Metode Pengolahan Limbah Pertambangan Gas di Pabrik

Perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai produk yang berasal dari sumber daya alam memiliki kompleksitas dan tantangan yang harus diatasi dengan hati-hati. Salah satu hal yang perlu perhatian ekstra adalah pengolahan limbah gas yang dihasilkan dari proses ekstraksi dan pengolahan gas alam. 

Anda harus memiliki strategi dan kemampuan implementasi metode pengolahan limbah gas yang efektif agar bisa menghindari dampak bahaya dari limbah tersebut. Untuk itu, dalam artikel kali ini mari kita bahas bagaimana pentingnya pengolahan limbah gas, serta apa saja metode-metode yang bisa perusahaan manufaktur lakukan dalam mengatasi limbah tersebut. Simak artikel lengkap berikut ini!

1. Pentingnya Pengolahan Limbah Gas

Pengolahan limbah gas di pabrik merupakan aspek terpenting yang menjadi tanggung jawab penuh perusahaan manufaktur. Hal tersebut dikarenakan jika tidak dikelola dengan baik, akan berpengaruh besar pada ekosistem alam dan rusaknya lingkungan sekitar. Maka dari itu, perusahaan harus terus mengendalikan dan mengatasi limbah hasil proses produksi manufaktur Anda dengan optimal. 

Limbah gas juga harus perusahaan manufaktur kelola sebagai bagian dari regulasi lingkungan yang wajib ditaati pemilik bisnis manufaktur. Pemerintah di Indonesia memberlakukan peraturan ketat terkait emisi gas industri untuk melindungi lingkungan, serta kesehatan masyarakat. Jika perusahaan tidak mematuhi regulasi tersebut, maka bisa berakibat pada pembayaran denda, penutupan operasional kegiatan manufaktur, dan adanya tuntutan hukum yang akan Anda hadapi. 

Perusahaan manufaktur yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap pengelolaan limbah gas, akan mendapat dukungan lebih besar dari konsumen, investor, dan pihak pentinglainnya. Hal ini juga tidak hanya akan membangun citra positif, tapi juga memberikan keunggulan kompetitif di pasar yang semakin peduli akan isu lingkungan. 

2. Contoh L​imbah Pertambangan Gas

Ada beberapa contoh limbah pertambangan gas yang penting diolah dan dikelola dengan maksimal agar tidak berdampak buruk pada seluruh ekosistem ala, dan kehidupan lingkungan masyarakat. Berikut ini contoh limbah pertambangan gas di perusahaan manufaktur, yaitu:

a. Methane

Methane atau CH4 adalah contoh limbah pertambangan gas yang merupakan gas utama yang dilepaskan selama proses ekstraksi gas alam, dimana jenis ini adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dan berpotensi pada pemanasan global sekitar 25 kali lebih besar. CH4 ini dapat dilepaskan melalui berbagai tahapan dalam produksi gas alam, termasuk dari sumur pengeboran, jaringan pipa, dan peralatan pengolahan.

CH4 ini bisa mengalami kebocoran akibat peralatan yang tidak sempurna, kesalahan operasinal, maupun kerusakan fisik pada infrastruktur pabrik manufaktur. Maka dari itu, penting untuk mengelola emisi methane ini dengan melakukan pemantauan ketat, perbaikan kebocoran, serta penggunaan teknologi seperti
sistem penangkapan dan pemanfaatan gas. 
 

b. Volatile Organic Compounds

VOCs atau Volatile Organic Compounds adalah senyawa organik yang mudah menguap, yang masuk ke dalam kelompok zat kimia yang dapat dilepaskan selama produksi dan pengolahan gas alam. Zat VOCs ini meliputi senyawa seperti benzana, etilbenzana, dan xilena yang dikenal dapat berakibat terhadap kesehatan seperti gangguan pernapasan, kerusakan sistem saraf, dan beberapa diantaranya bersifat karsinogenik. 

Zat ini terjadi dari beberapa sumber di lokasi tambang gas termasuk venting atau pengeluaran gas langsung ke atmosfer, flaring atau pembakaran gas berlebih, serta kebocoran dari peralatan dan jaringan pipa. Perusahaan manufaktur dapat mengelola VOCs ini dengan menggunakan teknologi kontrol emisi seperti
penyegel gas, sistem penangkapan dan pemulihan gas, serta penerapan praktik operasi terbaik untuk meminimalkan kebocoran dan pelepasan. 

c. Carbon Dioxide

Disebut juga sebagai karbon dioksida (CO2), yang menjadi gas yang sering dilepas sebagai produk sampingan dari proses pembakaran dan beberapa proses pengolahan gas alam. CO2 ini menjadi salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, sehingga dapat terjadi karena beberapa faktor seperti
pembakaran bahan bakar untuk penggerak mesin dan peralatan, serta dari proses flaring di mana gas berlebih dibakar untuk alasan keamanan.

Emisi CO2 dapat dilakukan pengelolaan dengan mengadopis berbagai strategi peningkatan seperti efisiensi energti, penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), serta transisi ke sumber enegerti yang lebih bersih dan terbarukan. Pengelolaan ini penting untuk mengelola perubahan iklim, dan
manfaat ekonomi melalui pengurangan biaya operasional dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
 

d. Hydrogen Sulfide

Contoh limbah pertambangan gas yang terakhir adalah hydrogen sulfide (H2S), yang merupakan gas beracun yang dapat ditemukan di beberapa formasi gas alam dan seringkali dilepaskan selama proses ekstraksi dan pengolahan gas. Zat H2S ini memiliki bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi gas ini tidak berbau dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. 

Jika menghirup zat ini, maka akan menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan sistem saraf, dan bahkan kematian. Maka dari itu, perusahaan manufaktur harus mengelolanya dengan maksimal dengan melibatkan
penggunaan peralatan pemantauan gas yang sensitif, ventilasi yang baik di area kerja, serta penggunaan peralatan perlindungan diri (APD) oleh pekerja. Selain itu, proses pengolahan gas sering kali mencakup langkah-langkah untuk menghilangkan H2S dari aliran gas, seperti penggunaan menara desulfurisasi dan penyerap kimia. 

3. Dampak Limbah Pertambangan Gas

Pengolahan limbah gas penting untuk dilakukan dengan strategi maksimal dan metode yang efektif agar perusahaan manufaktur dapat menghindari berbagai dampak dari limbah pertambangan gas ini. Ada beberapa dampak yang dapat dirasakan langsung dan tidak langsung oleh lingkungan dan masyarakat, yaitu:

a. Dampak terhadap Kualitas Udara

Limbah gas dari pertambangan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitar fasilitas pertambangan, serta dapat memperburuk efek perubahan iklim. Seperti contoh limbah pertambangan gas VOCs yang dapat bereaksi dengan Nitrogen Oksida di atmosfer yan dapat membentuk ozon troposferik. Zat-zat gas dari limbah pertambangan
tidak hanya mempengaruhi kualitas udara lokal tetapi juga dapat menyebar ke area yang lebih luas, mempengaruhi kualitas udara regional dan global.

b. Dampak terhadap Kesehatan Manusia

Paparan jangka panjang atau konsentrasi tinggi dari limbah pertambangan ini memiliki efek serisu pada kesehatan manusia, seperti halnya H2S yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan sistem saraf, dan bahkan kematian pada konsentrasi tinggi.
Dampak ini menunjukkan pentingnya pengelolaan limbah gas yang efektif untuk melindungi kesehatan pekerja dan masyarakat di sekitar fasilitas pertambangan.

 

c. Dampak terhadap Lingkungan

Limbah gas dari pertambangan gas alam juga dapat mengakibatkan berbagai dampak lingkungan seperti potensi pemanasan global yang tinggi, pencemaran air dan tanah, bahkan dapat meracuni tanaman dan hewan serta mengganggu ekosistem lokal. Hal tersebut dapat menunjukkan perlunya tindakan mitigasi yang serius untuk mengurangi emisi gas berbahaya dan melindungi lingkungan dari kerusakan jangka panjang.
 

d. Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi pun dapat terjadi karena limbah gas pertambangan ini jika dikelola dengan buruk, seperti berakibat pada denda besar atau biaya liigasi bagi perusahaan yang tidak mematuhi regulasi lingkungan.
Dalam jangka panjang, kerusakan lingkungan juga dapat mengurangi nilai properti dan merusak potensi wisata di daerah yang terkena dampak.

e. Dampak Sosial

Dampak selanjutnya juga dapat terjadi di lingkungan sosial secara signifikan seperti terjadinya kualitas udara yang buruk, dan risiko kesehatan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi budaya dan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.

4. Metode Pengolahan Limbah Gas

Pengolahan limbah pertambangan gas di pabrik manufaktur, memerlukan metode efektif yang dapat memastikan pengelolaan limbah dapat berjalan dengan aman, efisien, serta ramah lingkungan. Ini beberapa metode pengolahan limbah gas yang perlu dilakukan perusahaan manufaktur, yaitu:

a. Flare System

Flare system dapat Anda gunakan sebagai metode pengolahan limbah gas, yang melakukan pembakaran gas limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Contohnya seperti methana, VOCs, dan hidrogen sulfida.  Metode ini bekerja dengan membakar gas pada suhu tinggi, dan mengubahnya menjadi karbon dioksida dan air. Flare System juga digunakan sebagai langkah pengamanan untuk menghindari akumulasi gas berbahaya yang dapat menyebabkan ledakan.

b. Scrubbing

Metode pengolahan limbah gas selanjutnya ada scrubbing, yang menjadi metode yang melibatkan penggunaan cairan untuk menangkap dan menghilangkan polutan gas dari aliran udara. Biasanya metode ini digunakan untuk menghilangkan gas berbahaya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur dioksida (SO2) dari emisi industri. 

Metode ini dilakukan dengan mengalirkan gas limbah melalui menara yang berisi cairan penyerap, biasanya air atau larutan kimia khusus yang bereaksi pada polutan dan akan mengendapkannya. Hasilnya gas akan lebih bersih dan cairan yang mengandung polutan tersebut bisa diolah lebih lanjut untuk mengurangi emisi gas berbahaya dan meningkatkan kualitas udara di sekitar fasilitas industri.

c. Adsorption

Adsorption menjadi metode pengolahan limbah gas yang menggunakan bahan penyerap seperti zat karbon aktif untuk menangkap dan menghilangkan polutan gas dari aliran udara seperti VOCs, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfida dari gas buang. 

Proses ini bekerja dengan memanfaatkan permukaan bahan penyerap yang luas untuk menarik molekul gas polutan dan menahannya. Setelah bahan penyerap jenuh dengan polutan, mereka dapat diregenerasi dengan proses pemanasan atau pengolahan kimia, atau diganti dengan bahan baru. 

d. Incineration

Metode pengolahan limbah gas yang berikutnya yaitu incineration, atau metode pembakaran pada suhu tinggi. Incineration sering digunakan untuk mengolah limbah gas yang mengandung senyawa organik beracun dan VOCs. 

Proses ini memerlukan kontrol yang ketat untuk memastikan bahwa suhu pembakaran cukup tinggi untuk menghancurkan semua polutan dan meminimalkan emisi sekunder.  Incineration juga dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk menangkap partikel dan gas berbahaya sebelum dilepaskan ke atmosfer.

e. Encapsulation

Encapsulation menjadi metode yang digunakan untuk mengamankan limbah gas berbahaya dengan membungkusnya dalam bahan yang stabil dan tidak reaktif. Proses ini biasanya digunakan untuk limbah gas yang telah dikonversi menjadi bentuk padat atau cair.

Metode Encapsulation melibatkan penggunaan polimer atau bahan penyegel lainnya untuk mengisolasi limbah dan mencegahnya dari kontak dengan lingkungan. Metode ini sangat efektif untuk mengelola limbah berbahaya seperti logam berat dan senyawa radioaktif, yang dapat menyebabkan kontaminasi jangka panjang jika tidak ditangani dengan benar. 

5. Kesimpulan

Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa perusahaan manufaktur, khususnya di industri pertambangan penting untuk mengolah limbah dengan efektif dan maksimal. Anda bisa menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan limbah gas yang Anda hasilkan, agar bisa terus menjaga kelestarian lingkungan, dan kesehatan lingkungan sekitar.

Dengan dilakukannya pengolahan limbah pertambangan gas yang maksimal, perusahaan manufaktur dapat menghindari berbagai dampak negatif yang akan merugikan, serta dapat berkontribusi penuh terhadap upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas manufaktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Jadwalkan Demo Gratis
WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?