Perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai produk yang berasal dari sumber daya alam memiliki kompleksitas dan tantangan yang harus diatasi dengan hati-hati. Salah satu hal yang perlu perhatian ekstra adalah pengolahan limbah gas yang dihasilkan dari proses ekstraksi dan pengolahan gas alam.
Anda harus memiliki strategi dan kemampuan implementasi metode pengolahan limbah gas yang efektif agar bisa menghindari dampak bahaya dari limbah tersebut. Untuk itu, dalam artikel kali ini mari kita bahas bagaimana pentingnya pengolahan limbah gas, serta apa saja metode-metode yang bisa perusahaan manufaktur lakukan dalam mengatasi limbah tersebut. Simak artikel lengkap berikut ini!
 Key Takeaways
Key Takeaways- Pengolahan limbah gas adalah proses yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya dalam gas buang industri sebelum dilepaskan ke lingkungan.
- Jenis limbah pertambangan gas mencakup Methane, Volatile Organic Compounds, Carbon Dioxide, hingga Hydrogen Sulfide.
- Metode pengolahan limbah gas: Desulfurisasi, Adsorpsi, Pembakaran, Penanganan Limbah Gas B3, Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT), atau Pengelolaan Tailing
Apa itu Pengolahan Limbah Gas dan Peran Pentingnya?
Pengolahan limbah gas adalah proses yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya dalam gas buang dari aktivitas industri sebelum dilepaskan ke lingkungan. Proses ini melibatkan berbagai metode, seperti desulfurisasi, adsorpsi, pembakaran, dan pemanfaatan bahan bakar alternatif.
Limbah gas mengandung berbagai zat berbahaya yang mencemari udara dan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Contohnya seperti emisi karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan partikel halus yang dihasilkan oleh industri atau kendaraan bermotor.
Limbah gas ini seringkali sulit untuk dikelola karena sifatnya yang terdispersi di udara, namun teknologi seperti sistem penyaring udara atau alat pengendali polusi dapat digunakan untuk mengurangi dampaknya. Pemerintah dan badan lingkungan biasanya menetapkan standar emisi yang harus dipatuhi oleh industri untuk mengurangi kontribusi limbah gas terhadap polusi udara dan perubahan iklim.
Pengolahan limbah gas di pabrik merupakan aspek terpenting yang menjadi tanggung jawab penuh perusahaan manufaktur. Hal tersebut dikarenakan jika tidak dikelola dengan baik, akan berpengaruh besar pada ekosistem alam dan rusaknya lingkungan sekitar. Maka dari itu, perusahaan harus terus mengendalikan dan mengatasi limbah hasil proses produksi manufaktur Anda dengan optimal.
Limbah gas wajib dikelola oleh perusahaan manufaktur sebagai bagian dari kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang berlaku. Pemerintah Indonesia menerapkan aturan ketat terkait emisi gas industri untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Selain itu, pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat berujung pada sanksi berupa denda, penghentian operasional, serta risiko tuntutan hukum yang serius bagi perusahaan. Oleh karena itu, metode pengolahan limbah pertambangan diperlukan untuk mematuhi aspek krusial dalam operasional kegiatan manufaktur.
Jenis Limbah Pertambangan Gas
Ada beberapa contoh limbah pertambangan gas yang penting diolah dan dikelola dengan maksimal agar tidak berdampak buruk pada seluruh ekosistem ala, dan kehidupan lingkungan masyarakat. Berikut ini contoh limbah pertambangan gas di perusahaan manufaktur, yaitu:
1. Methane
Methane atau CH4 adalah contoh limbah pertambangan gas yang merupakan gas utama yang dilepaskan selama proses ekstraksi gas alam, dimana jenis ini adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dan berpotensi pada pemanasan global sekitar 25 kali lebih besar.
CH4 ini dapat dilepaskan melalui berbagai tahapan dalam produksi gas alam, termasuk dari sumur pengeboran, jaringan pipa, dan peralatan pengolahan. Limbah ini bisa mengalami kebocoran akibat peralatan yang tidak sempurna, kesalahan operasinal, maupun kerusakan fisik pada infrastruktur pabrik manufaktur.
2. Volatile Organic Compounds
VOCs atau Volatile Organic Compounds adalah senyawa organik yang mudah menguap, yang masuk ke dalam kelompok zat kimia yang dapat dilepaskan selama produksi dan pengolahan gas alam. Zat VOCs ini meliputi senyawa seperti benzana, etilbenzana, dan xilena yang dikenal dapat berakibat terhadap kesehatan.
Zat ini terjadi dari beberapa sumber di lokasi tambang gas termasuk venting atau pengeluaran gas langsung ke atmosfer, flaring atau pembakaran gas berlebih, serta kebocoran dari peralatan dan jaringan pipa. Perusahaan manufaktur dapat mengelola VOCs ini dengan menggunakan teknologi kontrol emisi.
3. Carbon Dioxide
Disebut juga sebagai karbon dioksida (CO2), yang menjadi gas yang sering dilepas sebagai produk sampingan dari proses pembakaran dan beberapa proses pengolahan gas alam. CO2 ini menjadi salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, sehingga dapat terjadi karena beberapa faktor seperti pembakaran bahan bakar untuk penggerak mesin dan peralatan.
Emisi CO2 dapat dilakukan pengelolaan dengan mengadopsi berbagai strategi peningkatan seperti efisiensi energi, penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Pengelolaan limbah gas penting untuk mengelola perubahan iklim dan meningkatkan output efisiensi produksi.
4. Hydrogen Sulfide
Contoh limbah pertambangan gas yang terakhir adalah hydrogen sulfide (H2S), yang merupakan gas beracun yang dapat ditemukan di beberapa formasi gas alam dan seringkali dilepaskan selama proses ekstraksi dan pengolahan gas.
Zat H2S ini memiliki bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi gas ini tidak berbau dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika menghirup zat ini, maka akan menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan sistem saraf, dan bahkan kematian.
Perusahaan dapat melibatkan cara mengolah limbah pabrikini dengan menggunakan alat dan metode pengolahan limbah pertambangan yang sensitif, ventilasi yang baik di area kerja, serta penggunaan peralatan perlindungan diri (APD) oleh pekerja.
Apa Saja Metode Pengolahan Limbah Gas?

Metode pengolahan limbah pertambangan mencakup berbagai teknik, mulai dari pengelolaan air asam tambang, penanganan tailing, hingga pengelolaan limbah padat dan limbah B3. Selain itu, limbah B3 seperti pelumas bekas, baterai, dan limbah medis dikelola melalui stabilisasi, solidifikasi, atau incinerasi.
Di bawah ini dijelaskan 14 metode pengolahan limbah gas yang perlu dilakukan pabrik manufaktur, yaitu:
1. Desulfurisasi
Desulfurisasi berfungsi mengurangi kandungan sulfur oksida (SOx) dalam limbah gas melalui proses seperti penggunaan filter basah atau wet scrubber. Metode ini efektif menurunkan emisi berbahaya yang berkontribusi pada hujan asam. Selain itu, proses ini membantu memenuhi standar lingkungan yang ketat.
2. Adsorpsi
Teknik adsorpsi memanfaatkan bahan seperti arang aktif untuk menyerap dan mengikat gas berbahaya dari limbah. Proses pengolahan limbah gas ini mampu menangkap berbagai polutan secara efisien tanpa menghasilkan limbah tambahan. Oleh karena itu, metode ini sering digunakan pada instalasi pengolahan gas industri maupun sebagai pelengkap metode pengelolaan limbah tekstil yang menghasilkan senyawa gas.
3. Pembakaran (Flare System)
Berikutnya, metode pengolahan limbah pertambangan adalah membakar limbah gas pada suhu tinggi sehingga menghasilkan karbon dioksida dan air. Dengan demikian, gas berbahaya diubah menjadi senyawa yang lebih aman. Teknik ini sangat efektif untuk gas yang sulit diolah dengan cara lain.
4. Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
Beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan menjadi strategi penting untuk mengurangi jumlah gas buang beracun. Pilihan bahan bakar alternatif seperti biomassa dan gas alam membantu menekan emisi sulfur dan nitrogen. Dengan metode pengolahan limbah pertambangan gas, perusahaan turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
5. Metode Fisik-Kimia
Berbagai metode fisik dan kimia seperti kondensasi dan scrubber gas diterapkan untuk menurunkan polutan dalam limbah gas. Teknik ini efektif menghilangkan partikel dan gas berbahaya melalui reaksi kimia atau perubahan fase. Kombinasi metode ini meningkatkan efisiensi pengolahan secara signifikan.
6. Penanganan Limbah Gas B3
Limbah gas B3 memerlukan penanganan khusus seperti stabilisasi, solidifikasi, insinerasi, dan bioremediasi. Setiap metode dirancang untuk menetralkan atau menghancurkan bahan berbahaya secara aman. Pendekatan ini memastikan limbah tidak mencemari lingkungan dan kesehatan manusia.
7. Penggunaan Mesin Berkas Elektron (MBE)
MBE merupakan teknologi canggih yang efektif menghilangkan SO2 dan NOx dari gas buang pembangkit listrik tenaga uap. Metode ini menggunakan berkas elektron untuk menguraikan polutan secara efisien. Selain itu, MBE menawarkan solusi ramah lingkungan dengan emisi yang lebih rendah.
Dalam penerapan sistem manufaktur terintegrasi, teknologi MBE dapat dioptimalkan dengan menggabungkan pengendalian emisi secara real-time dan otomatisasi proses produksi. Integrasi ini memungkinkan pemantauan kualitas udara secara kontinu sekaligus menyesuaikan operasi mesin untuk mengurangi polutan secara efektif.
Penggunaan strategi original equipment manufacture dalam pengolahan limbah juga dapat menjadi solusi, di mana pemilihan komponen dan sistem yang efisien berperan penting dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan dalam proses manufaktur.
 
	8. Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
Air asam tambang umumnya memiliki pH rendah sehingga perlu penyesuaian agar memenuhi standar lingkungan, biasanya di kisaran pH 6 sampai 9. Selain itu, flokulan dan koagulan digunakan untuk menghilangkan partikel tersuspensi yang menyebabkan keruh. Metode hidrosiklon juga kerap diaplikasikan untuk memisahkan padatan dari air secara efisien pada tahap pra-pengolahan.
9. Pengelolaan Tailing (Limbah Padat)
Tailing sebagai limbah padat dapat dikelola dengan cara menempatkannya kembali ke lubang tambang menggunakan metode backfilling. Selain itu, fasilitas penyimpanan tailing (TSF) digunakan untuk menampung limbah tersebut secara aman. Proses pengolahan dan daur ulang tailing juga memungkinkan pemulihan mineral berharga, sehingga mengurangi dampak limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya.
10. Scrubbing
Terdapat juga metode pengolahan limbah pertambangan gas seperti scrubbing, yang menjadi metode yang melibatkan penggunaan cairan untuk menangkap dan menghilangkan polutan gas dari aliran udara. Biasanya metode ini digunakan untuk menghilangkan gas berbahaya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur dioksida (SO2) dari emisi industri.
11. Incineration
Metode pengolahan limbah gas yang berikutnya yaitu incineration, atau metode pembakaran pada suhu tinggi. Incineration sering digunakan untuk mengolah limbah gas yang mengandung senyawa organik beracun dan VOCs. Proses ini memerlukan kontrol yang ketat untuk memastikan suhu pembakaran cukup tinggi untuk menghancurkan semua polutan.
12. Encapsulation
Encapsulation menjadi metode pengolahan limbah gas yang digunakan untuk mengamankan limbah gas berbahaya dengan membungkusnya dalam bahan yang stabil dan tidak reaktif. Proses ini biasanya digunakan untuk limbah gas yang telah dikonversi menjadi bentuk padat atau cair. Metode Encapsulation melibatkan penggunaan polimer atau bahan penyegel lainnya.
13. Pengurangan emisi gas
Metode pengurangan emisi gas juga penting dilakukan dengan mengontrol proses produksi, seperti menurunkan suhu pembakaran atau memperbaiki efisiensi pembakaran. Metode ini membuat emisi gas berbahaya seperti CO2 dan NOx dapat dikurangi secara signifikan.
Menurut EDGAR – Emissions Database for Global Atmospheric Research, peningkatan emisi gas kembali tinggi setelah pandemi COVID-19 mencapai 53,8 Gt CO2eq pada tahun 2022, dan lebih tinggi sekita 2,3% dibandingkan 2019 dan 1,4 lebih tinggi dari 2021. Dari sini dilihat bahwa penting untuk mengolah limbah gas dan pengurangan emisi untuk mengendalikan limbah industri yang semakin meningkat.
14. Penggunaan Teknologi Lain
Penggunaan teknologi seperti mesin berkas elektron (MBE) dapat digunakan untuk mengolah limbah gas buang PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Alat MBE dapat mengobah emisi yang mengandung partikel halus dan gas berbahaya.
Penggunaan teknologi bisa diterapkan dalam metode ini. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menunjukkan bahwa teknologi pengolahan gas dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan limbah, dan memperbaiki kualitas udara di sekitar are industri.
Dampak Limbah Pertambangan Gas
Pengolahan limbah gas penting untuk dilakukan dengan strategi maksimal dan metode yang efektif agar perusahaan manufaktur dapat menghindari berbagai dampak dari limbah pertambangan gas ini. Ada beberapa dampak yang dapat dirasakan langsung dan tidak langsung oleh lingkungan dan masyarakat, yaitu:
1. Dampak terhadap Kualitas Udara
Limbah gas dari pertambangan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara di sekitar fasilitas pertambangan, serta dapat memperburuk efek perubahan iklim. Seperti contoh limbah pertambangan gas VOCs yang dapat bereaksi dengan Nitrogen Oksida di atmosfer yan dapat membentuk ozon troposferik.
Zat-zat gas dari limbah pertambangan tidak hanya mempengaruhi kualitas udara lokal tetapi juga dapat menyebar ke area yang lebih luas, mempengaruhi kualitas udara regional dan global.
2. Dampak terhadap Kesehatan Manusia
Paparan jangka panjang atau konsentrasi tinggi dari limbah pertambangan ini memiliki efek serius pada kesehatan manusia, seperti halnya H2S yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan sistem saraf, dan bahkan kematian pada konsentrasi tinggi.
Dampak ini menunjukkan pentingnya pengelolaan limbah gas yang efektif untuk melindungi kesehatan pekerja dan masyarakat di sekitar fasilitas pertambangan.
3. Dampak terhadap Lingkungan
Limbah gas dari pertambangan gas alam juga dapat mengakibatkan berbagai dampak lingkungan seperti potensi pemanasan global yang tinggi, pencemaran air dan tanah, bahkan dapat meracuni tanaman dan hewan serta mengganggu ekosistem lokal.
Hal tersebut dapat menunjukkan perlunya metode pengolahan limbah pertambangan tindakan mitigasi yang serius untuk mengurangi emisi gas berbahaya dan melindungi lingkungan dari kerusakan jangka panjang.
4. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi pun dapat terjadi karena limbah gas pertambangan ini jika dikelola dengan buruk, seperti berakibat pada denda besar atau biaya liigasi bagi perusahaan yang tidak mematuhi regulasi lingkungan. Dalam jangka panjang, kerusakan lingkungan juga dapat mengurangi nilai properti dan merusak potensi wisata di daerah yang terkena dampak.
5. Dampak Sosial
Dampak selanjutnya juga dapat terjadi di lingkungan sosial secara signifikan seperti terjadinya kualitas udara yang buruk, dan risiko kesehatan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keresahan di kalangan masyarakat setempat. Hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi budaya dan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.
Kesimpulan
Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa perusahaan manufaktur, khususnya di industri pertambangan penting untuk mengolah limbah dengan efektif dan maksimal. Anda bisa menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan limbah gas yang Anda hasilkan, agar bisa terus menjaga kelestarian lingkungan, dan kesehatan lingkungan sekitar.
Misalnya, dalam penerapan contract management, pengelolaan limbah oleh kedua belah pihak, baik perusahaan manufaktur maupun produsen kontrak, harus disepakati dengan jelas. Kedua pihak harus memiliki kewajiban terkait pengelolaan dan pengolahan limbah yang dihasilkan selama proses produksi. Dengan kesepakatan yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa limbah gas dikelola secara aman dan ramah lingkungan, serta mematuhi semua regulasi yang berlaku.
Dengan dilakukannya pengolahan limbah pertambangan gas yang maksimal, perusahaan manufaktur dapat menghindari berbagai dampak negatif yang akan merugikan, serta dapat berkontribusi penuh terhadap upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas manufaktur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan pengolahan limbah gas industri?
Pengolahan limbah gas industri adalah proses perlakuan terhadap gas buang yang dihasilkan dari kegiatan industri untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan polutan berbahaya di dalamnya sebelum dibuang ke atmosfer, sesuai dengan baku mutu emisi yang ditetapkan pemerintah.
2. Mengapa penting bagi industri untuk mengolah limbah gasnya?
Penting untuk mengolah limbah gas demi:
1. Mematuhi peraturan lingkungan dan baku mutu emisi pemerintah.
2. Mencegah pencemaran udara yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.
3. Menjaga kualitas udara ambien.
4. Meningkatkan citra perusahaan dan tanggung jawab sosial.
5. Menghindari sanksi hukum dan denda.
3. Metode atau teknologi apa saja yang umum digunakan untuk mengolah limbah gas industri?
Metode umum pengolahan limbah gas meliputi:
1. Adsorpsi: Menggunakan bahan penyerap (adsorben) seperti karbon aktif untuk menangkap polutan gas.
2. Absorpsi: Menggunakan cairan penyerap (absorbent) dalam scrubber basah untuk melarutkan polutan gas.
3. Pembakaran (Incineration): Membakar senyawa organik berbahaya dalam limbah gas pada suhu tinggi.
4. Filtrasi: Menggunakan filter (bag filter, electrostatic precipitator) untuk memisahkan partikel padat dari gas buang.
5. Katalisis: Menggunakan katalis untuk mengubah polutan gas menjadi senyawa yang kurang berbahaya.


 
	 
				 
			.png) 
			 
         
             
             
             
             
             
             
             PTE LTD..png) 
            .png) 
             
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
             
            .png) 
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                