Dalam perusahaan manufaktur, produksi menjadi elemen sentral yang dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional. Tidak hanya memastikan perusahaan mampu memenuhi permintaan pelanggan, tapi juga berdampak pada reputasi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perhatian dan pengawasan produksi yang efektif dan menyeluruh di setiap tahapan proses manufaktur.
Pengawasan produksi akan memastikan produk yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kualitas barang, tetapi dapat secara konsisten meminimalkan pemborosan sumber daya dan waktu yang digunakan. Dalam artikel ini kita akan membahas secara rinci mengenai konsep pengawasan produksi, serta peran, jenis, dan strategi pengelolaannya dalam pengelolaan manufaktur.
- Pengawasan produksi adalah fungsi manajemen krusial untuk memastikan proses pembuatan produk berjalan sesuai perencanaan, standar kualitas, dan target operasional.
- Prinsip pengawasan produksi mencakup fokus pada kualitas, kuantitas, waktu, biaya, efisiensi, komunikasi efektif, serta pentingnya fleksibilitas dalam operasional.
- Tantangan pengawasan produksi meliputi akurasi data, perubahan jadwal mendadak, keterbatasan sumber daya, kompleksitas proses, dan potensi resistensi dari staf.
- Software manufaktur ScaleOcean bantu bisnis pantau proses dan tingkatkan kontrol dengan meningkatkan akurasi serta visibilitas data.”
1. Apa itu Pengawasan Produksi
Pengawasan produksi adalah langkah pemantauan dan pengendalian kegiatan produksi untuk memastikan efisiensi, kualitas, dan keberhasilan proses manufaktur. Aspek ini melibatkan pemantauan proses, kualitas produk, pemanfaatan sumber daya, hingga kepatihan standar yang telah ditetapkan dalam perusahaan manufaktur.
Tujuan utama dilakukannya pemantauan produksi adalah untuk memastikan alur proses produksi berjalan lancar, serta produk yang dihasilkan dapat diproses di waktu yang tepat dengan biaya yang efisien. Seluruh proses pengawasan proses produksi dapat dilakukan secara mudah dengan menggunakan teknologi seperti sistem informasi dan software manufaktur terintegrasi.
Hal ini terlihat dari pasar pengawasan produksi mencapai USD 5,15 miliar pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 9,23 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,7%. Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi teknologi otomatisasi dan digital dalam manufaktur.
Penerapan sistem pengawasan produksi akan memberikan gambaran real-time dalam meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi waktu henti, dan memastikan kualitas produk. Terutama dengan adanya integrasi perangkat Internet of Things (IoT) dan analitik canggih memungkinkan produsen untuk mendeteksi anomali dengan cepat, sehingga dapat mempertahankan daya saing di industri yang terus berkembang.
Baca juga: Apa itu Kapasitas Produksi, Rumus, serta Cara Hitungnya
2. Tujuan dan Manfaat Pengawasan Produksi
>span id=”tujuan-dan-manfaat-pengawasan-produksi”>Pengawasan bisnis manufaktur dalam hal proses produksi memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan operasional perusahaan. Penjelasan kali ini, akan membahas mengenai apa saja tujuan dan manfaat pengawasan proses produksi untuk perusahaan manufaktur:
a. Menjamin Kualitas Produk
Tujuan pengawasan dalam proses produksi agar memastikan barang yang diproduksi dapat memenuhi standar kualitas produk yang ditetapkan. Hal ini menjadi kunci untuk memproduksi barang berkualitas tinggi, sehingga dapat membangun reputasi perusahaan dan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
b. Mengoptimalkan Efisiensi Produksi
Setiap langkah pengawasan juga dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam identifikasi dan mengatasi hambatan yang terjadi dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Dalam pengawasan, biasanya dilakukan pemantauan dan analisis untuk mengidentifikasi area mana yang terjadi pemborosan waktu, sumber daya, dan tenaga kerja sehingga dapat berpengaruh pada operasional mengoptimalkan operasional dan efisiensi produksi.
c. Meningkatkan Ketepatan Waktu
Tujuan adalah menjaga ketepatan waktu dalam produksi dengan pemantauan jadwal produksi. Pengawasan ini memastikan bahwa produk selesai pada tepat waktu sehingga menghindari penundaan yang dapat mengganggu operasi bisnis Hal ini dapat menjaga reputasi perusahaan yang dapat diandalkan di mata pelanggan.
d. Mengurangi Biaya
Dengan pengawasan yang tepat, Anda akan mudah mengidentifikasi hambatan seperi pemborosan, kegagalan mesin, atau penggunaan sumber daya yang tidak optimal, yang pada akhirnya berkontribusi dalam mengurangi biaya produksi.
Selain itu, hal ini juga akan membantu perusahaan mengurangi pemborosan bahan baku, optimalisasi penggunaan peralatan, hingga peningkatan produktivitas tenaga kerja agar menjaga profitabilitas bisnis dan memastikan kelangsung bisnis jangka panjang.
e. Menjamin kelancaran produksi
Tujuan pengawasan produksi lainnya adalah untuk memastikan seluruh kegiatan produksi dapat berjalan lancar dengan jadwal sesuai yang telah ditetapkan. Pemantauan real-time yang dilakukan akan membantu Anda mengidentifikasi potensi gangguan dan keterlambatan produksi, sehingga perusahaan bisa mengambil tindakan korektif sebelum semakin besar.
f. Meningkatkan produktivitas
Pengawasan dalam proses manufaktur akan memantau produksi secara terus-menerus, sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitas secara menyeluruh. Selain itu, Anda juga akan mengurangi downtime, mempercepat alur kerja, serta memaksimalkan penggunaan sumber daya untuk memenuhi permintaan pelanggan lebih cepat dan efisien.
g. Memperbaiki kinerja perusahaan
Tujuan berikutnya pengawasan ini juga untuk meningkatkan kinerja perusahaan manufaktur, di mana setiap bagian produksi dapat beroperasi dengan efisien dan sesuai standar kualitas yang ditetapkan. Dengan ini, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, memenuhi target produksi dengan mudah, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Aspek Pengawasan Produksi
Setiap tahapan pengawasan ini melibatkan berbagai metode dan teknik strategi untuk memasitkan operasional produk berjalan secara lancar. Terdapat beberapa aspek penting dalam proses manufaktur ini yang bervariasi sesuai dengan jenis, ukuran, dan sifat operasional produknya. Berikut aspek pentingnya:
a. Pengawasan bahan baku
Aspek ini akan memastikan bahan baku yang digunakan selalu tersedia, berkualitas, serta sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini juga melibatkan pemantauan stok bahan baku, pemeriksaan kualitas raw material sebelum digunakan, serta pengelolaan supplier untuk menghindari keterlambatan bahan baku.
b. Pengawasan proses
Aspek ini menjadi langkah penting yang memastikan setiap alur proses produksi berjalan sesuai SOP produksi yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan masalah dan ketidaksesuaian terdeteksi secara dini. Hal ini akan akan memastikan produksi berlangsung lancar, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
c. Pengawasan biaya
Aspek berikutnya adalah pengawasan biaya yang melibatkan pemantauan pengeluasan dalam proses produksi untuk mengidentifikasi potensi penghematan atau pemborosan. Aspek ini akan memastikan anggaran produksi tetap terjaga dan sesuai perencanaan, sehingga akan membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya yang tidak perlu.
d. Pengawasan waktu
Aspek pengawasan waktu dilakukan untuk memantau durasi penyelesaian setiap batch produksi, dan memastikan seluruh produksi sesuai dengan jadwal. Aspek ini akan mengidentifikasi potensi penundaan dan bottleneck, serta membantu perencanaan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan guna menjaga kelancaran proses.
e. Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas adalah jenis pengawasan produksi yang berfokus pada pengujian produk akhir untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Failure Mode and Effect Analysis membantu tim dalam mengidentifikasi potensi kegagalan yang dapat memengaruhi kualitas produk dan memastikan langkah pencegahan yang tepat diambil.
Pengawasan ini melibatkan penggunaan instrumen pengukuran, inspeksi visual, dan tes produk. Pengawasan kualitas sering kali dilakukan pada sampel acak untuk memeriksa kualitas dan identifikasi cacat.
f. Pengawasan Visual
Pengawasan visual melibatkan pemantauan langsung pada produk secara visual. Staff operator produksi akan memeriksa produk, peralatan, dan proses tersebut untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai dengan standar. Pengawasan visual menjadi metode yang cepat dan efektif untuk mendeteksi masalah sejak dini, seperti cacat dalam produk atau kerusakan peralatan.
g. Pengawasan Otomatis
Pengawasan otomatis menggunakan teknologi seperti sensor, kamera, dan perangkat pemantauan lainnya untuk memantau proses produksi secara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data secara real-time dan analisis yang lebih akurat.
Seperti penggunaan sistem visi mesin (machine vision) untuk memeriksa produk secara otomatis, mendeteksi cacat, atau mengukur dimensi. Pengawasan otomatis dapat mengurangi human error downtime proses manufaktur dan meningkatkan akurasi, dan memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan.
h. Pengawasan Logistik
Pengawasan logistik melibatkan distribusi produk yang berkaitan dengan pemantauan persediaan, pengiriman, dan proses distribusi untuk memastikan ketepatan waktu pengiriman produk ke pelanggan. Kesalahan dalam pengawasan logistik dapat menyebabkan penundaan dalam pengiriman, yang dapat berdampak negatif pada kepuasan pelanggan dan biaya tambahan.
4. Jenis-Jenis Pengawasan Produksi
Proses pengawasan dilakukan perusahaan manufaktur untuk memastikan setiap pesanan diproduksi dengan kualitas terbaik dan tepat waktu. Untuk itu, terdapat beberapa jenis pengawasan produksi yang harus dilakukan tidak hanya dalam pemantauan bahan baku dan mesin tapi juga mengatur alur kerja produksi secara menyeluruh.
Berikut beberapa jenis pengawasan yang berperan penting dalam menciptakan barang berkualitas:
a. Pengawasan pengerjaan pesanan (Order Control)
Jenis ini dilakukan untuk memastikan barang diproduksi sesuai dengan permintaan spesifik pelanggan. Seperti pemantauan tahapan produksi untuk memastikan spesifikasi pesanan terpenuhi, mulai dari desain hingga produk akhir. Jenis ini juga akan memastikan pesanan diproduksi tepat waktu dengan jumlah yang sesuai untuk menjaga kepuasan pelanggan.
b. Pengawasan arus (Flow Control)
Flow control menjadi jenis yang memastikan kelancaran siklus produksi dari awal hingga akhir, dengan melibatkan alur bahan baku, pekerja, dan produk yang bergerak melalui lini dan batch manufaktur.
Jenis ini penting diterapkan untuk membantu identifikasi hambatan yang bisa terjadi dan keterlambatan alur kerja, sehingga perusahaan dapat mengatasi masalah dengan cepat tanpa terjadi keterlambatan ataupun terhenti
c. Pengawasan pembebanan mesin (Load Control)
Jenis berikutnya dilakukan untuk memastikan mesin dan peralatan produksi digunakan secara efisien serta sesuai kebutuhan dan kapasitasnya. Penggunaan mesin produksi yang tepat akan memastikan tidak ada mesin yang kelebihan beban atau kurang dimanfaatkan, yang dapat mengakibatkan kerusakan atau pemborosan sumber daya.
d. Pengawasan kelompokan pesanan (Block Control)
Block control menjadi jenis yang dilakukan untuk mengelompokkan pesanan pelanggan berdasarkan kriteria tertentu, seperti model, ukuran, atau jenis produk. Proses pengawasan ini penting untuk mempermudah perencanaan dan pengaturan proses produksi, sehingga meminimalkan waktu setup dan meningkatkan efisiensi.
5. Strategi Pemantauan Produksi
Strategi pengawasan produksi menjadi bagian integral dari operasi bisnis manufaktur yang mencakup berbagai taktik dan pendekatan yang membantu perusahaan memantau, mengendalikan, dan meningkatkan proses produksi. Pembahasan kali ini akan menguraikan beberapa strategi pengawasan pada produksi yang digunakan dalam bisnis manufaktur.
a. Penggunaan Sistem Informasi Produksi
Penerapan sistem informasi canggih menjadi salah satu strategi utama dalam pengawasan proses produksi. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data produksi secara real-time. Dengan akses yang lebih baik ke data, manajer produksi dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.
b. Pelatihan Karyawan
Karyawan yang terlatih dengan baik dapat menjadi aset berharga dalam strategi pengawasan produksi. 5S Kaizen adalah salah satu pendekatan yang bisa mendukung hal ini, karena menekankan kedisiplinan, keteraturan, dan efisiensi di setiap lini kerja.
Karyawan perlu memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam memastikan bahwa proses berjalan sesuai dengan standar. Pelatihan yang baik juga akan meningkatkan kesadaran terhadap kualitas, keamanan, dan efisiensi. Ini membantu dalam mendeteksi dan mengatasi masalah lebih awal dalam proses manufaktur.
c. Penerapan Metode Lean
Metode lean manufacturing adalah strategi yang efektif untuk mengurangi pemborosan dalam proses produksi yang melibatkan identifikasi dan penghapusan semua aktivitas yang tidak menambah nilai kepada produk. Metode ini dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, dan mempercepat alur kerja.
d. Penggunaan Teknologi Pemantauan Otomatis
Pengawasan otomatis menggunakan teknologi seperti sensor dan Internet of Things (IoT) untuk memantau proses produksi dapat memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data secara real-time dan mengidentifikasi masalah dengan cepat. Misalnya, sensor suhu dapat mengawasi suhu dalam ruang produksi dan memberikan peringatan jika suhu berada di luar rentang yang diinginkan.
e. Audit dan Pemeriksaan Rutin
Audit dan pemeriksaan rutin adalah strategi penting untuk memastikan bahwa pengawasan pada produksi berjalan sesuai rencana. Hal ini melibatkan pemeriksaan berkala oleh tim, apakah proses produksi mematuhi standar dan peraturan yang berlaku. Hasil audit dapat digunakan untuk membuat perbaikan dalam sistem pengawasan produksi.
Baca juga: Manajemen Produksi: Pengertian, Ruang Lingkup & Contoh
6. Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah menjelaskan secara rinci mengenai konsep pengawasan produksi serta peran, jenis, dan strategi dalam bisnis manufaktur. Dapat disimpulkan bahwa pengawasan pada produksi adalah pendekatan sistematis untuk memantau dan mengendalikan seluruh proses produksi. Hal ini mencakup pemantauan bahan baku, peralatan, proses, kualitas produk, dan aspek-aspek lainnya yang mendukung produksi efisien dan berkualitas.
Dengan demikian, pengawasan dalam produksi menjadi unsur tak terpisahkan yang berperan penting dalam menjaga kualitas, efisiensi, dan kepatuhan dalam operasi produksi. Penerapan konsep, peran, jenis, dan strategi pengawasan produksi yang sesuai adalah langkah penting untuk mencapai kesuksesan dan keberlanjutan dalam bisnis manufaktur yang beroperasi dalam lingkungan bisnis yang sangat dinamis.
FAQ:
1. Apa itu pengawasan produksi?
Pengawasan produksi adalah fungsi krusial dalam manajemen operasional perusahaan manufaktur. Ini mencakup aktivitas pemantauan, evaluasi, dan pengaturan terhadap seluruh proses pembuatan produk. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap tahapan produksi berjalan sesuai dengan rencana awal, mulai dari penggunaan bahan baku hingga produk jadi siap distribusikan, guna mencapai standar kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya yang telah ditetapkan.
2. Apa tujuan utama dari pengawasan produksi?
Tujuan utama dari pengawasan produksi sangat vital untuk kinerja perusahaan manufaktur:
1. Memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar yang diinginkan atau bahkan melebihi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan efisiensi dalam setiap tahapan proses produksi.
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan energi, sehingga meminimalkan pemborosan.
4. Menjaga agar jadwal produksi terpenuhi sesuai target.
5. Mengendalikan biaya produksi agar tetap berada dalam anggaran.
6. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah atau penyimpangan dalam proses produksi secepat mungkin.
Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dengan mengurangi risiko kecelakaan.
3. Strategi atau teknik pengawasan produksi apa saja yang umum digunakan?
Ada berbagai strategi dan teknik yang umum diterapkan dalam pengawasan produksi, disesuaikan dengan jenis industri dan kompleksitas prosesnya:
1. Inspeksi dan Pengujian Kualitas: Melakukan pemeriksaan berkala atau acak terhadap bahan baku, produk setengah jadi, dan produk akhir.
2. Statistical Process Control (SPC): Menggunakan alat statistik seperti control chart untuk memantau variabilitas proses dan memastikan konsistensinya.
3. Audit Produksi: Evaluasi sistematis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi.
4. Sistem Pelaporan dan Analisis Kinerja: Mengumpulkan data real-time mengenai output, waktu siklus, tingkat cacat, dan efisiensi peralatan untuk dianalisis.
5. Pengawasan Visual dan Langsung: Supervisor atau manajer secara langsung mengamati jalannya proses produksi.
6. Sistem Otomatisasi dan Monitoring: Implementasi sensor, IoT, dan sistem SCADA untuk pengawasan kinerja mesin dan proses secara otomatis.
7. Penerapan Metodologi Lean atau Six Sigma: Fokus pada identifikasi dan eliminasi pemborosan serta pengurangan variasi dalam proses.
4. Mengapa Pengawasan Produksi itu Penting bagi Perusahaan Manufaktur?
Pengawasan produksi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan dan kesuksesan perusahaan manufaktur. Tanpa pengawasan yang efektif, perusahaan berisiko tinggi mengalami penurunan kualitas produk, peningkatan biaya produksi akibat pemborosan atau inefisiensi, keterlambatan pengiriman, dan bahkan risiko kecelakaan kerja. Pengawasan yang baik memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang konsisten, menjaga reputasi di mata pelanggan, meningkatkan profitabilitas, dan memastikan bahwa operasional berjalan lancar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
5. Apa indikator keberhasilan dalam pengawasan produksi?
Keberhasilan pengawasan produksi dapat diukur melalui beberapa indikator kunci, di antaranya:
1. Penurunan persentase produk cacat atau reject.
2. Meningkatnya Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang mengukur efisiensi peralatan produksi.
3. Terpenuhinya target produksi sesuai jadwal (On-Time Delivery Rate).
4. Penurunan biaya produksi per unit.
5. Berkurangnya jumlah keluhan pelanggan terkait kualitas produk.
6. Peningkatan efisiensi penggunaan bahan baku (yield rate).
7. Menurunnya angka kecelakaan kerja di area produksi.
8. Stabilitas dan konsistensi parameter proses produksi.


