Perusahaan Anda bisa mengalami lonjakan biaya operasional akibat ritase yang rendah, terutama ketika biaya tetap truk tetap berjalan meskipun jumlah pengiriman sedikit. Cicilan armada, gaji sopir, pajak, dan KIR harus dibayar setiap hari, sehingga rit yang tidak optimal langsung membebani satu pengiriman. Kondisi ini membuat biaya per rit membengkak dan menekan margin profit secara signifikan.
Situasi ini semakin berat ketika volume pengiriman tidak stabil. Jika truk hanya beroperasi 1 rit per hari, seluruh biaya tetap dibebankan ke satu aktivitas, sehingga HPP logistik naik dan perusahaan kehilangan daya saing. Dengan ritase yang rendah, produktivitas armada menurun, lead time melambat, dan pelanggan berpotensi beralih ke penyedia lain yang lebih efisien.
Untuk keluar dari tekanan biaya ini, perusahaan perlu memahami cara kerja ritase dan strategi untuk meningkatkannya. Artikel ini akan membahas arti rit, faktor-faktor yang memengaruhi kinerjanya, hingga langkah-langkah praktis untuk menyebarkan biaya tetap secara lebih efisien agar profitabilitas meningkat dan operasional menjadi lebih kompetitif.
- Ritase adalah jumlah perjalanan bolak-balik yang dilakukan kendaraan angkut dalam periode tertentu, menjadi indikator efisiensi dan produktivitas operasional.
- Faktor ritase seperti jarak, waktu bongkar muat, dan lalu lintas sangat penting untuk mengelola ritase secara akurat.
- Perhitungan biaya ritase mempertimbangkan biaya tetap dan variabel, menjadi dasar penetapan harga yang kompetitif dan analisis profitabilitas bisnis.
- Strategi optimasi ritase seperti perencanaan rute, percepatan proses di gudang, dan komunikasi efektif merupakan kunci untuk memaksimalkan jumlah armada.
- Software Logistik ScaleOcean membantu mengoptimalkan ritase secara real-time melalui AI, sehingga setiap perjalanan lebih efisien, terkoordinasi, dan menguntungkan.
1. Apa Itu Ritase?
Ritase adalah jumlah perjalanan bolak-balik (atau satu siklus) yang dilakukan oleh sebuah kendaraan pengangkut seperti truk atau alat berat dalam satu periode waktu tertentu, seperti satu hari atau satu kali pengiriman. Istilah ini sering digunakan dalam industri logistik dan konstruksi untuk mengukur efisiensi operasional dan produktivitas armada.
Dengan memahami rit, perusahaan dapat lebih mudah menghitung produktivitas armada serta menentukan biaya pengiriman atau operasional. Ritase juga menjadi dasar penting dalam perencanaan biaya, seperti penyewaan kendaraan yang dihitung per rit, mencakup seluruh proses dari pemuatan hingga pengiriman.
2. Mengapa Ritase Penting bagi Bisnis Logistik?
Ritase memegang peranan krusial dalam manajemen logistik karena berfungsi sebagai tolok ukur utama yang memberikan gambaran jelas tentang kinerja operasional. Bagi para CEO dan manajer logistik, data rit adalah informasi vital untuk pengambilan keputusan strategis. Berikut alasan pentingnya:
a. Sebagai Indikator Kunci Efisiensi
Jumlah ritase yang diselesaikan oleh satu unit armada dalam periode waktu tertentu mencerminkan efisiensi operasionalnya. Semakin banyak rit yang diselesaikan, semakin tinggi pula utilisasi aset yang dimiliki perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dari aset yang sama.
Dengan menganalisis data rit, manajemen dapat mengidentifikasi hambatan operasional, seperti waktu tunggu lama di gudang atau rute yang kurang optimal. Melalui pelacakan waktu per ritase, perusahaan dapat menetapkan standar kinerja dan mencari cara untuk mengurangi waktu siklus, yang mendorong perbaikan berkelanjutan dalam rantai pasok.
b. Sebagai Dasar Perhitungan Biaya
Dalam model bisnis logistik, terutama penyewaan truk, ritase menjadi unit dasar untuk penentuan harga. Pelanggan akan dikenakan biaya sesuai dengan jumlah rit yang dibutuhkan untuk mengangkut barang. Struktur biaya berbasis rit ini memberikan transparansi, memudahkan kedua belah pihak dalam bertransaksi.
Di sisi perusahaan, perhitungan biaya per ritase penting untuk analisis profitabilitas setiap perjalanan. Dengan mengalokasikan biaya terkait seperti bahan bakar, gaji pengemudi, tol, dan perawatan kendaraan ke setiap rit, perusahaan dapat memastikan harga yang ditawarkan kompetitif dan menguntungkan. Data ini juga krusial saat menerbitkan invoice pengiriman barang kepada klien.
c. Sebagai Pengukuran Produktivitas Armada
Produktivitas armada dan pengemudi dapat diukur dengan kuantitatif melalui jumlah ritase yang diselesaikan. Metrik ini menawarkan cara objektif untuk menilai kinerja baik individu maupun tim. Target rit bulanan atau mingguan sering digunakan sebagai Key Performance Indicator (KPI) untuk tim operasional.
Dengan memantau pencapaian target rit, manajer dapat memberikan insentif kepada pengemudi yang berkinerja tinggi serta memberikan pelatihan tambahan bagi yang membutuhkan. Selain itu, data historis rit membantu dalam perencanaan kapasitas masa depan, memungkinkan perusahaan untuk memprediksi jumlah armada yang diperlukan pada periode puncak.
Baca juga: 14 Jasa Pengiriman Barang di Indonesia dan Kelebihannya
3. Penerapan Sistem Ritase dalam Logistik
Penerapan sistem ritase dalam logistik pada dasarnya berfokus pada perencanaan dan penjadwalan rute pengiriman yang efisien untuk mengoptimalkan pergerakan barang. Selain itu, proses ini juga mencakup perhitungan biaya operasional, minimisasi konsumsi bahan bakar, serta peningkatan produktivitas secara keseluruhan.
Beberapa jenis ritase yang umum digunakan adalah ritase kembali (one-way back), ritase pulang pergi (round trip), dan ritase trayek (fixed route). Dengan demikian, sistem ini membantu meningkatkan efisiensi operasional trucking dalam logistik karena mampu mengoptimalkan penggunaan armada dan sumber daya secara lebih konsisten.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Ritase
Jumlah ritase yang dapat dicapai oleh sebuah armada tidaklah konstan, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Memahami variabel-variabel ini sangat penting bagi manajer logistik untuk dapat membuat perencanaan yang realistis dan strategi mitigasi risiko yang efektif.
Mengabaikan faktor-faktor ini dapat menyebabkan perhitungan yang tidak akurat dan target yang tidak tercapai. Berikut penjelasan lebih rincinya:
a. Jarak Tempuh
Jarak antara titik muat dan titik bongkar adalah faktor paling fundamental yang memengaruhi durasi satu ritase. Secara logis, semakin jauh jarak tempuh, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu perjalanan pulang-pergi. Hal ini secara langsung membatasi jumlah maksimum rit yang dapat dilakukan dalam satu hari atau satu shift kerja.
Oleh karena itu, dalam perencanaan operasional, jarak harus menjadi pertimbangan utama saat mengalokasikan armada. Perjalanan jarak jauh mungkin hanya memungkinkan satu rit per hari, sementara rute pendek di dalam kota bisa memungkinkan beberapa rit. Analisis jarak ini penting untuk mengoptimalkan penugasan kendaraan.
b. Kapasitas Kendaraan dan Volume Barang
Ukuran dan kapasitas angkut kendaraan juga memainkan peran penting. Jika volume total barang yang perlu diangkut melebihi kapasitas satu truk, maka diperlukan beberapa ritase untuk menyelesaikan pengiriman tersebut. Optimalisasi muatan menjadi kunci untuk meminimalkan jumlah rit yang tidak perlu.
Perusahaan logistik selalu berusaha untuk memaksimalkan load factor atau tingkat keterisian muatan setiap truk. Dengan menggabungkan pengiriman atau menggunakan kendaraan dengan kapasitas yang sesuai, perusahaan dapat mengurangi jumlah perjalanan.
Menurut laporan Grand View Research, moda transportasi jalan (road segment) memegang pangsa pendapatan terbesar (36.5%) dalam pasar logistik proyek global pada tahun 2024, yang menggarisbawahi pentingnya efisiensi muatan dan optimalisasi ritase pada pengiriman darat. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi rit tetapi juga menekan biaya bahan bakar dan operasional lainnya.
c. Waktu Bongkar Muat di Gudang
Waktu yang dihabiskan kendaraan untuk menunggu, memuat, dan membongkar barang di gudang (dwelling time) dapat menghambat produktivitas ritase. Proses yang lambat atau tidak terorganisir di gudang dapat mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk perjalanan, mempengaruhi siklus rit.
Koordinasi antara tim transportasi dan tim gudang sangat penting untuk mengurangi dwelling time. Penjadwalan kedatangan truk yang tepat dan persiapan barang sebelum truk tiba dapat mempercepat proses, meningkatkan estimasi pengiriman, dan membuka lebih banyak waktu untuk rit tambahan.
d. Kondisi Jalan dan Lalu Lintas
Faktor eksternal seperti kemacetan lalu lintas, kondisi jalan buruk, atau penutupan jalan dapat memengaruhi waktu tempuh dan mengganggu ritase. Rute yang terlihat pendek bisa memakan waktu lama jika melewati area dengan kemacetan tinggi, merusak jadwal yang sudah direncanakan.
Untuk mengatasi hal ini, teknologi pemantauan lalu lintas real-time dan perangkat lunak optimasi rute sangat membantu. Sistem ini dapat memberikan rute alternatif untuk menghindari kemacetan, memastikan pengemudi tetap pada jadwal, dan menjaga konsistensi jumlah rit meskipun menghadapi kondisi jalan yang dinamis.
e. Jenis Muatan
Karakteristik barang yang diangkut dapat memengaruhi durasi ritase. Muatan berbahaya, barang mudah rusak, atau barang pecah belah sering membutuhkan penanganan khusus atau rute tertentu yang disetujui, yang menambah waktu perjalanan.
Misalnya, pengangkutan bahan kimia berbahaya bisa dibatasi pada jam tertentu atau tidak boleh melewati area pemukiman. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan jenis muatan dan kewajiban asuransi pengiriman barang saat merencanakan jadwal rit.
f. Kondisi Cuaca
Cuaca buruk seperti hujan lebat, kabut tebal, atau angin kencang dapat memperlambat laju kendaraan dan meningkatkan risiko kecelakaan. Pengemudi terpaksa mengurangi kecepatan demi keselamatan, yang otomatis memperpanjang waktu perjalanan, menyebabkan keterlambatan yang tidak dapat dihindari.
Dalam kondisi cuaca ekstrem, perjalanan mungkin harus ditunda, yang berarti kehilangan ritase. Meskipun faktor ini tidak dapat dikendalikan, pemantauan prakiraan cuaca membantu manajer operasional merencanakan kontingensi. Komunikasi yang baik dengan pengemudi juga sangat penting untuk melaporkan kondisi di lapangan.
g. Peraturan Daerah
Setiap wilayah atau kota mungkin memiliki peraturan lalu lintas yang berbeda terkait operasional kendaraan niaga. Peraturan ini bisa berupa pembatasan jam operasional truk di jalan-jalan utama, larangan melintas di area tertentu, atau batasan berat kendaraan. Kepatuhan terhadap regulasi lokal adalah suatu keharusan yang dapat membatasi fleksibilitas ritase.
Misalnya, adanya larangan truk masuk ke pusat kota pada jam sibuk memaksa perusahaan logistik untuk menjadwalkan pengiriman di luar jam tersebut. Perencanaan rute dan jadwal harus selalu mempertimbangkan semua peraturan yang berlaku. Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan denda dan penundaan yang merugikan.
h. Ketersediaan Armada dan Efisiensi Operasional
Faktor internal seperti jumlah armada yang siap beroperasi dan efisiensi manajemen operasional sangat memengaruhi jumlah ritase. Jika sebagian armada sedang dalam perawatan, jumlah rit yang bisa diselesaikan akan berkurang. Oleh karena itu, manajemen pemeliharaan armada yang proaktif sangat penting untuk memastikan ketersediaan unit yang maksimal.
Selain itu, efisiensi dalam proses internal seperti penugasan pengemudi dan persiapan dokumen perjalanan juga berperan penting. Proses yang ramping dan terotomatisasi meminimalkan waktu henti antar perjalanan, memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan produktivitas armada yang dimiliki.
5. Jenis-jenis Sistem Ritase dalam Logistik
Dalam praktik industri logistik, konsep ritase diterapkan dalam berbagai model layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengirim barang. Memahami jenis-jenis sistem rit ini membantu perusahaan memilih solusi transportasi logistik yang paling efisien dan hemat biaya untuk karakteristik pengiriman mereka.
Setiap jenis memiliki kelebihan dan model perhitungan biaya yang berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenisnya:
a. Ritase Penuh (Sewa Truk Charter)
Sistem rit penuh, atau yang lebih dikenal dengan sewa truk charter atau Full Truckload (FTL), adalah model di mana satu pelanggan menyewa seluruh kapasitas ruang kargo sebuah truk untuk satu kali perjalanan. Dalam model ini, biaya dihitung per ritase, terlepas dari apakah ruang kargo terisi penuh atau tidak. Truk akan melakukan perjalanan eksklusif dari titik penjemputan ke satu titik tujuan pengiriman.
Model ini sangat ideal untuk pengiriman dalam volume besar yang dapat memenuhi kapasitas satu truk. Keuntungannya adalah waktu transit yang lebih cepat karena tidak ada pemberhentian lain untuk mengambil atau menurunkan barang milik pelanggan lain. Rit penuh memberikan kendali dan keamanan yang lebih besar atas kargo selama perjalanan.
b. Ritase Fleksibel (LTL – Less Than Truckload)
Ritase fleksibel, atau Less Than Truckload (LTL), adalah layanan pengiriman di mana beberapa pengiriman digabungkan dalam satu truk. Setiap pelanggan hanya membayar untuk ruang yang digunakan, menjadikannya pilihan hemat biaya untuk volume kecil.
Siklus rit LTL melibatkan perjalanan dari hub ke beberapa alamat tujuan sebelum kembali lagi. Meskipun lebih hemat, waktu transit LTL lebih lama dibandingkan FTL karena proses konsolidasi barang di terminal. Efisiensi LTL bergantung pada optimasi rute untuk melayani banyak titik secara efektif.
c. Ritase Satu Arah
Ritase satu arah (one-way) terjadi ketika sebuah truk disewa untuk mengantarkan barang dari titik A ke titik B tanpa adanya muatan balikan yang terjadwal dari titik B. Ini sering terjadi pada rute-rute yang tidak seimbang, di mana aliran barang lebih banyak ke satu arah. Rit satu arah seringkali tidak efisien karena truk harus kembali ke pangkalan dalam keadaan kosong (empty backhaul).
Perjalanan kembali yang kosong tetap menimbulkan biaya operasional seperti bahan bakar dan gaji pengemudi tanpa menghasilkan pendapatan. Perusahaan logistik selalu berupaya keras untuk menghindari situasi ini dengan mencari muatan balikan (backhaul load). Harga untuk ritase satu arah biasanya lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko perjalanan kembali yang kosong.
d. Ritase Bolak-Balik
Ritase bolak-balik (round trip) adalah skenario ideal dan efisien dalam operasional logistik. Dalam model ini, truk tidak hanya mengantarkan muatan dari titik A ke B, tetapi juga membawa muatan lain saat kembali dari B ke A. Rit bolak-balik memaksimalkan utilisasi aset dan profitabilitas.
Dengan muatan di kedua arah perjalanan, perusahaan dapat mengeliminasi empty backhaul dan menggandakan pendapatan untuk satu siklus perjalanan. Hal ini memungkinkan perusahaan menawarkan harga lebih kompetitif kepada pelanggan. Keberhasilan dalam menciptakan rit bolak-balik yang konsisten menjadi pembeda antara perusahaan logistik yang sukses dan yang biasa-biasa saja.
6. Cara Menghitung Ritase dan Contohnya
Menghitung biaya per ritase adalah langkah krusial dalam manajemen keuangan perusahaan logistik. Perhitungan ini tidak hanya digunakan untuk menentukan harga jual kepada pelanggan, tetapi juga untuk menganalisis profitabilitas setiap rute dan jenis layanan.
Dengan pemahaman yang akurat tentang struktur biaya, perusahaan dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik. Berikut cara menghitungnya:
a. Rumus Perhitungan Ritase
Perhitungan biaya rit bertujuan untuk mengalokasikan semua biaya operasional ke setiap perjalanan yang dilakukan. Secara umum, rumus perhitungannya adalah dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel, kemudian membaginya dengan jumlah rit. Biaya per ritase ini menjadi dasar penting dalam strategi penetapan harga.
Berikut rumusnya:
Rumus: Ritase = Total Waktu Kerja / Waktu per Siklus
(Waktu per Siklus = Waktu Tempuh + Waktu Muat + Waktu Bongkar)
Mengidentifikasi dan mengkategorikan biaya tetap dan variabel dengan tepat adalah langkah pertama yang krusial untuk memastikan perhitungan biaya ritase yang akurat dan efisien.
b. Contoh Perhitungan Biaya Ritase
Mari kita ambil contoh sederhana untuk perusahaan trucking. Misalnya, dalam satu bulan, total biaya operasional (tetap dan variabel) untuk satu unit truk adalah Rp 40.000.000. Truk tersebut berhasil menyelesaikan 20 ritase untuk rute Jakarta-Bandung. Dengan data ini, perhitungan biaya per rit menjadi sangat mudah.
Untuk menghitung biaya per ritase, Anda tinggal membagi total biaya operasional dengan jumlah rit:
Rp 40.000.000 / 20 ritase = Rp 2.000.000 per ritase
Angka ini menjadi biaya pokok (cost price) untuk satu kali perjalanan. Perusahaan kemudian akan menambahkan margin keuntungan di atas angka ini untuk menentukan harga jual kepada pelanggan, misalnya menjadi Rp 2.500.000 per ritase.
7. Strategi Cara Meningkatkan Ritase Armada Logistik

Meningkatkan jumlah ritase yang dapat diselesaikan oleh armada adalah tujuan utama setiap manajer operasional logistik. Peningkatan ini secara langsung berkorelasi dengan peningkatan pendapatan dan efisiensi penggunaan aset. Ada beberapa strategi kunci yang dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan ini. Berikut penjelasan terperincinya:
a. Optimalisasi Rute
Salah satu cara mempersingkat waktu perjalanan adalah dengan perencanaan dan optimasi rute. Menggunakan perangkat lunak canggih yang mempertimbangkan kondisi lalu lintas real-time dan batasan jalan dapat mengurangi waktu tempuh, memungkinkan pengemudi menyelesaikan pengiriman lebih cepat untuk ritase berikutnya.
Teknologi optimasi rute modern juga memperhitungkan faktor seperti tanjakan, tikungan tajam, dan lampu lalu lintas. Dengan memilih jalur efisien dan menghindari kemacetan, perusahaan dapat menghemat bahan bakar dan waktu, menciptakan slot untuk rit tambahan.
b. Mempercepat Waktu Bongkar Muat
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dwelling time di gudang merupakan pemborosan besar dalam siklus ritase. Karena itu, percepatan proses bongkar muat menjadi langkah yang krusial. Selain itu, penjadwalan slot waktu, memastikan kesiapan tenaga kerja, dan menyiapkan dokumen lebih awal dapat mengurangi waktu henti secara signifikan.
Selain itu, kolaborasi antara pengirim dan penerima sangat menentukan kelancaran bongkar muat. Komunikasi ETA yang akurat membuat gudang dapat bersiap lebih awal. Di sisi lain, penerapan demurrage atas waktu tunggu berlebih mendorong semua pihak untuk bekerja lebih efisien.
c. Meningkatkan Komunikasi dengan Pengemudi
Komunikasi yang lancar dan real-time antara manajer operasional dan pengemudi sangat penting untuk mengatasi masalah tak terduga. Jika terjadi kemacetan, kecelakaan, atau masalah teknis, pengemudi harus bisa melaporkannya dengan cepat. Komunikasi proaktif memungkinkan respons yang cepat dan penyesuaian rencana yang diperlukan.
Dengan informasi yang cepat, tim operasional dapat mencari rute alternatif, mengirimkan bantuan teknis, atau memberi tahu pelanggan tentang keterlambatan. Hal ini tidak hanya mengurangi dampak gangguan tetapi juga membangun kepercayaan. Pengemudi yang merasa didukung dan terinformasi cenderung lebih produktif dalam menjalankan tugasnya.
Software Logistik ScaleOcean berperan sebagai pusat kendali operasional yang bertujuan untuk mengoptimalkan setiap ritase agar berjalan lebih efisien, termonitor, dan menguntungkan. Dengan dukungan teknologi AI, sistem ini dapat memantau dan mengelola rit secara real-time, memastikan operasional yang lebih terkoordinasi dan efisien. Cobalah demo gratis untuk melihat bagaimana software logistik ScaleOcean dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional Anda.
8. Kesimpulan
Ritase adalah jumlah perjalanan bolak-balik yang menunjukkan efisiensi penggunaan kendaraan dalam satu periode kerja. Metrik ini membantu perusahaan memahami produktivitas armada dan biaya operasional. Dengan mengoptimalkan rute, mempercepat bongkar muat, dan meningkatkan koordinasi tim, perusahaan dapat meningkatkan rit dan kinerja logistik.
Namun, mengelola ritase secara efisien seringkali memerlukan pemantauan real-time dan koordinasi yang kompleks. Di sinilah Software Logistik ScaleOcean berperan sebagai pusat kendali yang mengoptimalkan setiap rit agar lebih efisien, termonitor, dan menguntungkan.
Dengan dukungan teknologi AI, sistem ini mampu memantau ritase secara real-time dan meningkatkan koordinasi operasional. Cobalah demo gratis kami untuk melihat bagaimana ScaleOcean dapat mengubah rit Anda menjadi keunggulan kompetitif.
FAQ:
1. 1 rit itu apa?
Satu rit adalah satu kali perjalanan pengiriman barang, dari titik asal ke tujuan, lalu kembali. Contohnya, satu rit pasir adalah pengangkutan pasir dari penambangan ke proyek, kemudian kembali lagi.
2. Apa itu ritase truck?
Ritase truk merujuk pada perencanaan rute efisien dan hemat biaya untuk mengangkut barang antar lokasi.
3. 1 ritase berapa ton?
Satu ritase tidak memiliki berat tetap karena tergantung jenis muatan dan kapasitas truk. Misalnya, satu ritase bisa setara dengan 10 ton batubara atau 4,9 ton pasir dengan volume 3,5 m³.


