Contoh masalah produksi, seperti keterlambatan pasokan bahan baku atau fluktuasi permintaan pasar, sering kali mengganggu produktivitas dan meningkatkan biaya produksi di bisnis manufaktur. Masalah-masalah tersebut tentunya terjadi karena berbagai faktor.
Masalah produksi adalah berbagai tantangan atau hambatan yang muncul selama proses pembuatan barang atau jasa, mulai dari tahap perencanaan hingga pengiriman produk akhir. Hal ini meliputi berbagai isu seperti keterlambatan, kualitas yang buruk, masalah dengan bahan baku, kerusakan mesin, dan lainnya.
Di artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai contoh masalah produksi yang umum dihadapi oleh bisnis manufaktur. Selain itu, juga diberikan beberapa solusi yang mungkin bisa Anda terapkan pada perusahaan Anda sendiri. Mulai dari diversifikasi pemasok hingga implementasi sistem ERP. Simak sampai akhir!
- Contoh masalah produksi meliputi keterlambatan pasokan bahan baku, kapasitas produksi tidak sesuai, biaya produksi tinggi, kerusakan mesin, kesalahan desain, dan pengendalian kualitas.
- Solusi untuk masalah produksi meliputi diversifikasi pemasok, analisis permintaan produk, audit rutin biaya, pemeliharaan mesin, dan implementasi sistem ERP untuk efisiensi operasional.
- ScaleOcean, solusi yang mengintegrasikan semua aspek operasional untuk memastikan kelancaran alur produksi dan efisiensi operasional.
Contoh Masalah Produksi di Bisnis Manufaktur

Masalah dalam produksi dapat dikategorikan berdasarkan jenisnya, mulai dari yang berkaitan dengan bahan baku, proses, hingga tenaga kerja. Berikut adalah beberapa contoh masalah produksi yang sering muncul di berbagai industri.
Selain itu, masalah pengelolaan, seperti kekurangan tenaga kerja terampil atau kendala dalam sistem informasi produksi, juga dapat menghambat kelancaran proses. Berikut adalah beberapa contoh masalah produksi yang lebih rinci:
1. Keterlambatan Pasokan Bahan Baku
Gangguan pada rantai pasokan atau masalah dengan pemasok bisa menyebabkan keterlambatan dalam produksi dan meningkatkan biaya. Penyebabnya bisa beragam, seperti adanya gangguan supply chain, kesalahan dalam perencanaan pembelian, atau masalah kualitas bahan baku yang diterima. Akibatnya, alur produksi bisa terhenti dan Anda tidak bisa memenuhi tenggat waktu untuk mengirim produk ke pelanggan.
2. Kapasitas Produksi Tidak Sesuai
Contoh masalah produksi berikutnya adalah kapasitas produksi tidak memadai untuk memenuhi permintaan pasar, perusahaan dapat mengalami keterlambatan pengiriman atau kehilangan peluang penjualan. Kondisi ini akan mengakibatkan over produksi atau justru kekurangan produksi.
Over produksi membuat gudang jadi punya tumpukan stok yang tidak terjual, sementara kekurangan produksi dapat menyebabkan kekurangan pasokan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Kedua kondisi ini dapat berdampak negatif pada profitabilitas perusahaan Anda.
3. Pembengkakan Biaya Produksi
Permasalahan produksi yang umum terjadi adalah biaya produksi yang melonjak dan melebihi perkiraan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga biaya bahan baku, upah pekerja yang meningkat, atau biaya operasional yang tidak terkontrol dengan baik.
Pembengkakan biaya produksi dapat mengurangi margin keuntungan dan mengharuskan Anda untuk menaikkan harga jual produk, yang bisa dihitung menggunakan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur yang akurat.
4. Kerusakan Mesin atau Peralatan
Kerusakan pada mesin atau peralatan produksi dapat mengganggu kelancaran proses dan meningkatkan biaya pemeliharaan. Hal ini juga dapat mempengaruhi proses produksi secara keseluruhan, termasuk dalam alur flowchart pembelian bahan baku, di mana keterlambatan produksi dapat mempengaruhi kebutuhan bahan baku yang harus dipenuhi.
Hal tersebut dapat meningkatkan biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin, sehingga dapat menambah pengeluaran perusahaan. Selain itu, kerusakan mesin dapat mengakibatkan kualitas produk menjadi tidak konsisten. Sehingga biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin akan membebani kondisi finansial perusahaan.
5. Kesalahan Desain Produk
Masalah produksi berikutnya yaitu desain produk yang tidak tepat. Kondisi ini dapat menyebabkan output tidak memenuhi harapan konsumen dan pada akhirnya bisa menurunkan tingkat penjualan. Tidak hanya itu, adanya kesalahan dalam desain juga akan menghambat dan menyulitkan jalannya proses produksi.
6. Pengendalian Kualitas Produk
Contoh masalah produksi lainnya adalah produk dengan kualitas rendah dapat merusak reputasi perusahaan, memerlukan biaya tambahan untuk perbaikan, dan berpotensi mengakibatkan hilangnya pelanggan. Kondisi tersebut dapat menghasilkan produk cacat atau tidak sesuai dengan SOP produksi yang diharapkan.
7. Manajemen Persediaan Produk
Berikutnya, ada masalah manajemen persediaan produk. Jika Anda mengabaikan hal ini, akan mengakibatkan kerugian baik dalam bentuk produk yang kadaluarsa, rusak, atau dibuang. Kurangnya manajemen persediaan yang efektif juga bisa menyebabkan kekurangan produk saat dibutuhkan atau penumpukan stok yang tidak terjual.
8. Permasalahan Tenaga Kerja
Selain itu, kurangnya tenaga kerja terampil atau masalah dalam hal motivasi dan pelatihan dapat menurunkan efisiensi produksi. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan kesalahan dan penurunan produktivitas.
Contoh masalah produksi dan solusinya dalam hal ini adalah kurangnya keterampilan karyawan dalam menjalankan mesin atau proses tertentu, yang dapat diatasi dengan memberikan pelatihan yang tepat atau merekrut tenaga kerja yang lebih berpengalaman. Hal ini pun akan mempengaruhi efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
9. Perencanaan Produksi yang Kurang Optimal
Perencanaan produksi yang buruk dapat mengganggu aliran operasional dan memengaruhi pengembalian investasi (ROI). Ketidakcocokan antara kapasitas produksi dan permintaan pasar mengarah pada biaya operasional yang tinggi serta ketidakmampuan untuk memenuhi target finansial. Oleh karena itu, perencanaan yang lebih matang sangat diperlukan.
10. Fluktuasi Permintaan Pasar
Di kutip dari Bank Sinarmas, fluktuasi permintaan pasar yang tidak terduga dapat menyebabkan kesulitan dalam perencanaan produksi. Ketika permintaan meningkat, perusahaan mungkin kesulitan untuk memenuhi target produksi, sementara penurunan permintaan dapat menyebabkan kelebihan persediaan. Menanggapi fluktuasi ini membutuhkan fleksibilitas dalam operasional dan strategi produksi yang adaptif.
11. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Berikutnya, contoh masalah produksi dan solusinya adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia yang memenuhi syarat atau staff yang overworked sehingga dapat menyebabkan penurunan efisiensi. Perusahaan perlu memastikan ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi manufaktur.
12. Kesalahan Manusia (Human Error)
Kesalahan manusia dalam proses produksi, seperti kesalahan operator mesin atau kesalahan prosedural, dapat menyebabkan cacat produk atau bahkan kerusakan peralatan. Permasalahan produksi ini sering terjadi akibat kurangnya pelatihan atau ketidakpatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan, yang akhirnya mempengaruhi kualitas dan efisiensi produksi.
13. Kualitas Produk yang Buruk
Tidak hanya itu saja, contoh masalah produksi dan solusinya seperti produk yang tidak memenuhi standar kualitas dapat merusak reputasi perusahaan, menyebabkan ketidakpuasan pelanggan, dan berpotensi mengarah pada kerugian finansial.
Untuk menghindari hal tersebut, penerapan total quality management (TQM) sangat diperlukan, yang dapat membantu memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
14. Waktu Tunggu yang Lama
Proses produksi yang tidak efisien dapat menyebabkan waktu tunggu yang lama, yang menjadi salah satu masalah produksi di manufaktur. Waktu tunggu yang berlebihan sering kali disebabkan oleh kurangnya perencanaan yang baik atau ketidaksesuaian antara kapasitas produksi dan permintaan pasar, sehingga memperlambat pengiriman produk.
15. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Terakhir, perkembangan teknologi yang cepat menuntut perusahaan untuk terus berinovasi. Ketertinggalan dalam mengadopsi teknologi terbaru dapat membuat proses produksi menjadi kurang efisien dan mahal. Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar.
Investasi dalam solusi teknologi yang tepat, seperti Manufacturing ERP ScaleOcean, menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi produksi. Dengan ERP yang terintegrasi, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing di pasar.
Baca juga: Manajemen Produksi: Pengertian, Ruang Lingkup & Contoh
Solusi Mengatasi Masalah Produksi di Bisnis Manufaktur
Solusi masalah produksi di bisnis manufaktur meliputi perbaikan proses produksi, pengelolaan rantai pasok, dan pemanfaatan teknologi. Beberapa langkah penting adalah analisis permintaan pasar, perencanaan produksi yang matang, adopsi sistem otomatis seperti ERP, pemeliharaan mesin, serta peningkatan keterampilan karyawan.
Berikut beberapa solusi yang bisa diaplikasikan.
1. Diversifikasi Pemasok
Mengandalkan satu pemasok saja berisiko tinggi, terutama jika terjadi gangguan pasokan. Dengan mendiversifikasi pemasok, Anda mengurangi ketergantungan pada satu sumber dan membuka peluang untuk membandingkan harga, kualitas, serta ketepatan waktu pengiriman dari berbagai pemasok.
2. Analisis Permintaan Produk
Memahami pola permintaan produk sangat penting untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan kebutuhan pasar. Teknologi yang memiliki fitur analisis tren dan peramalan dapat membantu perusahaan mempersiapkan sumber daya dengan lebih baik, sehingga menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
3. Audit Rutin Biaya
Selain itu, solusi untuk mengatasi permasalahan produksi adalah melakukan audit rutin untuk mengevaluasi biaya produksi dan menemukan area yang melebihi anggaran. Proses ini penting untuk mengidentifikasi peluang penghematan, seperti di biaya bahan baku, upah tenaga kerja, atau atau biaya non-produksi yang sering terlewatkan dalam perhitungan.
4. Jadwalkan Pemantauan dan Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin dan pemantauan kondisi mesin sangat penting untuk mencegah permasalahan produksi atau kerusakan yang dapat mengganggu produksi. Menggunakan alat seperti Statistical Process Control akan membantu memastikan peralatan berfungsi dengan optimal dan mengurangi risiko gangguan.
5. Pelatihan Tenaga Kerja
Memberikan pelatihan yang relevan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, sehingga mereka lebih efisien dan mampu menangani masalah dengan lebih baik. Pelatihan yang tepat juga mendukung keberhasilan implementasi metode 5S Kaizen dalam meningkatkan produktivitas.
6. Penyusunan Rencana Produksi yang Jelas
Menyusun rencana produksi yang jelas dan terukur sangat penting untuk mencapai target produksi. Dengan perencanaan yang matang, serta dukungan predictive maintenance, perusahaan dapat mengurangi masalah produksi dan meningkatkan efisiensi alur kerja.
7. Implementasikan Sistem ERP
Sistem ERP dapat mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, dari perencanaan produksi hingga distribusi. Dengan implementasi ERP, perusahaan dapat memiliki pandangan menyeluruh tentang operasional, yang mempermudah pengambilan keputusan berbasis data dan meningkatkan efisiensi produksi.
Selain itu, dengan menggunakan software manufaktur yang terintegrasi dalam ERP, perusahaan dapat mengoptimalkan alur produksi dan mengurangi kesalahan operasional. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memantau kinerja produksi secara real-time, meningkatkan kolaborasi antar departemen, serta memastikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
Keunggulan Sistem ERP untuk Produksi
Di era digital seperti sekarang, investasi ke teknologi canggih adalah solusi terbaik untuk mengatasi berbagai contoh masalah produksi di bisnis manufaktur. Salah satunya adalah ERP produksi.
Pertama adalah mampu melakukan integrasi data secara konsisten dan real-time. Dengan ini, seluruh departemen yang berbeda, seperti perencanaan, produksi, dan distribusi dapat dengan mudah mengakses informasi yang sama dan up-to-date.
Jadi, risiko kesalahan yang disebabkan oleh inkonsistensi data dapat diminimalkan. Selain itu, semua keputusan dapat dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan terkini, sehingga dapat dipastikan proses produksi berjalan baik dan terorganisir.
Berikutnya, sistem ini bisa mengotomatisasi seluruh proses bisnis. Jadi, dengan mengimplementasikan sistem ERP, Anda dapat mengurangi beban kerja manual, mempercepat setiap alur proses produksi, dan mengurangi kesalahan akibat human error.
Sebagai contoh, ketika pesanan masuk, sistem ERP akan secara otomatis mengatur jadwal produksi, mengalokasikan sumber daya sesuai kebutuhan, dan memeriksa ketersediaan bahan baku. Artinya, proses dari pemesanan hingga produksi menjadi lebih cepat dan efisien.
Kelebihan lainnya adalah melakukan analisis dan pelaporan secara akurat. Sebagai referensi, contoh laporan PPIC dan manufaktur yang baik biasanya mencakup data produksi, perencanaan stok, dan evaluasi kinerja, sehingga memudahkan tim dalam melakukan analisis dan perbaikan berkelanjutan.
Optimalkan Proses Produksi dengan Software ERP Manufaktur ScaleOcean

Sebagai solusi terbaik untuk mengoptimalkan proses produksi manufaktur, Software Manufaktur ScaleOcean menyediakan Automasi Proses Bisnis dan Produksi, yang mengurangi ketergantungan pada pekerjaan manual, mempercepat siklus produksi, dan meminimalkan kesalahan.
Keunggulan Smart MRP (Material Requirement Planning) memungkinkan perhitungan bahan baku yang tepat sesuai jadwal produksi, menghindari kekurangan atau kelebihan stok, serta memastikan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Selain itu, BOM (Bill of Materials) Management membantu dalam pengelolaan daftar bahan baku, komponen, dan sub-komponen yang dibutuhkan.
Dengan berbagai fitur unggulan ini, ScaleOcean tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap seluruh proses produksi. Untuk lebih memahami bagaimana software ini bekerja, ScaleOcean menyediakan uji coba gratis yang memungkinkan Anda untuk melihat langsung manfaat yang ditawarkan.
- Integrasi dengan Industrial IoT (IIOT): Menghubungkan mesin produksi dengan sistem ERP untuk visibilitas real-time dan pemeliharaan prediktif.
- Production Scheduling and Monitoring: Menyusun dan mengelola jadwal produksi secara otomatis untuk mengoptimalkan kapasitas dan efisiensi mesin.
- Cost Management and Tracking: Memantau dan mengelola biaya produksi untuk mengendalikan pengeluaran dan memastikan margin keuntungan.
- Quality Control (QC): Memastikan standar kualitas produk dengan pemantauan otomatis setiap tahap produksi untuk mengurangi kecacatan.
- Automated Reporting and Analytics: Menyediakan laporan dan analisis operasional real-time untuk mendukung pengambilan keputusan strategis yang cepat.
Dengan berbagai fitur ini, ScaleOcean menyediakan solusi yang sangat lengkap dan terintegrasi untuk mengelola setiap aspek dalam proses produksi manufaktur. Fitur-fitur tersebut meningkatkan efisiensi operasional, meminimalkan risiko kesalahan, serta mengoptimalkan pengelolaan bahan baku, biaya, dan sumber daya.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
Kesimpulan
Masalah produksi melibatkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh produsen, seperti penentuan jenis dan jumlah barang yang diproduksi (What? dan How?), manajemen pasokan bahan baku, kapasitas produksi, biaya produksi, serta pengendalian kualitas dan masalah tenaga kerja.
Jika tidak dikelola dengan baik, masalah ini dapat menyebabkan keterlambatan, kerugian, atau bahkan kebangkrutan. Beberapa solusi yang bisa Anda terapkan untuk menyelesaikan contoh masalah produksi adalah diversifikasi pemasok, analisis permintaan pasar, audit rutin pada biaya produksi, dan mengimplementasikan ERP.
Sebagai teknologi canggih masa kini, sistem ini akan melakukan integrasi data dari berbagai departemen perusahaan Anda dan mengotomatisasi setiap alur proses produksi. Untuk mengoptimalkan proses produksi, Software Manufaktur ScaleOcean dapat membantu mengintegrasikan semua aspek operasional perusahaan.
Dengan fitur integrasi dan otomatisasi yang lengkap, ERP ini memastikan kelancaran alur produksi dan efisiensi operasional. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana ERP ini dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas bisnis Anda.
FAQ:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah produksi?
Masalah produksi adalah kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kendala ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti kesulitan dalam menentukan jenis dan jumlah barang yang harus diproduksi, keterbatasan sumber daya (bahan baku, modal, tenaga kerja), masalah dalam rantai pasokan, hingga kapasitas produksi yang kurang optimal.
2. Apa saja contoh dari produksi?
Contoh produksi meliputi pembuatan barang fisik seperti sepatu, pakaian, dan makanan, serta penyediaan jasa seperti layanan dokter, salon, dan guru. Produksi barang melibatkan pengolahan bahan baku menjadi produk akhir, sementara produksi jasa adalah kegiatan yang menyediakan layanan bernilai untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
3. Bagaimana cara mengatasi masalah produksi?
Upaya untuk mengatasi masalah produksi meliputi perbaikan dalam perencanaan dan penjadwalan, pengoptimalan rantai pasok melalui diversifikasi pemasok, penerapan teknologi manufaktur canggih, serta peningkatan pengendalian kualitas. Selain itu, penting untuk mengelola biaya produksi secara ketat, melakukan pemeliharaan rutin pada mesin, melatih karyawan, dan terus menganalisis pasar serta kinerja untuk perbaikan berkelanjutan.


