
PDM mengelola perubahan rekayasa dengan menyediakan mekanisme terstruktur untuk mengajukan, meninjau, menyetujui, dan mengimplementasikan permintaan perubahan (ECR/ECO). Proses ini memastikan tim mengevaluasi dampak perubahan terhadap biaya, jadwal, dan sumber daya sebelum mengimplementasikannya.
Alur kerja manajemen perubahan yang otomatis membantu mencegah gangguan pada produksi dan memastikan tim memperbarui dokumentasi secara serempak. Visibilitas status setiap permintaan memungkinkan manajer melacak kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan menjaga kelincahan bisnis tanpa mengorbankan kontrol kualitas.
5. Pembentukan Daftar Bahan Baku (BOM)
Manajemen Bill of Materials (BOM) adalah inti operasional manufaktur, dan PDM memainkan peran utama dalam hal ini. PDM memungkinkan pembuatan dan pembagian BOM yang akurat langsung dari data desain CAD, memastikan sinkronisasi dengan revisi desain terbaru dan mengurangi kesalahan dalam pengadaan material.
Sistem PDM juga dapat mengelola berbagai jenis BOM, seperti eBOM dan mBOM, serta memfasilitasi transfer data ke sistem ERP. Dengan penggunaan BoM software yang terstruktur, tim pengadaan dan produksi memiliki data yang akurat untuk bekerja lebih efisien.
Manfaat PDM bagi Bisnis Manufaktur
Implementasi sistem PDM yang efektif membawa dampak transformasional bagi perusahaan manufaktur. Manfaatnya tidak hanya terbatas pada departemen rekayasa, tetapi meluas ke seluruh operasional bisnis, mulai dari efisiensi hingga profitabilitas. Berikut penjelasan manfaatnya:
1. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Salah satu manfaat paling langsung dari PDM adalah peningkatan efisiensi operasional secara signifikan. Dengan data yang terpusat, karyawan tidak lagi membuang waktu berharga untuk mencari file desain, spesifikasi, atau revisi terbaru di berbagai folder atau email. Akses cepat ke informasi yang akurat memungkinkan insinyur dan desainer untuk lebih fokus pada inovasi daripada tugas administratif.
Selain itu, alur kerja yang terotomatisasi untuk proses persetujuan dan manajemen perubahan mengurangi waktu tunggu dan hambatan birokrasi. Proses yang lebih ramping ini mempercepat seluruh siklus pengembangan produk, dari konsep hingga produksi. Efisiensi ini berdampak langsung pada penurunan biaya operasional dan peningkatan produktivitas tim secara keseluruhan.
2. Mengurangi Kesalahan Produksi
Kesalahan dalam produksi sering kali berasal dari penggunaan data yang salah atau usang, seperti versi desain yang keliru atau BOM yang tidak akurat. PDM mengatasi akar masalah ini dengan memastikan bahwa tim produksi selalu memiliki akses ke informasi yang terverifikasi dan paling mutakhir. Kontrol revisi yang ketat adalah garda terdepan dalam mencegah kesalahan yang merugikan.
Dengan data yang konsisten, risiko cacat produk, pengerjaan ulang (rework), dan pemborosan material (scrap) dapat diminimalkan. Hal ini tidak hanya menghemat biaya produksi tetapi juga meningkatkan kualitas dan reputasi produk di pasar. Sebuah sistem produksi yang andal bergantung pada keakuratan data yang disediakan oleh PDM.
3. Mempercepat Time-to-Market
Di pasar yang bergerak cepat, keunggulan kompetitif terletak pada kemampuan untuk meluncurkan produk lebih cepat dari pesaing. PDM berkontribusi pada percepatan time-to-market dengan menyederhanakan proses pengembangan produk. Kolaborasi antar tim yang lebih baik memungkinkan iterasi desain dan penyelesaian masalah dengan cepat.
Alur kerja yang efisien dan manajemen perubahan yang terstruktur mengurangi penundaan dalam siklus pengembangan. Dengan setiap tahap berjalan lebih lancar, perusahaan dapat mempersingkat jadwal proyek. Kemampuan berinovasi lebih cepat memungkinkan perusahaan merespons permintaan pasar dengan lebih tangkas.
4. Perlindungan Kekayaan Intelektual
Data desain produk adalah salah satu aset kekayaan intelektual (IP) yang paling berharga bagi perusahaan manufaktur. PDM menyediakan lapisan keamanan yang kuat untuk melindungi aset ini dari akses yang tidak sah, baik dari internal maupun eksternal. Sistem ini menerapkan kontrol akses berbasis peran, yang berarti hanya pengguna yang berwenang yang dapat melihat, mengedit, atau menyetujui data tertentu.
Selain itu, PDM mencatat setiap aktivitas yang terjadi di dalam sistem, menciptakan jejak audit yang lengkap. Hal ini membantu dalam melacak siapa yang mengakses data dan kapan, serta memberikan visibilitas penuh atas penggunaan IP perusahaan. Perlindungan data yang andal ini memberikan ketenangan pikiran dan memastikan bahwa inovasi perusahaan tetap aman.
5. Meningkatkan Kolaborasi Global
Banyak perusahaan manufaktur modern memiliki tim desain, pemasok, dan fasilitas produksi yang tersebar di seluruh dunia. PDM berfungsi sebagai platform terpusat yang memungkinkan kolaborasi global secara mulus dan aman. Semua pemangku kepentingan dapat mengakses data relevan secara real-time, tanpa terkendala zona waktu atau lokasi.
Kemampuan berkolaborasi dalam skala global ini menghilangkan hambatan komunikasi dan memastikan semua pihak bergerak menuju tujuan yang sama. Perusahaan dapat berbagi data dengan mitra dan pemasok secara terkontrol, mempercepat pengadaan dan produksi. PDM memungkinkan perusahaan beroperasi sebagai satu unit terpadu meski tim tersebar di berbagai lokasi.
Baca juga: Manufacturing Execution Systems (MES): Fungsi dan Contoh
Data Apa Saja yang Disimpan dalam PDM?
Sistem PDM dirancang untuk mengelola beragam jenis data yang sangat penting bagi proses rekayasa dan manufaktur. Data ini tidak hanya terbatas pada file digital, tetapi juga mencakup metadata, hubungan antar file, dan dokumentasi pendukung. Berikut adalah beberapa jenis data utamanya:
1. File Desain CAD (2D & 3D)
Sebagian besar sistem PDM berfokus pada pengelolaan file Computer-Aided Design (CAD) dalam format 2D dan 3D. File ini mencakup model komponen individu, rakitan (assemblies), dan gambar teknis (drawings). PDM memahami struktur kompleks dalam file tersebut, termasuk hubungan antara komponen dan rakitan.
Sistem ini tidak hanya menyimpan file, tetapi juga mengelola metadata penting seperti nama desainer, tanggal pembuatan, status revisi, dan material yang mereka gunakan. Pengelolaan data CAD yang terstruktur memudahkan tim mencari dan menggunakan kembali desain sehingga mereka dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan secara signifikan.
2. Spesifikasi Teknis dan Standar Material
Selain file desain visual, PDM juga menyimpan dokumen-dokumen penting yang mendefinisikan persyaratan produk. Ini termasuk spesifikasi teknis, standar kualitas, hasil uji laboratorium, dan lembar data material. Dokumen-dokumen ini memberikan konteks krusial untuk file desain.
Dengan menautkan dokumen spesifikasi langsung ke komponen terkait dalam PDM, perusahaan memastikan bahwa tim manufaktur dan pengadaan memiliki semua informasi yang mereka butuhkan. Hal ini menjamin bahwa produk dibuat sesuai standar yang ditetapkan dan menggunakan material yang tepat, yang sangat penting untuk kepatuhan terhadap regulasi dan kepuasan pelanggan.
3. Bill of Materials (BOM)
Bill of Materials (BOM) adalah daftar lengkap semua komponen, sub-rakitan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat sebuah produk. PDM berperan penting dalam menghasilkan dan mengelola BOM secara akurat, sering kali dengan membangunnya langsung dari model CAD 3D. Keakuratan BOM sangat vital untuk perencanaan produksi, pengadaan, dan perhitungan biaya.
Sistem PDM dapat mengelola berbagai jenis BOM, seperti engineering BOM (eBOM) yang mencerminkan struktur desain dan manufacturing BOM (mBOM) yang tim sesuaikan untuk proses produksi. PDM menjaga konsistensi antara desain dan BOM serta memfasilitasi transfer data yang mulus ke sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP).
4. Instruksi Kerja dan SOP Manufaktur
Untuk memastikan produk dirakit dengan benar dan konsisten, PDM juga mengelola dokumentasi proses manufaktur. Sistem ini mencakup instruksi kerja visual, Prosedur Operasi Standar (SOP), dan panduan kontrol kualitas. PDM menautkan setiap dokumen ke produk atau rakitan spesifik yang relevan.
Dengan menyimpan instruksi kerja di dalam PDM, perusahaan dapat dengan mudah memperbaruinya setiap kali ada perubahan desain atau proses. Hal ini memastikan bahwa operator di lantai produksi selalu memiliki panduan terbaru. Akses mudah ke instruksi yang jelas dan akurat membantu mengurangi kesalahan perakitan dan meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan.
Perbedaan PDM dengan Sistem Lain (PLM dan PIM)

Dalam ekosistem teknologi perusahaan, terdapat beberapa sistem yang namanya terdengar mirip dan fungsinya tumpang tindih, seperti PDM, PLM, dan PIM. Memahami perbedaan dan hubungan di antara ketiganya sangat penting bagi para pengambil keputusan untuk memilih solusi yang tepat sesuai kebutuhan bisnis. Berikut perbedaannya:
1. Perbedaan dan Hubungan antara PDM dan PLM
Product Data Management (PDM) sering dianggap sebagai bagian dari Product Lifecycle Management (PLM). Fokus utama PDM adalah mengelola data teknis dan rekayasa selama fase desain dan pengembangan produk. PDM berpusat pada pengelolaan file CAD, kontrol revisi, manajemen BOM, dan proses perubahan rekayasa.
Sementara itu, PLM mencakup seluruh siklus hidup produk, mulai dari ide, pengembangan, produksi, hingga layanan purna jual dan akhir masa pakai. PLM mengelola data rekayasa serta portofolio produk, persyaratan pasar, kepatuhan regulasi, dan data pemasok. Dengan demikian, PLM adalah strategi bisnis holistik, di mana PDM mendukung sebagai komponen teknologi fundamental.
2. Perbedaan antara PDM dan PIM (Product Information Management)
Perbedaan antara PDM dan Product Information Management (PIM) terletak pada jenis data yang dikelola dan audiens yang dituju. PDM fokus pada data teknis internal yang digunakan oleh tim rekayasa, desain, dan manufaktur, seperti spesifikasi material, dimensi, dan toleransi. Data dalam PDM bersifat teknis dan struktural.
Sebaliknya, PIM dirancang untuk mengelola informasi produk yang berorientasi pada pelanggan dan pemasaran. PIM mengambil data produk final dari sistem seperti ERP atau PDM dan memperkayanya dengan konten marketing, seperti deskripsi produk, gambar resolusi tinggi, dan video. Tujuan PIM adalah menyajikan informasi produk yang konsisten di berbagai saluran penjualan.
Langkah-langkah dalam Mengimplementasikan PDM
Implementasi sistem PDM adalah proyek strategis yang memerlukan perencanaan matang agar berjalan sukses dan memberikan hasil yang diharapkan. Proses ini lebih dari sekadar instalasi perangkat lunak; ini adalah tentang transformasi cara kerja dan pengelolaan data di seluruh organisasi. Berikut adalah lima langkah kunci:
1. Penilaian Kebutuhan dan Tujuan
Langkah pertama adalah menganalisis secara mendalam proses bisnis yang ada dan mengidentifikasi titik-titik lemah dalam pengelolaan data produk saat ini. Libatkan pemangku kepentingan dari berbagai departemen, seperti rekayasa, produksi, dan IT, untuk memahami kebutuhan mereka. Tentukan tujuan yang jelas dan terukur, seperti mengurangi waktu pencarian data atau menurunkan tingkat kesalahan produksi.
Hasil analisis ini akan menjadi dasar untuk menentukan persyaratan fungsional dan teknis dari sistem PDM yang dibutuhkan. Memiliki visi yang jelas sejak awal akan memandu proses implementasi dan membantu mengukur keberhasilan proyek. Jangan terburu-buru memilih solusi sebelum benar-benar memahami masalah yang ingin diselesaikan.
2. Pemilihan Software PDM yang Tepat
Setelah persyaratan didefinisikan, langkah berikutnya adalah mengevaluasi dan memilih penyedia perangkat lunak PDM yang paling sesuai. Buat daftar vendor potensial dan lakukan perbandingan berdasarkan fitur, kemudahan penggunaan, skalabilitas, dan kemampuan integrasi dengan sistem yang sudah ada (seperti CAD dan ERP). Minta demo produk dan bicaralah dengan referensi pelanggan dari industri yang sama.
Pertimbangkan juga total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership), yang mencakup biaya lisensi, implementasi, pelatihan, dan pemeliharaan jangka panjang. Pilihlah solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga dapat tumbuh bersama bisnis Anda di masa depan. Keputusan ini akan memiliki dampak jangka panjang, jadi lakukan dengan cermat.
3. Perencanaan dan Persiapan Data
Kualitas implementasi PDM sangat bergantung pada kualitas data yang dimasukkan ke dalamnya. Sebelum migrasi, lakukan audit terhadap data produk yang ada dan buat rencana untuk membersihkan, menstandarisasi, dan mengaturnya. Tentukan skema penamaan file, struktur folder, dan atribut metadata yang akan digunakan di dalam sistem PDM.
Proses ini mungkin memakan waktu, tetapi sangat penting untuk mencegah masalah di kemudian hari. Data yang bersih dan terstruktur akan membuat sistem PDM lebih mudah digunakan dan lebih efektif. Rencanakan proses migrasi data secara bertahap untuk meminimalkan gangguan pada operasional sehari-hari.
4. Implementasi dan Pelatihan Tim
Tahap implementasi teknis melibatkan instalasi perangkat lunak, konfigurasi alur kerja (workflows), pengaturan hak akses pengguna, dan integrasi dengan sistem lain. Bekerja samalah dengan vendor atau konsultan implementasi untuk memastikan konfigurasi sistem sesuai dengan kebutuhan bisnis yang telah diidentifikasi. Lakukan pengujian menyeluruh sebelum sistem diluncurkan secara penuh.
Bersamaan dengan implementasi teknis, adakan program pelatihan yang komprehensif untuk semua pengguna. Pelatihan harus mencakup cara menggunakan sistem, manfaat yang diberikannya, dan bagaimana alur kerja baru akan memengaruhi peran mereka. Dukungan dan pelatihan yang baik adalah kunci untuk mendorong adopsi pengguna dan mengatasi resistensi terhadap perubahan.
5. Evaluasi dan Optimalisasi Berkelanjutan
Implementasi PDM bukanlah proyek satu kali selesai. Setelah sistem berjalan, penting untuk terus memantau kinerjanya dan mengumpulkan umpan balik dari pengguna. Ukur kemajuan terhadap tujuan awal yang telah ditetapkan pada langkah pertama untuk mengevaluasi ROI (Return on Investment).
Gunakan umpan balik dan data kinerja untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Lakukan penyesuaian pada konfigurasi alur kerja atau berikan pelatihan tambahan jika diperlukan. Proses optimalisasi berkelanjutan akan memastikan bahwa sistem PDM terus memberikan nilai maksimal dan beradaptasi dengan kebutuhan bisnis yang terus berkembang.
Tantangan yang Dihadapi dan Cara Mengatasinya

Meskipun manfaat PDM sangat besar, proses implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Perusahaan sering kali menghadapi berbagai tantangan, mulai dari aspek teknis hingga organisasional. Berikut adalah tantangannya:
1. Resistensi Terhadap Perubahan
Salah satu tantangan terbesar adalah resistensi dari karyawan yang sudah terbiasa dengan cara kerja lama. Mereka mungkin merasa bahwa sistem baru akan memperumit pekerjaan mereka atau enggan meninggalkan metode yang sudah familiar. Perubahan budaya kerja seringkali lebih sulit daripada implementasi teknologi itu sendiri.
Untuk mengatasinya, diperlukan strategi manajemen perubahan yang kuat. Komunikasikan secara jelas ‘mengapa’ di balik perubahan ini dan tunjukkan manfaat langsung bagi setiap peran. Libatkan calon pengguna utama sejak awal dalam proses pemilihan dan perencanaan, serta berikan pelatihan yang memadai untuk membangun kepercayaan diri mereka dalam menggunakan sistem baru.
2. Kualitas dan Konsistensi Data Awal
Prinsip ‘sampah masuk, sampah keluar’ (garbage in, garbage out) sangat berlaku dalam implementasi PDM. Jika data yang dimigrasikan ke sistem baru tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak konsisten, maka sistem tersebut tidak akan dapat memberikan manfaat yang diharapkan. Membersihkan dan menstandarisasi data historis bisa menjadi tugas yang sangat besar dan memakan waktu.
Solusinya adalah dengan tidak meremehkan tahap persiapan data. Alokasikan sumber daya yang cukup untuk audit, pembersihan, dan standardisasi data sebelum migrasi dimulai. Tetapkan kebijakan tata kelola data (data governance) yang jelas untuk memastikan data yang dimasukkan ke dalam sistem di masa depan tetap berkualitas tinggi.
3. Integrasi dengan Sistem Lain
PDM tidak beroperasi dalam ruang hampa ia perlu terhubung dengan sistem lain seperti CAD, ERP, dan CRM untuk memberikan nilai maksimal. Tantangannya adalah memastikan integrasi ini berjalan lancar dan data dapat mengalir secara dua arah tanpa masalah. Integrasi yang buruk dapat menciptakan silo data baru dan mengurangi efisiensi.
Cara mengatasinya adalah dengan memilih sistem PDM yang memiliki API (Application Programming Interface) yang kuat dan terbukti dapat berintegrasi dengan perangkat lunak yang Anda gunakan. Rencanakan arsitektur integrasi dengan cermat sejak awal proyek. Lakukan pengujian yang ketat untuk memastikan semua sistem dapat berkomunikasi dengan benar sebelum diluncurkan.
4. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan
Biaya perangkat lunak PDM, implementasi, dan pemeliharaan bisa menjadi hambatan, terutama bagi UKM. Ini mencakup lisensi, konsultasi, kustomisasi, pelatihan, dan pemeliharaan tahunan. Penting untuk memahami total investasi yang dibutuhkan agar perencanaan anggaran lebih realistis.
Untuk mengatasi tantangan ini, lakukan analisis ROI yang komprehensif untuk membenarkan investasi tersebut. Pertimbangkan juga solusi PDM berbasis cloud (SaaS), yang sering kali menawarkan biaya awal yang lebih rendah dan model pembayaran berbasis langganan yang lebih fleksibel. Selain itu, melakukan product cost management yang baik akan membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran secara keseluruhan.
Optimalkan Product Data Management dengan Software Manufaktur ScaleOcean
Software Manufaktur ScaleOcean berperan sebagai pusat data yang paling reliable dalam Product Data Management (PDM). Dengan mengelola seluruh data teknis produk, ScaleOcean memastikan informasi yang tepat mengalir akurat ke lantai produksi. Sistem ini mengintegrasikan data antara tim rekayasa dan produksi untuk meningkatkan kolaborasi dan mengurangi kesalahan operasional.
Dukungan AI dalam sistem ScaleOcean membantu mendeteksi inkonsistensi data, mengurangi human error, dan memberi rekomendasi otomatis untuk pengambilan keputusan di produksi. Selain itu, model lisensi unlimited user memudahkan perusahaan berkembang tanpa khawatir biaya per pengguna, sementara HQ di Indonesia membuat dukungan implementasi dan support lebih relevan dengan kebutuhan lokal.
Untuk merasakan bagaimana Software Manufaktur ScaleOcean dapat mengoptimalkan alur kerja Anda, coba demo gratis ScaleOcean dengan fitur-fitur utama berikut:
- Pengelolaan BOM: Menyusun dan mengelola Bill of Materials (BOM) secara terstruktur, memastikan data bahan yang tepat tersedia untuk tim produksi. Hal ini membantu dalam pengadaan material yang efisien dan akurat.
- Kontrol Revisi: Dengan kontrol revisi, memastikan versi desain terbaru selalu disinkronkan dengan tim produksi. Ini mengurangi risiko kesalahan produksi akibat penggunaan desain yang kedaluwarsa.
- Manajemen Perubahan Rekayasa: Mengotomatiskan pengajuan dan implementasi perubahan desain untuk mempercepat proses. Sistem ini memastikan setiap perubahan dievaluasi dan diterapkan dengan kontrol yang ketat.
Kesimpulan
Product Data Management (PDM) adalah sistem yang mengelola, menyimpan, dan melacak data produk sepanjang siklus hidupnya. Dengan repositori terpusat untuk file CAD, gambar desain, BOM, dan dokumen manufaktur, PDM memperkuat kolaborasi dan mengurangi risiko kesalahan. Implementasi yang tepat adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi, mempercepat inovasi, dan menjaga konsistensi data.
Software Manufaktur ScaleOcean terutama yang didukung AI berfungsi sebagai jembatan penghubung yang menyatukan seluruh data teknis produk dalam satu platform terpusat. Dengan fitur seperti pengelolaan BOM, kontrol revisi, dan manajemen perubahan rekayasa, ScaleOcean memastikan informasi yang tepat selalu mengalir ke lantai produksi.
Integrasi yang kuat antara tim rekayasa dan produksi membantu meminimalkan kesalahan dan mempercepat kolaborasi. Untuk melihat bagaimana sistem ini mengoptimalkan alur kerja secara end-to-end, Anda dapat mencoba demo gratis ScaleOcean.
FAQ:
1. Apa contoh sistem PDM?
Boeing menggunakan PDM untuk mengintegrasikan data desain dan rekayasa, memfasilitasi kolaborasi antara tim rekayasa, pengadaan, dan manufaktur, serta mempercepat produksi.
2. Apa peran PDM?
PDM memimpin riset, penilaian, dan koordinasi pengembangan produk baru. Mereka juga bertanggung jawab mengelola pengembangan dan perbaikan produk serta layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.
3. Apa itu PDM dan bagaimana penggunaannya dalam perusahaan rekayasa?
PDM merupakan sistem yang mengelola data dan proses produk, memungkinkan tim berkolaborasi secara global. Insinyur dapat melacak tinjauan, pesanan perubahan, dan menghasilkan daftar bahan baku (BOM).







