Memahami cara membuat KPI produksi manufaktur yang efektif sering kali menjadi tantangan bagi banyak perusahaan. Tidak jarang, proses produksi mengalami ketidakefisienan karena kurangnya tolok ukur yang jelas, yang akhirnya mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas hasil produksi.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan sistem yang tepat dalam merancang dan memantau KPI agar indikator yang digunakan benar-benar mencerminkan performa aktual di area produksi dan membantu tim mencapai tujuan operasional secara konsisten.
Di artikel ini, kami akan membahas informasi lengkap mengenai pengertian, manfaat, contoh KPI produksi, dan cara membuatnya. Informasi ini dapat Anda jadikan sebagai pertimbangan untuk menyusun strategi evaluasi kinerja yang lebih efektif dan terukur. Simak penjelasan lengkapnya bersama di sini!

- KPI (Key Performance Indicators) adalah alat untuk mengukur sejauh mana perusahaan manufaktur mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan.
- KPI produksi di industri manufaktur bermanfaat untuk mengukur kinerja, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, meningkatkan efisiensi, kualitas, dan produktivitas.
- Contoh KPI produksi manufaktur terdiri dari Output Produksi, Waktu Siklus Produksi, Volume Produksi, Biaya Produksi, Defect Rate, hingga Return Rate.
- Tingkatkan hasil KPI produksi perusahaaan Anda dengan Software Manufaktur ScaleOcean.
Apa itu KPI Produksi?
KPI produksi adalah indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi proses produksi. KPI menjadi metrik spesifik yang dirancang untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan kualitas dari proses produksi manufaktur.
Untuk itu, penerapannya berfungsi untuk dapat membantu manajemen manufaktur untuk memantau kinerja, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai dengan production planning dan standar yang telah ditetapkan.
KPI ini menjadi aspek yang melibatkan berbagai aspek dari proses produksi, dan dapat memberikan wawasan yang berbeda mengenai kinerja produksi. Sebagai contoh sederhana, sebuah KPI yang mengukur tingkat cacat produk harus didukung dengan data yang akurat dan dapat diandalkan, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan korektif yang tepat.
Manfaat KPI Produksi di Industri Manufaktur
Penerapan indikator KPI produksi memiliki beragam manfaat bagi perusahaan manufaktur. Dengan menggunakan KPI, perusahaan dapat lebih mudah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses produksi, yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa manfaat utama tersebut:
1. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Produksi
KPI produksi memberikan metrik yang objektif untuk mengukur sejauh mana departemen produksi mencapai target yang ditetapkan. Hal ini memberikan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses produksi, sehingga perusahaan bisa mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
2. Mengidentifikasi Area yang Perlu Ditingkatkan
Melalui pemantauan rutin, contoh KPI karyawan produksi memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat menemukan area yang tidak memenuhi standar atau kurang efisien. Dengan demikian, manajemen dapat segera mengambil tindakan korektif yang diperlukan, mengarah pada perbaikan yang lebih cepat dan terarah.
3. Meningkatkan Efisiensi dan Mengurangi Biaya
Contoh KPI produksi seperti efisiensi penggunaan bahan baku dan biaya produksi per unit membantu perusahaan mengidentifikasi inefisiensi. Dengan menganalisis data ini, perusahaan bisa mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan proses produksi, yang berujung pada penghematan biaya yang signifikan.
4. Meningkatkan Kualitas Produk
Staff produksi juga memiliki KPI yang mengukur tingkat cacat produk dan First Time Through (FTT). Tujuannya untuk memastikan kualitas produk yang konsisten. Fokus pada pengurangan cacat menghasilkan biaya pengerjaan ulang yang lebih rendah dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang berdampak pada reputasi perusahaan.
5. Meningkatkan Produktivitas
KPI yang mengukur jumlah unit yang diproduksi per jam kerja dan waktu siklus produksi memungkinkan perusahaan untuk menilai dan meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, perusahaan bisa memenuhi dan melakukan manajamen permintaan pelanggan lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas.
6. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Melalui perbaikan kualitas produk dan efisiensi pengiriman, yang dipengaruhi oleh KPI seperti lead time produksi, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas tidak hanya loyal, tetapi juga lebih cenderung memberikan rekomendasi positif, memperluas basis pelanggan.
7. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
KPI produksi menyediakan data faktual yang penting untuk membantu manajemen membuat keputusan yang lebih akurat. Keputusan yang didasarkan pada data yang jelas dan relevan, seperti pemilihan investasi peralatan atau alokasi sumber daya, akan lebih efektif dibandingkan keputusan yang hanya mengandalkan perkiraan atau intuisi.
Apa yang Menjadi Fokus KPI Produksi?
KPI produksi berfokus pada metrik yang digunakan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja dalam proses produksi. Indikator ini membantu perusahaan untuk memastikan bahwa operasional pabrik berjalan efisien, mengoptimalkan sumber daya, dan mencapai tujuan produksi yang diinginkan.
1. Mesin dan Aset
Fokus pada mesin dan aset bertujuan untuk mengukur efisiensi penggunaan peralatan produksi. Selain itu, pengukuran takt time produksi juga penting untuk memastikan bahwa setiap mesin bekerja sesuai dengan kecepatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan produksi. KPI ini melibatkan pengukuran waktu operasional mesin, pemeliharaan preventif, dan pengurangan downtime. Mesin yang efisien dan terawat dengan baik akan mengoptimalkan produksi dan mengurangi biaya operasional, sementara mengidentifikasi masalah lebih awal dapat mencegah kerusakan besar.
2. Unit dan Produk
Fokus pada unit dan produk berhubungan dengan jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan. KPI ini mengukur output per unit waktu, tingkat cacat produk, dan kecepatan produksi. Dengan mengoptimalkan kecepatan dan mengurangi kesalahan dalam setiap batch produksi, perusahaan dapat memastikan konsistensi kualitas dan kepuasan pelanggan.
3. Pengendalian Biaya
Fokus pada pengendalian biaya bertujuan untuk memantau dan mengurangi biaya produksi. KPI ini mencakup pengukuran biaya per unit, biaya bahan baku, dan efisiensi tenaga kerja. Dengan meminimalkan pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, perusahaan dapat meningkatkan margin keuntungan dan tetap kompetitif di pasar.
21 Contoh KPI (Key Performance Indicator) Produksi Manufaktur
KPI menjadi peran penting yang akan mengukur, memantau, dan meningkatkan kinerja operasional. Hal tersebut penting untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan memastikan siklus proses produksi berjalan sesuai target yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa contoh KPI karyawan produksi di pabrik produksi manufaktur, yaitu:
1. Output Produksi
Contoh KPI produksi yang pertama ada KPI untuk output produksi, untuk mengukur jumlah total barang yang diproduksi dalam periode waktu tertentu. KPI ini penting untuk mengetahui kapasitas produksi sejalan dengan perencanaan dan pengendalian produksi, dan memastikan target produksi tercapai. Pemantauan output produksi dengan KPI akan membantu mengidentifikasi hambatan dalam proses produksi dan mengambil tindakan untuk meningkatkan efisiensi.
2. Waktu Siklus Produksi (Cycle Time)
Selanjutnya ada indikator KPI untuk waktu siklus produksi, untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus produksi, dari awal proses hingga akhir. Adanya KPI ini akan membantu perusahaan manufaktur untuk mengidentifikasi efisiensi dalam proses produksi. Semakin pendek waktu siklus, maka semakin tinggi efisiensi produksi.
3. Volume Produksi
Terdapat juga contoh KPI produksi seperti volume produksi yang mengacu pada peramalaman produksi terkait jumlah unit produk dalam jangka waktu tertentu. KPI ini membantu dalam menilai kapasitas produksi dan mencocokkan output dengan permintaan pasar. Perusahaan dapat menggunakan data ini untuk merencanakan kapasitas lebih lanjut.
4. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Menjaga biaya produksi tetap rendah tanpa mengorbankan kualitas sangat penting bagi profitabilitas. Oleh karena itu, memantau KPI ini memungkinkan perusahaan untuk menganalisis pengeluaran dan melakukan perbaikan.
5. Defect Rate
Contoh KPI produksi selanjutnya ada KPI defect rate, yang berguna untuk mengukur persentase produk yang tidak memenuhi standar kualitas, atau produk cacat. KPI defect rate ini penting untuk mengukur kualitas produksi dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Pemantauan produk cacat dengan KPI akan mengurangi tingkat kegagalan, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan.
6. Overall Equipment Effectiveness
OEE atau Overall Equipment Effectiveness juga memiliki KPI yang berguna untuk mengukur efektivitas keseluruhan peralatan produksi dengan memperhitungkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas. Contoh KPI karyawan produksi ini akan membantu mengidentifikasi dan mengurangi downtime mesin meningkatkan kecepatan produksi, dan mengurangi tingkat cacat. Tingkat OEE yang tinggi menunjukkan bahwa mesin dan peralatan beroperasi dengan efisien.
7. Efisiensi Penggunaan Bahan Baku
Contoh KPI karyawan produksi berikutnya ada untuk efisiensi penggunaan bahan baku, yang menjadi rasio antara jumlah bahan baku yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan. KPI akan mengukur seberapa bagaimana faktor produksi seperti bahan baku digunakan dalam proses produksi dan membantu dalam mengurangi pemborosan. Jika rasio KPI tinggi, berarti bahan baku dimanfaatkan secara optimal, mengurangi biaya produksi.
8. Downtime Mesin
Contoh KPI produksi berikutnya yaitu KPI untuk downtime mesin, yang akan mengukur total waktu di mana mesin tidak beroperasi karena pemeliharaan, perbaikan, dan masalah lainnya yang terjadi. KPI ini penting untuk mengurangi waktu henti dan meningkatkan efisiensi produksi. Downtime yang terukur dengan akurat juga akan membantu dalam meningkatkan kapasitas produksi dan mengoptimalkan penggunaan mesin.
9. Lead Time Produksi
Selanjutnya ada lead time produksi, di mana KPI akan mengukur efisiensi dan kecepatan waktu yang dibutuhkan dari penerimaan pesanan hingga penyelesaian produk. Jika lead time yang diukur pendek, maka menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan dengan cepat, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
10. Kapasitas Produksi
KPI untuk perencanaan kapasitas produksi juga penting untuk mengukur jumlah maksimum produk yang dapat diproduksi dalam periode waktu tertentu. KPI ini akan membantu perusahaan manufaktur dalam menentukan batas produksi, dan juga merencanakan penambahan kapasitas jika diperlukan.
Dengan menggunakan manufacturing software terbaik, perusahaan dapat memantau dan menganalisis KPI ini secara lebih akurat. Hal ini akan membantu perusahaan manufaktur dalam menentukan batas produksi dan merencanakan penambahan kapasitas jika diperlukan, sehingga memastikan operasi berjalan lancar dan efisien.
11. First Pass Yield
FPY atau First Pass Yield juga menjadi contoh KPI produksi yang mengukur persentase produk yang lolos pemeriksaan kualitas pada percobaan pertama, tanpa memerlukan rework atau perbaikan. Pengukuran KPI untuk aspek ini penting untuk melihat kualitas produk pada percobaan pertama, Jika rasio FPY tinggi, maka menunjukkan proses produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
12. Inventory Turnover
Contoh yang berikutnya ada KPI untuk inventory turnover, yang menjadi pengukuran frekuensi perputaran persediaan bahan baku dan barang jadi dalam periode waktu tertentu. KPI produksi ini penting untuk mengukur efisiensi manajemen persediaan. Hasil pengukuran ini akan menunjukkan apakah persediaan dikelola dengan baik atau tidak dilihat dari penumpukkan barang yang tidak terjual.
13. Cost Per Unit
KPI cost per unit juga penting untuk mengukur biaya rata rata yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit barang. KPI akan mengukur efisiensi biaya produksi, dan mencari cara untuk mengurangi biaya per unit dengan memantau biaya tersebut. Dengan begitu, perusahaan bisa mengidentifikasi area yang memerlukan efisiensi dan mengurangi biaya produksi.
14. Safety Incidents
Contoh terakhir dalam KPI produksi adalah KPI safety incidents, yang berguna untuk mengukur jumlah kecelakaan kerja atau insiden keselamatan di pabrik produksi dalam periode waktu tertentu. Pengukuran KPI ini penting untuk memastikan lingkungan kerja yang aman, dan untuk mengurangi risiko kecelakaan di pabrik manufaktur.
15. Waktu Rata-Rata untuk Perbaikan (MTTR)
Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan mesin atau peralatan dan kembali beroperasi. Mengukur MTTR penting untuk menilai efektivitas sistem pemeliharaan yang diterapkan. Semakin rendah MTTR, semakin cepat sistem dapat pulih, yang berimbas pada kelancaran proses produksi dan minimnya downtime.
16. First Time Through (FTT)
First Time Through (FTT) menunjukkan persentase produk yang diproduksi dengan benar tanpa memerlukan perbaikan atau revisi. Contoh KPI karyawan produksi ini mengukur efektivitas kualitas produksi dan keberhasilan proses di tahap pertama. Pencapaian FTT yang tinggi menandakan proses yang efisien dan minim cacat.
17. Manajemen Pesanan
Manajemen pesanan adalah sistem yang digunakan untuk memantau dan mengelola pesanan produksi. Indikator kinerja produksi ini memastikan bahwa pesanan diproses tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai dengan permintaan. Hal ini berkontribusi pada efisiensi keseluruhan dan memastikan kepuasan pelanggan dengan pengiriman yang tepat waktu.
18. Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)
Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) adalah dua aspek yang saling melengkapi dalam menjaga kualitas produk. QC berfokus pada identifikasi cacat dalam produk yang sudah jadi, sementara QA memastikan bahwa prosedur dan standar kualitas diikuti selama proses produksi.
19. Takt Time
Takt time adalah waktu yang tersedia untuk memproduksi satu unit produk, disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Menghitung takt time membantu perusahaan untuk menyeimbangkan kapasitas produksi dengan permintaan pasar. Dengan cara kerja contoh KPI produksi ini, perusahaan meminimalkan kelebihan atau kekurangan produksi.
20. Tingkat Kepuasan Pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur sejauh mana produk atau layanan memenuhi harapan pelanggan. KPI ini dapat diukur melalui survei, feedback, atau data penjualan. Tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan pengalaman positif bagi pelanggan.
21. Tingkat Pengembalian Produk (Return Rate)
Tingkat pengembalian produk mengukur persentase produk yang dikembalikan oleh pelanggan. Contoh KPI produksi ini sering kali mencerminkan masalah kualitas atau ketidakpuasan pelanggan. Memantau return rate membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang menyebabkan pengembalian produk.
Seluruh KPI produksi ini bisa Anda pantau secara mudah dengan menerapkan solusi MES untuk manufaktur. Dengan menyediakan visibilitas real-time, kemampuan analisis yang kuat, dan otomatisasi pengumpulan data, MES memberdayakan perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, dan mencapai target KPI produksi yang lebih tinggi.
Cara Membuat KPI Produksi Manufaktur
Untuk membuat KPI produksi, tentukan tujuan produksi yang jelas dan sesuai dengan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound), pilih metrik dan indikator kinerja (KPI) yang relevan seperti tingkat produksi atau tingkat cacat.
Kemudian, tetapkan target kinerja yang realistis, kumpulkan data yang akurat untuk pengukuran, pantau hasil secara rutin, dan lakukan perbaikan serta penyesuaian berdasarkan evaluasi guna mencapai tujuan bisnis.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai langkah-langkahnya:
1. Tentukan Tujuan Produksi Secara Jelas
Pertama, cara membuat KPI produksi adalah menentukan tujuan perencanaan produksi yang jelas dan spesifik. Anda juga dapat tujuan produksi menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Contohnya, “Meningkatkan efisiensi produksi sebesar 10% dalam 3 bulan ke depan.” Tujuan yang terukur dan relevan membantu tim fokus pada pencapaian yang realistis dalam waktu yang ditentukan.
2. Identifikasi Indikator Kinerja (KPI)
Pilih indikator kinerja yang sesuai dengan tujuan produksi. Beberapa contoh KPI yang dapat digunakan adalah tingkat produksi (jumlah unit per periode), waktu siklus produksi (waktu yang dibutuhkan untuk memproses satu unit), dan tingkat cacat (persentase produk cacat). Pastikan KPI yang dipilih relevan dengan jenis produksi yang dijalankan.
3. Kumpulkan Data yang Dibutuhkan
Kumpulkan juga data yang relevan dan akurat sebagai cara membuat KPI produksi yang tepat, data dapat berasal dari berbagai sumber seperti sistem produksi yang Anda terapkan, laporan harian, dan catatan kualitas. Pastikan juga data yang dikumpulkan telah konsisten dan dapat diandalkan
4. Definisikan Cara Mengukur KPI
Selain itu, penting untuk menetapkan metode pengukuran yang tepat untuk setiap KPI. Sebagai contoh, output produksi dapat dihitung dengan jumlah unit yang diproduksi per periode. Sementara kualitas produk dapat diukur dengan persentase unit yang memenuhi standar kualitas. Dengan rumus yang jelas, pengukuran menjadi lebih mudah dan tepat.
5. Tentukan Target Kinerja
Setelah pengukuran ditentukan, tetapkan target kinerja yang dapat dicapai oleh tim produksi. Target ini harus realistis, seperti meningkatkan output produksi 10% dalam 6 bulan atau mempertahankan kualitas produk di atas 95%. Target ini perlu selaras dengan kapasitas dan sumber daya yang tersedia dalam tim produksi.
5. Memonitor dan Mengevaluasi KPI
Terakhir, cara membuat KPI produksi adalah dengan pemantauan berkala terhadap kinerja pengukuran KPI. Dalam hal ini Anda bisa menggunakan software ERP manufaktur yang memiliki dashboard pelaporan kinerja yang akan memudahkan Anda memantau secara real-time. Evaluasi juga hasil KPI secara rutin, dan analisis penyebab dari setiap penyimpangan dari target KPI.
Contoh KPI Produksi di Industri Manufaktur
Dalam industri manufaktur, contoh KPI yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi adalah “Meningkatkan efisiensi produksi sebesar 10% dalam 3 bulan ke depan.” Salah satu KPI yang relevan untuk mencapai tujuan ini adalah Waktu Siklus Produksi.
Rumus untuk menghitung KPI Waktu Siklus Produksi adalah:
Waktu Siklus Produksi (menit/unit) = Total waktu produksi (menit) / Jumlah unit yang diproduksi
Sebagai contoh, jika waktu siklus produksi awal adalah 30 menit per unit, dan tujuannya adalah untuk menurunkan waktu siklus sebesar 10%, maka target waktu siklus yang baru adalah 27 menit per unit.
Untuk memastikan pencapaian target ini, penting untuk melakukan pemantauan dan analisis secara berkala. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui apakah ada kendala yang menghambat efisiensi dan segera melakukan perbaikan jika diperlukan.
Tingkatkan Efisiensi KPI Produksi Manufaktur dengan Software ScaleOcean
Software Manufaktur ScaleOcean adalah solusi ERP terintegrasi yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan manufaktur mencapai target KPI produksi dengan lebih efektif. Dengan fitur Otomatisasi Proses Bisnis dan Pengelolaan Produksi, seluruh alur kerja dapat dikelola secara otomatis dan terstruktur.
Dilengkapi dengan Smart MRP (Material Requirement Planning), sistem secara cerdas menghitung kebutuhan bahan baku dan penjadwalan produksi. Tidak hanya itu, Real-Time Reporting dan Analitik memungkinkan manajemen untuk memantau performa produksi—dari efisiensi mesin, waktu downtime, hingga tingkat cacat produk—semuanya disajikan dalam dashboard yang intuitif dan mudah disesuaikan.
Untuk memahami bagaimana sistem ini bekerja, ScaleOcean menyediakan layanan konsultasi dan demo gratis yang dapat diklaim secara mudah. Di bawah ini adalah beberapa fitur spesifik Software Manufaktur ScaleOcean:
- Perencanaan dan Penjadwalan Produksi: Mengatur jadwal produksi secara otomatis berdasarkan permintaan, kapasitas mesin, dan ketersediaan bahan baku.
- Pemantauan Kinerja Mesin dan Sumber Daya: Memantau performa mesin dan penggunaan tenaga kerja secara real-time untuk memastikan efisiensi proses produksi.
- Cost Management dan Pengelolaan Biaya Produksi: Sistem secara otomatis menghitung HPP berdasarkan data produksi dan biaya terkait, untuk mengoptimalkan pengeluaran dan margin keuntungan.
- Integrasi dan Pemantauan Kualitas Produksi: Menjamin standar kualitas melalui kontrol terintegrasi di setiap tahap produksi dengan pelaporan hasil secara langsung.
Kesimpulan
Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan kinerja operasional dan mencapai tujuan bisnis, perusahaan manufaktur bisa membuat KPI yang tepat. Dibuatnya metrik key performance indicators ini penting untuk mengukur optimalisasi berbagai aspek produksi, sehingga kegiatan dan proses manufaktur dapat berjalan lancar dan tetap produktif.
Untuk membantu Anda mengoptimalkan KPI produksi,Software Manufaktur ScaleOcean hadir dengan fitur-fitur canggih seperti Smart MRP, pelaporan real-time, serta otomatisasi proses produksi. Segera jadwalkan demo gratis bersama tim ahli kami dan temukan bagaimana ScaleOcean dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis manufaktur Anda.
FAQ:
1. Apa itu KPI dan contohnya?
KPI adalah panduan bagi bisnis untuk menilai kinerja mereka berdasarkan data yang terkumpul. Data ini bisa mencakup berbagai metrik seperti angka penjualan, engagement, reach, leads, pertumbuhan, dan lainnya. Dengan demikian, KPI membantu perusahaan untuk terus memantau dan meningkatkan performanya.
2. Apa saja KPI produksi?
Berikut beberapa contoh KPI untuk departemen produksi:
1. Waktu Siklus: Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk.
2. Tingkat Throughput: Menilai jumlah produk yang diproduksi dalam periode waktu tertentu.
3. Pencapaian Produksi: Mengukur seberapa banyak target produksi yang tercapai.
4. Tingkat Waktu Kerja Mesin: Menilai efektivitas penggunaan mesin dalam proses produksi.
5. Tingkat Kapasitas Produksi: Mengukur kemampuan produksi terhadap kapasitas maksimal yang dimiliki.
3. Berapakah KPI hasil untuk produksi?
KPI hasil, atau First Time Through (FTT), mengukur persentase produk yang diproduksi tanpa kesalahan dibandingkan dengan jumlah total produk yang dihasilkan. Misalnya, jika 10 produk diproduksi dan 1 produk cacat, maka FTT dihitung sebagai (10 – 1) = 9 ÷ 10 = 0,90 atau 90% produk tanpa cacat.