Efisiensi produksi adalah kunci daya saing di industri manufaktur, dan salah satu cara mencapainya adalah dengan menghitung takt time. Takt time mengukur waktu maksimum untuk memproduksi satu unit produk sesuai permintaan pelanggan, memastikan lini produksi selaras dengan permintaan, menghindari pemborosan, dan menjaga kelancaran produksi.
Perhitungan takt time yang tepat dapat mengoptimalkan sumber daya, mengurangi waktu tunggu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Sebaliknya, kesalahan dalam perhitungan dapat menyebabkan kelebihan produksi atau kekurangan stok, menurunkan efisiensi, dan merugikan finansial. Artikel ini akan membahas cara menghitung dan menerapkan takt time untuk hasil yang lebih optimal.

- Takt time adalah metrik kunci untuk memastikan efisiensi produksi dengan menyelaraskan kecepatan produksi dengan permintaan pelanggan, mencegah overproduction dan stock out.
- Penerapan takt time yang tepat membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memastikan pengiriman tepat waktu, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan pelanggan.
- Menghitung takt time melibatkan penghitungan waktu produksi yang tersedia dan membaginya dengan jumlah produk yang dibutuhkan.
- ScaleOcean Manufacturing ERP menyediakan fitur-fitur canggih seperti MRP untuk membantu perusahaan mengelola takt time dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas dan daya saing bisnis.
1. Apa Itu Takt Time?
Istilah takt time berasal dari bahasa Jerman, di mana kata “Takt” berarti irama atau tempo. Konsep ini mengadopsi prinsip ritme yang digunakan dalam musik untuk menjaga kestabilan dan konsistensi aliran. Dalam dunia manufaktur, takt time merujuk pada waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk agar dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.
Takt time menghubungkan kapasitas produksi dengan permintaan pasar, memungkinkan perusahaan menyesuaikan kecepatan produksi sesuai volume permintaan. Hal ini mencegah overproduction (kelebihan produksi) dan stock out (kekurangan stok), memastikan produksi berjalan efisien dan sesuai dengan kebutuhan pasar, serta menghindari pemborosan.
Baca juga: Apa itu Production Planning beserta Komponen dan Strateginya
2. Tujuan dan Manfaat Takt Time
Menerapkan takt time dalam proses produksi bukan sekadar mengikuti tren industri, melainkan sebuah langkah strategis untuk mencapai efisiensi operasional. Tujuan utamanya adalah menciptakan aliran kerja yang mulus dan dapat diprediksi. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh berbagai manfaat signifikan yang berdampak langsung pada profitabilitas dan kepuasan pelanggan.
a. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Dengan menetapkan ritme produksi yang jelas, perusahaan dapat memastikan bahwa tenaga kerja dan mesin bekerja pada kapasitas yang optimal. Takt time membantu mengidentifikasi waktu henti yang tidak perlu dan menyeimbangkan beban kerja di setiap stasiun. Hal ini mencegah adanya pekerja yang terlalu sibuk sementara yang lain menganggur, sehingga setiap sumber daya dimanfaatkan secara maksimal.
Efisiensi ini juga berdampak pada pengurangan biaya operasional secara keseluruhan. Ketika mesin dan karyawan bekerja sesuai irama yang dibutuhkan, pemborosan energi dan waktu dapat diminimalkan. Pada akhirnya, optimalisasi sumber daya ini akan meningkatkan produktivitas tanpa harus menambah investasi yang besar.
b. Meningkatkan Kualitas dan Konsistensi
Ritme kerja yang stabil dan terstandarisasi memungkinkan operator untuk fokus pada tugas mereka dengan lebih baik. Ketika tekanan untuk terburu-buru dihilangkan, risiko kesalahan manusia dapat ditekan secara signifikan. Pekerja memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan setiap tugas sesuai standar kualitas yang ditetapkan.
Selain itu, proses produksi yang konsisten membuat kontrol kualitas menjadi lebih mudah diimplementasikan. Setiap penyimpangan dari standar akan lebih cepat terdeteksi dan diperbaiki. Hasilnya adalah produk akhir yang memiliki kualitas seragam dan memenuhi ekspektasi pelanggan secara konsisten.
c. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Salah satu manfaat terbesar dari takt time adalah kemampuannya untuk memastikan pengiriman produk yang tepat waktu. Dengan menyelaraskan produksi dengan permintaan, perusahaan dapat memenuhi tenggat waktu yang dijanjikan kepada pelanggan. Ketepatan waktu ini membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
Produksi yang andal juga mengurangi lead time atau waktu tunggu pesanan, yang merupakan faktor penting dalam pengalaman pelanggan. Ketika pelanggan tahu mereka bisa mengandalkan Anda untuk pengiriman yang konsisten, kepuasan mereka akan meningkat secara signifikan. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif yang kuat di pasar yang semakin ketat.
d. Menyesuaikan Produksi dengan Permintaan Pelanggan
Prinsip inti dari takt time adalah memproduksi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar, tidak lebih dan tidak kurang. Ini adalah solusi efektif untuk menghindari masalah klasik dalam manufaktur, yaitu overproduction. Produksi berlebih menyebabkan penumpukan inventaris yang memakan biaya penyimpanan dan berisiko menjadi usang.
Di sisi lain, takt time juga mencegah terjadinya kekurangan stok yang dapat menyebabkan hilangnya peluang penjualan. Dengan proses demand management yang baik, perusahaan dapat merespons permintaan pasar secara fleksibel dan efisien. Kemampuan ini sangat penting untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
3. Cara Menghitung Takt Time
Menghitung takt time sebenarnya cukup mudah dan tidak memerlukan formula yang rumit. Kunci utamanya adalah memiliki data yang akurat mengenai waktu kerja yang tersedia dan jumlah permintaan pelanggan. Rumus dasar untuk menghitung takt time adalah sebagai berikut:
Takt Time = Waktu Produksi yang Tersedia / Jumlah Produk yang Dibutuhkan
Komponen pertama adalah Waktu Produksi yang Tersedia, yaitu total waktu kerja efektif dalam satu periode produksi. Waktu ini dihitung dengan mengurangi total jam kerja dengan waktu henti yang direncanakan, seperti jam istirahat, rapat, dan jadwal pemeliharaan mesin. Komponen kedua adalah Jumlah Produk yang Dibutuhkan, yang merujuk pada total unit yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan dalam periode yang sama.
Sebagai contoh praktis, mari kita asumsikan sebuah pabrik beroperasi selama 8 jam per hari (480 menit). Setelah dikurangi 30 menit istirahat makan siang dan 30 menit untuk pemeliharaan, waktu produksi yang tersedia adalah 420 menit. Jika permintaan pelanggan pada hari itu adalah 140 unit, maka takt time dihitung seperti berikut:
Takt Time = Waktu Produksi yang Tersedia / Jumlah Produk yang Dibutuhkan
Takt Time = 420 / 140
Takt Time = 3
Setiap unit produk harus selesai diproduksi dalam waktu maksimal 3 menit, yang menjadi acuan penting dalam menetapkan KPI produksi yang realistis.
Baca juga: Definisi Pengendalian Produksi, Jenis, Tujuan, dan Tahapan
4. Perbedaan antara Takt Time dan Cycle Time
Takt time dan cycle time adalah dua konsep yang sangat penting dalam manajemen produksi, namun sering kali disalahartikan. Meskipun keduanya berkaitan dengan waktu dalam proses produksi, masing-masing memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda.
Memahami perbedaan antara takt time dan cycle time sangat penting untuk mengoptimalkan efisiensi produksi. Dalam bagian ini, artikel ini akan membahas perbedaan keduanya dari berbagai aspek, mulai dari pengertian, fungsi, hingga hubungan antara kedua metrik tersebut dalam menjaga kelancaran dan efisiensi alur produksi.
a. Berdasarkan Pengertiannya
Takt time adalah waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk agar sesuai dengan permintaan pelanggan. Takt time ditentukan oleh kebutuhan pasar dan berfungsi untuk menyelaraskan kecepatan produksi dengan volume permintaan. Konsep ini membantu perusahaan untuk tetap terorganisir dan memastikan setiap unit diproduksi dalam waktu yang telah ditargetkan sesuai dengan permintaan.
Sementara itu, cycle time mengukur waktu aktual yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk dalam proses produksi. Cycle time lebih berfokus pada kinerja operasional di lantai produksi dan mencerminkan seberapa cepat proses berjalan dari awal hingga akhir. Ini mengukur efisiensi waktu yang digunakan dalam setiap langkah produksi.
b. Berdasarkan Fungsi
Takt time berfungsi untuk menyelaraskan kecepatan produksi dengan permintaan pelanggan. Dengan mengatur takt time, perusahaan dapat memastikan bahwa produksi tidak melebihi atau kekurangan jumlah yang dibutuhkan, menghindari penumpukan inventaris, atau keterlambatan pengiriman. Takt time menjadi pedoman dalam mengatur ritme produksi agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
Di sisi lain, cycle time berfungsi untuk memantau dan mengukur efisiensi operasional. Metrik ini memberikan gambaran nyata tentang kecepatan kerja dalam setiap tahapan produksi dan membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan mengukur cycle time, perusahaan dapat mengetahui apakah proses produksi sudah berjalan sesuai dengan standar atau ada yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi.
c. Berdasarkan Efisiensi Produksi
Idealnya, cycle time harus sedikit lebih rendah dari takt time agar produksi dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. Jika cycle time lebih tinggi dari takt time, artinya produksi tidak dapat mengejar permintaan pasar, yang berisiko menunda pengiriman dan mengecewakan pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi perlu ditingkatkan agar lebih responsif terhadap permintaan.
Sebaliknya, jika cycle time jauh lebih rendah dari takt time, ini menandakan adanya kelebihan produksi. Kelebihan produksi dapat menyebabkan penumpukan stok yang berisiko menjadi usang dan menambah biaya penyimpanan. Oleh karena itu, keseimbangan yang tepat antara takt time dan cycle time penting untuk menjaga produksi tetap efisien dan sesuai dengan permintaan pasar tanpa pemborosan.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Takt Time
Takt time bukanlah angka yang statis, karena dapat berubah seiring waktu karena dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Memahami faktor-faktor ini sangat penting agar perusahaan dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjaga kelancaran produksi. Berikut adalah beberapa elemen kunci yang memengaruhi perhitungan takt time.
a. Efisiensi dan Kinerja Mesin atau Pekerja
Kecepatan dan keandalan mesin serta keterampilan pekerja memengaruhi waktu produksi yang Tersedia. Kerusakan mesin atau keterlambatan pekerja meningkatkan waktu henti tak terduga, mengurangi waktu produksi efektif, dan memperketat takt time yang harus dicapai.
Sebaliknya, peningkatan efisiensi melalui pelatihan karyawan atau pemeliharaan mesin yang lebih baik dapat menambah waktu produksi yang tersedia. Dengan demikian, takt time bisa menjadi lebih longgar, memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi tim produksi. Konsistensi kinerja adalah kunci untuk menjaga takt time yang stabil.
b. Jumlah Waktu Kerja yang Tersedia
Faktor ini adalah salah satu komponen utama dalam rumus takt time. Setiap perubahan dalam kebijakan jam kerja, seperti penambahan atau pengurangan shift, akan secara langsung mengubah total waktu produksi yang tersedia. Demikian pula, waktu istirahat, rapat, atau sesi pelatihan yang dijadwalkan juga harus diperhitungkan.
Manajemen harus cermat dalam merencanakan jadwal kerja agar waktu produktif dapat dimaksimalkan. Perhitungan yang tidak akurat terhadap waktu kerja yang tersedia akan menghasilkan takt time yang keliru. Ini dapat menyebabkan perencanaan produksi yang tidak realistis dan sulit dicapai.
c. Variabilitas dalam Proses Produksi
Perubahan dalam desain produk, kualitas bahan baku, atau metode kerja dapat memengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit. Variabilitas ini dapat mengganggu ritme produksi yang telah ditetapkan. Proses yang tidak stabil akan sulit untuk diselaraskan dengan takt time yang konsisten.
Oleh karena itu, standardisasi tahapan proses produksi menjadi sangat penting. Dengan meminimalkan variasi, perusahaan dapat menciptakan aliran kerja yang lebih dapat diprediksi. Kontrol kualitas bahan baku dan metode kerja yang baku adalah kunci untuk menjaga stabilitas.
d. Volume Permintaan Produk
Volume permintaan pelanggan adalah komponen dinamis dalam rumus takt time dan sering kali menjadi faktor yang paling sulit dikendalikan. Permintaan yang berfluktuasi secara musiman atau karena tren pasar akan secara langsung mengubah jumlah unit yang harus diproduksi. Ketika permintaan meningkat, takt time akan menjadi lebih singkat, menuntut kecepatan produksi yang lebih tinggi.
Sebaliknya, saat permintaan menurun, takt time akan menjadi lebih panjang. Perusahaan harus memiliki sistem peramalan permintaan yang andal untuk mengantisipasi perubahan ini. Kemampuan untuk menyesuaikan takt time secara proaktif adalah ciri dari sistem manufaktur yang tangkas dan responsif.
6. Implementasi Takt Time dalam Produksi
Mengetahui takt time hanyalah langkah awal, tantangan sebenarnya terletak pada implementasinya di lantai produksi. Proses ini memerlukan perencanaan yang cermat, komitmen dari seluruh tim, dan evaluasi berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah kunci untuk menerapkan takt time secara efektif.
a. Langkah 1: Menghitung Takt Time
Langkah pertama yang paling fundamental adalah menghitung takt time dengan akurat. Gunakan data yang valid mengenai waktu kerja yang tersedia setelah dikurangi semua waktu henti terencana. Pastikan juga data permintaan pelanggan yang digunakan adalah yang terbaru dan relevan untuk periode produksi yang bersangkutan.
Perhitungan ini harus dilakukan secara berkala, terutama jika ada perubahan signifikan dalam permintaan atau jadwal kerja. Takt time yang akurat adalah fondasi dari seluruh strategi implementasi. Kesalahan pada tahap ini akan berdampak pada semua langkah berikutnya.
b. Langkah 2: Menyesuaikan Proses Produksi
Setelah takt time ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan menyesuaikan setiap stasiun kerja. Bandingkan cycle time di setiap stasiun dengan takt time yang telah dihitung. Jika ada stasiun yang cycle time-nya lebih lama dari takt time, maka stasiun tersebut adalah bottleneck yang harus segera diatasi.
Untuk mengatasi ini, lakukan line balancing atau penyeimbangan lini produksi dengan mendistribusikan kembali tugas-tugas. Tujuannya adalah memastikan setiap stasiun kerja dapat menyelesaikan tugasnya dalam batas takt time. Penyesuaian ini mungkin melibatkan perubahan tata letak, penambahan sumber daya, atau penyederhanaan proses.
c. Langkah 3: Monitoring dan Evaluasi
Implementasi takt time bukanlah proyek satu kali, melainkan proses perbaikan berkelanjutan. Lakukan pemantauan secara rutin terhadap kinerja produksi untuk memastikan setiap stasiun bekerja sesuai dengan ritme yang ditetapkan. Gunakan papan visual atau monitor digital di lantai produksi untuk menampilkan takt time dan output aktual secara real-time.
Evaluasi data yang terkumpul untuk mengidentifikasi setiap penyimpangan atau masalah yang muncul. Libatkan tim produksi dalam sesi evaluasi untuk mendapatkan masukan dan mencari solusi bersama. Pendekatan ini mendorong budaya perbaikan terus-menerus atau kaizen.
d. Langkah 4: Menggunakan Teknologi
Di era digital, teknologi memainkan peran krusial dalam mendukung implementasi takt time. Sistem manajemen produksi atau Manufacturing Execution System (MES) dapat membantu memantau kinerja secara otomatis dan memberikan data yang akurat. Teknologi ini memudahkan manajer untuk melacak output, cycle time, dan waktu henti secara real-time.
Selain itu, otomatisasi pada stasiun kerja yang menjadi bottleneck dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kecepatan dan konsistensi. Penggunaan teknologi yang tepat tidak hanya membantu mencapai takt time, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kualitas secara keseluruhan. Investasi pada teknologi yang tepat akan memberikan hasil yang signifikan dalam jangka panjang.
7. Tantangan dalam Menerapkan Takt Time
Meskipun takt time menawarkan banyak manfaat, penerapannya tidak selalu berjalan mulus. Perusahaan sering kali menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat keberhasilan implementasi. Mengenali tantangan ini sejak awal dapat membantu manajemen menyiapkan strategi mitigasi yang efektif.
a. Fluktuasi Permintaan
Salah satu tantangan terbesar adalah permintaan pasar yang tidak stabil. Perubahan mendadak dalam jumlah pesanan pelanggan akan membuat takt time harus sering disesuaikan, yang dapat mengganggu ritme produksi. Mengelola takt time yang terus berubah membutuhkan fleksibilitas tinggi dari tim dan proses produksi.
Untuk mengatasinya, perusahaan perlu meningkatkan kemampuan peramalan permintaan dan komunikasi yang erat dengan tim penjualan. Memiliki rencana kontingensi untuk skenario permintaan tinggi atau rendah juga sangat penting. Fleksibilitas dalam penjadwalan tenaga kerja dapat membantu menyesuaikan kapasitas produksi dengan lebih cepat.
b. Keterbatasan Sumber Daya
Kekurangan tenaga kerja terampil atau mesin yang andal dapat menjadi penghalang serius. Jika sebuah stasiun kerja tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi takt time, maka seluruh lini produksi akan terhambat. Bottleneck yang disebabkan oleh keterbatasan sumber daya sulit diatasi tanpa investasi tambahan.
Solusinya melibatkan perencanaan sumber daya yang cermat dan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Pemeliharaan preventif pada mesin juga sangat penting untuk memastikan ketersediaan dan keandalannya. Dalam beberapa kasus, investasi pada mesin baru atau otomatisasi mungkin diperlukan.
c. Resistensi terhadap Perubahan
Manusia pada dasarnya cenderung menolak perubahan, dan ini juga berlaku di lingkungan kerja. Karyawan yang sudah terbiasa dengan cara kerja lama mungkin merasa tidak nyaman dengan ritme kerja baru yang diatur oleh takt time. Mereka mungkin merasa tertekan atau khawatir tidak mampu mencapai target.
Manajemen perlu melakukan sosialisasi yang efektif untuk menjelaskan manfaat takt time bagi perusahaan dan karyawan. Melibatkan karyawan dalam proses perencanaan dan implementasi dapat meningkatkan rasa kepemilikan. Pelatihan dan dukungan yang memadai juga akan membantu mereka beradaptasi dengan lebih mudah.
d. Variabilitas Proses
Proses produksi yang tidak stabil adalah musuh utama dari takt time. Perbedaan kualitas bahan baku, kerusakan mesin yang tidak terduga, atau metode kerja yang tidak konsisten dapat menyebabkan cycle time bervariasi. Variabilitas ini membuat sulit untuk mempertahankan ritme produksi yang stabil.
Untuk mengatasi ini, perusahaan harus fokus pada standardisasi proses kerja. Menerapkan prosedur operasi standar (SOP) dan Total Quality Management (TQM) yang ketat pada bahan baku dapat mengurangi variabilitas. Analisis akar masalah untuk setiap penyimpangan juga penting untuk mencegahnya terulang kembali.
8. Peran Teknologi dalam Menunjang Takt Time
Di era Industri 4.0, teknologi menjadi pendorong utama dalam optimalisasi proses manufaktur, termasuk dalam penerapan takt time. Pemanfaatan teknologi yang tepat dapat mengatasi banyak tantangan dan membantu perusahaan mencapai efisiensi yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa peran kunci teknologi dalam mendukung implementasi takt time.
a. Analitik dan Big Data
Teknologi analitik data memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data dari lantai produksi. Data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola, tren, dan anomali dalam kinerja produksi. Dengan analisis yang mendalam, manajemen dapat menemukan akar penyebab masalah dan membuat keputusan yang lebih baik.
Misalnya, analitik dapat menunjukkan stasiun kerja mana yang paling sering mengalami keterlambatan atau mesin mana yang paling rentan terhadap kerusakan. Wawasan berbasis data ini sangat berharga untuk upaya perbaikan berkelanjutan. Ini membantu perusahaan untuk fokus pada area yang paling membutuhkan perhatian.
b. Otomatisasi Proses Produksi
Otomatisasi, baik melalui penggunaan robot industri maupun sistem konveyor cerdas, dapat secara signifikan meningkatkan kecepatan dan konsistensi. Mesin dapat bekerja tanpa lelah dengan presisi tinggi, yang sangat membantu dalam mencapai cycle time yang stabil dan lebih rendah dari takt time. Otomatisasi sangat efektif untuk tugas-tugas yang berulang dan membutuhkan kecepatan tinggi.
Implementasi otomatisasi pada stasiun kerja yang menjadi bottleneck adalah strategi yang umum digunakan. Ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga membebaskan tenaga kerja manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti pengawasan kualitas dan pemecahan masalah. Dengan demikian, produktivitas keseluruhan dapat meningkat secara dramatis.
c. Memaksimalkan Produksi dan Perhitungan Takt Time dengan Software Manufaktur
ScaleOcean Manufacturing ERP adalah solusi perangkat lunak yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor manufaktur. Dengan fitur seperti Smart Material Requirements Planning (MRP), Production Scheduling, dan Capacity Planning, ERP ini membantu mengelola takt time secara efisien, mengoptimalkan sumber daya, mengurangi pemborosan waktu, dan meminimalkan downtime.
Sistem ERP ini terintegrasi dengan semua aspek operasi manufaktur, memungkinkan visibilitas real-time terhadap status pesanan dan inventaris bahan baku. Dengan alat pemantauan yang akurat, manajer dapat mengidentifikasi bottleneck, dan merencanakan produksi berdasarkan permintaan. Vendor ini memberikan solusi yang terjangkau dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda, serta menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis untuk membantu meningkatkan produktivitas perusahaan Anda.
Berikut ini adalah macam-macam fitur dari software ini untuk menghadapi takt time:
- Smart Material Requirements Planning (MRP): menghitung bahan baku yang dibutuhkan sesuai jadwal produksi dan lead times, memastikan bahan baku tersedia tepat waktu dan pengelolaan takt time lebih efisien.
- Production Scheduling: Modul ini memungkinkan perusahaan merencanakan dan memantau produksi secara real-time, memastikan produksi berjalan sesuai takt time yang ditetapkan, serta mencegah overproduction dan kekurangan waktu.
- Capacity Planning: Fitur ini memantau kapasitas mesin dan tenaga kerja, memastikan sumber daya yang tersedia cukup untuk mendukung takt time yang ditetapkan dalam produksi.
- Work Order Management: Membantu memanage pesanan kerja dan memantau status serta waktu yang diperlukan untuk setiap pesanan, memungkinkan penyesuaian takt time dengan efisiensi operasional.
- Real-time Data Analytics and Reporting: Fitur ini memberikan wawasan real-time tentang kinerja produksi, memungkinkan perusahaan memonitor apakah waktu produksi sesuai dengan takt time dan melakukan penyesuaian bila perlu.
9. Kesimpulan
Takt time adalah konsep penting dalam produksi yang memastikan keselarasan antara kecepatan produksi dan permintaan pelanggan. Dengan menghitung takt time, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya, menghindari overproduction dan stock out, serta meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggan. Penerapan yang efektif membuat produksi lebih responsif terhadap perubahan permintaan pasar.
Dengan ScaleOcean Manufacturing ERP, perusahaan dapat mengelola takt time lebih efisien melalui fitur seperti MRP, Production Scheduling, dan Capacity Planning. Teknologi ini mengoptimalkan pengelolaan produksi, mengurangi pemborosan waktu, dan meminimalkan downtime. Anda bisa menggunakan demo gratis dan konsultasi gratis untuk mempelajari kemampuan software ini lebih detail.
FAQ:
1. Apa itu takt time?
Takt time adalah waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk agar dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. Takt time berfungsi untuk menyelaraskan kecepatan produksi dengan kebutuhan pasar, mencegah overproduction (kelebihan produksi) dan stock out (kekurangan stok), serta menjaga kelancaran produksi.
2. Bagaimana cara menghitung takt time?
Untuk menghitung takt time, pengelola dapat menghitung total waktu kerja yang tersedia, dikurangi dengan waktu henti yang direncanakan, seperti istirahat dan pemeliharaan. Selanjutnya, bagi waktu produksi yang tersedia dengan jumlah unit yang harus diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hasilnya adalah waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk agar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Apa perbedaan antara takt time dan cycle time?
Takt time mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit sesuai dengan permintaan pelanggan, sementara cycle time mengukur waktu aktual yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk dalam proses produksi. Idealnya, cycle time harus sedikit lebih rendah dari takt time untuk memastikan produksi memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu.
4. Apa manfaat dari penerapan takt time dalam produksi?
Penerapan takt time membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi waktu tunggu, meningkatkan kualitas, dan memastikan produk dikirim tepat waktu. Ini juga mencegah overproduction dan stock out, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dengan pengiriman yang lebih tepat waktu dan efisien.