Pengertian Produksi, Jenis, Tujuan, Faktor & Tahapannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Untuk dapat memenuhi permintaan pasar dan mencapai keberhasilan bisnis jangka panjang, perusahaan harus memperhatikan efisiensi di proses produksinya. Bahkan aktivitas bisnis lainnya seperti kontrol kualitas, manajemen rantai pasok, dan layanan pasca jual juga sangat berkaitan dengan aspek ini. Pemahaman produksi adalah hal penting dalam pengelolaan proses manufaktur

Dengan memperhatikan keseluruhan aspek tersebut, perusahaan akan mampu menghasilkan produk yang baik dan memuaskan pelanggan. Lantas apa sebenarnya proses ini? Bagaimana pula tahapan-tahapannya?

Dalam artikel ini, akan dikupas secara mendalam mengenai pengertian produksi, tujuan, jenis, dan disertakan pula beberapa aktivitas penunjang yang perlu Anda perhatikan efisiensinya dengan tujuan untuk menciptakan proses yang baik. Simak pembahasan di bawah ini!

starsKey Takeaways
  • Produksi adalah proses mengubah bahan mentah menjadi barang atau jasa siap pakai untuk memenuhi permintaan pasar melalui berbagai tahapan.
  • Jenis-jenis produksi, yaitu berdasarkan arus produksi, volume dan variasi, tipe produk, model bisnis, serta proses produksi.
  • Tujuan kegiatan produksi adalah untuk memastikan barang yang diproduksi sesuai dengan permintaan pasar, berkualitas tinggi, dan memaksimalkan efisiensi serta keuntungan perusahaan.
  • Tahapan produksi mencakup perencanaan, pengadaan bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi yang saling terkait untuk menghasilkan produk berkualitas.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Produksi?

Proses produksi adalah kegiatan mengubah sumber daya (input) menjadi barang atau jasa (output) yang siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses ini meningkatkan nilai tambah pada barang dengan melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari desain, pembuatan, hingga pengendalian kualitas untuk menghasilkan produk yang bermanfaat untuk konsumen.

Setiap tahapnya memiliki peran penting untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar yang ditetapkan, baik dalam hal kualitas, kuantitas, maupun waktu pengiriman.

Salah satu jenis produksi yang umum dipraktikkan adalah produksi dari alam, di mana bahan mentah seperti hasil tambang atau hasil laut diambil langsung dari alam tanpa melalui proses manufaktur lanjutan.

Dalam konteks yang lebih luas, proses ini tidak hanya mempengaruhi hasil akhir produk, tetapi juga berhubungan erat dengan efisiensi dan biaya dalam seluruh sistem rantai pasokan.

Integrasi yang baik antara produksi dan komponen lain dalam supply chain management sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional dan menciptakan produk yang tepat waktu, dengan biaya yang terkendali.

Tujuan Kegiatan Produksi

Secara umum, tujuan kegiatan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang dan jasa yang cukup, memperoleh keuntungan, menjaga kelangsungan perusahaan, meningkatkan kesejahteraan melalui lapangan kerja, serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan memperkenalkan produk di pasar internasional.

Berikut adalah tujuan kegiatan produksi secara lebih rinci:

1. Meningkatkan Nilai Barang atau Jasa

Proses produksi tidak hanya mengubah bahan baku menjadi barang jadi, tetapi juga meningkatkan nilai produk tersebut. Transformasi ini dapat berupa perubahan bentuk, kualitas, atau fungsionalitas, yang pada akhirnya menjadikannya lebih bermanfaat dan bernilai.

2. Memenuhi Kebutuhan Konsumen

Tujuan kegiatan produksi adalah untuk memenuhi permintaan pasar, baik untuk kebutuhan individu maupun bisnis. Dengan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen, perusahaan dapat menyediakan produk yang tepat, sesuai dengan preferensi dan tren yang berkembang.

3. Menciptakan Lapangan Kerja

Setiap kegiatan produksi membutuhkan tenaga kerja, yang secara langsung mendukung penciptaan lapangan kerja. Hal ini turut berkontribusi pada pengurangan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

4. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan

Melalui produksi, perusahaan dapat menghasilkan barang yang siap dijual di pasar. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis, memastikan keberlanjutan operasional, dan meningkatkan laba perusahaan.

Jenis-Jenis Proses Produksi

Jenis proses produksi mencakup proses berkelanjutan (kontinu) untuk produksi dengan volume tinggi dan standar, proses terputus-putus (intermiten) untuk variasi produk atau pesanan khusus, serta metode khusus seperti produksi batch, produksi massal, produksi job shop (satuan), dan produksi proyek.

Berikut adalah jenis-jenis proses produksi:

1. Jenis Produksi Berdasarkan Arus Produksi

  • Proses Produksi Berkelanjutan (Continuous Process): Proses produksi yang berjalan tanpa henti, umumnya untuk produk sejenis dalam jumlah besar dengan standar yang konsisten, seperti pada pabrik kertas atau gula.
  • Proses Produksi Terputus-putus (Intermittent Process): Proses produksi yang tidak mengikuti urutan atau pola tetap, atau pola produksinya sering berubah, sehingga tidak dapat dilakukan secara terus-menerus.

2. Jenis Produksi Berdasarkan Volume dan Variasi

  • Proses Produksi Batch (Batch Production): Macam macam proses produksi yang menghasilkan sejumlah barang dalam satu periode waktu produksi.
  • Proses Produksi Massal (Mass Production): Proses untuk menghasilkan barang dalam jumlah sangat besar, dengan permintaan pelanggan yang tinggi dan variasi produk yang terbatas.
  • Proses Produksi Job Shop (Unit/Proyek): Proses produksi yang digunakan untuk barang dalam jumlah kecil atau satuan, berdasarkan pesanan pelanggan yang sangat spesifik, dengan variasi produk yang tinggi, seperti kerajinan tangan atau pengerjaan proyek.

3. Jenis Produksi Berdasarkan Tipe Produk

  • Produk konsumen: Macam macam proses produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari dengan siklus hidup yang cenderung singkat. Contohnya makanan dan minuman, pakaian, serta kosmetik.
  • Produk Kapital: Digunakan untuk produk yang dibeli oleh perusahaan untuk membantu proses produksi dan bukan untuk dikonsumsi secara langsung. Contohnya mesin, peralatan, bangunan, dan transportasi.
  • Produk Bahan Baku: Fokus pada produksi bahan baku dan kemudian akan digunakan oleh industri lain sebagai input atau dasar dalam proses pembuatan barang. Contohnya bijih besi untuk industri pertambangan.

4. Jenis Produksi Berdasarkan Model Bisnis

  • Make to Order: Jenis yang untuk barang dengan hanya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Biasanya jenis ini menawarkan metode kustomisasi untuk pelanggan. Contohnya otomotif mewah, dan perabotan atau furniture khusus.
  • Make to Stock: Jenis yang melibatkan produksi massal kemudian hasilnya akan disimpan di persediaan gudang untuk antisipasi permintaan mendatang. Biasanya digunakan untuk perusahaan yang memiliki permintaan stabil dan dapat diprediksi.

5. Jenis Berdasarkan Proses Produksi

  • Manufaktur Diskrit: Macam macam proses produksi yang menghasilkan produk dalam bentuk unit atau komponen terpisah dengan kode produksi masing-masing sehingga dapat dihitung secara satuan. Biasanya digunakan oleh industri seperti elektronik, mainan, dan kendaraan.
  • Manufaktur Proses: Jenis yang bersifat kontinu dan seragam, serta dihasilkan melalui serangkaian proses berkelanjutan. Contohnya makanan dan minuman, produk kimia atau farmasi, serta minyak dan gas.

Macam-Macam Proses Produksi Manufaktur

Proses manufaktur menjadi bagian terpenting yang harus dikelola sebaik mungkin sehingga perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan. Terdapat beberapa macam proses produksi yang dilakukan industri dan memiliki pendekatan yang berbeda. Berikut macam-macamnya:

1. Produksi Massal

Proses ini biasanya digunakan untuk menghasilkan barang dalam jumlah besar dengan permintaan pelanggan yang tinggi. Untuk itu, jenis ini memiliki jalur produksi yang terstandarisasi, seperti yang dilakukan di industri otomotif dan elektronik.

Fungsi produksi jenis ini dapat menghasilkan produk berjumlah besar dengan kualitas yang konsisten dan biaya per-unit yang lebih rendah. Namun, jenis ini kurang fleksibel untuk menangani variasi produk.

2. Produksi Batch

Jenis produksi ini biasanya digunakan untuk pembuatan sejumlah barang sekaligus di satu waktu produksi. Jika satu batch selesai, proses akan dilanjutkan ke batch selanjutnya dengan peralatan dan tahapan yang sama.

Batch produksi dapat digunakan fleksibel untuk produksi berbagai jenis produk dalam jumlah terbatas. Namun membuatuhkan waktu setup yang banyak antar batch, dan hal tersebut dapat mempengaruhi efisiensi.

3. Produksi Kontinu

Proses ini biasanya digunakan untuk barang tanpa henti, dan dilakukan terus menerus dalam aliran yang berkelanjutan. Contohnya seperti minyak, gas, dan bahan kimia lainnya.

Produksi ini efisien digunakan karena dapat mengurangi biaya operasional yang bisa membengkak, namun kurang fleksibel untuk perusahaan yang memiliki perubahan permintaan yang mendadak. Penggunaan sistem just in time dapat membantu optimalkan pengelolaan persediaan dan proses produksi agar tetap responsif terhadap kebutuhan pasar.

4. Produksi Job Shop

Proses ini biasanya digunakan untuk memhasilkan barang dalam jumlah kecil atau satuan berdasarkan pesanan pelanggan yang spesifik, dengan variasi yang tinggi dalam produk.

Proses ini fleksibel digunakan perusahaan yang memiliki pesanan dan permintaan yang bervariasi. Namun kekurangannya dapat meningkatkan biaya per-unit karena variasi dan waktu set-up yang lebih lama dibanding yang lainnya.

5. Produksi Assembly to Order

Biasa disebut sebagai ATO, proses di sini dilakukan berdasarkan permintaan pelanggan dengan komponen yang sudah diproduksi terlebih dahulu, sehingga hanya perlu dirakit setelah pesanan diterima.

Proses ini menyediakan fleksibilitas tinggi untuk penyesuaian produk dengan kebutuhan pelanggan, namun perusahaan harus memiliki persediaan komponen yang cukup besar dan dapat mengurangi efisiensi biaya.

6. Produksi Stop-Start

Disebut juga dengan produksi terputus-putus, proses ini digunakan untuk barang yang memerlukan banyak interval manual, perubahan setup, hingga penggunaan mesin yang tidak dapat digunakan berkelanjutan.

Untuk itu, biasanya digunakan untuk manufaktur perakitan yang memerlukan beberapa tahap perakitan. Proses ini akan memberikan fleksibilitas tinggi, namun memerlukan biaya yang tinggi karena lead time dan perubahan yang sering terjadi dalam proses produksi.

7. Produksi Berselingan

Proses produksi ini digunakan untuk jenis produk yang dibuat secara bersamaan di dalam satu fasilitas manufaktur. Proses ini sering digunakan oleh pabrik kecil hingga menengah yang menghasilkan berbagai jenis barang, mulai dari pakaian, atau alat hardware.

Jenis ini akan memberikan kemudahan adaptasi bagi perusahaan manufaktur, di mana Anda dapat mengubah jadwal produksi berdasarkan permintaan atau adanya kebutuhan produk yang mendadak.

Tahapan dan Alur Proses Produksi

Tahapan dan Alur Proses Produksi

Proses produksi adalah inti dari operasional manufaktur yang mencakup serangkaian tahapan dan saling terkait serta bergantung satu sama lain. Setiap langkah dalam siklus produksi harus dirancang secara strategis untuk memastikan efisiensi, mulai dari perencanaan hingga evaluasi hasil akhir.

Terdapat alur dan tahapan produksi yang terdiri dari beberapa langkah strategis, mulai dari perencanaan kapasitas hingga evaluasi. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi atau product development adalah tahap awal yang menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa banyak, dan kapan proses pembuatannya. Di tahap ini juga dibutuhkan analisis permintaan pasar, peramalan, penjadwalan, pemilihan teknologi, dan alokasi sumber daya. Tujuan perencanaan produksi ini untuk memastikan seluruh proses berjalan efisien dan sesuai target.

Perencanaan yang efektif akan membantu dalam koordinasi antara berbagai departemen, meminimalkan limbah, dan memastikan bahwa flow manufaktur berjalan sesuai jadwal, tanpa kekurangan atau kelebihan persediaan.

2. Routing

Langkah berikutnya adalah routing atau mengatur alur produksi, dengan menentukan work order di setiap batch. Tahapan ini penting untuk dikelola agar menghindari lead time antar proses, serta membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya manufaktur.

Di tahap ini, Anda bisa melakukan pemantauan waktu proses di setiap tahapan, sehingga dapat mengidentifikasi bottleneck. Biasanya digunakan diagram alur untuk memberikan gambaran alur dan untuk memperbaiki routing.

3. Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku juga penting dengan melibatkan pemilihan, pembelian, dan pengiriman bahan yang diperlukan. Hal ini harus disinkronkan dengan perencanaan dan pengendalian produksi untuk memastikan bahwa bahan yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang benar dan pada waktu yang tepat.

Selain itu, membuat strategi produksi yang optimal seperti mempertimbangkan faktor turunan, mulai dari tenaga kerja hingga peralatan diperlukan untuk memproses bahan baku, dan manajemen pengadaan yang efektif. Manajemen yang efektif dalam pengadaan akan mengurangi biaya, meminimalkan keterlambatan, dan memastikan kualitas bahan.

4. Penjadwalan Produksi

Langkah ini penting untuk memastikan setiap bagian dalam produksi berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tahapan ini fokus pada efisiensi waktu dan memaksimalkan kapasitas produksi.

Untuk memudahkan level production schedule, Anda bisa menggunakan alat seperti Gantt Chart, atau teknologi canggih software manufaktur untuk memantau progress dengan real-time. Penggunaan software tersebut fleksibel dalam penjadwalan sehingga dapat mengantisipasi perubahan mendadak.

5. Proses Produksi

Pada tahap ini, bahan mentah diubah menjadi produk setengah jadi atau jadi melalui berbagai proses. Misalnya perakitan, pemesinan, dan finishing. Jangan lupa untuk memastikan aspek-aspek kunci seperti efisiensi, kualitas, dan fleksibilitas.

Selain itu, mencatat manufacturing date atau tanggal produksi pada setiap produk akan membantu dalam proses pelacakan dan pengelolaan persediaan secara lebih efisien. Semua ini bertujuan untuk memenuhi spesifikasi produk dan permintaan pasar.

6. Pengemasan & Penyimpanan

Setelah itu, produk harus dikemas dengan cara yang aman baik dari segi transportasi ataupun untuk penyimpanan. Pengemasan yang tepat melindungi produk dari kerusakan dan memastikan bahwa produk tetap dalam kondisi terbaik. Oleh karena itu, diperlukan manajemen inventaris yang efisien dan menjamin bahwa produk siap untuk didistribusikan sesuai kebutuhan.

7. Tindak Lanjut dan Evalusi

Setelah produksi dilakukan, evaluasi penting dilakukan untuk memastikan proses berjalan sesuai dengan SOP produksi yang berlaku. Di sini biasanya dilakukan pemantauan dan quality control secara berkala untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mengambil tindakan korektif dengan cepat.

8. Distribusi

Jika produk telah dinyatakan aman dan sesuai standar, proses distribusi dilakukan denga mengirimkan produk ke pengecer, distributor, atau langsung ke konsumen. Tahapan satu ini harus dikoordinasikan dengan baik bersamaan dengan tahapan lain untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu dan dengan biaya yang efisien.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Faktor-faktor produksi merupakan elemen penting yang mendukung tercapainya proses yang efektif dan efisien. Setiap faktor, mulai dari sumber daya alam hingga dukungan teknologi, memiliki peran kunci dalam mengoptimalkan hasil akhir. Beberapa faktor tersebut yaitu:

1. Sumber Daya Alam (Natural Resources)

Sumber daya alam mencakup bahan baku yang ditemukan di alam, seperti tanah, air, mineral, dan hutan. Sumber daya ini menjadi dasar bagi proses produksi barang dan jasa, karena mereka menyediakan bahan mentah yang dibutuhkan untuk pembuatan produk. Pengelolaan sumber daya alam yang bijak sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pasokan bagi industri dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

2. Modal (Capital)

Modal mencakup uang, mesin, peralatan, dan bangunan yang diperlukan untuk mendukung proses produksi. Ini termasuk semua barang yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, serta fasilitas yang memungkinkan produksi berlangsung dengan efisien. Tanpa modal yang cukup, perusahaan tidak dapat mengoperasikan mesin atau membeli bahan baku yang dibutuhkan.

3. Tenaga Kerja (Labor)

Tenaga kerja mencakup semua sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam proses produksi. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja sangat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi proses manufaktur, karena faktor utama dalam mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Keahlian dan keterampilan tenaga kerja harus terus dikembangkan untuk mengikuti perkembangan industri dan teknologi yang semakin maju.

4. Kemampuan Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kemampuan kewirausahaan merujuk pada kemampuan untuk mengorganisir, mengelola, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi lainnya. Seorang wirausahawan yang sukses mampu melihat peluang pasar, merancang strategi, dan mengambil risiko untuk mengelola sumber daya perusahaan manufaktur dengan efektif. Tanpa kemampuan kewirausahaan yang kuat, meskipun faktor-faktor lainnya tersedia, proses ini bisa menjadi tidak terorganisir dan tidak efisien.

5. Dukungan Teknologi (Technology)

Teknologi ini meliputi alat, mesin, dan pengetahuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses manufaktur. Teknologi memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan barang dengan biaya lebih rendah, waktu lebih cepat, dan kualitas lebih tinggi. Penggunaan teknologi yang tepat sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan berinovasi dalam menghadapi tantangan pasar yang terus berkembang.

Contoh Kegiatan Produksi

Contoh kegiatan produksi dapat ditemukan di berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga pertanian. Di sektor manufaktur, kegiatan ini meliputi pembuatan barang dari bahan mentah menjadi produk jadi, seperti mobil, elektronik, atau pakaian.

Proses ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari desain, perakitan, hingga pengujian kualitas produk. Setiap langkah dalam proses ini bertujuan untuk menghasilkan barang yang memenuhi standar kualitas dan sesuai dengan permintaan pasar.

Di sektor pertanian, kegiatan ini berfokus pada penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan hasil pertanian seperti padi, sayuran, atau buah-buahan. Proses ini juga melibatkan penggunaan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi untuk memastikan hasil yang optimal.

Selain itu, kegiatan dalam sektor ini mencakup pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan, seperti pembuatan tepung atau makanan kaleng, yang kemudian didistribusikan ke pasar. Perusahaan bisa menggunakan software manufaktur terbaik untuk optimalkan dan pantau seluru tahapan dari awal hingga akhir secara real-time.

Aktivitas Bisnis Penunjang Produksi

Proses ini produkjuga perlu dukungan serangkaian aktivitas bisnis penunjang agar perusahaan dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal dan memuaskan pelanggan. Berikut beberapa aktivitas tersebut.

1. Quality Control

Kontrol kualitas adalah proses yang memastikan bahwa produk atau jasa memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, program software manufaktur dapat mendukung proses ini dengan memungkinkan pemeriksaan pada berbagai tahapan manufaktur, pengujian sampel, serta audit proses. Penggunaan software ini membantu meminimalkan cacat produk, mengurangi pemborosan, dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.

2. Pemeliharaan & Perawatan Mesin

Pemeliharaan dan perawatan mesin adalah aspek kritis dalam menjaga efisiensi dan keandalan proses pembuatan produk. Hal ini mencakup inspeksi rutin, pelumasan, perbaikan, dan perawatan preventif. Dengan menjaga mesin dan peralatan dalam kondisi prima, Anda dapat menghindari downtime yang tidak terduga dan memaksimalkan produktivitas.

3. Pemasaran & Penjualan

Keberhasilan dalam pemasaran dan penjualan bukan hanya tentang meningkatkan volume penjualan, tetapi juga tentang membangun merek, meningkatkan kesadaran pasar, dan memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang loyal. Strategi pemasaran dan penjualan yang efektif adalah dasar untuk pertumbuhan berkelanjutan dan keberhasilan produk dalam pasar yang kompetitif dan sering kali berubah-ubah.

4. Layanan Pasca Jual

Layanan pasca jual mencakup pemberian dukungan dan layanan setelah produk telah terjual. Ada banyak strategi yang bisa diterapkan termasuk garansi, perbaikan, dukungan teknis, dan pelatihan. Layanan pasca jual yang baik tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga dapat membangun loyalitas merek dan membantu dalam penjualan berulang.

Kesimpulan

Proses produksi memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Setiap tahapan produksi, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga pemrosesan menjadi produk akhir, harus dijalankan dengan cermat agar dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Jika terjadi kesalahan dalam proses ini dan tidak segera ditangani, dapat berdampak buruk pada kondisi keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, untuk memastikan kelancaran proses produksi, dibutuhkan koordinasi yang baik, strategi yang tepat, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Implementasi teknologi untuk otomatisasi proses menjadi langkah yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan kualitas produk.

Pada akhirnya, produksi bukan hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Seiring dengan perkembangan industri, peran proses produksi dalam menjaga efisiensi dan kualitas menjadi semakin krusial untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan produksi?

Produksi adalah aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa yang nantinya akan digunakan oleh konsumen. Ini adalah proses pembuatan barang dari bahan baku (input) hingga menjadi produk jadi (output) yang siap dijual dan sesuai dengan standar pasar.

2. Apa saja 4 faktor utama produksi?

Faktor-faktor produksi diperlukan untuk menciptakan barang atau jasa dan meliputi tanah, tenaga kerja, kewirausahaan, dan modal.

3. Contoh kegiatan produksi apa saja?

Contoh kegiatan produksi dalam bidang ini meliputi pengolahan bahan baku kayu menjadi furniture, pabrik tas kulit, pembuatan baju, produksi makanan di restoran, pabrik sepeda motor, dan pembuatan sepatu.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap