Bayangkan sebuah restoran yang menerima bahan baku dari pemasok, namun sebagian bahan tersebut rusak. Hasilnya, restoran tersebut harus mengembalikan bahan baku kepada pemasok secepatnya serta mencari solusi cepat agar kegiatan bisnis tetap berjalan.
Inilah salah satu situasi yang sering terjadi dalam bisnis, dimana pengelolaan purchase return menjadi hal penting. Purchase return merujuk ke pengembalian barang yang telah dibeli dikembalikan ke pemasok karena berbagai alasan, seperti kerusakan produk, kesalahan pengiriman, atau tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan.
Pengelolaan proses pembelian memegang peranan penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan. Untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan efisiensi operasional, Anda harus tahu cara mencari purchase return dan mengelolanya dengan benar. Artikel ini akan membahas arti, jenis, dan cara menghitung purchase return serta memberikan panduan praktis bagi pelaku bisnis.
- Purchase return adalah proses pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok karena kerusakan, kesalahan pengiriman, atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi.
- Purchase return bermanfaat untuk menjaga hubungan baik dengan pemasok, meningkatkan efisiensi operasional, serta menjaga stabilitas keuangan dan reputasi perusahaan.
- Tips mengurangi purchase return yaitu dengan evaluasi kinerja pemasok, komunikasi yang jelas tentang spesifikasi produk, serta audit rutin terhadap proses pembelian.
- Software Purchasing Management ScaleOcean adalah solusi untuk mempermudah manajemen purchase return, dan memantau transaksi pembelian dan retur secara real-time.
Apa itu Purchase Return?
Purchase return adalah proses pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok atau vendor. Proses ini biasanya dilakukan jika barang yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, mengalami kerusakan, atau memiliki cacat yang mempengaruhi fungsinya.
Selain itu, kesalahan dalam pengiriman atau kegagalan produksi juga dapat menjadi alasan utama terjadinya pengembalian barang. Pengelolaan purchase return penting untuk menjaga hubungan baik dengan pemasok dan memastikan kualitas produk yang diterima tetap terjaga.
Selain itu, pengembalian barang dapat memengaruhi kondisi keuangan perusahaan karena berhubungan langsung dengan aliran kas. Pencatatan akuntansi yang tepat sangat penting, terutama terkait dengan pengembalian dana atau penerimaan barang pengganti yang harus tercatat dengan akurat.
Alasan Terjadinya Retur Pembelian

Pengembalian barang atau purchase return terjadi ketika barang yang diterima tidak sesuai spesifikasi, seperti kualitas, ukuran, atau jenis yang berbeda. Ketidaksesuaian ini menghalangi penggunaan barang sesuai tujuan, sehingga pengembalian diperlukan untuk kelancaran proses bisnis.
Salah satu alasan utama terjadinya pengembalian barang adalah kerusakan atau cacat pada barang. Produk yang rusak atau cacat dapat mengganggu fungsionalitas barang, yang pada akhirnya mempengaruhi kelancaran operasional perusahaan.
Dalam hal ini, pengembalian barang sangat penting untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan operasional. Selain itu, kesalahan dalam pengiriman juga sering menjadi alasan terjadinya retur pembelian.
Pengiriman barang yang salah, baik dalam hal jenis maupun jumlah, sering terjadi dan memerlukan pengembalian untuk menghindari gangguan dalam proses distribusi dan produksi. Pengembalian menjadi solusi untuk mengoreksi kesalahan ini dan memastikan kelancaran operasional.
Kegagalan produksi oleh pemasok dapat menyebabkan pengembalian barang jika produk yang diterima tidak memenuhi standar atau spesifikasi yang dijanjikan. Pengembalian ini penting untuk memastikan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati.
Dengan pengembalian barang yang tidak memenuhi standar kualitas, perusahaan dapat memastikan bahwa hanya produk yang berkualitas tinggi yang digunakan dalam operasi mereka. Hal ini mendukung tujuan perusahaan untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menjaga reputasi yang baik di pasar.
Manfaat Menerapkan Purchase Return bagi Perusahaan
Menerapkan kebijakan purchase return yang terstruktur dan efisien dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, baik dalam hubungan dengan pemasok maupun dalam pengelolaan keuangan. Proses pengembalian barang yang jelas dan tepat waktu tidak hanya melindungi kualitas produk yang diterima.
Hal ini juga meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga kestabilan finansial perusahaan. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama dari penerapan kebijakan purchase return yang baik.
1. Memelihara Hubungan Baik dengan Pemasok
Mengimplementasikan kebijakan purchase return yang terstruktur adalah langkah cerdas untuk memelihara hubungan baik dengan pemasok. Sebuah sistem yang jelas dan transparan dalam menangani pengembalian barang akan membangun komunikasi yang lebih baik.
Hal ini memperkuat hubungan antara perusahaan dan pemasok. Hal ini mengurangi potensi konflik dan menciptakan kepercayaan yang lebih kuat dalam jangka panjang.
Di sisi lain, dengan adanya prosedur yang terstandarisasi, perusahaan dapat memberi umpan balik yang konstruktif kepada pemasok tentang kualitas barang. Ini memberi kesempatan bagi pemasok untuk memperbaiki produk mereka, sehingga hubungan kerjasama bisa terus berkembang dan semakin solid.
2. Menjamin Kualitas Barang yang Diterima
Proses pengembalian yang jelas memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati. Ketika produk yang dikirimkan tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan, perusahaan dapat dengan mudah mengembalikannya, menjaga agar hanya barang berkualitas yang masuk ke dalam rantai pasokan.
Dengan ERP Purchasing, perusahaan bisa menjaga kualitas produk yang akan dipasarkan, sehingga produk yang diterima memiliki mutu yang konsisten. Hal ini tidak hanya memastikan kepuasan pelanggan, tetapi juga membantu membangun reputasi perusahaan sebagai penyedia produk berkualitas.
3. Meningkatkan Reputasi Perusahaan di Mata Pelanggan
Kebijakan purchase return yang responsif memperlihatkan komitmen perusahaan terhadap kepuasan pelanggan. Ketika pelanggan merasa bahwa pengembalian barang ditangani dengan cepat dan efisien, para konsumen akan merasa dihargai.
Hal ini menciptakan kesan positif yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan. Reputasi yang baik dalam menangani pengembalian barang juga memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Proses pengembalian barang yang cepat juga mencerminkan profesionalisme perusahaan dalam mengelola pengadaan dan distribusi produk. Kemampuan untuk mengatasi masalah dengan segera akan memperkuat loyalitas pelanggan dan menarik lebih banyak pelanggan baru yang menghargai pelayanan prima yang diberikan.
4. Menjaga Stabilitas Arus Kas Perusahaan
Di sisi finansial, kebijakan purchase return memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan memfasilitasi pengembalian dana atau penggantian barang yang tidak sesuai. Dengan adanya prosedur pengembalian yang jelas, perusahaan dapat memastikan produk yang tidak memenuhi kriteria dapat segera dikembalikan.
Hal ini membantu meminimalkan kerugian dan menjaga aliran kas tetap stabil. Proses pengembalian barang juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menyesuaikan neraca keuangan mereka dengan lebih akurat.
Selain itu, hal ini membantu mengurangi biaya tambahan yang terkait dengan produk cacat atau tidak sesuai pesanan. Hal ini memastikan bahwa perusahaan tetap efisien dan bisa menghindari pemborosan dalam pengeluaran barang yang tidak dapat dijual.
Baca juga: Request for Proposal (RFP): Definisi, Manfaat, dan Contohnya
Jenis Purchase Return
Jenis purchase return dapat dibedakan menjadi dua, yaitu purchase return kredit dan purchase return tunai, masing-masing memiliki karakteristik dan proses yang berbeda.
1. Purchase Return Kredit
Purchase return kredit terjadi ketika pembeli mengembalikan barang kepada pemasok dan memilih untuk menerima kredit sebagai gantinya, bukan pengembalian uang tunai. Kredit ini dapat digunakan untuk pembelian masa depan atau mengurangi saldo hutang yang ada dengan pemasok tersebut.
Metode ini sering digunakan dalam transaksi antar perusahaan di mana kedua belah pihak memiliki transaksi berkelanjutan, memudahkan administrasi keuangan dan memperkuat hubungan bisnis.
2. Purchase Return Tunai
Dalam kasus purchase return tunai, pembeli mengembalikan barang kepada pemasok sesuai dengan kesepakatan. Sebagai pengganti, pembeli langsung menerima uang tunai untuk barang yang telah dikembalikan tersebut.
Jenis retur ini umumnya terjadi pada transaksi ketika pembeli memerlukan pengembalian dana secara cepat. Purchase return tunai juga sering terjadi di bisnis ritel dimana konsumen mengembalikan barang ke toko dan meminta pengembalian uang mereka secara langsung.
Mengapa Purchase Return itu Penting?
Pengembalian barang adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan bisnis karena dapat menjaga kualitas produk dan layanan yang yang diberikan oleh perusahaan. Dengan retur barang, perusahaan dapat mengembalikan barang rusak, tidak sesuai, atau salah kirim, sehingga terhindar dari kerugian akibat produk yang tidak bisa dijual.
Selain itu, proses purchase return dapat mempertahankan hubungan baik perusahaan dengan pemasok. Hal ini disebabkan karena proses pengembalian yang sesuai prosedur membantu kedua belah pihak menyelesaikan masalah dengan cepat dan transparan.
Pada akhirnya, manajemen pengembalian barang yang baik berdampak terhadap efisiensi operasional, menjaga arus kas tetap stabil, serta membantu perusahaan mengurangi pengeluaran akibat kerusakan atau kesalahan pengiriman.
Perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan antara retur penjualan dan retur pembelian. Retur penjualan merujuk pada pengembalian barang dari pelanggan kepada perusahaan, biasanya karena barang tidak sesuai dengan harapan atau rusak.
Sementara itu, retur pembelian adalah pengembalian barang dari perusahaan ke pemasok, sering kali karena barang yang diterima tidak sesuai dengan pesanan atau rusak. Kedua proses ini memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga kualitas dan hubungan yang baik dengan pihak terkait, tetapi diterapkan pada arah yang berbeda dalam rantai pasok.
Dampak Purchase Return untuk Bisnis

Proses purchase return tidak hanya mempengaruhi hubungan antara perusahaan dan pemasok, tetapi juga dapat memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek bisnis lainnya. Pengembalian barang yang tidak sesuai atau rusak harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari dampak negatif.
Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menimbulkan gangguan yang berpotensi merugikan kelancaran operasional dan keuangan perusahaan. Segmen ini akan membahas berbagai dampak yang ditimbulkan oleh purchase return terhadap bisnis, mulai dari sisi keuangan, inventori, hingga reputasi perusahaan.
1. Dampak pada Pencatatan Akuntansi
Pengembalian barang dalam bentuk purchase return memiliki dampak langsung pada pencatatan akuntansi perusahaan. Stok barang akan berkurang, yang berarti jumlah inventaris di gudang juga berkurang.
Selain itu, nilai utang kepada pemasok akan menurun, terutama jika pembayaran belum dilakukan. Dalam pembukuan akuntansi, pengembalian barang dicatat sebagai kredit karena mengurangi biaya barang yang diterima sebelumnya.
2. Dampak pada Manajemen Inventori
Pengembalian barang dapat memengaruhi manajemen inventori secara signifikan. Proses pengembalian menyebabkan perubahan jumlah barang yang tersedia, yang dapat mengganggu perencanaan stok dan permintaan produk.
Dalam hal ini, pembelian bersih merupakan faktor penting yang perlu diperhitungkan. Dengan mempertimbangkan pembelian bersih, perusahaan dapat memastikan akurasi dalam perhitungan stok dan menghindari ketidaksesuaian jumlah barang yang tersedia.
Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam persediaan, seperti kekurangan stok atau kelebihan barang yang tidak terjual. Akibatnya, hal tersebut dapat mengganggu kelancaran operasional bisnis dan mempengaruhi efisiensi rantai pasokan.
3. Dampak pada Hubungan dengan Supplier
Frekuensi pengembalian barang yang tinggi atau dalam jumlah besar dapat mempengaruhi hubungan antara perusahaan dan pemasok. Pemasok mungkin merasa bahwa pengembalian barang disebabkan oleh kualitas pengiriman atau masalah komunikasi yang buruk.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan pemasok agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan. Memastikan bahwa pengembalian barang dilakukan dengan alasan yang jelas dan transparan akan membantu mencegah timbulnya ketegangan yang dapat merusak hubungan jangka panjang dengan pemasok.
4. Dampak pada Reputasi Bisnis di Mata Pelanggan
Pengembalian barang juga dapat mempengaruhi reputasi bisnis di mata pelanggan. Jika sebuah perusahaan terlalu sering melakukan pengembalian barang kepada pemasok, pelanggan mungkin akan menganggap produk yang dijual kurang berkualitas.
Untuk itu, perusahaan perlu memastikan bahwa prosedur purchase return dilaksanakan dengan efisien dan hanya dilakukan ketika benar-benar diperlukan. Langkah ini penting untuk menjaga kredibilitas perusahaan serta memastikan kepercayaan pelanggan tetap terjaga dalam jangka panjang.
Proses Purchase Return
Proses purchase return melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti oleh perusahaan untuk mengembalikan barang yang tidak sesuai. Pengembalian ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan, kesalahan pengiriman, atau ketidaksesuaian dengan pesanan yang telah dilakukan.
Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pengembalian dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Hal ini penting agar setiap langkah pengembalian sesuai dengan kebijakan perusahaan dan tercatat dengan akurat dalam sistem pencatatan yang ada. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
1. Verifikasi Barang yang Diterima
Langkah pertama dalam proses purchase return adalah verifikasi barang yang diterima. Perusahaan harus memeriksa barang untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan pesanan yang dilakukan.
Pemeriksaan ini meliputi pengecekan kualitas barang, jumlah barang, serta kondisi fisik barang. Jika ditemukan cacat atau kerusakan, perusahaan harus segera mencatatnya untuk memudahkan proses pengembalian dan menghindari masalah di kemudian hari.
2. Menghubungi Supplier
Setelah verifikasi selesai, langkah berikutnya adalah menghubungi pemasok untuk memberitahukan pengembalian barang. Komunikasi yang cepat dan jelas dengan pemasok sangat penting dalam menyelesaikan masalah ini.
Perusahaan harus memberikan penjelasan lengkap tentang alasan pengembalian, baik karena barang rusak, tidak sesuai pesanan, atau kesalahan dalam pengiriman. Pemasok kemudian akan memberikan instruksi lebih lanjut mengenai proses pengembalian dan langkah selanjutnya, seperti apakah barang akan diganti atau dana dikembalikan.
3. Pengisian Dokumen Pengembalian
Pengembalian barang dalam purchase return harus disertai dengan dokumentasi yang lengkap. Dokumen yang perlu dipersiapkan antara lain adalah surat penerimaan barang yang mencatat barang yang diterima dari pemasok.
Selain itu, nota pengembalian, faktur, dan bukti komunikasi dengan pemasok perlu disiapkan sebagai bukti transaksi yang sah. Dokumen-dokumen ini akan memudahkan proses verifikasi serta memastikan pencatatan yang akurat dalam sistem akuntansi perusahaan.
4. Pengembalian Barang dan Penyelesaian Transaksi
Setelah verifikasi dan dokumentasi selesai, perusahaan mengembalikan barang kepada pemasok sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Pemasok akan memeriksa barang yang dikembalikan untuk menilai kondisi dan alasan pengembalian.
Berdasarkan evaluasi tersebut, mereka akan memutuskan apakah akan mengirimkan barang pengganti, memberikan diskon, atau refund sesuai perjanjian. Setelah proses pengembalian selesai, perusahaan harus mencatat transaksi ini dalam sistem untuk memastikan akurasi data dan laporan keuangan.
5. Pencatatan di Gudang
Staf gudang harus mencatat barang yang akan dikembalikan dalam sistem inventaris. Pencatatan ini sangat penting untuk memantau jumlah barang yang tersedia di gudang secara akurat.
Hal ini juga memastikan bahwa barang yang dikembalikan tidak terhitung sebagai barang yang siap dijual, sehingga menghindari kesalahan dalam pengelolaan inventaris. Proses ini membantu menjaga integritas data stok dan memastikan bahwa sistem inventaris mencerminkan jumlah barang yang tepat.
Pencatatan yang akurat juga akan mempermudah pengelolaan stok ke depan dan mencegah terjadinya kesalahan dalam penghitungan barang. Hal ini juga berfungsi untuk menjaga ketepatan data dalam sistem, yang sangat penting untuk perencanaan stok dan kebutuhan operasional perusahaan.
6. Pengesahan oleh Pihak Berwenang
Setelah barang dicatat, pengesahan pengembalian oleh kepala gudang atau pihak berwenang lainnya perlu dilakukan. Pengesahan ini memastikan bahwa pengembalian barang telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Setelah pengesahan, stok barang yang dikembalikan akan berkurang secara otomatis dalam sistem. Proses ini memastikan bahwa jumlah barang yang tercatat di sistem sesuai dengan jumlah yang sebenarnya ada di gudang, menjaga keakuratan data inventaris.
Langkah pengesahan ini juga penting untuk validasi pengembalian barang dan untuk memastikan bahwa proses dilakukan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Ini memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang terjadi dalam pencatatan dan pengelolaan barang yang dikembalikan.
7. Pembaruan Faktur
Setelah barang dikembalikan, staf keuangan harus memperbarui faktur pembelian untuk mencatat pengembalian barang. Pembaruan ini akan memengaruhi jumlah utang yang harus dibayar kepada pemasok, mengurangi kewajiban pembayaran, dan memperbaiki saldo utang yang tercatat dalam laporan keuangan.
Pembaruan faktur harus dilakukan dengan teliti untuk memastikan data yang akurat. Pembaruan faktur juga membantu perusahaan menjaga laporan keuangan tetap teratur dan sesuai dengan kondisi aktual setelah pengembalian barang. Hal ini penting untuk memudahkan pencatatan keuangan dan memastikan semua transaksi pengembalian tercatat dengan benar.
8. Pembaruan Akun Utang
Setelah faktur diperbarui, kepala bagian keuangan harus mengesahkan pembaruan tersebut. Pembaruan ini akan memperbarui saldo utang dan inventaris di sistem akuntansi perusahaan.
Pembaruan yang akurat sangat penting untuk menjaga keseimbangan buku akun perusahaan. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan pembelian tetap mencerminkan kondisi yang sebenarnya setelah proses pengembalian barang, sehingga tidak ada kesalahan dalam pencatatan keuangan.
Langkah ini juga memastikan bahwa saldo utang yang tercatat di sistem akuntansi sesuai dengan jumlah yang harus dibayar setelah pengembalian barang. Dengan demikian, laporan keuangan perusahaan tetap akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Cara Menghitung Retur Pembelian dan Contohnya
Cara menghitung atau mencari nilai retur melibatkan penggunaan data dari transaksi pembelian dan retur yang telah terjadi. Ini memudahkan perusahaan untuk memantau dan menganalisis dampak retur terhadap biaya dan seluruh pengeluaran. Berikut adalah rumus purchase return untuk menghitung nilai purchase return.
Purchase Return = Jumlah Unit Dikembalikan x Harga per Unit
- Identifikasi Transaksi Retur: Kumpulkan semua data transaksi yang melibatkan pengembalian barang kepada pemasok. Ini termasuk tanggal retur, jumlah barang yang dikembalikan, dan harga per unit barang tersebut saat pembelian.
- Hitung Total Unit Dikembalikan: Jumlahkan total unit dari semua item yang dikembalikan selama periode waktu yang ditentukan.
- Gunakan Harga Per Unit: Terapkan harga per unit dari masing-masing barang yang dikembalikan. Ini harus sesuai dengan harga yang dibayarkan saat barang awalnya dibeli, kecuali jika ada penyesuaian harga yang telah disepakati.
- Hitung Jumlah Total: Kalikan jumlah unit yang dikembalikan dengan harga per unit mereka untuk mendapatkan total nilai purchase return.
Contohnya, sebuah toko elektronik, “Toko ABC,” membeli 50 unit televisi dari pemasok seharga Rp3.000.000 per unit. Total pembelian adalah Rp150.000.000. Namun, setelah barang diterima, Toko ABC menemukan bahwa 5 unit televisi rusak saat pengiriman dan harus dikembalikan ke pemasok.
Nilai Retur = 5 x Rp3.000.000 = Rp15.000.000
Total nilai pengembalian untuk 5 unit televisi adalah Rp15.000.000. Jadi, Toko ABC akan mendapatkan pengembalian dana atau penggantian barang senilai Rp15.000.000 dari pemasok.
Menghitung pengembalian secara akurat sangat penting untuk memastikan kondisi keuangan perusahaan tetap sehat dan terkendali. Selain itu, perhitungan yang tepat juga membantu dalam pengambilan keputusan strategis terkait manajemen persediaan, seperti perencanaan stok, serta memperkuat hubungan jangka panjang dengan pemasok.
Untuk mempermudah proses pengadaan dalam bisnis, Anda dapat mengimplementasikan purchasing software ScaleOcean. Software ini memungkinkan perusahaan untuk memantau transaksi pembelian dan retur secara real-time, serta memudahkan pengelolaan persediaan dan negosiasi dengan pemasok, sehingga kegiatan bisnis dapat berjalan lebih lancar dan efisien.
Tips untuk Mengurangi Pengembalian Pembelian
Evaluasi kinerja pemasok secara berkala adalah kunci utama menekan angka purchase return. Penilaian komprehensif mencakup kualitas produk, layanan pelanggan, harga yang kompetitif, serta ketepatan waktu pengiriman.
Dengan visibilitas kinerja yang akurat, perusahaan dapat memantau kualitas barang yang diterima secara lebih efektif. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membangun kemitraan yang lebih kuat dengan pemasok terpercaya, sehingga mengurangi potensi masalah ketidaksesuaian barang di masa depan.
Komunikasi yang jelas dan detail mengenai spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada pemasok akan meminimalisir resiko ketidaksesuaian antara barang yang diterima dengan pesanan. Upaya mendapatkan penawaran terbaik dan memastikan kejelasan detail kontrak juga merupakan langkah preventif yang efektif untuk menghindari potensi kesalahan di kemudian hari.
Audit rutin terhadap keseluruhan siklus pembelian dan pengiriman memegang peranan penting. Melalui evaluasi menyeluruh pada setiap tahapan, mulai dari seleksi pemasok hingga proses pengiriman barang, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang rentan terhadap masalah.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengatasi potensi masalah tersebut yang dapat menyebabkan pengembalian pembelian di kemudian hari. Hal ini akan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan pembelian yang lebih tepat dan mengurangi potensi masalah di masa depan.
Kesimpulan
Agar bisnis Anda bisa menerapkan proses pembelian yang efektif, Anda harus memahami konsep purchase return. Dengan memahami jenis retur yang ada dan metode untuk menemukan pengembalian pembelian, bisnis dapat mengoptimalkan manajemen inventaris dan memperkuat hubungan dengan pemasok.
Mengetahui purchase return adalah salah satu cara bisnis untuk mengevaluasi kualitas produk dan efektivitas operasional agar dapet ditingkatkan. Oleh sebab itu, penting bagi setiap bisnis untuk mencatat dan menganalisis setiap kasus retur untuk meningkatkan strategi pembelian mereka dan hubungan dengan pemasok.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mencoba demo gratis atau konsultasi gratis seputar purchasing software ScaleOcean. Melalui demo ini Anda dapat merasakan bagaimana fitur dari software ini dapat memudahkan pengelolaan purchase return dan meningkatkan efisiensi bisnis Anda secara keseluruhan.
FAQ:
1. Apa itu return dalam pembelian?
Return dalam pembelian adalah proses pengembalian barang yang diterima oleh pembeli ke pemasok atau penjual, biasanya karena ketidaksesuaian dengan pesanan, kerusakan, atau masalah kualitas lainnya.
2. Apa contoh pengembalian pembelian?
Contoh pengembalian pembelian adalah ketika perusahaan mengembalikan barang yang rusak, tidak sesuai ukuran, atau barang yang salah dikirim oleh pemasok setelah dilakukan verifikasi kualitas.
3. Apakah retur pembelian merupakan biaya?
Retur pembelian bukanlah biaya, melainkan pengurangan dari biaya pembelian barang. Ini akan mengurangi total pengeluaran perusahaan terkait pembelian barang yang dikembalikan.
4. Retur pembelian dicatat dimana?
Retur pembelian dicatat dalam akun pengembalian pembelian atau akun kredit pembelian dalam sistem akuntansi perusahaan, yang akan mengurangi saldo utang dan biaya pembelian.


