12 Contoh Bahan Penolong di Perusahaan Manufaktur

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam pengelolaan produksi di manufaktur, contoh bahan penolong menjadi aspek dalam mendukung berbagai proses produksi yang efisien dan berkualitas tinggi. Bahan penolong adalah komponen tidak langsung yang terlibat dalam produk akhir, namun memiliki dampak signifikan terhadap kualitas produk.

Bahan baku yang juga disebut bahan tambahan atau bahan pembantu ini penting dalam keberlanjutan produksi di perusahaan manufaktur. Disini kita akan menguraikan pembahasan mendalam mengenai konsep bahan penolong, serta contoh, fungsi, dan kapan waktu dalam menggunakan bahan baku penolong ini.

starsKey Takeaways
  • Bahan penolong adalah material yang mendukung proses produksi, namun tidak menjadi bagian produk akhir dan nilainya lebih kecil dibandingkan bahan baku utama.
  • Beberapa contoh bahan penolong: pelumas, bahan kimia pembersih, perekat, kemasan, bahan kimia proses, gas industri, benang jahit, dan cat pelapis.
  • Di manufaktur, bahan penolong berfungsi memastikan kelancaran produksi, kebersihan, perlindungan produk, dan peningkatan kualitas.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Bahan Penolong

Bahan penolong adalah material yang mendukung proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk akhir atau memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan bahan baku utama. Fungsi bahan penolong sangat beragam, tergantung pada konteks penggunaannya.

Bahan baku penolong ini seringkali digunakan dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan baku utama, namun pemakaiannya memiliki dampak signifikan terhadap kualitas, keberlanjutan, dan efisiensi proses manufaktur secara menyeluruh.

Dalam implementasinya, bahan baku ini berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan efisiensi proses produksi dengan memfasilitasi operasi mesin, memperbaiki sifat material, atau bahkan meningkatkan kinerja keseluruhan produk.

Penting untuk diingat bahwa meskipun tidak menjadi bagian dari produk akhir, pemilihan dan penggunaan bahan penolong yang tepat, terutama di industri manufaktur, sangatlah krusial untuk keberhasilan suatu proses dan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini juga termasuk mempertimbangkan ketersediaan barang substitusi untuk bahan penolong tersebut guna memastikan kelangsungan pasokan dan optimalisasi biaya.

12 Contoh Bahan Penolong

12 Contoh Bahan Penolong

Bahan penolong adalah komponen penting dalam perusahaan manufaktur yang berperan dalam mendukung berjalannya proses produksi serta meminimalisir jumlah barang reject. Kurangnya perhatian pada kualitas bahan penolong bahkan dapat berujung pada tingginya angka defective product yang merugikan. Pada pembahasan ini, kita akan menguraikan beberapa contoh bahan penolong yang biasa digunakan di berbagai jenis industri manufaktur.

1. Pelumas atau Oli

Contoh bahan penolong adalah pelumas atau oli yang digunakan dalam proses produksi pemesinan, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara permukaan bergerak. Penggunaannya dapat mengurangi keausan dan panas yang dihasilkan oleh gesekan, sehingga dapat memperpanjang umur pakai alat dan mesin, dan meningkatkan kualitas produk akhir.

2. Bahan Kimia Pembersih

Terdapat juga contoh bahan penolong seperti bahan kimia proses, katalisator, atau aditif yang digunakan untuk menjaga kebersihan peralatan atau merawat mesin produksi dari kotoran, residu, atau kontaminan. Selain itu, penggunaan bahan ini memastikan proses produksi berjalan higienis, sehingga kualitas produk tetap terjaga sesuai standar industri.

3. Bahan Perekat dan Pengikat

Bahan perekat dan pengikat digunakan untuk menyatukan komponen dalam proses produksi tanpa merusak material aslinya. Setiap jenis perekat memiliki karakteristik khusus sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Contohnya, lem industri, resin, atau adhesive yang harus disesuaikan dengan jenis produk yang diproses.

4. Kemasan

Bahan kemasan seperti karton, plastik, dan kantong menjadi contoh bahan penolong yang digunakan dalam proses pengemasan dan pengiriman produk akhir. Kemasan ini berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan, kontaminasi, dan manipulasi yang dapat terjadi selama proses transportasi dan penyimpanan.

5. Bahan Kimia Proses

Contoh selanjutnya bahan baku penolong adalah bahan kimia proses, seperti katalism pengawet, dan agen pengental yang biasa digunakan di industri farmasi atau F&B dalam proses produksi kimia atau biokimia. Proses manufaktur di industri kimia mencakup serangkaian tahapan kompleks yang melibatkan reaksi kimia, pemurnian, pengolahan, dan formulasi.

6. Gas Industri

Berikutnya dari contoh bahan penolong adalah gas industri seperti oksigen, nitrogen, dan argon yang digunakan dalam proses pengelasan, pemotongan, dan penggunaan panas logam. Gas industri ini biasa digunakan sebagai bahan baku dalam produksi bahan kimia atau sebagai bahan baku dalam proses kimia.

7. Benang Jahit dan Perekat

Contoh selanjutnya bahan baku penolong adalah benang jahit dan perekat yang biasa digunakan di industri tekstil dan pembuatan pakaian, yang berfungsi untuk menyatukan atau mengelem kain dan komponen pakaian secara permanen atau sementara. Bahan ini juga dapat digunakan untuk memberikan detail dekoratid pada produk jadi, dan meningkatkan kualitas dan tampilan produk akhir.

8. Cat, Pelapis, dan Pelindung Permukaan

Contoh bahan penolong lain, seperti cat dan pelapis berfungsi melindungi permukaan produk dari karat, panas, atau gesekan. Biasanya, cat anti karat, pelapis tahan panas, dan sealant dipilih berdasarkan sifat perlindungan yang dibutuhkan, seperti tahan air atau tahan panas. Akibatnya, produk menjadi lebih awet dan berkualitas tinggi.

9. Bahan Pendingin

Bahan pendingin menjaga suhu mesin dan peralatan tetap stabil selama proses produksi berlangsung, seperti air pendingin, coolant, atau refrigerant. Dalam penggunaannya, perusahaan memilih bahan pendingin yang sesuai karakteristik mesin untuk mencegah overheating. Selain itu, bahan ini membantu memperpanjang usia mesin.

10. Bahan Pelindung

Bahan pelindung digunakan untuk melindungi peralatan, produk, maupun pekerja dari kerusakan atau bahaya. Misalnya, sarung tangan, pelindung wajah, hingga lapisan anti gores. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pelindung harus mempertimbangkan jenis risiko yang mungkin terjadi.

11. Bahan Pengering

Bahan pengering seperti silica gel atau agen dehumidifier mencegah kerusakan akibat kelembapan berlebih pada produk. Dengan menjaga kadar air tetap rendah, bahan pengering efektif memperpanjang masa simpan barang. Oleh karena itu, bahan ini banyak digunakan di berbagai sektor industri.

12. Bahan Pembasmi dan Anti Hama

Terakhir, contoh barang produksi manufaktur sebagai bahan penolong lainnya adalah bahan pembasmi dan anti hama, seperti pest control chemical, fogging agent. Bahan ini membantu menjaga area produksi tetap steril dari serangga dan mikroorganisme. Penggunaan bahan ini sangat penting, khususnya di industri makanan dan farmasi. Dengan demikian, kualitas dan keamanan produk tetap terjamin.

Manufaktur

Fungsi Bahan Penolong di Industri Manufaktur

Dalam proses manufaktur, bahan baku penolong adalah hal penting untuk menunjang kelancaran produksi dan menjaga kualitas produk. Tidak hanya itu, di produksi maklon, keberadaan bahan penolong menjadi kunci untuk memenuhi standar klien. Beberapa fungsi utama bahan penolong adalah sebagai berikut:

1. Memastikan Kelancaran Proses Produksi

Fungsi pertama bahan baku penolong adalah untuk memastikan kelancaran proses produksi, seperti bahan pelumas atu bahan kimia pengatur pH. Penggunaan bahan ini dapat mencegah ganggungan dan kerusakan pasa mesin yang dapat mengganggu alur proses produksi, juga menyebabkan penundaan.

2. Menjaga Kebersihan dan Keselamatan

Bahan penolong juga berfungsi dalam menjaga kebersihan dan keselamatan di lingkungan kerja, seperti deterjen, dan desinfektan yang dapat membantu membersihkan mesin, peralatan, dan area kerja yang kotor dan menghindari mikroba berbahaya di industri F&B. Contoh bahan penolong lain seperti perekat dan kemasan juga dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dengan menyediakan ikatan yang kuat dan perlindungan yang tepat pada produk.

3. Menyediakan Perlindungan Produk

Bahan penolong seperti karton, plastik kemasan, cat, dan pelapis melindungi produk dari berbagai risiko. Selain mencegah kontaminasi dan kerusakan fisik, fungsi bahan penolong adalah sebagai pelindung tampilan serta kualitas produk selama proses produksi, penyimpanan, dan pengiriman.

4. Meningkatkan Kualitas Produk

Bahan baku penolong juga berfungsi dalam meningkatkan kualitas produk, seperti bahan tambahan makanan, aditif, dan bahan kimia penghilang cacat. Selain itu, bahan pelapis, cat, dan bahan kimia pengawet dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kerusakan atau perubahan fisik pada produk non-pangan. 

Sebagai contoh prototype produk, perusahaan sering membuat prototype visual yang memungkinkan evaluasi tampilan fisik dan kualitas bahan baku penolong sebelum produksi massal. Dengan demikian, feedback dapat diterima dan diterapkan pada desain akhir untuk memenuhi kebutuhan pasar. Semua inovasi ini berkontribusi pada pengembangan contoh produk jadi yang memenuhi ekspektasi pasar dan konsumen.

5. Mendukung Proses Teknis Spesifik

Industri manufaktur dengan kebutuhan teknis khusus, seperti elektronik dan otomotif, sangat bergantung pada contoh bahan penolong tertentu. Penggunaan isolator, pendingin, hingga pelumas khusus, memungkinkan peralatan berfungsi optimal, meningkatkan performa mesin, dan mencegah kegagalan produksi.

Kapan Bahan Penolong Digunakan?

Kapan Bahan Penolong Digunakan?

Penggunaan bahan baku penolong di perusahaan manufaktur melibatkan berbagai tahapan dalam proses produksi, mulai dari persiapan mesin hingga pemeliharaan rutin, tergantung pada kebutuhan spesifik dari setiap tahap produksi. Berikut waktu yang tepat untuk menggunakan bahan penolong di perusahaan manufaktur:

1. Selama Persiapan dan Pengaturan Mesin

Bahan penolong seringkali digunakan selama tahap persiapan dan pengaturan mesin, seperti bahan pelumas, pendingin, dan bahan pembersih yang digunakan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan produksi agar siap digunakan dalam proses produksi. Penggunaan pelumas pada komponen mesin membantu mengurangi gesekan dan panas yang dihasilkan selama operasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan umur pakai mesin.

Dalam praktiknya, contoh make to stock biasanya membutuhkan kesiapan mesin secara optimal karena volume produksi yang tinggi. Oleh karena itu, bahan penolong seperti pelumas dan pembersih sangat krusial untuk menjaga kelancaran proses sejak awal.

2. Dalam Proses Produksi

Waktu yang tepat dalam menggunakan bahan penolong adalah selama proses produksi berjalan. Misalnya dalam proses pengelasan logam, gas industri seperto argon atau helium dapat digunakan sebagai bahan penolong untuk menciptakan lingkungan yang tepat disekitar titik pengelasan, untuk mencegah oksidasi dan mencapai hasil yang lebih berkualitas. Selain itu, bahan kimia penolong seperti katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi atau mengontrol hasil reaksi dalam proses produksi di industri farmasi.

3. Selama Pemrosesan Bahan

Penggunaan contoh bahan penolong juga dapat terjadi sebelum, selama, dan setelah pemrosesan bahan dalam proses produksi, seperti bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan dan menyiapkan bahan mentah atau komponen untuk proses produksi berikutnya. Bahan penolong seperti aditif, pelumas, atau katalis digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses produksi. Serta  bahan penolong seperti bahan pelapis atau bahan pengemas digunakan untuk melindungi produk akhir dari kerusakan atau kontaminasi selama penyimpanan atau pengiriman.

4. Untuk Pemeliharaan dan Perawatan Rutin

Waktu yang biasa digunakan bahan penolong adalah dalam pemeliharaan dan perawatan rutin peralatan produksi, seperti bahan pelumas digunakan secara teratur untuk menjaga kinerja dan umur pakai mesin, mencegah keausan dan kerusakan. Bahan pembersih juga digunakan untuk membersihkan mesin dan peralatan secara berkala, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan kerja.

Perbedaan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Bahan baku dan bahan penolong adalah dua jenis material yang memiliki peran penting dalam proses produksi, meskipun keduanya berbeda. Perbedaan utama terletak pada peran dan kontribusi masing-masing terhadap produk akhir atau hasil dari suatu proses. Berikut adalah perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong:

1. Peran Utama

Bahan baku berperan langsung dalam pembuatan produk akhir dan menjadi komponen utama dalam produk tersebut. Sementara bahan penolong, meskipun tidak menjadi bagian dari produk akhir, membantu mendukung kelancaran proses produksi, seperti pelumas atau bahan kimia pembersih.

2. Kontribusi Produk

Bahan baku memberikan kontribusi besar terhadap fungsi dan bentuk produk akhir. Misalnya, dalam pembuatan mobil, baja dan plastik adalah bahan baku utama. Sebaliknya, contoh bahan penolong seperti perekat dan pelumas hanya mendukung proses produksi tanpa membentuk produk itu sendiri.

3. Kebutuhan

Bahan baku diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak karena menjadi komponen utama produk. Di sisi lain, bahan penolong digunakan lebih sedikit, hanya untuk mendukung proses seperti pembersihan, pelapisan, atau pendinginan selama produksi berlangsung.

4. Jumlah Penggunaan

Bahan baku biasanya digunakan dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan bahan penolong, yang hanya digunakan dalam jumlah kecil sesuai dengan kebutuhan proses produksi. Hal ini menyebabkan bahan baku memiliki peran yang lebih dominan dalam volume penggunaan di setiap tahap produksi.

5. Pengaruh Biaya

Karena bahan baku merupakan komponen utama produk, pengaruh biaya bahan baku terhadap harga produk akhir cenderung lebih besar. Sebaliknya, contoh bahan penolong, meskipun penting, tidak memberi dampak besar terhadap total biaya produksi, karena penggunaannya yang lebih terbatas dan fungsinya yang lebih kecil.

Perbedaan barang dan jasa juga tercermin di sinibahan baku yang digunakan dalam pembuatan barang fisik memiliki nilai konkret yang langsung memengaruhi kualitas produk akhir, sementara jasa, yang bersifat intangibel, lebih mengandalkan kualitas pengalaman dan

Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa bahan baku penolong adalah komponen penting yang menjadi peranan penting dalam menjaga kelancaran proses produksi serta meningkatkan kualitas dan efisiensi keseluruhan. Bahan penolong, seperti pelumas, bahan kimia pembersih, dan kemasan, merupakan komponen tambahan yang tidak langsung terlibat dalam produk akhir namun memberikan kontribusi yang signifikan.

Contoh bahan penolong digunakan pada berbagai tahapan proses produksi, mulai dari persiapan mesin hingga proses pengemasan, serta untuk pemeliharaan dan perawatan rutin. Pemahaman berbagai hal mengenai bahan penolong ini dapat membantu Anda dalam memilih dan menggunakan bahan tersebut dengan tepat sesuai kebutuhan, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk akhir.

 

FAQ:

1. Apa itu bahan penolong dan contohnya?

Bahan penolong berperan dalam melengkapi bahan baku, meningkatkan efisiensi produksi, menambah nilai produk, dan memastikan keamanan proses produksi. Contoh bahan penolong termasuk kemasan plastik untuk membungkus produk dan label harga pada pakaian.

2. Apa itu bahan bantu?

Menurut Pasal 1 ayat (3) Permenperin 21/2021, bahan penolong merupakan bahan yang digunakan sebagai pelengkap dalam proses produksi untuk menghasilkan produk dengan fungsi yang sesuai dengan parameter yang diharapkan.

3. Apa bedanya bahan baku dan bahan penolong?

Perbedaannya terletak pada dampak ketidakhadiran bahan tidak langsung, yang dapat mengganggu proses produksi. Sementara tanpa bahan penolong, produksi masih bisa berlangsung, meskipun kualitas produk mungkin menurun.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap