Pada bisnis manufaktur, produktivitas mengacu pada peningkatan produksi yang tinggi dan menghasilkan efisiensi dalam operasional produksi, untuk itu perusahaah harus secara konsisten meningkatkan kapasitas produksi untuk tetap relevan dan terus berkembang dalam bisnis yang semakin kompetitif ini.
Produktivitas dalam konteks ini tidak hanya berarti melakukan lebih banyak, tetapi juga mencakup pengoptimalan penggunaan sumber daya, pengurangan pemborosan, dan perbaikan berkelanjutan dalam proses produksi. Semua aspek ini sangat bergantung pada efektivitas sistem manufaktur yang diterapkan perusahaan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara meningkatkan produktivitas dengan mengetahui faktor, langkah, dan metode yang sesuai dengan bisnis manufaktur.
- Produktivitas di manufaktur berarti meningkatkan output dengan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, mengoptimalkan peralatan, tenaga kerja, dan proses produksi.
- Peningkatan produktivitas memungkinkan perusahaan mengurangi biaya, meningkatkan ekonomi skala, bersaing dalam harga, dan meningkatkan respons terhadap permintaan pasar.
- Strategi meningkatkan produktivitas seperti analisis proses, eliminasi pemborosan, otomatisasi, pelatihan karyawan, dan pemeliharaan prediktif.
- Sistem ERP manufaktur dapat meningkatkan produktivitas dengan fitur manajemen produksi, perencanaan, dan pengendalian kualitas yang terintegrasi.
Apa itu Produktivitas Bisnis Manufaktur?
Produktivitas bisnis manufaktur adalah indikator efisiensi dalam mengubah sumber daya (input) menjadi produk jadi (output). Produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan sumber daya secara efisien, menurunkan biaya produksi, meningkatkan keuntungan, dan daya saing di pasar.
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan mengadopsi teknologi canggih seperti otomatisasi dan IoT, mengoptimalkan manajemen rantai pasok, memperbaiki kontrol kualitas, mengembangkan SDM, serta mengurangi limbah.
Berdasarkan Moldtud, integrasi teknologi IoT dalam proses manufaktur dapat meningkatkan produktivitas sebesar 15%, berkat pengumpulan data real-time dan pemeliharaan prediktif yang mengurangi downtime.
Selain itu, pengelolaan rantai pasok yang efisien juga berperan besar. Pengurangan waktu tunggu dan pemborosan material dapat meningkatkan produktivitas dengan meminimalkan hambatan dalam produksi. Perusahaan yang mampu mengelola rantai pasok dengan baik memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Peningkatan produktivitas juga dapat dicapai melalui pengembangan sumber daya manusia. Program pelatihan dan peningkatan keterampilan karyawan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja lebih cepat dan lebih tepat, yang langsung berdampak pada produktivitas keseluruhan.
Mengapa Peningkatan Produktivitas Penting?

Peningkatan produktivitas dalam manufaktur sangat penting karena produktivitas yang unggul memancarkan pengaruh positif yang signifikan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai dampaknya menjadi esensial bagi perusahaan manufaktur yang berambisi untuk meraih keunggulan kompetitif dan keberlanjutan jangka panjang.
Berikut penjelasan lengkap alasan-alasan utamanya:
1. Kinerja Keuangan yang Solid
Peningkatan produktivitas dalam operasional manufaktur secara langsung berkontribusi pada penguatan kinerja finansial perusahaan. Dengan kemampuan menghasilkan output yang lebih besar melalui pemanfaatan sumber daya yang optimal atau bahkan minimal, perusahaan berpotensi meraih keuntungan yang lebih signifikan.
2. Peningkatan Efisiensi Operasional
Fokus pada produktivitas mendorong terciptanya proses produksi yang lebih efisien. Efisiensi ini terwujud dalam berbagai aspek, termasuk pengurangan signifikan terhadap pemborosan sumber daya, eliminasi waktu-waktu yang tidak produktif dalam alur kerja, dan pengendalian biaya operasional secara keseluruhan.
3. Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Karyawan
Ketika para karyawan merasakan dampak positif dari peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam pekerjaan sehari-hari, hal ini dapat menumbuhkan rasa keterlibatan yang lebih mendalam terhadap perusahaan.
Keberhasilan dalam mencapai target produksi dan efisiensi memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi kerja, menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kolaboratif.
4. Kepuasan Pelanggan yang Optimal
Tingkat produktivitas yang tinggi memungkinkan perusahaan manufaktur untuk merespons permintaan pasar dan kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat dan efisien.
Kemampuan untuk menghasilkan produk berkualitas dalam waktu yang relatif singkat dan memenuhi pesanan dengan akurat akan berdampak langsung pada peningkatan kepuasan pelanggan.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Manufaktur?
Produktivitas bisnis manufaktur merupakan tolok ukur vital yang dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang saling terkait.
Mengoptimalkan setiap faktor ini sangat penting bagi perusahaan manufaktur agar dapat mencapai efisiensi operasional yang tinggi, mengurangi pemborosan, dan mempertahankan posisi kompetitif di pasar yang terus berkembang. Memahami faktor-faktor ini membantu perusahaan fokus pada area yang paling berdampak.
Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor utama yang memengaruhi produktivitas bisnis manufaktur:
1. Efisiensi dan Efektivitas Operasional
Inti dari produktivitas bisnis manufaktur terletak pada seberapa efisien perusahaan manufaktur mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dan seberapa efektif mereka dalam mencapai tujuan produksi yang ditetapkan.
Ini mencakup optimalisasi pengelolaan semua input seperti tenaga kerja, bahan baku, peralatan, dan waktu.
Pengelolaan yang efektif memastikan proses dan sumber daya digunakan dengan efisiensi tinggi, menghindari pemborosan, dan pada akhirnya menghasilkan output yang diinginkan sesuai standar kualitas, waktu, dan biaya, sehingga tujuan produksi tercapai.
2. Kualitas Sumber Daya dan Bahan Baku
Kualitas input memiliki dampak langsung pada produktivitas bisnis manufaktur. Bahan baku yang berkualitas tinggi sangat penting karena berkontribusi langsung pada kualitas produk akhir dan mengurangi jumlah produk cacat atau pemborosan dalam tahapan proses produksi.
Faktor sumber daya lain seperti ketersediaan dan stabilitas pasokan energi dan air juga krusial untuk kelancaran operasional mesin dan peralatan tanpa gangguan. Kondisi lingkungan tempat fasilitas beroperasi juga dapat mempengaruhi akses dan kualitas sumber daya input.
3. Teknologi, Peralatan, dan Inovasi
Penggunaan teknologi dan peralatan yang tepat adalah pendorong utama produktivitas bisnis manufaktur. Adopsi teknologi canggih seperti otomasi, perangkat lunak manajemen produksi, dan penggunaan peralatan yang modern dan terawat meningkatkan efisiensi, konsistensi, dan kecepatan proses produksi, sekaligus mengurangi downtime.
Selain itu, kemampuan inovasi — baik dalam pengembangan teknologi baru maupun metode produksi yang lebih efisien — sangat penting. Kewirausahaan dalam manajemen yang mendorong inovasi memungkinkan perusahaan manufaktur untuk terus meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional secara signifikan.
Proses produksi yang terstandarisasi, yang sering kali didukung oleh teknologi, juga berperan besar dalam menjaga kualitas dan mengurangi variabilitas hasil. Contohnya, penerapan ERP pada bisnis FMCG membantu mengintegrasikan data produksi, distribusi, dan persediaan sehingga mempercepat pengambilan keputusan dan mengurangi bottleneck.
4. Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Keterampilan
Kualitas dan kinerja tenaga kerja adalah faktor krusial dalam menentukan produktivitas bisnis manufaktur.
Karyawan yang terampil, memiliki keterampilan yang relevan, dan sikap kerja yang baik seperti komitmen dan tanggung jawab dapat menjalankan tugas dengan lebih efisien. Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan sangat penting untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mereka.
Selain keterampilan individu, hubungan kerja yang sehat dan suasana kerja yang kondusif juga memotivasi tenaga kerja, yang secara langsung meningkatkan efisiensi dan hasil produksi perusahaan manufaktur.
5. Pengelolaan Rantai Pasokan
Efektivitas pengelolaan rantai pasokan (supply chain management) memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas bisnis manufaktur. Mengoptimalkan rantai pasokan memastikan bahwa bahan baku dan komponen yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan kualitas yang sesuai.
Pengelolaan rantai pasokan yang baik juga dapat membantu mengurangi biaya terkait pengadaan dan logistik, yang pada akhirnya berkontribusi pada efisiensi biaya produksi keseluruhan dan kelancaran proses produksi.
6. Faktor Operasional dan Manajemen Lainnya
Beberapa faktor lain yang terkait dengan eksekusi operasional dan keputusan manajemen juga turut memengaruhi produktivitas bisnis manufaktur. Ini mencakup kualitas hasil kerja individu dan tim, kuantitas output yang dihasilkan, dan efisiensi dalam pengelolaan waktu.
Kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat waktu, responsif terhadap perubahan pasar atau permintaan, serta menetapkan dan menjaga standar kerja yang tinggi di setiap tahapan proses produksi sangat penting untuk mencapai hasil produksi yang optimal dan meningkatkan daya saing perusahaan manufaktur.
Apa Saja Metode Umum untuk Meningkatkan Produktivitas Bisnis Manufaktur?
Produktivitas mengacu pada peningkatan produksi dengan menggunakan berbagai metode dan strategi yang tepat agar tetap relevan dalam menghadapi tantangan pasar yang berubah dengan cepat.
Dalam penjelasan kali ini, kita akan menjelaskan beberapa metode yang dapat digunakan oleh bisnis manufaktur untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai hasil produksi yang lebih tinggi.
a. Lean Manufacturing
Lean manufacturing adalah Pendekatan yang berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses produksi. Pemborosan dapat mengakibatkan stok berlebihan, waktu tunggu, pergerakan yang tidak perlu, dan proses yang rumit. Metode ini mendorong identifikasi dan penghapusan pemborosan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi.
Penerapan metode ini melibatkan prinsip-prinsip seperti just-in-time, pemrosesan aliran yang kontinu, dan perbaikan berkelanjutan. Mengadopsi lean manufacturing memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan sumber daya yang lebih sedikit dan mengurangi biaya produksi.
b. Six Sigma
Metode six sigma adalah pendekatan yang digunakan untuk mengurangi cacat dan penyimpangan dalam proses produksi. Metode ini mencakup pengumpulan dan analisis data untuk mengidentifikasi penyebab penyimpangan dan penghilangan penyebab tersebut.
Dalam metode ini, perusahaan menargetkan tingkat cacat yang sangat rendah dengan menggunakan siklus DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) untuk merancang perbaikan yang berkelanjutan dalam proses produksi.
Dengan mengurangi cacat dan penyimpangan, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk mereka sambil mengurangi pemborosan waktu dan sumber daya.
c. Total Productive Maintenance (TPM)
Total Productive Maintenance (TPM) adalah metode yang memfokuskan perbaikan pada perawatan peralatan dan mesin produksi.
TPM bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan selalu berada dalam kondisi optimal dan dapat beroperasi dengan efisiensi maksimal. Metode ini mencakup perawatan terjadwal, perawatan preventif, dan perbaikan cepat jika ada kerusakan.
Dengan menjaga peralatan dalam kondisi yang baik, perusahaan dapat menghindari gangguan manajemen produksi yang tidak direncanakan, penundaan, dan biaya perbaikan yang tinggi. TPM membantu meningkatkan ketersediaan mesin dan mengurangi waktu henti produksi
d. Robotika dan Sistem Automatisasi
Robotika dan Sistem otomatisasi yang canggih memungkinkan operasional produksi yang lebih cepat, akurat, dan efisien. Selain itu juga memudahkan karyawan dalam melakukan tugas-tugas yang berulang tanpa lelah dan dengan konsistensi tinggi dan kualitas yang sama.
Dengan menggantikan pekerjaan manual dengan sistem otomatisasi dan robotika, perusahaan dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam tugas-tugas yang dapat diotomatisasi, mengurangi risiko kesalahan, dan juga memungkinkan produksi berjalan secara kontinu, meningkatkan hasil produksi.
Apa Saja Tantangan dalam Meningkatkan Produktivitas dan Solusinya?
Upaya meningkatkan produktivitas bisnis manufaktur sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan signifikan yang memerlukan pemahaman mendalam. Hambatan-hambatan ini datang dari berbagai aspek operasional dan manajerial.
Mengidentifikasi secara jelas tantangan-tantangan ini merupakan langkah krusial sebelum dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang umum dihadapi dalam meningkatkan produktivitas bisnis manufaktur:
1. Keterbatasan Kapital (Modal)
Salah satu tantangan mendasar yang sering menghambat peningkatan produktivitas bisnis manufaktur adalah keterbatasan modal atau investasi.
Modernisasi teknologi produksi, pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan karyawan yang memadai, atau perluasan fasilitas manufaktur yang diperlukan seringkali memerlukan alokasi dana yang besar.
Ketiadaan sumber daya finansial yang cukup untuk investasi-investasi penting ini dapat secara signifikan membatasi kemampuan perusahaan manufaktur untuk mengadopsi metode, peralatan, atau teknologi yang lebih maju dan efisien.
2. Kompleksitas Pengelolaan Rantai Pasokan
Produktivitas bisnis manufaktur sangat bergantung pada kelancaran aliran material dan komponen dari pemasok hingga sampai di tahapan proses produksi. Namun, menghadapi dan mengelola kompleksitas pengelolaan rantai pasokan itu sendiri merupakan tantangan yang signifikan.
Sistem rantai pasokan yang efektif, yang seringkali melibatkan berbagai data dan alat termasuk software SCM, memerlukan perhatian cermat.
Memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat waktu, mengelola hubungan dengan banyak pemasok, dan menjaga visibilitas stok di seluruh jaringan adalah tugas yang rumit dan bisa menyebabkan penundaan serta mengganggu proses produksi jika tidak dikelola dengan optimal.
3. Tantangan Pemeliharaan Peralatan Produksi
Kondisi peralatan produksi secara langsung memengaruhi kelancaran operasional di lantai pabrik. Peralatan yang tidak terpelihara dengan baik atau mengalami kerusakan tak terduga menjadi tantangan serius bagi produktivitas bisnis manufaktur. Kerusakan mesin dapat menyebabkan periode downtime yang tidak terencana dan signifikan.
Masa henti produksi ini secara langsung mengurangi volume output yang bisa dihasilkan dan menghambat efisiensi keseluruhan dari proses produksi, serta bisa meningkatkan biaya operasional tak terduga.
4. Resistensi terhadap Perubahan
Implementasi perubahan, terutama yang melibatkan penerapan teknologi baru, modifikasi alur kerja, atau pengenalan metode kerja yang berbeda, sering kali menghadapi tantangan berupa resistensi dari karyawan. Keengganan untuk beradaptasi dengan cara kerja baru atau teknologi asing dapat memperlambat proses transisi dan adopsi.
Tantangan yang berkaitan dengan aspek manusia dalam perubahan ini membutuhkan pemahaman mendalam agar produktivitas bisnis manufaktur tidak terhambat oleh gesekan internal selama proses transisi.
Baca juga: Cara Menghitung Efisiensi Produksi di Manufaktur
Bagaimana Strategi Meningkatkan Produktivitas Manufaktur Secara Efektif?
Dalam meningkatkan kapasitas produksi, perusahaan perlu langkah dan strategi yang tepat untuk memaksimalkan hasil produksi dan mencapai keunggulan kompetitif serta pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Dalam penjelasan ini, kita akan membahas langkah-langkah kunci dan strategi dalam peningkatan produktivitas yang dapat membantu perusahaan mencapai hasil produksi yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih besar.
1. Inovasi Teknologi dan Penerapan Software ERP Manufaktur
Penerapan software ERP untuk manufaktur yang canggih dapat meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan fitur seperti analisis data real-time, perencanaan produksi, dan manajemen inventori.
ERP menyediakan visibilitas yang lebih baik terhadap alur kerja dan status produksi, yang memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan lebih cepat dan akurat.
Selain itu, ERP meningkatkan koordinasi antar departemen, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan membantu mengidentifikasi bottleneck dalam produksi. Dengan mengoptimalkan sumber daya dan proses, ERP mendukung efisiensi yang lebih besar dalam produksi dan pengelolaan stok, serta meningkatkan daya saing perusahaan.
2. Pelatihan Karyawan dan Pemberdayaan
Perusahaan juga perlu memberikan pelatihan dan pengembangan yang relevan kepada karyawan agar dapat menguasai teknologi baru dan proses-produksi yang ditingkatkan.
Pemberdayaan karyawan juga penting, dengan memberikan tanggung jawab dalam perbaikan proses dan pengambilan keputusan. Dengan melibatkan karyawan, perusahaan dapat memotivasi untuk berkontribusi secara positif pada proses produksi.
3. Analisis Proses Produksi
Langkah pertama adalah melakukan analisis mendalam terhadap proses produksi. Perusahaan perlu memahami proses-proses yang ada, mengidentifikasi hambatan dan pemborosan, serta menentukan area-area di mana perbaikan diperlukan.
Hal ini melibatkan pemetaan langkah-langkah dalam produksi, mengidentifikasi fluktuasi dalam kinerja, dan mengidentifikasi penyebab potensial dari penurunan produksi.
4. Identifikasi dan Eliminasi Pemborosan
Setelah analisis proses, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan. Ini bisa berupa stok berlebihan, waktu tunggu, pergerakan yang tidak perlu, atau tumpang tindih dalam proses produksi.
Perusahaan dapat menggunakan alat-alat seperti value stream mapping (pemetaan aliran nilai) untuk mengidentifikasi pemborosan dan merancang perubahan yang diperlukan.
5. Automatisasi dan Otomatisasi
Anda juga dapat mengefisiensikan proses produksi dengan software ERP manufaktur. Sistem ini melibatkan investasi dalam teknologi otomatisasi, seperti robotika, mesin-mesin canggih, dan perangkat lunak yang cerdas, sehingga dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam tugas-tugas repetitif dan memungkinkan operasi yang lebih cepat dan efisien.
Selain itu, pemantauan dan pengawasan proses produksi yang lebih baik melalui sensor dan IoT (Internet of Things) dapat memastikan operasi berjalan dengan maksimal.
6. Inovasi dalam Produk dan Proses Produksi
Inovasi produk dan proses produksi menjadi kunci untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam bisnis manufaktur. Dengan merancang produk dengan efisiensi produksi sebagai prioritas dapat memotong waktu dan biaya produksi.
Inovasi proses produksi melibatkan pengembangan metode yang lebih efisien dan penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan kinerja produksi.
7. Manajemen Rantai Pasokan yang Efisien
Efisiensi rantai pasokan memegang peranan penting dalam produktivitas. Dengan perencanaan pemasok yang matang dan demand forecasting yang lebih akurat, perusahaan dapat mengurangi waktu tunggu bahan baku dan menghindari kekurangan persediaan.
Kolaborasi yang erat dengan pemasok memastikan bahan berkualitas dan pengiriman tepat waktu, mendukung kelancaran produksi.
8. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif mengandalkan teknologi canggih seperti IoT dan analisis data untuk memantau kondisi mesin dan peralatan secara real-time. Teknologi ini memungkinkan perusahaan mendeteksi potensi masalah sebelum terjadi, yang pada gilirannya mengurangi downtime tak terduga.
Dengan pemeliharaan yang lebih terjadwal, perusahaan dapat merencanakan perawatan lebih efisien dan menjaga kelancaran operasional.
Selain itu, pendekatan ini juga memperpanjang umur peralatan, mengurangi biaya perbaikan mendadak, dan menjaga kualitas produksi.
Pemeliharaan prediktif memungkinkan tim operasional untuk bertindak proaktif dalam menjaga kinerja mesin dan menghindari gangguan produksi yang dapat menghambat kecepatan dan efisiensi operasional.
9. Control Quality yang Ketat
Pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan bahwa produk memiliki kualitas yang konsisten dan memenuhi standar, sehingga kapasitas produksidapat ditingkatkan dan juga dapat menghindari cacat dan perbaikan produk yang mahal.
Kontrol kualitas yang ketat diperlukan di setiap tahap produksi untuk menjaga standar produk. Teknik seperti Statistical Process Control (SPC) dan Total Quality Management (TQM) memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan dalam proses, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi risiko penarikan produk.
Kesimpulan
Produktivitas mengacu pada peningkatan produksi melalui berbagai metode, langkah, dan faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut.
Melalui penggunaan berbagai metode dengan tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi dengan mengacu pada langkah penting seperti analisis proses, identifikasi pemborosan, pelatihan karyawan, pengendalian kualitas, dan pengurangan pemborosan membantu menciptakan lingkungan yang efisien.
Peningkatan kapasitas produksi menjadi kunci untuk kesuksesan jangka panjang dalam bisnis manufaktur. Manajemen yang efektif, inovasi produk, dan inovasi proses juga memberikan kontribusi penting untuk menghasilkan lebih banyak dengan sumber daya yang ada, dan tetap bersaing dalam dunia bisnis yang kompetitif.
FAQ:
1. Apa indikator utama yang digunakan untuk mengukur produktivitas manufaktur?
Indikator utama untuk mengukur produktivitas manufaktur meliputi rasio output terhadap input, yang mencakup jumlah produk yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga kerja, waktu, atau bahan baku yang digunakan. Efisiensi penggunaan mesin, pemborosan, dan waktu siklus produksi juga merupakan faktor kunci dalam mengukur optimalisasi proses dan pemanfaatan sumber daya.
2. Bagaimana peran teknologi dalam meningkatkan produktivitas manufaktur?
Teknologi mempercepat produksi, mengurangi kesalahan manusia, dan meminimalkan pemborosan. Otomasi, perangkat lunak manajemen produksi, dan sistem ERP memungkinkan pengawasan proses secara real-time, meningkatkan keputusan yang lebih tepat. Teknologi juga mendukung pemeliharaan prediktif mesin untuk mengurangi downtime dan memastikan kelancaran operasional.
3. Apa dampak peningkatan produktivitas manufaktur terhadap daya saing perusahaan?
Peningkatan produktivitas manufaktur berdampak pada daya saing perusahaan dengan menurunkan biaya produksi per unit, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan respons terhadap permintaan pasar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif, mempertahankan margin keuntungan, dan lebih fleksibel dalam menghadapi dinamika pasar.


