Apa itu Siklus Produksi, Fungsi, Tahapan, dan Cara Hitungnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana sebuah produk bisa sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang terjaga dan tepat waktu? Proses yang terstruktur dengan baik, yang dikenal sebagai siklus produksi, memainkan peran penting dalam memastikan hal ini terjadi.

Siklus produksi mencakup serangkaian tahapan proses produksi dalam pembuatan barang atau jasa, dimulai dari perencanaan hingga pengiriman ke pelanggan. Proses ini melibatkan kegiatan seperti desain produk, pengadaan bahan baku, produksi, kontrol kualitas, pengemasan, dan distribusi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa itu siklus produksi dan mengapa fungsinya sangat vital bagi keberhasilan perusahaan manufaktur. Dengan pemahaman yang tepat tentang siklus produksi, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, meningkatkan kualitas, dan pada akhirnya, memenuhi permintaan pasar dengan lebih baik.

starsKey Takeaways
  • Siklus produksi adalah kegiatan yang mencakup perencanaan, desain produk, pengadaan bahan baku, kontrol kualitas, dan distribusi hingga produk siap untuk pelanggan.
  • Tahapan siklus produksi: perencanaan, penjadwalan, produksi, pengawasan
  • Fungsi siklus produksi meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, memenuhi permintaan pelanggan, meningkatkan kepuasan, dan mempermudah pengendalian produksi.
  • Software manufaktur ScaleOcean terintegrasi yang membantu mengoptimalkan siklus produksi secara efisien dan berbasis data.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Siklus Produksi?

Siklus produksi adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan atau pabrik untuk menghasilkan barang atau jasa, dimulai dari perencanaan hingga pengiriman produk ke pelanggan. Proses ini mencakup perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, kontrol kualitas, pengemasan, distribusi, dan layanan pelanggan.

Tujuan utama siklus produksi adalah memastikan bahwa setiap tahapan berjalan efisien, tepat waktu, dan sesuai standar kualitas yang ditetapkan. Dalam praktiknya, siklus ini juga melibatkan pencatatan dan pelaporan agar manajemen dapat memantau performa produksi secara menyeluruh.

Tidak hanya itu, siklus produksi terkait erat dengan siklus lainnya dalam perusahaan, seperti siklus pendapatan, pembelian, dan sumber daya manusia. Sebagai contoh, siklus produksi bergantung pada informasi permintaan produk dari siklus pendapatan, sementara siklus pembelian menyediakan bahan baku yang diperlukan.

Pengelolaan siklus produksi yang baik akan membantu perusahaan mengurangi pemborosan, menekan biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk membantu mencapai tujuan-tujuan tersebut, sebuah perusahaan cenderung menerapkan sebuah sistem SCADA.

4 Tahapan dan Flowchart Siklus Produksi

Tahapan dan Flowchart Siklus Produksi

Menurut data BPS tahun 2023, di Indonesia, industri manufaktur telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,64% di tahun 2023, yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor ini. Pertumbuhan tersebut sangat bergantung pada efisiensi dan kualitas dalam setiap tahapan siklus produksi.

Tahapan siklus produksi adalah serangkaian langkah yang harus dilalui untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Berikut empat tahapannya yang penting untuk memastikan kelancaran dan efisiensi dalam proses produksi:

1. Perencanaan

Perencanaan produksi adalah langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan jenis dan jumlah produk yang akan dibuat. Pada tahap ini, perusahaan harus mempertimbangkan perkiraan penjualan atau pesanan yang diterima, serta memastikan kapasitas produksi dapat memenuhi target tersebut.

Selain itu, perencanaan produksi juga melibatkan perancangan produk dan penentuan jalur produksi (routing). Dengan desain yang tepat, alur produksi dapat lebih efisien, mengurangi potensi pemborosan, dan memastikan kualitas produk sesuai standar yang diinginkan.

2. Penjadwalan

Penjadwalan produksi adalah tahap kritis untuk memastikan setiap proses dalam produksi berjalan sesuai waktu yang direncanakan. Di tahap ini, perusahaan harus mengatur waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.

Penjadwalan yang baik akan mengoptimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja, serta mengurangi downtime yang tidak perlu. Dengan pendekatan yang tepat, proses produksi dapat lebih efisien, mempercepat penyelesaian, dan memenuhi tenggat waktu pengiriman.

3. Produksi

Produksi adalah inti dari siklus manufaktur, di mana bahan baku diolah menjadi produk jadi menggunakan mesin dan tenaga kerja. Pada tahap ini, perusahaan harus memastikan semua mesin berfungsi dengan baik dan ketersediaan bahan baku sesuai rencana untuk menghasilkan produk consumer goods yang berkualitas.

Proses produksi memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pemborosan dan memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas. Selain itu, pengadaan bahan baku yang efisien dan tepat waktu sangat mendukung kelancaran proses produksi ini.

4. Pengawasan

Pengawasan dalam proses produksi bertujuan untuk memantau kualitas dan efisiensi setiap tahap. Dengan kontrol yang baik, perusahaan dapat segera mendeteksi masalah dan mengoreksinya sebelum berdampak pada kualitas produk atau waktu pengiriman.

Selain itu, pengawasan juga mencakup kontrol kualitas di setiap tahap produksi, mulai dari bahan baku hingga produk jadi. Flowchart pembelian digunakan untuk memastikan alur pengadaan bahan baku berjalan lancar, menjaga standar kualitas yang ditetapkan, dan mengurangi retur produk.

Apa Fungsi Siklus Produksi?

Fungsi siklus produksi dalam perusahaan manufaktur meliputi memastikan bahwa setiap proses berjalan efisien, terkontrol, dan menghasilkan output sesuai target. Berikut beberapa fungsi utamanya:

1. Mengatur Alur Produksi Secara Terstruktur

Siklus produksi dapat membantu pelaksanaan setiap tahapan kerja menjadi saling terhubung, mulai dari perencanaan hingga distribusi. Dengan batch produksi yang terstruktur, setiap divisi memahami peran dan waktu pelaksanaan tugasnya.

Ini membantu mencegah tumpang tindih pekerjaan dan mempercepat proses produksi. Selain itu, siklus produksi yang terorganisir menjaga stabilitas produksi hingga produk sampai ke tangan konsumen.

2. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya

Dengan perencanaan yang matang dalam siklus produksi, perusahaan dapat menggunakan tenaga kerja, mesin, dan bahan baku secara efisien. Setiap tahapan dihitung sesuai kebutuhan, sehingga menghindari kelebihan atau kekurangan sumber daya.

Optimalisasi ini penting untuk menekan biaya operasional, menjaga keseimbangan produksi, dan memastikan bahwa setiap elemen produksi digunakan secara maksimal. Penerapan metode just in time juga dapat membantu perusahaan meminimalkan stok berlebih dan meningkatkan efisiensi rantai pasok.

3. Memastikan Konsistensi Kualitas Produk

Salah satu fungsi utama siklus produksi adalah menjaga konsistensi kualitas di setiap proses dan barang siap jual yang dihasilkan. Melalui tahapan quality control yang terintegrasi, perusahaan dapat mendeteksi cacat produk lebih awal, dengan dukungan teknologi proses produksi yang canggih.

Hal ini mencegah produk yang tidak sesuai standar masuk ke pasar. Konsistensi kualitas ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan mempertahankan citra merek di industri manufaktur.

4. Mendukung Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Siklus produksi menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengelola proses produksi. Dengan sistem yang jelas, perusahaan dapat memantau progres produksi dan menyesuaikan jadwal bila terjadi perubahan.

Evaluasi secara berkala dilakukan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas proses. tujuan perencanaan produksi adalah memastikan setiap tahap dalam siklus ini berjalan optimal sesuai kemampuan sumber daya.

5. Menekan Biaya Produksi

Melalui tahapan yang efisien dan minim pemborosan, siklus produksi dapat membantu perusahaan untuk mengatur pengeluaran. Proses yang terencana dapat mengurangi kesalahan produksi, waktu henti mesin, dan kebutuhan rework.

Pengelolaan siklus yang lebih baik akan menurunkan biaya produksi per unit. Hal ini pada akhirnya meningkatkan margin keuntungan dan daya saing perusahaan di pasar.

6. Memberikan Dasar untuk Pelaporan dan Evaluasi

Setiap proses dalam siklus produksi menghasilkan data dan dokumentasi penting untuk pelaporan dan evaluasi. Laporan ini mencakup informasi biaya, waktu, hasil produksi, hingga tingkat efisiensi kerja.

Dengan data yang akurat, manajemen dapat menilai performa, mengidentifikasi kendala, serta merancang strategi perbaikan berkelanjutan guna mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih sehat dan kompetitif.

Manufaktur

9 Dokumen yang Dibutuhkan untuk Siklus Produksi

Setiap unit kerja harus memulai dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu sesuai instruksi yang ditetapkan. Melalui langkah-langkah berikut, tim produksi dapat menjalankan proses secara lancar tanpa hambatan, serta menghasilkan output yang sesuai standar yang diharapkan.

1. Production Plan (Rencana Produksi)

Dokumen ini menjadi panduan utama bagi tim produksi untuk menentukan apa, kapan, dan berapa banyak produk yang harus dibuat. Production plan mencakup estimasi waktu, kapasitas kerja, serta alokasi sumber daya yang diperlukan.

Dengan rencana yang matang, perusahaan dapat mengatur jadwal secara efisien dan menghindari bottleneck. Hal ini memastikan seluruh kegiatan produksi berjalan tepat waktu dan sesuai dengan target permintaan pasar.

2. Bill of Materials (BoM)

BoM merinci semua bahan, komponen, dan sub-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk. Dokumen ini berperan penting dalam tahap perencanaan kapasitas material karena dapat membantu memastikan bahwa perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan bahan.

BoM juga membantu menghitung kebutuhan pengadaan dan mendukung proses costing. Dalam sistem manufaktur, BoM menjadi dasar otomatisasi pengeluaran bahan dan pelacakan stok.

3. Work Order (Surat Perintah Kerja)

Work order adalah instruksi yang ditujukan kepada bagian produksi untuk memulai proses kerja. Dokumen ini mencantumkan jenis pekerjaan, kuantitas produk, tenggat waktu, serta referensi BoM dan routing sheet. Work order membantu tim produksi untuk memahami tugasnya secara detail dan memastikan pekerjaan dilakukan sesuai rencana.

Selain itu, work order menjadi acuan pelaporan hasil produksi dan pemantauan progres kerja. Untuk akurasi dokumen ini, penting untuk memahami flowchart proses manufaktur agar setiap tahapan kerja dapat divisualisasikan dengan jelas dan seluruh tim memiliki panduan yang terstruktur.

4. Routing Sheet (Lembar Alur Produksi)

Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah teknis dan jalur proses yang harus diikuti selama produksi. Routing sheet mencantumkan workstation, urutan proses, jenis mesin, serta estimasi waktu pengerjaan di setiap tahap.

Informasi ini membantu mengoptimalkan alur proses produksi, menghindari kesalahan prosedur, dan memastikan efisiensi operasional. Routing sheet juga berfungsi sebagai dasar untuk level production schedule dan pengukuran kinerja produksi.

5. Material Requisition Form (Formulir Permintaan Bahan)

Formulir ini digunakan untuk mengajukan pengambilan bahan dari gudang ke lini produksi. Dokumen ini memastikan material tersedia sesuai waktu dan jumlah yang dibutuhkan.

Selain itu, form ini memudahkan bagian gudang dalam mengontrol pengeluaran stok dan mencatat penggunaan bahan baku secara akurat. Penggunaan form ini membantu menghindari keterlambatan produksi akibat kekurangan material.

6. Production Report (Laporan Produksi)

Laporan produksi mencatat hasil kerja harian atau per shift, termasuk jumlah produk jadi, bahan terpakai, waktu kerja, serta kendala yang dihadapi. Dokumen ini penting untuk mengevaluasi efisiensi kerja dan kualitas hasil produksi.

Laporan ini juga digunakan manajemen untuk memantau produktivitas tim, merencanakan perbaikan proses, dan menghitung biaya aktual berdasarkan output yang dihasilkan. Anda bisa memahami menetapkan skala produksi yang efektif agar memudahkan penyesuaikan laporan dengan kapasitas produksi yang ditargetkan agar hasil evaluasi lebih tepat sasaran.

7. Quality Control Report

Dokumen ini berisi hasil pemeriksaan mutu terhadap bahan baku, produk dalam proses, dan barang jadi. Laporan ini mencantumkan standar kualitas, metode produksi mulai dari pengujian, serta catatan produk cacat atau perlu perbaikan.

Dengan quality control report, perusahaan dapat menjaga konsistensi mutu produk dan mencegah pengiriman barang yang tidak sesuai standar ke pelanggan. Dokumen ini juga berguna dalam proses audit dan sertifikasi kualitas.

8. Inventory Movement Report

Laporan ini mencatat semua perpindahan barang di dalam fasilitas produksi, mulai dari bahan baku masuk ke lini produksi hingga barang jadi disimpan di gudang. Informasi dalam laporan ini membantu bagian logistik dan gudang melacak alur material secara akurat, termasuk input dan output produksi di setiap tahapannya.

Dokumen ini penting untuk menjaga keseimbangan stok, menghindari kehilangan barang, dan mendukung pelaporan aset perusahaan secara real-time.

9. Cost Sheet (Lembar Biaya Produksi)

Cost sheet mencatat seluruh komponen biaya dalam proses produksi, termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dokumen ini berguna untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP) dan menetapkan harga jual yang kompetitif.

Selain itu, cost sheet mendukung analisis efisiensi biaya dan membantu perusahaan mengendalikan pengeluaran produksi secara lebih akurat. Informasi ini juga krusial dalam penyusunan laporan keuangan.

Bagaimana Cara Menghitung Waktu Siklus Produksi?

Waktu siklus produksi merujuk pada total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk, mulai dari awal hingga selesai. Untuk mengukur efisiensi dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dalam proses produksi, simak langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Identifikasi Langkah-Langkah Proses Produksi

Langkah pertama dalam menghitung waktu siklus produksi adalah mengidentifikasi setiap tahapan dalam proses pembuatan produk. Hal ini mencakup contoh manajemen operasional seperti pengadaan bahan baku, persiapan bahan, proses manufaktur, pengepakan, dan pengiriman. Mengetahui secara detail setiap langkah yang terlibat sangat penting untuk menghitung waktu secara akurat.

2. Hitung Waktu untuk Setiap Langkah

Setelah langkah-langkah proses produksi diidentifikasi, hitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing langkah tersebut. Gunakan data historis atau rekaman dari aktivitas sebelumnya untuk menentukan berapa lama setiap langkah membutuhkan waktu.

3. Jumlahkan Waktu Setiap Langkah

Setelah waktu untuk masing-masing langkah dihitung, jumlahkan semua waktu tersebut untuk mendapatkan total waktu siklus produksi. Ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk dari awal hingga selesai, yang juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengendalian produksi guna meningkatkan efisiensi.

4. Pertimbangkan Faktor Waktu Tunggu

Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan saat produk menunggu proses lebih lanjut atau saat ada jeda antara langkah-langkah dalam produksi. Ini dapat termasuk waktu tunggu untuk mesin yang sedang digunakan atau menunggu bahan baku yang diperlukan.

Selain menghitung waktu total, penting juga bagi perusahaan untuk memahami cycle time, yaitu waktu rata-rata yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk, sebagai indikator efisiensi di setiap tahapan produksi.

5. Faktor Efisiensi

Faktor efisiensi mengacu pada seberapa baik proses produksi berjalan dalam prakteknya dibandingkan dengan waktu yang seharusnya dibutuhkan jika semua berjalan dengan sempurna.

Hal ini bisa melibatkan faktor-faktor seperti kinerja mesin, keterampilan operator, atau hambatan lainnya yang dapat mengurangi efisiensi, termasuk penggunaan kode produksi untuk memantau dan mengelola setiap langkah dalam alur produksi.

Dengan penerapan kode produksi yang tepat, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat efisiensi, memastikan proses berjalan lebih lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Tantangan Siklus Produksi

Tantangan Siklus Produksi

Siklus produksi tidak hanya melibatkan serangkaian tahapan proses produksi yang terencana, tetapi juga menghadapi tantangan yang dapat mempengaruhi efisiensi dan kelancaran operasional. Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam siklus produksi yang perlu dihadapi oleh perusahaan.

1. Perubahan Permintaan

Perubahan permintaan pasar dapat mempengaruhi perencanaan produksi dan pengadaan bahan baku. Takt time menjadi acuan penting agar penyesuaian kapasitas produksi tetap seimbang dengan perubahan permintaan.

Ketika permintaan tiba-tiba meningkat atau menurun, perusahaan harus menyesuaikan kapasitas produksi dan memastikan bahan baku tersedia tepat waktu agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan stok.

2. Ketersediaan Bahan Baku

Selain itu, keterbatasan ketersediaan bahan baku sering menjadi masalah produksi di manufaktur. Perusahaan harus mengelola rantai pasokan dengan baik dan bekerja sama dengan pemasok untuk memastikan bahan baku tetap tersedia, sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi.

3. Persaingan Pasar

Persaingan yang ketat di pasar memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi produksi. Untuk tetap unggul, perusahaan perlu memanfaatkan teknologi terbaru dan memperbaiki proses produksi agar dapat menawarkan produk berkualitas dengan biaya yang lebih rendah.

Untuk meningkatkan efisiensi secara menyeluruh dalam proses produksi, banyak perusahaan manufaktur kini mulai mengandalkan sistem ERP yang terintegrasi. Salah satu solusi di bidang ini adalah Software Manufaktur ScaleOcean, yang dirancang khusus untuk kebutuhan industri manufaktur.

Dengan fitur seperti Smart MRP, BOM Management, hingga Cost Management, software manufaktur ScaleOcean membantu perusahaan merencanakan produksi secara lebih akurat, mengelola bahan baku secara real-time, dan mengoptimalkan kinerja mesin serta tenaga kerja.

Tidak hanya itu, software ini juga mampu memberikan visibilitas penuh terhadap seluruh proses produksi, memudahkan manajemen untuk mengidentifikasi potensi pemborosan dan segera melakukan perbaikan. Jadi, jika Anda ingin mencapai efisiensi maksimal dan meningkatkan daya saing di industri, Anda dapat mencoba demo gratis dari ScaleOcean.

Kesimpulan

Siklus produksi adalah rangkaian proses yang dilakukan perusahaan atau pabrik untuk menghasilkan barang atau jasa, dimulai dari perencanaan hingga pengiriman produk ke pelanggan, mencakup pengadaan bahan baku, produksi, kontrol kualitas, pengemasan, distribusi, dan layanan pelanggan.

Untuk meningkatkan efisiensi proses produksi secara menyeluruh, perusahaan manufaktur membutuhkan sistem yang terintegrasi. Software Manufaktur ScaleOcean dirancang khusus untuk mendukung perencanaan, pengelolaan bahan baku, hingga monitoring produksi secara real-time.

Dengan visibilitas penuh dan fitur seperti Smart MRP, BOM, serta Cost Management, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan daya saing. Anda juga dapat mencoba demo gratis ScaleOcean untuk merasakan manfaatnya secara langsung.

FAQ:

1. Apa itu siklus produksi?

Siklus produksi adalah proses yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi, yang terdiri dari empat tahap utama: persiapan bahan, pemrosesan, kontrol kualitas, dan penyelesaian produk akhir. Setiap tahap berperan penting untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan.

2. Apa saja 4 siklus produksi secara umum?

Berikut adalah lima fase dalam siklus produksi yang dapat diterapkan mulai dari persiapan bahan baku hingga menghasilkan produk jadi:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
2. Tahap Penjadwalan (Scheduling)
3. Tahap Produksi (Production)
4. Pengawasan

3. Apa contoh waktu siklus produksi?

Sebagai contoh perhitungan waktu siklus, jika Anda memproduksi 2000 unit dalam 20 jam, maka 2000 dibagi 20 menghasilkan 100. Ini berarti Anda memproduksi 100 unit per jam, atau 1 produk setiap 0,6 menit.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap