Pahami Alur serta Flow Proses Pabrik Kelapa Sawit

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Mengubah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah yang berkualitas melibatkan serangkaian tahapan produksi yang panjang dan kompleks di dalam pabrik. Memahami dan mengendalikan seluruh flow proses pabrik kelapa sawit dari awal hingga akhir menjadi tantangan operasional yang signifikan bagi banyak pelaku industri.

Tanpa bantuan sistem pengelolaan yang terintegrasi, perusahaan manufaktur kelapa sawit akan kesulitan untuk memantau dan mengoptimalkan setiap tahapan dalam alur proses pengolahan kelapa sawit.

Data operasional penting seperti suhu, tekanan, atau laju alir seringkali dicatat secara manual di lapangan. Kondisi ini menghambat visibilitas real-time dan memperlambat respons saat terjadi penyimpangan atau masalah kualitas di tengah proses.

Akibat kurangnya kontrol data yang akurat dan real-time, efisiensi proses produksi cenderung menurun, menyebabkan potensi oil loss atau kehilangan minyak yang tidak terdeteksi.

Risiko pemborosan bahan baku meningkat dan kualitas CPO yang dihasilkan pun bisa berfluktuasi jika parameter kunci tidak terjaga konsisten. Ini berdampak langsung pada profitabilitas pabrik.

Artikel ini akan membahas bagaimana alur dan flow proses pabrik kelapa sawit yang tepat agar Anda dapat melakukan produksi minyak yang terstruktur dan berkualitas tinggi.

starsKey Takeaways
  • Crude Palm Oil (CPO) adalah minyak dari daging buah kelapa sawit yang belum dimurnikan, berwarna kemerahan dan digunakan dalam makanan, kosmetik, dan biodiesel.
  • Alur proses pengolahan kelapa sawit: penerimaan TBS, sterilisasi, penebahan, pelumatan, pengepresan, pemurnian, pengolahan inti sawit, hingga penyimpanan CPO.
  • Software manufaktur ScaleOcean, solusi terbaik untuk mengoptimalkan setiap alur proses produksi kelapa sawit secara real-time untuk hasil yang lebih maksimal.

Coba Demo Gratis

requestDemo

1. Pengertian Crude Palm Oil (CPO) dan Manfaatnya

Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa sawit (mesocarp) dan belum melalui proses pemurnian lebih lanjut. CPO memiliki warna kemerahan karena kandungan beta-karoten yang tinggi, serta digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai produk, seperti makanan, kosmetik, dan biodiesel.

Keunggulannya terletak pada ketersediaannya yang melimpah dan biaya produksinya yang relatif lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut manfaat Crude Palm Oil (CPO) dalam kehidupan sehari-hari:

  • Sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk menghasilkan biodiesel.
  • Bahan baku utama dalam pembuatan makanan olahan, seperti margarin dan minyak goreng.
  • Digunakan dalam industri kosmetik dan perawatan pribadi sebagai bahan dasar produk seperti sabun dan sampo.
  • Membantu mengurangi ketergantungan pada minyak fosil.
  • Memberikan peluang ekonomi bagi petani kelapa sawit dan industri terkait.

Di industri manufaktur kelapa sawit, poses produksi CPO melibatkan pemisahan minyak dari buah kelapa sawit melalui proses pengolahan mekanis dan pengolahan panas, yang kemudian menghasilkan minyak mentah. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan setiap langkah dalam proses tersebut terkelola dengan baik.

Manajemen yang baik sangat penting untuk memaksimalkan hasil dari setiap tandan buah segar (TBS) yang diproses. Dengan pengelolaan yang tepat, perusahaan dapat memanfaatkan potensi penuh dari bahan baku yang ada untuk proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak.

2. Bagaimana Alur Proses Pengolahan Kelapa Sawit di Pabrik?

Alur proses di pabrik kelapa sawit dimulai dengan penerimaan dan penimbangan Tandan Buah Segar (TBS), kemudian dilanjutkan dengan sterilisasi untuk melembutkan buah dan membunuh bakteri. Selanjutnya, perontokan memisahkan brondolan dari tandan, diikuti dengan pelumatan (digesting) buah dan pengepresan untuk menghasilkan minyak kasar.

Minyak kasar ini lalu dimurnikan di stasiun klarifikasi, sedangkan biji sawit diproses di stasiun inti untuk menghasilkan minyak inti sawit, dan tandan kosong dibuang atau dijadikan pupuk. Untuk lebih detail, berikut rincian flow proses pabrik kelapa sawit:

a. Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS)

Tandan buah segar (TBS) yang dikirim dari kebun kelapa sawit pertama-tama diterima di pabrik dan ditimbang untuk memastikan kuantitas yang tepat. TBS harus diangkut dengan cepat dan hati-hati dari pohon hingga ke pabrik untuk menjaga kualitasnya dan meminimalkan kenaikan kadar asam lemak bebas (FFA) yang bisa merusak minyak.

Setelah tiba, TBS akan melewati pemeriksaan awal visual untuk memastikan kesesuaian standar dan kemudian ditimbang menggunakan jembatan timbang sebagai langkah awal pencatatan kuantitas material yang diterima pabrik.

b. Penyortiran dan Grading

Setelah diterima, TBS disortir berdasarkan tingkat kematangan dan kualitasnya melalui tahap penyortiran dan grading. Proses ini memastikan bahwa hanya TBS yang matang sempurna dan berkualitas baik yang akan masuk ke jalur pengolahan utama.

TBS yang masih mentah, busuk, atau material asing lainnya akan dipisahkan untuk diolah lebih lanjut secara berbeda atau dibuang, guna menjaga kemurnian dan kualitas minyak akhir yang dihasilkan.

c. Sterilisasi (Perebusan)

Tahap krusial berikutnya adalah TBS direbus dalam bejana bertekanan tinggi untuk melunakkan buah dan membunuh bakteri. TBS direbus menggunakan uap panas bertekanan (umumnya sekitar 135°C dan tekanan 1-3 kg/cm²) selama durasi tertentu.

Panas dan tekanan uap ini secara efektif melunakkan buah kelapa sawit, membunuh aktivitas enzim lipase yang memicu peningkatan FFA, serta memudahkan pelepasan buah dari tandan pada tahap selanjutnya.

d. Perontokan (Threshing)

Berikutnya, proses pabrik kelapa sawit adalah buah sawit dipisahkan dari tandannya menggunakan mesin perontok. Mesin ini biasanya berbentuk drum berputar dengan bilah pemukul yang akan memecah tandan secara mekanis melalui aksi sentrifugal dan pukulan.

Proses ini secara efisien memisahkan buah-buah kelapa sawit dari janjangannya atau tandan kosong (empty fruit bunches/EFB). Buah yang rontok akan jatuh ke konveyor bawah untuk diproses lebih lanjut, sementara EFB akan keluar dan dapat dimanfaatkan kembali, misalnya sebagai bahan bakar boiler atau kompos di perkebunan.

e. Pelumatan (Digesting)

Buah sawit yang telah dirontokkan kemudian dilumatkan dalam digester. Proses pelumatan ini bertujuan untuk mempermudah ekstraksi minyak, dengan menghancurkan buah sawit sehingga minyak dapat diekstrak dengan lebih efisien.

Proses pelumatan ini sangat penting karena bertujuan untuk memecah sel-sel minyak di dalam daging buah, sehingga minyak menjadi lebih mudah dan efisien diekstraksi pada proses pengepresan selanjutnya.

f. Pengepresan (Pressing)

Massa buah yang sudah dilumatkan kemudian dialirkan ke mesin pengepresan atau press. Mesin yang umum digunakan adalah screw press, yang akan mengempa massa buah dengan kuat di bawah tekanan tinggi.

Proses ini secara mekanis memisahkan minyak sawit kasar (CPO) dari serat dan biji. Hasil dari tahap ini adalah CPO yang masih berupa campuran minyak, air, dan berbagai kotoran padat halus.

g. Klarifikasi dan Pengendapan (Clarification/Settling)

Minyak sawit kasar (CPO) yang dihasilkan dari pengepresan selanjutnya melalui tahap klarifikasi atau pemurnian awal. Tujuan utama proses ini adalah memisahkan CPO dari air dan padatan (sludge) yang masih tercampur menggunakan metode gravitasi yang dipercepat dengan pemanasan.

Campuran biasanya dialirkan ke tangki klarifikasi atau pengendapan (termasuk Continuous Settling Tank atau CST), di mana minyak yang lebih ringan akan terpisah dan mengapung di atas, sementara air dan sludge yang lebih berat akan mengendap di bawah, memungkinkan CPO yang lebih bersih untuk dipisahkan.

h. Pemurnian Lanjutan (Refining)

Minyak sawit mentah (CPO) yang telah dipisahkan melalui klarifikasi mungkin dijual langsung sebagai CPO atau diolah lebih lanjut melalui proses pemurnian lanjutan atau refining.

Dalam diagram alir proses pengolahan kelapa sawit ini diperlukan untuk menghasilkan minyak yang lebih bersih, tidak berwarna, dan tidak berbau, siap untuk konsumsi manusia (contohnya minyak goreng) atau penggunaan industri spesifik.

Tahapan refining mencakup degumming (menghilangkan fosfolipid dan getah), bleaching (menghilangkan warna dengan tanah liat/karbon aktif), dan deodorizing (menghilangkan bau tidak sedap dengan uap panas).

i. Pengolahan Biji (Kernel Station)

Bersamaan dengan pengolahan CPO, sisa ampas dari pengepresan yang berupa campuran serat (fiber) dan biji (nut) dialirkan ke stasiun pengolahan biji atau kernel station secara terpisah. Di sini, serat akan dipisahkan dari biji, seringkali serat digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap pabrik.

Biji kemudian dipecah menggunakan nut cracker untuk memisahkan cangkang (shell) dari inti sawit (palm kernel). Cangkang juga bisa dipakai bahan bakar, sementara inti sawit inilah yang kemudian diolah lebih lanjut di pabrik terpisah untuk menghasilkan minyak inti sawit mentah (CPKO) dan bungkil inti sawit.

3. Bagaimana Flow Proses Pabrik Kelapa Sawit?

Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai bagaimana alurnya, di sini kita akan memberikan chart yang mengilustrasikan flow proses pabrik kelapa sawit dari awal hingga akhir. Uraian flow proses pabrik kelapa sawit ini juga akan membantu perusahaan manufaktur Anda untuk memiliki proses produksi yang lebih terstruktur.  

diagram alur Flow Proses Pabrik Kelapa Sawit

Seluruh tahapan produksi ini bisa Anda pantau secara mudah dengan menggunakan software pabrik kelapa sawit yang dapat membantu optimalkan setiap alur produksi, mulai dari penerimaan TBS, proses ekstraksi, hingga pengemasan.

Sistem ini membantu memantau kinerja mesin, mengelola bahan baku, dan menganalisis efisiensi secara real-time, sehingga produksi lebih terkontrol, hemat biaya, dan sesuai standar kualitas.

4. Apa Saja Langkah Pengelolaan Pabrik Kelapa Sawit?

Untuk menghasilkan minyak sawit yang konsisten dan berkualitas tinggi, perusahaan manufaktur harus memiliki strategi dan menjalankan langkah-langkah pengelolaan yang maksimal di perusahaan manufaktur. Berikut ini beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk memaksimalkan manajemen diagram alir proses pengolahan kelapa sawit:

a. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi

Langkah pertama adalah merencanakan dan menjadwalkan produksi dengan baik. Hal ini mencakup penjadwalan pemanenan TBS, perhitungan kapasitas produksi, serta menentukan kebutuhan tenaga kerja dan bahan baku.

Dengan strategi ini, sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal dan lead time produksi dapat diminimalkan. Selain itu, penerapan software manufaktur dapat mengotomasi proses ini dengan lebih efektif.

b. Pengawasan dan Quality Control

Langkah berikutnya Anda bisa melakukan pengawasan dan quality control untuk memastikan setiap tahap produksi diagram alir pabrik kelapa sawit memenuhi standar yang telah ditetapkan. Lakukanlah pemantauan kualitas TBS yang masuk, pengujian di setiap tahap produksi, dan inspeksi produk akhir.

c. Pemeliharaan dan Perawatan Mesin

Selain itu, dalam alur proses pabrik kelapa sawit penting juga melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin secara rutin, termasuk inspeksi berkala dan perbaikan komponen yang aus. Hal ini mengurangi risiko kerusakan alat dan mesin pengolahan kelapa sawit yang bisa mengganggu proses produksi.

d. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia yang efektif juga menjadi faktor penting dalam kelancaran proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO di pabrik kelapa sawit. Proses rekrutmen tenaga kerja yang kompeten, pelatihan berkelanjutan, serta pengembangan keterampilan harus dilakukan secara sistematis.

e. Pengelolaan Limbah dan Lingkungan

Limbah yang dihasilkan dari alur proses pabrik kelapa sawit juga harus dikelola dengan benar dan hati-hati, seperti mengatasi limbah padat, cair, dan gas yang dihasilkan selama proses produksi.

Misalnya, Anda bisa menggunakan biogas dari limbah cair yang dihasilkan untuk pembangkit energi, dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi energi.

5. Kesimpulan

Dari artikel yang membahas alur dan flow proses pabrik kelapa sawit, serta pengelolaannya ini dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan industri minyak nabati ini bergantung besar pada manajemen pengelolaan dan strategi yang dilakukan perusahaan manufaktur.

Untuk itu, penting untuk mengimplementasikan setiap langkah pengelolaan di setiap alur prosesnya yang kompleks dan panjang. Dengan begitu, pabrik kelapa sawit bisa menghasilkan kualitas minyak yang tinggi serta konsisten, juga dapat meningkatkan efisiensi kegiatan manufaktur secara berkelanjutan.

FAQ:

1. Bagaimana alur proses pengolahan kelapa sawit di pabrik?

Alur proses utama di pabrik kelapa sawit dimulai dari penerimaan Tandan Buah Segar (TBS), diikuti sterilisasi, perontokan brondolan dari tandan, pencacahan/pelumatan (digesting), pengepresan untuk mengambil minyak kasar, pemurnian minyak, dan pengolahan inti sawit (kernel).

2. Apa saja tahapan utama dalam pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO?

Tahapan utamanya meliputi:
1. Penerimaan TBS
2. Sterilisasi (perebusan dengan uap)
3. Perontokan (pemisahan brondolan dari tandan)
4. Pencacahan/Pelumatan (Digesting)
5. Pengepresan (ekstraksi minyak kasar)
6. Klarifikasi (pemurnian minyak kasar menjadi CPO)

3. Mengapa proses sterilisasi penting dalam pengolahan kelapa sawit?

Sterilisasi penting untuk menghentikan aktivitas enzim yang dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas (FFA), melunakkan daging buah agar minyak mudah diekstraksi, memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, dan membunuh mikroorganisme.

4. Bagaimana cara memisahkan minyak sawit dari buah setelah proses pelumatan?

Setelah proses pelumatan (digesting), massa buah yang hancur kemudian dimasukkan ke mesin press screw. Mesin ini akan menekan massa tersebut sehingga minyak kasar (crude oil) keluar dan terpisah dari ampas (serat dan biji).

5. Apa yang dilakukan terhadap inti sawit (kernel) dan cangkang setelah pengepresan?

Ampas dari pengepresan dipisahkan antara serat (fiber) dan biji (nut). Biji kemudian dikeringkan dan dipecah (cracking) untuk memisahkan cangkang (shell) dari inti sawit (kernel). Inti sawit ini kemudian diolah lebih lanjut untuk menghasilkan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil – PKO) dan bungkil.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap