Industri manufaktur adalah salah satu sektor yang menghasilkan berbagai produk dan komponen dengan kompleksitas dalam pembuatannya. Strategi perencanaan produksi dan beragam teknik diaplikasikan untuk menghasilkan produk berkualitas meskipun dalam volume produksi yang besar sekaligus. Mengingat hal ini, memahami berbagai teknik dan proses yang digunakan dalam produksi barang menjadi sangat penting.
Untuk membantu pemahaman tersebut, artikel ini akan membahas beberapa contoh proses manufaktur yang umum digunakan. Dalam setiap proses, akan dijelaskan lebih detail definisi, cara kerja, dan contoh penerapannya. Proses ini termasuk pengecoran, pemesinan, pembentukan, pengelasan, fabrikasi, perakitan, additive manufacturing, dan pencetakan. Yuk, simak langsung pembahasannya!
1. Casting atau Pengecoran
Casting atau pengecoran adalah salah satu contoh proses manufaktur yang melibatkan pencairan logam, lalu menuangkannya ke dalam cetakan berbentuk khusus yang telah disiapkan. Tujuan utamanya untuk menciptakan komponen atau bagian-bagian mesin dengan bentuk dan ukuran yang spesifik dan presisi. Teknik ini telah digunakan sejak lama dan terus berkembang melalui inovasi dan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Tahapan perencanaan produksi dengan teknik ini dimulai dari pembuatan cetakan, yang biasanya dibuat dari pasir, keramik, atau logam. Tergantung pada jenis logam yang akan dicetak dan kompleksitas bentuk yang diinginkan. Kemudian, logam dipanaskan hingga mencapai titik lelehnya. Setelah mencapai fase cair, logam tersebut kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan mendingin dan mengeras. Setelah logam telah mengeras, cetakan dapat dihancurkan atau dibuka untuk mengeluarkan komponen yang telah dicetak.
Pengecoran sangat penting dalam berbagai sektor industri. Dalam industri otomotif, pengecoran digunakan untuk membuat berbagai komponen, seperti blok mesin, roda, dan komponen transmisi. Sementara itu, dalam industri pembuatan kapal, digunakan untuk membuat anjungan kapal dan bagian-bagian mesin kapal yang besar. Teknik ini juga digunakan secara luas dalam pembuatan peralatan rumah tangga, seperti kompor dan mesin cuci, serta dalam pembuatan produk konstruksi seperti jembatan dan pipa.
2. Machining atau Pemesinan
Machining atau pemesinan adalah proses di industri manufaktur yang melakukan penghapusan material dari suatu benda kerja untuk membentuknya ke dalam bentuk dan ukuran tertentu. Teknik ini sering digunakan dalam industri manufaktur untuk menghasilkan bagian mesin atau komponen dengan presisi yang tinggi. Ada berbagai jenis proses pemesinan, seperti penggerindaan, pengeboran, penggilingan, dan pembubutan, dan masing-masing memiliki kegunaan dan aplikasi khususnya.
Dalam proses pemesinan, peralatan potong digunakan untuk menghapus material dari benda kerja. Kecepatan, kedalaman potongan, dan gerakan pemotongan diatur berdasarkan jenis material yang diproses, peralatan potong yang digunakan, dan bentuk akhir yang diinginkan. Misalnya, dalam proses pengeboran, bor diputar pada kecepatan tinggi untuk menghasilkan lubang dalam benda kerja. Sementara dalam penggilingan, pisau penggilingan digunakan untuk menghapus material dari permukaan benda kerja.
Contoh proses manufaktur pemesinan misalnya memproduksi komponen mesin seperti poros engkol, piston, dan roda gigi. Industri elektronik juga menggunakan pemesinan untuk pembuatan komponen semikonduktor dan papan sirkuit. Bahkan dalam pembuatan perhiasan dan alat-alat musik, pemesinan digunakan untuk mencapai bentuk dan detail yang rumit. Dengan kemampuannya untuk menghasilkan bagian dengan tingkat presisi yang tinggi, pemesinan tetap menjadi bagian penting dari proses manufaktur.
Material Requirement Planning (MRP) dapat membantu memastikan bahwa semua bahan baku dan peralatan yang diperlukan tersedia tepat waktu, sehingga proses pemesinan berjalan lebih efisien dan sesuai dengan rencana produksi.
3. Forming atau Pembentukan
Contoh proses manufaktur selanjutnya adalah forming atau pembentukan. Teknik ini melibatkan penggunaan tekanan fisik seperti pemadatan, peregangan, atau pembengkokan untuk merubah bentuk benda kerja. Prosesnya dapat melibatkan berbagai jenis perencanaan produksi. Langkah forming memuat bending (pembengkokan), drawing (pembentukan lewat penarikan), dan stamping (pembentukan lewat penekanan).
Dalam proses forming, benda diletakkan di antara dua atau lebih alat, biasanya disebut sebagai ‘dies’, yang menerapkan tekanan untuk mengubah bentuknya. Tekanan ini dapat diaplikasikan melalui berbagai metode, seperti pemadatan, peregangan, atau penekanan, tergantung pada bentuk akhir yang diinginkan. Material yang digunakan dalam proses ini biasanya logam. Tetapi plastik dan bahan lainnya juga masih memungkinkan. Salah satu contoh proses manufaktur pembentukan adalah proses pengepresan.
4. Welding atau Pengelasan
Welding atau pengelasan adalah contoh proses manufaktur yang melibatkan penggabungan dua bahkan lebih bagian dengan menggunakan panas atau tekanan. Proses ini bertujuan untuk menciptakan sambungan yang kuat dan tahan lama antara bagian-bagian yang digabungkan. Metode pengelasan dapat bervariasi, tergantung pada jenis material dan persyaratan khusus dari aplikasi tersebut.
Pengelasan digunakan secara luas dalam berbagai bidang industri. Contohnya, dalam pembangunan gedung dan jembatan, digunakan untuk menyatukan balok baja untuk menciptakan struktur yang kuat dan tahan lama. Di sektor otomotif untuk menggabungkan berbagai komponen kendaraan, seperti rangka dan bodi mobil. Industri penerbangan juga memanfaatkan teknik ini untuk menggabungkan bagian-bagian pesawat. Bahkan dalam industri rumah tangga, pengelasan digunakan dalam pembuatan peralatan seperti kompor dan kulkas.
5. Fabrication atau Fabrikasi
Fabrikasi adalah contoh proses manufaktur yang melibatkan rangkaian manajemen produksi untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi. Dengan teknik ini, bahan mentah diproses melalui berbagai tahap seperti pemotongan, bending, atau welding, untuk membentuk komponen atau produk akhir. Fabrikasi biasanya melibatkan pemrosesan bahan seperti logam, plastik, atau komposit.
Teknik ini diaplikasikan di berbagai sektor industri. Di industri konstruksi, proses fabrikasi digunakan untuk membuat struktur baja seperti balok dan kolom. Dalam industri otomotif, untuk membuat berbagai komponen kendaraan, mulai dari rangka hingga komponen mesin. Di sektor elektronik, fabrikasi digunakan dalam pembuatan papan sirkuit cetak dan komponen semikonduktor.
6. Assembly atau Perakitan
Assembly di industri manufaktur adalah proses menyatukan berbagai komponen atau bagian-bagian yang terpisah untuk membentuk produk jadi. Teknik ini menjadi langkah penting dalam produksi barang-barang yang rumit dan terdiri dari banyak bagian, seperti mesin, kendaraan, dan elektronik. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produk yang berfungsi dengan benar dan memenuhi spesifikasi desain. Biasanya dalam proses ini mengacu pada bill of material perusahaan.
Di industri otomotif, perakitan digunakan untuk menggabungkan berbagai bagian seperti mesin, transmisi, roda, dan bodi menjadi satu unit mobil yang utuh. Pada industri elektronik, berfungsi untuk membangun perangkat seperti komputer dan ponsel dari berbagai komponen semikonduktor dan listrik. Bahkan pada perusahaan mainan, proses ini digunakan untuk menyatukan berbagai bagian kecil menjadi mainan yang utuh.
Dengan beragamnya penggunaan, perakitan merupakan tahap krusial dalam proses manufaktur, dan penggunaan software manufaktur Indonesia dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam setiap tahapan perakitan tersebut.
7. Additive Manufacturing
Additive manufacturing yang juga dikenal dengan istilah 3D printing adalah teknologi di industri manufaktur yang menciptakan objek tiga dimensi dengan menambahkan material layer demi layer berdasarkan desain digital. Proses ini bertolak belakang dengan contoh proses manufaktur tradisional yang biasanya mengurangi atau mengubah material. Teknik ini memungkinkan pembuatan produk di industri manufaktur dengan geometri yang kompleks yang mungkin sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai dengan metode manufaktur konvensional.
Dalam additive manufacturing, semua dimulai dengan desain 3D yang biasanya dibuat menggunakan software CAD. Kemudian desain ini diubah menjadi ratusan atau ribuan slice tipis melalui software khusus. Printer 3D kemudian membangun objek dengan menambahkan material layer demi layer. Dimulai dari bagian bawah dan bekerja naik, mengikuti desain slice tersebut. Material yang digunakan dalam proses ini dapat bervariasi, mulai dari plastik, resin, logam, dan bahkan keramik, tergantung pada printer dan aplikasinya.
8. Molding atau Pencetakan
Molding adalah contoh proses manufaktur yang melibatkan pembentukan bahan mentah, seperti plastik atau logam cair, menjadi bentuk tertentu dengan menggunakan cetakan. Cetakan biasanya dibuat dari bahan yang tahan panas dan dapat menahan tekanan tinggi, seperti baja atau aluminium. Proses ini sangat efisien dalam produksi massal dari komponen dengan bentuk yang sama dan presisi tinggi.
Dalam industri manufaktur, proses pencetakan dimulai dengan pemanasan atau pelelehan bahan mentah hingga menjadi keadaan cair atau semi-cair. Bahan ini kemudian disuntikkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga dengan bentuk seperti produk jadi yang diharapkan. Setelah bahan tersebut didinginkan dan mengeras, cetakan dibuka dan komponen yang telah dibentuk diambil keluar. Proses ini bisa dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin cetak otomatis.
Pengaplikasian teknik ini sangat beragam. Di industri otomotif, digunakan untuk membuat komponen plastik dan logam, seperti dashboard, gagang pintu, dan komponen mesin. Di sektor medis, untuk membuat peralatan seperti tabung uji dan wadah sampel. Selain itu, dalam industri peralatan rumah tangga, pencetakan digunakan untuk membuat berbagai produk seperti wadah makanan, peralatan dapur, dan banyak lagi.
Dari seluruh proses manufaktur ini, Anda bisa melakukan berbagai pengelolaan operasional mulai dari perencanaan produksi hingga pengendalian inventory dengan implementasi software PPIC terbaik ScaleOcean. Rekomendasi aplikasi produksi pabrik ini akan memudahkan seluruh proses manufaktur dengan otomatisasi dan integrasi yang tinggi. Sehingga produksi di perusahaan manufaktur dapat terkendali tanpa hambatan.
9. Kesimpulan
Industri manufaktur melibatkan berbagai teknik yang kompleks dalam proses produksinya. Di antaranya pengecoran, pemesinan, pembentukan, dan pencetakan. Semuanya memiliki cara kerja, kegunaan, dan aplikasi yang unik. Selain itu, penggunaan dari masing-masing teknik pun juga bergantung pada berbagai faktor. Termasuk jenis material yang digunakan, tingkat presisi dan kualitas yang dibutuhkan, serta volume produksi.
Mengingat perkembangan teknologi dan industri yang terus berlanjut, penting untuk terus memahami dan mengikuti perkembangan terbaru dalam contoh proses manufaktur lainnya. Dengan pemahaman yang baik tentang berbagai proses dan teknik manufaktur, Anda akan mampu menciptakan produk yang lebih baik dan lebih inovatif untuk keberlangsungan bisnis di masa depan.