Barcode: Pengertian, Sejarah, dan Cara Membuatnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Bagi banyak pebisnis, pengelolaan inventaris dan pelacakan produk secara manual sering kali memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Proses yang tidak efisien ini bisa mengganggu kelancaran operasional dan meningkatkan biaya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali mendapati barcode di berbagai produk, seperti pada bungkus makanan dan minuman, di tempat belanja, dan masih banyak lagi.

Lambang dengan pola bergaris ini menjadi penting untuk melihat dan membaca suatu informasi hanya dengan scanning barcode tersebut. Dengan barcode, pengelolaan informasi menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien, mengurangi potensi kesalahan yang sering terjadi dalam proses manual.

Penggunaan teknologi ini digunakan untuk melacak produk di setiap alur produksi pada supply chain. Dalam artikel ini akan dijelaskan apa itu barcode dan bagaimana penggunaannya dalam sistem gudang secara rinci.

starsKey Takeaways
  • Barcode adalah representasi grafis data yang dapat dipindai untuk menyimpan informasi produk, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi kesalahan dalam manajemen gudang.
  • Terdapat berbagai jenis barcode seperti EAN-13, UPC-A, Code 39, QR Code, dan DataMatrix, yang masing-masing memiliki kapasitas dan kegunaan spesifik di berbagai industri.
  • Proses pembuatan barcode di WMS meliputi login, memilih produk, input detail, memilih jenis dan format, membuat, menyimpan atau mencetak, memperbarui database, dan pengujian.
  • Sistem WMS ScaleOcean menyediakan sistem gudang terintegrasi dengan fitur barcode generator yang lengkap, sehingga memudahkan pembuatan dan pengelolaan barcode.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Barcode?

Barcode atau kode batang adalah gambar grafis yang terdiri dari garis vertikal hitam-putih dengan variasi ketebalan, yang dapat dipindai oleh reader untuk identifikasi dan pelacakan produk atau aset dengan cepat dan akurat. Barcode menyimpan informasi seperti harga atau nomor seri, dan banyak digunakan di berbagai sektor industri.

Barcode atau kode batang yang tertempel di setiap tempat atau barang dapat mengidentifikasi barang secara spesifik. Dalam sistem gudang, penerapan kode batang ini digunakan pada setiap barang yang disimpan dan dikelola dalam sistem inventory. Dengan begitu, penggunaan teknologi ini sangat membantu efisiensi manajemen gudang.

Secara keseluruhan, kode batang adalah alat atau komponen penting dalam sistem gudang modern. Penggunaan kode batang ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan akurasi pada inventory, tetapi juga membantu operasional bisnis dengan mengurangi biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui manajemen inventaris yang lebih baik.

Dengan menggunakan kode batang dalam setiap proses sistem manajemen gudang akan meminimalkan human error dan menyediakan data yang akurat secara real-time. Barcode juga akan mengintegrasikan setiap proses dan meningkatkan efisiensi dalam sistem manajemen gudang.

Meskipun mirip, barcode berbeda dengan RFID dalam cara kerjanya. Barcode membutuhkan pemindaian visual langsung, sedangkan RFID warehouse menggunakan gelombang radio untuk mentransmisikan data tanpa kontak langsung. Barcode memiliki biaya rendah, kemudahan implementasi, dan keakuratan dalam pemindaian jarak dekat.

2. Sejarah Barcode

Sejarah Barcode
Perkembangan barcode dimulai pada tahun 1948, ketika Bernard Silver dan Norman Woodland menemukan cara untuk mengubah informasi teks menjadi serangkaian garis dan spasi yang dapat dibaca mesin. Penemuan ini kemudian meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pelayanan di toko kelontong.

Setelah temuan awal, Silver dan Woodland mengembangkan teknologi barcode untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan data dan kecepatan pembacaan. Pada 1952, mereka mendirikan IBM dan mulai memasarkan peralatan serta perangkat lunak barcode ke toko-toko di seluruh dunia, memperluas penggunaannya di industri ritel.

Pada 1973, standar pertama barcode, UPC-A (Universal Product Code), diperkenalkan di AS. UPC-A dapat menampung hingga 12 karakter alfanumerik dan digunakan untuk mengidentifikasi barang kecil, seperti makanan ringan dan minuman, meningkatkan efisiensi pengelolaan barang.

Memasuki era 1980-an, teknologi barcode berkembang lebih jauh dengan penemuan berbagai jenis barcode lainnya, seperti EAN-13, Code 39, QR Code, Code 128, DataMatrix, PDF417, dan MaxiCode. Setiap jenis barcode memiliki keunggulan dan aplikasi khusus, yang memungkinkan teknologi ini digunakan di berbagai sektor industri.

Hingga saat ini, penggunaan barcode terus berkembang dan tetap menjadi solusi utama dalam pengidentifikasian produk. Dengan barcode, proses pencarian, pelacakan, dan pelayanan produk, termasuk pengelolaan SKU produk, dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, yang sangat meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan di berbagai bidang usaha.

3. Tokoh-tokoh Utama dalam Pembangunan Barcode

Terdapat dua tokoh penemu barcode, yakni Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver. Teknologi tersebut merupakan hasil kerja sama kedua orang tersebut ketika Silver mendengar permintaan dari seorang pemilik supermarket mengenai cara untuk men-capture informasi produk secara otomatis ketika pelanggan ingin membayar di kasir.

Hal tersebut kemudian ia beritahukan kepada Woodland, yang pada saat itu sedang bekerja sebagai seorang dosen di Drexel University, yakni universitas lulusannya dan Silver. Woodland kemudian menemukan inspirasi dalam bentuk kode morse linear dan mengembangkannya bersama Silver pada tahun 1949.

Pada 1952, mereka mengajukan hak paten dan diberikan hak tersebut. Woodland, yang saat itu bekerja di IBM, berharap perusahaan tersebut dapat membantu mengembangkan teknologi barcode. Namun, IBM menilai teknologi ini tidak menguntungkan, sehingga hak paten kode ini dijual kepada Philco.

Paten tersebut kemudian dijual kepada RCA, salah satu kompetitor IBM pada saat itu. Untuk bersaing dengan mereka, IBM pada tahun 1971 mengalokasikan Woodland untuk pengembangan lebih lanjut teknologi barcode, suatu tindakan yang mendorong terciptanya universal product code (UPC), yakni sebuah komponen penting dalam barcode hingga sekarang.

4. Informasi yang Termuat di Barcode Produk

Kode batang bukan hanya alat identifikasi, tetapi juga berfungsi menyimpan dan menyampaikan berbagai informasi penting terkait produk. Informasi ini dapat dengan mudah diakses melalui scanner barcode, yang memungkinkan pemindaian cepat dan akurat.

Hal ini memudahkan perusahaan dalam mengelola inventaris secara efisien dan memastikan operasional berjalan lancar tanpa hambatan. Berikut adalah informasi yang umumnya termuat dalam barcode:

  • Nomor Serial Produk: Normor serial memberikan identifikasi unik untuk setiap unit produk, memudahkan pelacakan, pengecekan garansi, serta pengelolaan isu keamanan produk, termasuk proses recall dan pelacakan asal-usul produk di rantai pasokan.
  • Tanggal Pembuatan Produk: Membantu kontrol kualitas, terutama untuk produk sensitif terhadap waktu seperti makanan dan obat-obatan. Menyimpan informasi ini dalam barcode mempermudah pemantauan kualitas dan memastikan produk masih aman digunakan.
  • Tanggal Kadaluarsa Produk: Memastikan produk yang dijual masih layak konsumsi dan aman digunakan, mengurangi risiko penjualan produk yang telah kadaluarsa, terutama pada produk yang mudah rusak.
  • Lokasi Produk: Memudahkan pelacakan distribusi produk dalam rantai pasok yang kompleks, mempercepat pengiriman, dan memastikan ketersediaan produk sesuai permintaan di berbagai titik distribusi.
  • Harga Produk: Melalui sistem barcode yang terintegrasi dengan database harga, pemindaian dapat mengidentifikasi harga jual per unit secara cepat, otomatis, dan akurat, mengurangi kesalahan pengetikan harga, serta mempercepat proses transaksi.
  • Informasi Logistik: Memuat kode batch dan rute distribusi, membantu optimalkan manajemen rantai pasok, pengiriman, dan inventaris, serta mengurangi biaya logistik dan memperlancar perencanaan pengiriman.

5. Jenis-Jenis Barcode

Jenis-Jenis Barcode
Barcode memiliki beberapa jenis yang meliputi EAN-13, UPC-A, dan Code 39. Setiap jenis barcode dilengkapi dengan kode inventaris barang yang memudahkan pemantauan dan pengelolaan stok.

Dengan berbagai jenis barcode yang tersedia, setiap jenis memiliki kelebihan yang sesuai dengan kebutuhan pengelolaan data dan efisiensi operasional. Berikut adalah beberapa jenis barcode yang umum digunakan, masing-masing dengan kegunaannya yang spesifik:

a. EAN-13

Kode batang EAN-13 adalah salah satu jenis barcode yang paling umum digunakan di seluruh dunia, terdiri dari 13 digit angka. Kode batang ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk di supermarket dan toko ritel.

EAN-13 memudahkan proses pelacakan dan transaksi karena dapat dibaca dengan mesin scanner atau kamera. Selain itu, barcode ini mengandung informasi yang lebih lengkap mengenai produk, seperti harga, nomor seri, dan detail lainnya.

b. UPC-A

Barcode UPC-A mirip dengan EAN-13, namun terdiri dari 12 digit angka. Selain itu, kode ini umumnya digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk di Amerika Serikat. Seperti EAN-13, UPC-A mempermudah identifikasi produk dan mempercepat proses transaksi di kasir, sehingga meningkatkan efisiensi operasional di ritel.

c. Code 39

Barcode Code 39 ini dapat menyimpan hingga 39 karakter alfanumerik dan sering digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk dengan nama yang lebih panjang. Kode batang ini juga mempermudah pengelolaan data produk di berbagai industri, termasuk di sektor manufaktur dan logistik, dengan kemampuan untuk membaca berbagai karakter secara efisien.

d. QR Code

QR Code adalah kode dua dimensi yang dapat menyimpan hingga 4000 karakter alfanumerik. Barcode ini lebih sering digunakan untuk menyimpan informasi yang lebih kompleks, seperti URL, informasi kontak, atau teks.

QR Code memungkinkan pengumpulan data dalam jumlah besar meskipun berukuran kecil. Selain itu, QR Code lebih mudah dipindai menggunakan perangkat seluler, membuatnya praktis untuk berbagai aplikasi scan barcode.

e. Code 128

Barcode Code 128 mampu menampung hingga 110 karakter alfanumerik dan digunakan untuk produk-produk dengan informasi yang sangat lengkap. Kode ini sangat efektif di industri yang memerlukan pengelolaan data yang lebih rinci, seperti dalam sistem pergudangan, logistik, pengiriman, dan inventaris.

f. DataMatrix

Kode batang DataMatrix adalah jenis kode dua dimensi yang dapat menampung hingga 2.335 karakter alfanumerik. Barcode ini sangat cocok untuk produk dengan informasi yang sangat sensitif atau untuk kebutuhan pelacakan produk yang lebih terperinci, seperti komponen elektronik dan produk farmasi.

g. PDF417

Kode batang PDF417 adalah jenis kode dua dimensi yang dapat menampung hingga 1.800 karakter alfanumerik. Barcode ini digunakan untuk produk-produk yang memiliki informasi yang cukup banyak, seperti tiket elektronik dan label inventaris untuk pengiriman, memungkinkan penyimpanan data yang lebih komprehensif dalam satu kode.

h. MaxiCode

Terakhir, barcode MaxiCode adalah jenis kode dua dimensi yang dapat menyimpan hingga 93 karakter alfanumerik. Kode ini sering digunakan dalam industri logistik dan pengiriman untuk menyimpan data yang lebih kompleks, seperti informasi pengiriman dan lokasi, yang dapat meningkatkan efisiensi pengiriman barang.

6. Fungsi dan Manfaat Penerapan Barcode

Penerapan barcode dalam operasional bisnis dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan operasional bisnis dengan mengotomatiskan input data, serta mengurangi kesalahan manusia yang berbiaya tinggi. Dengan teknologi ini, setiap barang dapat teridentifikasi secara cepat dan data tersimpan dengan rapi.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai fungsi dan manfaatnya:

a. Melakukan Identifikasi Produk dengan Lebih Akurat dan Cepat

Barcode memberikan kode unik yang dapat dipindai secara instan, mempercepat identifikasi produk dan mengurangi waktu pencarian. Ini sangat penting untuk gudang, ritel, atau distribusi dengan volume tinggi. Bahkan saat staf memindahkan barang menggunakan hand pallet, data produk dapat segera dipindai dan tercatat secara real-time.

b. Memudahkan Proses Pemantauan dan Pencarian Produk

Dengan kode batang, perusahaan dapat melacak pergerakan produk secara real-time, mempermudah pencarian barang, dan memantau stok dengan efisien. Ini juga mempercepat pengambilan keputusan operasional tanpa bergantung pada catatan manual. RFID vs NFC menawarkan solusi pemantauan dengan jangkauan dan interaksi yang berbeda.

c. Mampu Menyimpan Informasi Produk

Setiap barcode menyimpan informasi penting seperti harga, batch, tanggal produksi, dan lokasi penyimpanan, memudahkan manajemen inventaris untuk memantau stok secara real-time. Data yang terorganisir juga mempermudah pemrosesan laporan dan analisis tren penjualan, memberikan kontrol penuh atas informasi produk yang akurat.

d. Mengurangi Kesalahan Manusia dari Pencatatan Manual

Pencatatan manual dapat memunculkan kesalahan input atau hilangnya data. Dengan kode batang, setiap pemindaian langsung memasukkan informasi ke sistem secara otomatis, mengurangi risiko human error, meningkatkan kebenaran data, dan memastikan akurasi informasi inventaris sehingga operasi bisnis dapat berjalan lebih efisien.

e. Manajemen Retur Produk

Barcode memudahkan proses retur produk dengan memindai barcode untuk langsung memverifikasi identitas produk. Dengan ini, keputusan terkait penyimpanan ulang, perbaikan, atau penghapusan produk dari inventaris dapat dilakukan lebih efisien. Manajemen retur yang baik mengurangi kerugian finansial dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

f. Pengelolaan Stok Lebih Akurat

Penerapan barcode di sektor manufaktur membantu memantau pergerakan barang secara real-time. Hal ini memungkinkan pengelolaan stok yang lebih akurat dan mengurangi kemungkinan kelebihan atau kekurangan stok. Dengan informasi yang jelas, perusahaan dapat membuat keputusan pembelian yang lebih tepat.

Menurut Forbes, teknologi pemindaian seperti barcode dan sistem AutoID dapat meningkatkan otomatisasi dalam proses manajemen inventaris. Dengan mengurangi ketergantungan pada input manual, teknologi ini secara signifikan membantu mengurangi kesalahan data yang sering terjadi dalam pencatatan inventaris.

g. Pemantauan Kinerja Pabrik

Barcode memungkinkan pemantauan secara detail terhadap alur produksi dan penggunaan sumber daya di pabrik. Dengan memindai setiap komponen atau produk yang diproses, perusahaan bisa mengevaluasi kinerja pabrik secara keseluruhan. Ini juga memudahkan identifikasi area yang perlu ditingkatkan atau dioptimalkan untuk efisiensi lebih lanjut.

Software inventaris ScaleOcean menawarkan solusi efisien untuk pengelolaan inventaris yang akurat. Hal ini membantu mengurangi kesalahan manusia, mempercepat operasional, dan mempermudah identifikasi produk, pelacakan rantai stok, serta pengelolaan retur, memberikan kendali penuh atas data bisnis.

Tidak hanya itu, dengan pemantauan real-time, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi untuk mengetahui bagaimana ScaleOcean bisa mengoptimalkan operasi bisnis Anda hari ini!

Warehouse

7. Kesimpulan

Barcode adalah data optik yang dibaca mesin untuk mengidentifikasi barang dengan cepat, melacak persediaan secara akurat, dan mengurangi human error. Hal ini meningkatkan efisiensi manajemen gudang dan mengurangi biaya yang tidak perlu.

Dengan teknologi yang terus maju dan berkembang, penggunaan barcode dalam sistem gudang akan terus menjadi elemen kunci dalam rantai pasok dan manajemen inventaris. Di sisi lain, teknologi RFID menawarkan keuntungan dalam hal kecepatan dan kemudahan pemindaian jarak jauh tanpa kontak langsung.

Akan tetapi, Anda tidak perlu bingung karena sistem gudang ScaleOcean ada untuk memperlancar sistem gudangmu!. Sistem gudang kami memiliki berbagai fitur yang lengkap dan berbagai pilihan jenis barcode yang sesuai dengan bisnismu. Segera hubungi tim kami untuk mendapatkan sistem terbaik untuk gudangmu!

FAQ:

1. Apa itu barcode?

Barcode adalah representasi visual dari data yang dapat dibaca oleh mesin. Ia terdiri dari serangkaian garis vertikal dengan ketebalan dan jarak bervariasi yang mewakili angka, huruf, atau simbol. Barcode digunakan untuk identifikasi dan pelacakan barang dengan cepat dan akurat, terutama dalam proses manajemen inventaris, penjualan, dan logistik.

2. Apa saja jenis-jenis barcode yang umum?

Ada dua jenis barcode utama:
1. Linear (1D) Barcode: Barcode tradisional dengan garis vertikal, seperti UPC dan EAN, biasa digunakan di produk ritel.
2. 2D Barcode: Berbentuk kotak atau persegi, seperti QR Code, yang menyimpan data lebih kompleks seperti URL, teks, dan detail produk, serta dapat dibaca dari berbagai sudut.

3. Bagaimana barcode meningkatkan efisiensi operasional?

Penggunaan barcode memberikan manfaat signifikan:
1. Kecepatan: Mempercepat input data dengan pemindaian.
2. Akurasi: Mengurangi kesalahan dalam pencatatan stok dan transaksi.
3. Pelacakan Efisien: Mempermudah pelacakan produk dari gudang ke pelanggan.
4. Penghematan Biaya: Mengurangi biaya operasional dan kesalahan data.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap