Perusahaan sering menghadapi tantangan dalam pengelolaan barang produksi, seperti memantau persediaan yang efisien, menghindari kekurangan atau kelebihan stok, serta memastikan biaya produksi tetap terkendali. Salah kelola dapat menghambat jalannya proses produksi, memperlambat distribusi, atau meningkatkan biaya operasional.
Barang dalam proses (WIP) adalah produk yang sedang diproses dalam manufaktur, tetapi belum selesai dan belum siap dijual. Memahami barang dalam proses sangat penting, karena memfasilitasi perusahaan untuk mengelola aliran produksi dengan lebih efektif, sehingga memudahkan untuk memenuhi target produksi dan menghindari keterlambatan.
Dalam artikel ini, pembaca akan menemukan informasi mengenai pengelolaan barang produksi, termasuk contoh barang dalam proses yang sering dihadapi oleh perusahaan manufaktur. Informasi ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan biaya dalam operasional produksi di industri manufaktur.
- Barang produksi adalah produk fisik yang digunakan untuk memproduksi barang yang menghasilkan produk jadi yang siap dijual.
- Contoh barang produksi: mesin industri, perangkat elektronik, peralatan rumah tangga, lahan dan gedung, bahan baku, dan bahan setengah jadi.
- Strategi pengelolaan barang produksi: perencanaan produksi, pengendalian kualitas, inovasi produk, dan manajemen rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi.
- Software Manufaktur ScaleOcean, solusi untuk mengelola barang produksi dengan efisien, mengoptimalkan alur kerja, dan memastikan stok selalu terkendali.
1. Pengertian Barang Produksi
Barang produksi atau barang modal adalah barang yang dipakai dalam proses produksi untuk menghasilkan barang. Beberapa contoh barang produksi meliputi bahan baku, peralatan produksi, dan mesin produksi.
Dalam konteks ini, perusahaan manufaktur berfokus pada mengubah bahan baku menjadi barang jadi melalui alur kerja produksi yang terorganisir dan terstruktur. Setiap langkah dalam produksi memiliki tujuan untuk menciptakan produk yang memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Produksi barang tidak hanya melibatkan reproduksi produk yang sudah ada, tetapi juga mencakup pengembangan dan perancangan produk baru. Desain produk memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa barang yang dihasilkan tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Alur proses produksi sendiri dapat melibatkan berbagai tahap, termasuk pemrosesan bahan baku, perakitan, uji kualitas, dan pengemasan, yang semuanya memerlukan perencanaan kapasitas dan koordinasi yang cermat. Seiring dengan perkembangan teknologi, bisnis manufaktur telah mengadopsi berbagai inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Dengan penggunaan mesin otomatis, robotika, dan sistem manufaktur terotomatisasi, setiap proses produksi akan dimudahkan sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan manusia dan meningkatkan konsistensi barang yang diproduksi. Penerapan teknologi ini juga akan secara efektif meningkatkan produksi dan daya saing yang lebih tinggi di industri manufaktur.
2. Ciri-Ciri Barang Produksi
Barang produksi atau barang modal merujuk pada barang yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang lain. Berbeda dengan barang konsumsi, barang ini bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional dan produksi dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang membedakan barang produksi dengan barang lainnya.
a. Element Utility
Barang produksi memiliki fungsi khusus yang mendukung kelancaran pengendalian proses produksi. Sebagai contoh, besi baja digunakan dalam pembuatan rangka bangunan. Jika tidak menggunakan barang ini, proses konstruksi tidak dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
b. Form Utility
Barang produksi sering mengalami perubahan bentuk untuk mencapai kegunaan tertentu. Misalnya, bahan plastik yang digunakan untuk membuat berbagai jenis kemasan. Plastik diolah dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan industri pengemasan dengan bentuk yang sesuai.
c. Place Utility
Barang produksi juga harus digunakan pada tempat yang sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, pelindung mata dan wajah yang digunakan oleh pekerja di pabrik kimia untuk melindungi diri dari zat berbahaya. Barang ini memiliki peran penting untuk menjaga keselamatan di lingkungan kerja.
d. Ownership Utility
Kepemilikan yang tepat atas barang produksi juga sangat penting. Contohnya, gergaji mesin yang dimiliki oleh tukang kayu untuk memotong kayu dalam proses pembuatan furnitur.
Barang ini harus berada di tangan yang tepat untuk memastikan kualitas dan kelancaran produksi. Selain itu, memahami contoh prototype produk dapat membantu perusahaan mengenali tahap awal pengembangan barang sebelum masuk ke produksi massal.
e. Time Utility
Barang produksi akan memberikan manfaat maksimal jika digunakan pada waktu yang tepat. Seperti mesin pendingin yang digunakan di gudang penyimpanan barang agar suhu tetap terjaga selama musim panas. Pengaturan waktu penggunaan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi operasional.
f. Service Utility
Layanan atau dukungan teknis terhadap barang produksi juga sangat memengaruhi kegunaannya. Misalnya, adanya perangkat lunak untuk memantau kinerja mesin di pabrik otomotif. Dengan adanya dukungan sistem ini, akan menghindari risiko barang reject saat produksi dilakukan.
3. Manfaat Barang Produksi

Barang produksi memiliki berbagai manfaat yang mendukung kelancaran proses operasional dalam suatu perusahaan. Barang ini tidak hanya digunakan dalam produksi barang akhir, tetapi juga memiliki peran penting dalam efisiensi dan efektivitas proses produksi itu sendiri.
Berikut adalah manfaat utama yang diberikan oleh barang produksi:
a. Meningkatkan Efisiensi Produksi
Barang produksi membantu mempercepat proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Dengan adanya mesin dan peralatan yang tepat, alur proses produksi dapat berlangsung lebih cepat dan lebih efisien. Hal ini juga mengurangi biaya operasional dan meningkatkan output perusahaan, yang berujung pada keuntungan yang lebih besar.
b. Menjamin Kualitas Produk
Barang produksi, seperti alat ukur dan mesin berkualitas tinggi, memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Penggunaan barang produksi yang tepat juga meminimalkan kesalahan dalam proses produksi, yang mengarah pada produk yang lebih konsisten dan dapat dipercaya, dan menghindari defective product sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
c. Menurunkan Biaya Operasional
Dengan pemeliharaan yang baik dan penggunaan barang produksi yang efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional secara keseluruhan. Mesin yang terawat dengan baik dan digunakan secara optimal akan mengurangi kebutuhan perbaikan mendadak serta menghindari pembelian barang baru yang tidak perlu.
d. Menjamin Keamanan Kerja
Barang produksi juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Misalnya, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan peralatan yang sesuai dapat mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.
Keamanan yang terjamin tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan mengurangi absensi yang disebabkan oleh cedera. Memahami perbedaan barang dan jasa membantu perusahaan menentukan prioritas investasi yang tepat demi mendukung operasional dan keamanan kerja.
e. Memperpanjang Umur Peralatan
Barang produksi yang terawat dengan baik akan memperpanjang masa pakai peralatan dan mesin dalam proses produksi. Dengan perawatan rutin dan pengelolaan yang tepat, peralatan dapat bertahan lebih lama, yang mengurangi kebutuhan untuk investasi baru dan membantu perusahaan menghemat biaya jangka panjang.
4. Contoh Barang Produksi
Barang produksi memiliki peran penting dalam kelancaran operasional dan efisiensi sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh barang produksi yang sering digunakan dalam berbagai industri.
a. Mesin-mesin Industri
Mesin-mesin industri seperti mesin jahit, traktor, oven, dan mesin tekstil merupakan alat utama dalam proses produksi. Mesin-mesin ini mempercepat produksi barang dengan presisi tinggi, mengurangi tenaga kerja manual, serta meningkatkan efisiensi dan konsistensi produk yang dihasilkan dalam industri manufaktur dan pertanian.
Perusahaan bisa menerapkan metode just in time pada pengelolaan mesin dan bahan baku, sehingga dapat membantu memastikan proses produksi berjalan lancar tanpa penumpukan stok yang tidak perlu.
b. Perangkat Elektronik
Perangkat elektronik seperti komputer, printer, dan perangkat komunikasi digunakan dalam berbagai kegiatan bisnis untuk mendukung operasional. Perangkat ini berfungsi sebagai alat untuk desain, pengolahan data, dan komunikasi antara departemen.
Pengelolaan ini juga dapat mempercepat proses administratif dan pencatatan dalam perusahaan, memastikan kelancaran aktivitas bisnis. Produk elektronik bisa dibuat dengan kode produksi yang dapat dikelola secara digital untuk mempermudah pelacakan, dokumentasi, dan kontrol kualitas secara otomatis.
c. Peralatan Rumah Tangga
Peralatan rumah tangga seperti blender, mixer, dan oven adalah contoh consumer goods, yaitu barang produksi yang digunakan dalam industri pengolahan makanan. Peralatan ini membantu mengolah bahan baku menjadi produk siap konsumsi dengan cara yang lebih cepat dan efisien, meningkatkan produktivitas di sektor makanan dan minuman.
d. Lahan dan Gedung
Lahan dan gedung berfungsi sebagai tempat di mana proses produksi berlangsung. Pabrik, gudang, dan fasilitas manufaktur lainnya adalah contoh barang produksi yang memfasilitasi kegiatan produksi dan penyimpanan barang, serta menjamin kelancaran alur produksi, distribusi, dan pengelolaan logistik di perusahaan.
Anda bisa menggunakan metode penyimpanan make to stock untuk memastikan barang selalu tersedia sesuai permintaan pasar tanpa harus menunggu proses produksi tambahan. Pendekatan ini membantu meminimalkan waktu tunggu pelanggan, menjaga kelancaran distribusi, dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas seperti gudang dan pabrik.
e. Bahan Baku
Bahan baku seperti kayu, kain, dan bahan mentah lainnya adalah contoh barang produksi yang digunakan dalam pembuatan produk akhir. Bahan baku ini perlu diproses lebih lanjut untuk menghasilkan barang yang siap dipasarkan. Ketersediaan bahan baku yang berkualitas sangat penting dalam menjaga keberlanjutan dan kualitas produksi.
f. Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi atau bahan mentah yang sudah diproses sebagian, merupakan barang produksi yang digunakan dalam tahap selanjutnya untuk menciptakan contoh produk jadi, seperti pakaian. Barang setengah jadi sering diproses lebih lanjut di pabrik untuk menjadi produk yang siap dipasarkan.
5. Contoh Barang Hasil Produksi
Barang produksi dalam industri manufaktur dapat berupa berbagai jenis produk yang diproses dan diproduksi melalui serangkaian tahapan. Proses ini melibatkan level production schedule pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang siap dijual. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh barang produksi yang umum ditemukan dalam industri manufaktur.
a. Elektronik Konsumen
Contoh barang produksi yang pertama ada barang elektronik konsumen, seperti smartphone dan laptop. Proses pembuatan barang-barang ini melibatkan integrasi komponen yang kompleks, mulai dari mikrochip hingga layar sentuh. Tingkat presisi dan kontrol kualitas dalam proses produksi menjadi kunci untuk memastikan kinerja dan keandalan produk akhir.
Manajemen dalam produksi elektronik konsumen menuntut pemahaman mendalam mengenai teknologi terkini dan tren pasar. Selain itu, aspek logistik dan rantai pasokan memegang peranan penting dalam menjamin ketersediaan komponen, termasuk bahan penolong dan efisiensi distribusi produk. Pengelolaan sumber daya manusia juga krusial, mengingat proses produksi ini seringkali membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan presisi tinggi.
b. Produk Otomotif
Contoh barang produksi industri otomotif seperti mobil dan motor berkaitan dengan barang dan produksi seperti pengecoran logam, perakitan mesin, dan pemasangan bodi kendaraan. Teknologi otomatisasi dan robotik seringkali digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pengendalian produksi.
Dalam pengelolaan produksi barang di industri otomotif, aspek seperti inovasi desain, kepatuhan terhadap standar emisi, dan keselamatan menjadi fokus utama. Selain itu, strategi pengelolaan rantai pasokan memainkan peran vital dalam menangani kompleksitas komponen dan subkomponen yang dibutuhkan. Selain itu, pengelolaan lingkungan juga menjadi pertimbangan penting, terutama dalam mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi.
c. Pakaian dan Tekstil
Contoh barang produksi pakaian dan tekstil menjadi salah satu sektor manufaktur yang mencakup proses dari pemintalan benang hingga perakitan pakaian jadi. Produksi barang ini membutuhkan keterampilan khusus dalam desain, pemotongan, dan penjahitan, seringkali menggabungkan kreativitas dengan teknik produksi massal.
Pengelolaan produksi barang di industri pakaian dan tekstil tidak hanya berfokus pada efisiensi produksi, tetapi juga pada keberlanjutan dan etika produksi. Faktor-faktor seperti penggunaan bahan yang ramah lingkungan, kondisi kerja yang adil, dan transparansi dalam rantai pasokan menjadi semakin penting. Produksi ini juga lebih baik melibatkan produksi ramah lingkungan dan pemberdayaan tenaga kerja lokal sebagai strategi bisnis modern pada sektor ini.
d. Produk Farmasi
Selanjutnya contoh barang produksi adalah sektor farmasi yang mencakup produksi obat-obatan, vaksin, dan produk kesehatan lainnya. Proses produksi di sini sangat diatur dan memerlukan standar kebersihan dan kontrol kualitas yang sangat ketat, mengingat dampak langsungnya terhadap kesehatan manusia. Hal ini juga melibatkan batch produksi yang rumit seperti sintesis kimia, fermentasi bioteknologi, dan formulasi dosis yang tepat.
Manajemen produksi farmasi tidak hanya fokus pada efisiensi dan kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga pada inovasi dan penelitian. Mempertahankan keseimbangan antara penelitian dan pengembangan (R&D) yang kuat dengan operasi produksi yang efisien menjadi kunci untuk keberhasilan dalam proses produksi di industri ini. Selain itu, rantai pasokan yang kuat dan distribusi yang efektif sangat penting, terutama dalam situasi darurat kesehatan global.
Salah satu cara untuk mendukung keberhasilan ini adalah dengan menggunakan software apotek terbaik, yang dapat mengintegrasikan seluruh proses produksi dan distribusi dalam satu platform. Dengan software ini, apotek dapat memantau kualitas, mempercepat proses distribusi, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi, serta mengelola stok obat dengan lebih efisien.
e. Food and Beverage
Industri dalam sektor manufaktur ini mencakup produksi dari bahan-bahan dasar seperti gandum dan susu hingga produk akhir seperti roti kemasan dan minuman ringan. Proses produksi di sini sering melibatkan serangkaian tahap yang kompleks, termasuk pemrosesan bahan baku, pengawetan, dan pengemasan. Kontrol kualitas dan keamanan pangan adalah aspek kritis dalam produksi makanan dan minuman.
Dalam pengelolaan produksi makanan dan minuman, efisiensi operasional dan inovasi produk menjadi sangat penting, karena variasi permintaan konsumen dan tren makanan yang terus berubah sehingga perusahaan harus cepat beradaptasi dengan preferensi pasar sambil memastikan standar keamanan dan kualitas.
Baca juga: Cara Menghitung Efisiensi Produksi di Manufaktur
6. Strategi Pengelolaan Barang Produksi

Pengelolaan barang produksi menjadi kunci utama bagi keberhasilan bisnis manufaktur dalam menjaga efisiensi, kualitas, dan daya saing. Dalam lingkungan yang terus berubah, strategi pengelolaan barang yang diproduksi haruslah fleksibel dan terukur. Setelah mengetahui apa yang dimaksud barang produksi dan contohnya, di pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana strategi pengelolaan barang yang diproduksi di bisnis manufaktur. Ayo simak pembahasan kali ini!
a. Perencanaan Produksi
Strategi pengelolaan yang pertama adalah perencanaan produksi yang melibatkan identifikasi akan kebutuhan produksi, lokasi sumber daya, dan menetapkan jadwal produksi yang realistis. Sistem manajemen produksi yang terintegrasi dapat membantu dalam meramalkan permintaan pasar, mengelola stok dengan efisien, dan menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan. Dengan memahami dengan baik kebutuhan produksi dan kapasitas produksi, perusahaan dapat menjaga kelancaran operasional dan merespons perubahan pasar dengan lebih cepat.
b. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas menjadi strategi pengelolaan barang diproduksi yang menerapkan standar kualitas yang tinggi dari awal hingga akhir proses produksi, sehingga perusahaan dapat memastikan bahwa setiap barang yang diproduksi memenuhi ekspektasi pelanggan. Hal ini melibatkan penerapan teknologi pemantauan otomatis, pengujian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa setiap produk memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Pengendalian kualitas juga melibatkan penerapan prinsip continuous improvement dengan menganalisis data produksi dan perusahaan dapat mengidentifikasi peluang perbaikan dan mengoptimalkan proses produksi. Keberlanjutan kualitas tidak hanya meningkatkan kepercayaan pelanggan tetapi juga mengurangi tingkat produk cacat dan biaya produksi.
c. Inovasi dan Pengembangan Produk
Strategi pengelolaan barang produksi tidak hanya berfokus pada proses internal tetapi juga melibatkan inovasi dan pengembangan produk. Perusahaan manufaktur harus terus berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasar yang berkembang dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Strategi ini melibatkan penelitian dan pengembangan konstan untuk menciptakan produk baru yang memanfaatkan teknologi terbaru dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang berkembang.
Dalam mengelola inovasi, perusahaan perlu memperhatikan umpan balik pelanggan, tren industri, dan perkembangan teknologi. Untuk menjaga kualitas produk, perusahaan juga harus memastikan bahwa setiap tahap produksi mengikuti standar yang tepat, salah satunya melalui quality control form yang memastikan pemeriksaan kualitas dilakukan secara menyeluruh.
Dengan keterlibatan dan kolaborasi dengan mitra bisnis serta mengadopsi model pengembangan produk yang fleksibel, perusahaan akan lebih responsif terhadap perubahan pasar dan memimpin dalam hal inovasi produk.
d. Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok adalah faktor kritis dalam pengelolaan produksi barang. Perusahaan perlu memastikan bahwa setiap elemen dalam rantai pasok, mulai dari pemasok hingga distribusi, beroperasi dengan efisiensi maksimal. Kolaborasi yang kuat dengan pemasok dapat membantu mengurangi risiko kekurangan bahan baku dan memastikan kualitas bahan baku yang konsisten.
Di sisi lain, mengenal barang substitusi juga membantu perusahaan membuat keputusan strategis saat terjadi kelangkaan bahan baku atau kenaikan harga material utama, agar produksi tetap berjalan optimal.
Penerapan teknologi seperti sistem manajemen rantai pasok terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk melacak dan mengelola persediaan, mempercepat waktu respons terhadap perubahan permintaan, dan meningkatkan koordinasi antarunit bisnis. Dengan memperkuat manajemen rantai pasok, perusahaan dapat mencapai tingkat efisiensi produksi yang lebih tinggi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
7. Kesimpulan
Dari penjelasan sebelumnya mengenai apa yang dimaksud barang produksi, contoh barang produksi, dan strategi pengelolaan barang modal, dapat ditarik kesimpulan bahwa barang produksi adalah produk yang digunakan untuk menghasilkan barang yang siap digunakan konsumen.
Dalam prosesnya, terdapat beberapa contoh hasil produksi barang yang meliputi berbagai aspek dalam industri manufaktur, seperti elektonik, otomotif, fashion, F&B, dan lain sebagainya.
Untuk menghasilkan berbagai manfaat dalam produksi barang secara maksimal, dibutuhkan strategi pengelolaan barang yang efektif agar dapat memastikan produk berkualitas tinggi dan meningkatkan efisiensi bisnis secara menyeluruh, sehingga tetap bisa menjaga stabilitas perusahaan di industri bisnis yang semakin berkembang.
FAQ:
1. Apa saja 5 contoh barang produksi?
Contoh barang produksi meliputi mesin, peralatan, bahan baku, benih, pupuk kandang, dan traktor. Sedangkan, bahan baku, tenaga kerja, dan bahan bakar yang digunakan oleh produsen dalam proses produksi barang dan jasa disebut barang antara.
2. Apa saja jenis produksi?
Jenis produksi meliputi produksi massal, yang membuat barang dalam jumlah besar, produksi batch yang menghasilkan sejumlah barang dalam satu siklus, dan produksi kustom yang memproduksi barang sesuai pesanan.
3. Apa contoh produksi langsung?
Contoh produksi langsung adalah pembuatan mobil, pakaian, atau elektronik konsumen, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi yang siap dijual melalui proses produksi yang terorganisir dan terstruktur.


