Biaya Overhead Pabrik: Definisi, Contoh, dan Metode Perhitungannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Biaya overhead pabrik sering menjadi tantangan besar bagi banyak perusahaan. Banyak bisnis kesulitan mengelola biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi, seperti sewa, utilitas, atau gaji staf yang mendukung operasional. Tanpa pemahaman yang tepat, biaya ini dapat memengaruhi margin keuntungan dan efisiensi operasional perusahaan.

Memahami biaya overhead pabrik sangat penting karena biaya ini mendukung proses produksi secara keseluruhan, meski tidak dapat diatribusikan langsung ke unit produk tertentu. Tanpa pemahaman yang mendalam, perusahaan berisiko kesulitan dalam pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan yang tepat.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi tentang definisi, metode perhitungan, dan contoh biaya overhead pabrik. Ini akan membantu Anda mempertimbangkan cara-cara yang efektif untuk mengelola biaya tersebut, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnis Anda.

starsKey Takeaways
  • Biaya overhead pabrik adalah adalah biaya tidak langsung seperti sewa, utilitas, gaji staf pendukung, dan depresiasi yang mendukung kelancaran produksi.
  • Jenis biaya overhead pabrik meliputi biaya tetap, variabel, dan semi-variabel. Masing-masing mempengaruhi produksi dan keputusan finansial perusahaan.
  • Hitung biaya overhead pabrik dengan rumus: Total Biaya Tidak Langsung / Total Biaya Langsung x 100%. Ini membantu mengendalikan biaya produksi dan menetapkan harga produk.
  • Beberapa strategi efektif untuk mengurangi biaya overhead meliputi otomatisasi proses produksi, pemeliharaan preventif dan energi, dan implementasi lean manufacturing.
  • Software manufaktur ScaleOcean mengotomatisasi produksi dan mengelola bahan baku secara real-time. Fitur MRP membantu meningkatkan efisiensi dan menekan biaya produksi.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Biaya Overhead Pabrik?

Biaya overhead pabrik atau BOP adalah semua biaya produksi yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini meliputi berbagai pengeluaran yang diperlukan untuk mendukung proses produksi, meskipun tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk tertentu.

Meski tidak langsung membentuk produk, biaya ini menjadi bagian penting dalam menentukan harga pokok produksi secara akurat. Selain itu, pengelolaan BOP yang efisien dapat membantu perusahaan mengidentifikasi potensi penghematan biaya operasional dan meningkatkan daya saing di pasar.

Apa Saja Contoh Biaya Overhead Pabrik?

Contoh biaya overhead pabrik mencakup biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan pembantu, biaya utilitas, biaya pemeliharaan dan perawatan mesin serta gedung, biaya depresiasi, biaya asuransi untuk pabrik dan mesin, serta biaya sewa atau pajak untuk fasilitas produksi. Berikut adalah rincian beberapa contoh overhead pabrik:

1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Upah untuk tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam produksi, seperti staf kebersihan dan keamanan, juga termasuk kedalam biaya ini. Walaupun tidak mempengaruhi output secara langsung, keberadaan mereka sangat krusial untuk menjaga kondisi pabrik dan menjamin kelancaran seluruh proses operasional.

2. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

Biaya ini juga mencakup pengeluaran untuk pemeliharaan rutin mesin dan peralatan pabrik, serta perbaikan darurat saat terjadi kerusakan. Pemeliharaan yang tepat waktu dan terencana dapat mengurangi downtime maintenance dan meningkatkan umur aset, yang berkontribusi pada pengurangan biaya operasional jangka panjang.

3. Biaya Utilitas

Biaya utilitas meliputi pengeluaran untuk listrik, air, dan gas yang digunakan dalam pabrik. Mengelola penggunaan utilitas dengan efisien adalah kunci untuk menjaga biaya operasional tetap rendah, terutama dalam pabrik yang bergantung pada energi untuk menjalankan mesin dan menerangi fasilitas produksi.

4. Biaya Depresiasi dan Amortisasi

Biaya depresiasi merujuk pada alokasi biaya penurunan nilai aset tetap fisik, seperti mesin dan peralatan, seiring dengan penggunaan dan waktu. Sedangkan amortisasi berhubungan dengan pengalokasian biaya atas aset tak berwujud, seperti hak paten atau perangkat lunak, selama masa manfaatnya. Menghitung kedua biaya ini secara akurat penting untuk menjaga keaslian laporan keuangan dan perencanaan anggaran produksi.

5. Biaya Asuransi

Biaya asuransi mencakup premi yang dibayarkan untuk melindungi pabrik dari berbagai risiko, termasuk kebakaran, pencurian, dan kerusakan pada mesin. Proteksi terhadap risiko tak terduga ini esensial untuk memitigasi potensi kerugian yang dapat mengganggu kelancaran operasional pabrik.

6. Biaya Administrasi Pabrik

Biaya ini mencakup pengeluaran untuk kegiatan administratif yang mendukung operasional pabrik, seperti biaya perlengkapan kantor dan gaji staf administrasi. Meskipun tidak terkait langsung dengan proses produksi, pengelolaan biaya administratif yang tepat dapat meningkatkan koordinasi antar departemen dan memastikan kelancaran operasional pabrik.

7. Biaya Sewa

Biaya sewa mencakup pembayaran untuk penggunaan aset fisik, seperti gedung, lahan, dan peralatan yang mendukung proses produksi. Pengelolaan biaya sewa perlu diperhatikan karena ketidakefisienan dalam penggunaan ruang seperti sewa lahan yang  kurang optimal dapat menambah beban biaya tetap dan berpotensi merugikan profitabilitas pabrik.

8. Biaya Bahan Pendukung

Dalam hal ini, bahan pendukung meliputi pengeluaran untuk bahan yang diperlukan dalam proses produksi namun tidak menjadi bagian dari produk akhir, seperti pelumas dan bahan pembersih. Pengelolaan yang efisien terhadap bahan pendukung dapat meminimalkan pemborosan dan meningkatkan profitabilitas setinggi-tingginya.

9. Biaya Manajemen Produksi

Biaya manajemen produksi mencakup pengeluaran untuk gaji manajer produksi, staf pengawas, serta biaya yang terkait dengan perencanaan, pengendalian, dan pemantauan jalannya proses produksi. Ini juga termasuk biaya untuk peralatan manajemen dan sistem yang digunakan untuk memastikan produksi berjalan sesuai dengan jadwal dan standar kualitas yang ditetapkan.

10. Pajak Properti

Perusahaan perlu untuk membayar pajak properti dengan tepat waktu agar memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Pajak ini dikenakan pada aset tetap seperti gedung, lahan, dan fasilitas lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi. Pengelolaan pajak properti yang efisien memastikan perusahaan dapat merencanakan anggaran dengan akurat dan menghindari denda atau sanksi hukum.

Karakteristik Biaya Overhead Pabrik

Karakteristik Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Meskipun tidak dapat dialokasikan langsung ke produk tertentu, biaya ini sangat penting dalam menjaga kelancaran produksi. Oleh karena itu, memahami sifat biaya overhead pabrik menjadi kunci untuk pengelolaan biaya yang lebih efisien dan terkontrol.

Untuk itu, biaya overhead pabrik bisa dilihat dari berbagai sudut yang masing-masing menggambarkan bagaimana biaya ini berperilaku dalam proses produksi. Berikut penjelasan lengkap dari sifat biaya overhead pabrik:

1. Tidak Langsung

Biaya overhead pabrik bersifat tidak langsung karena tidak dapat ditelusuri secara spesifik ke satu unit produk. Biaya ini muncul untuk mendukung proses produksi secara keseluruhan, bukan untuk menghasilkan produk tertentu. Sebagai contoh, gaji staf administrasi pabrik tetap dibutuhkan meskipun tidak terlibat langsung dalam proses produksi.

Selain tenaga kerja tidak langsung, biaya seperti listrik, sewa pabrik, dan asuransi juga termasuk biaya yang sulit dikaitkan langsung dengan produk. Oleh sebab itu, perusahaan perlu menerapkan metode pembebanan tertentu agar biaya tersebut tetap teralokasi secara adil dan proporsional.

2. Beragam Jenis

Biaya overhead pabrik terdiri dari berbagai jenis biaya yang mendukung kegiatan produksi. Jenis biaya ini mencakup bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan, serta depresiasi mesin dan peralatan pabrik. Meskipun tidak menjadi bagian dari produk akhir, biaya-biaya ini tetap berkontribusi terhadap kelancaran produksi.

Di samping itu, keberagaman jenis biaya overhead menuntut sistem pencatatan yang lebih fleksibel. Dengan pengelolaan yang tepat, perusahaan dapat memastikan setiap jenis biaya tercatat dan dialokasikan secara akurat sesuai dengan aktivitas produksi yang berlangsung.

3. Sifat Biaya Fleksibel

Biaya overhead pabrik dapat berubah seiring dengan perubahan volume produksi. Ketika aktivitas produksi meningkat, biaya seperti listrik dan bahan bakar juga cenderung ikut meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian biaya overhead bersifat variabel dan dipengaruhi oleh intensitas penggunaan sumber daya.

Namun demikian, tidak semua biaya overhead bersifat fleksibel. Biaya seperti gaji manajer pabrik atau premi asuransi umumnya bersifat tetap dalam periode tertentu. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami perbedaan biaya tetap dan variabel agar pengendalian biaya menjadi lebih efektif.

4. Sifat Ditentukan

Sebagian biaya overhead pabrik dapat ditentukan dengan tingkat kepastian yang berbeda. Biaya tertentu relatif mudah diidentifikasi, sementara biaya lain membutuhkan estimasi yang lebih kompleks. Misalnya, biaya pemeliharaan mesin sering kali bergantung pada kondisi operasional dan tingkat penggunaan mesin.

Akibatnya, perusahaan perlu menyusun metode perhitungan dan estimasi yang sistematis. Dengan pendekatan ini, perencanaan anggaran biaya overhead dapat dilakukan secara lebih akurat dan mendukung pengambilan keputusan manajerial.

5. Akun Kliring atau Suspense

Dalam praktik akuntansi, biaya overhead pabrik tidak selalu dapat langsung dibebankan ke produk. Pada kondisi tertentu, perusahaan mencatat biaya tersebut terlebih dahulu ke dalam akun kliring atau suspense. Langkah ini dilakukan ketika informasi biaya belum sepenuhnya lengkap.

Selanjutnya, setelah data tersedia dan perhitungan dilakukan secara akurat, biaya overhead tersebut dialokasikan ke produk terkait. Dengan demikian, penggunaan akun kliring membantu menjaga ketepatan pencatatan biaya serta meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan.

Jenis-jenis Biaya Overhead

Jenis-jenis Biaya Overhead

Terdapat tiga jenis biaya overhead yang digunakan, termasuk biaya tetap, variabel cost, dan semi-variabel. Masing-masing jenis memiliki perilaku berbeda seiring perubahan volume produksi, membantu perusahaan membuat keputusan finansial yang lebih tepat seperti pada penjelasan dibawah ini.

1. Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead tetap adalah pengeluaran yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berfluktuasi. Ini adalah biaya dasar yang harus dibayar perusahaan secara reguler, terlepas dari aktivitas produksinya.

Contoh umumnya meliputi biaya sewa pabrik, gaji karyawan administratif, premi asuransi, dan penyusutan aset. Memahami biaya ini membantu dalam perencanaan anggaran jangka panjang.

2. Biaya Overhead Variabel

Lalu, biaya overhead variabel adalah biaya yang langsung berubah seiring dengan volume produksi atau penjualan. Semakin banyak produk yang dihasilkan atau dijual, semakin tinggi biaya ini, dan sebaliknya.

Contohnya termasuk biaya bahan bakar untuk mesin produksi, listrik pabrik yang digunakan berdasarkan output, atau komisi penjualan tidak langsung. Pengelolaan biaya ini penting untuk mengoptimalkan efisiensi saat skala operasi berubah.

3. Biaya Overhead Semi-Variabel

Selanjutnya ada biaya overhead semi-variabel memiliki karakteristik gabungan dari biaya tetap dan variabel. Ada komponen dasar yang konstan, ditambah bagian yang berfluktuasi berdasarkan tingkat aktivitas.

Contoh yang umum adalah biaya utilitas seperti listrik atau air yang terdiri dari biaya langganan bulanan tetap ditambah biaya tambahan sesuai dengan penggunaan. Memisahkan kedua komponen ini penting untuk memperoleh analisis biaya yang akurat.

Mengapa Biaya Overhead Pabrik Penting?

Mengapa Biaya Overhead Pabrik Penting?

Biaya overhead adalah biaya tidak langsung yang mendukung proses produksi, namun tidak dapat diatribusikan langsung pada produk tertentu. Biaya ini mencakup biaya tetap, variabel, dan semi-variabel seperti sewa, listrik, dan gaji staf pendukung.

Meskipun sering dianggap biaya tambahan, overhead pabrik sangat penting dalam menentukan harga pokok produksi dan memastikan kelancaran operasional. Untuk lebih rinci, berikut peran pentingnya biaya overhead pabrik:

1. Menentukan Harga Pokok Produksi

Biaya overhead pabrik berperan sebagai komponen utama dalam perhitungan harga pokok produksi. Tanpa memasukkan biaya overhead secara akurat, perusahaan berisiko menetapkan harga jual yang tidak mencerminkan total biaya produksi. Akibatnya, margin laba dapat menurun atau bahkan menyebabkan kerugian jangka panjang.

Selain itu, perhitungan overhead yang tepat membantu perusahaan memahami biaya produksi per unit secara lebih realistis. Dengan demikian, strategi penetapan harga dapat disusun secara lebih kompetitif tanpa mengorbankan keberlanjutan bisnis.

2. Menjaga Kelancaran Operasional

Biaya overhead pabrik memastikan operasional manufaktur berjalan tanpa hambatan. Biaya ini mencakup pemeliharaan mesin, utilitas listrik dan air, serta gaji manajemen dan staf pendukung. Tanpa alokasi biaya overhead yang memadai, aktivitas produksi berisiko mengalami gangguan.

Lebih lanjut, kelancaran operasional yang terjaga memungkinkan perusahaan memenuhi target produksi secara konsisten. Hal ini juga membantu meminimalkan downtime yang dapat berdampak langsung pada keterlambatan distribusi dan peningkatan biaya tambahan.

3. Mendukung Perencanaan Anggaran dan Efisiensi

Dengan memahami struktur biaya overhead, perusahaan dapat menyusun anggaran produksi yang lebih realistis dan terukur. Alokasi overhead yang akurat membantu bisnis mengendalikan pengeluaran serta memetakan kebutuhan biaya di masa mendatang.

Di sisi lain, analisis biaya overhead membuka peluang untuk mengidentifikasi potensi pemborosan. Oleh karena itu, perusahaan dapat melakukan perbaikan proses dan penghematan biaya yang berdampak langsung pada peningkatan efisiensi operasional.

4. Meningkatkan Kualitas Produk dan Kepatuhan

Biaya overhead pabrik juga mendukung investasi pada pemeliharaan peralatan, pelatihan tenaga kerja, dan sistem pengawasan produksi. Peralatan yang terawat dan tenaga kerja yang kompeten berkontribusi pada kualitas produk yang lebih konsisten dan sesuai standar.

Selain itu, biaya overhead memungkinkan perusahaan memenuhi aspek keamanan dan kepatuhan regulasi. Alokasi biaya untuk keselamatan kerja, pelatihan K3, dan standar lingkungan membantu mengurangi risiko operasional serta meningkatkan reputasi perusahaan.

5. Mendukung Analisis Kinerja dan Pengambilan Keputusan

Pengelolaan biaya overhead yang baik menghasilkan data biaya produksi yang lebih akurat. Data ini membantu perusahaan menganalisis kinerja produksi secara detail dan membandingkan biaya aktual dengan output yang dihasilkan.

Dengan informasi tersebut, manajemen dapat mengambil keputusan berbasis data, mulai dari penentuan harga, investasi teknologi baru, hingga penyesuaian strategi produksi. Pada akhirnya, akurasi ini juga meningkatkan kualitas laporan keuangan dan kepercayaan stakeholder.

4 Langkah Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Penyusunan angggaran biaya overhead pabrik merupakan proses penting dalam manajemen akuntansi perusahaan manufaktur, sehingga penyusunannya harus dilakukan dengan tepat dan akurat. 

Dengan penyusunan anggaran yang tepat, perusahaan dapat mengelola biaya secara efektif, dan memastikan kelancaran proses produksi. Berikut beberapa langkah penyusunan contoh rencana anggaran biaya perusahaan manufaktur, yaitu:

1. Identifikasi Biaya Overhead

Penyusunan RAB ini dimulai dari identifikasi seluruh biaya overhead yang berkaitan dengan operasional pabrik, seperti biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi-variabel. Mengidentifikasi semua biaya ini secara menyeluruh memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang pengeluaran tidak langsung yang harus diperhitungkan dalam anggaran.

2. Estimasi Biaya

Setelah biaya overhead pabrik diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memperkirakan biaya yang dikeluarkan selama periode anggaran. Proses ini dapat Anda ketahui dari data historis, proyeksi aktivitas produksi, dan analisis tren. Dengan memperkirakan biaya overhead secara akurat, perusahaan dapat menyusun anggaran yang realistis dan dapat diandalkan.

3. Pengalokasian Biaya

Langkah penyusunan selanjutnya adalah pengalokasian biaya, yang menjadi proses membagi biaya overhead ke setiap departemen atau pusat biaya berdasarkan penggunaan atau aktivitas yang relevan. Dalam hal ini, penentuan skala produksi sangat penting karena besarnya volume produksi akan memengaruhi besaran biaya overhead yang perlu dialokasikan secara proporsional.

Anda bisa menggunakan metode pengalokasian yang umum seperti activity based costing yang merupakan alokasi berdasarkan aktivitas mengkonsumsi sumber daya seperti jumlah kerja atau jumlah unit produksi. Bisa juga menggunakan cost driver yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan faktor yang mempengaruhi biaya seperti luas area pabrik atau jumlah mesin.

4. Peninjauan dan Revisi

Langkah penyusunan terakhir adalah proses peninjauan dan revisi anggaran secara berkala. Peninjauan ini melibatkan perbandingan antara pengeluaran aktual dan anggaran yang telah ditetapkan, serta analisis penyimpangan atau deviasi yang terjadi. Jika penyimpangan terjadi, perusahaan perlu melakukan revisi anggaran untuk mencerminkan perubahan kondisi operasional akuntansi perusahaan manufaktur.

Penting juga untuk meninjau anggaran yang telah disusun untuk mengidentifikasi area potensial untuk penghematan biaya, juga meningkatkan efisiensi di kegiatan operasional secara menyeluruh. Proses ini penting dilakukan dalam menyusun contoh rencana anggaran biaya perusahaan manufaktur tetap terkendali dan sesuai dengan tujuan keuangan perusahaan.

Contoh Biaya Overhead Pabrik di Rencana Anggaran Perusahaan Manufaktur

Untuk lebih memahaminya, di sini kita akan memberikan contoh rencana anggaran perusahaan manufaktur untuk biaya overhead pabrik yang diambil dari skenario kasus perusahaan furnitur yang akan menyusun RAB overhead pabrik untuk tahun 2024. Berikut contoh rencana anggaran perusahaan manufaktur untuk overhead pabrik, yaitu:

Contoh Rencana Anggaran Perusahaan Manufaktur

Dari contoh anggaran biaya overhead pabrik ini, Anda dapat dengan mudah memantau dan mengelola berbagai komponen biaya overhead. Contoh rencana anggaran perusahaan manufaktur yang telah diuraikan ini akan memberikan Anda gambaran jelas mengenai perkiraan biaya yang diperlukan untuk mendukung operasional pabrik selama periode anggaran.

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik 

Setelah mengetahui bagaimana cara menyusunnya, anggaran biaya overhead pabrik juga perlu dihitung dengan akurat agar Anda dapat mengendalikan biaya produksi dengan lebih baik, dan menetapkan harga produk dengan lebih kompetitif. Anda bisa menghitungnya dengan rumus berikut:

Biaya Overhead = Total Biaya Tidak Langsung / Total Biaya Langsung x 100%

Untuk menghitung biaya overhead pabrik (BOP) per unit, kita bisa menggunakan contoh sederhana. Misal, sebuah pabrik memperkirakan total BOP-nya Rp 150.000.000 dalam setahun, dengan target produksi 30.000 unit kursi.

Maka dari itu, cukup bagi total BOP dengan jumlah unit yang diproduksi (Rp 150.000.000 / 30.000 unit), dan kita dapatkan BOP per unit sebesar Rp 5.000. Angka ini krusial untuk menentukan harga pokok produksi tiap unit.

Contoh Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik untuk Efisiensi Produksi

PT. Makmur Jaya, sebuah perusahaan manufaktur furnitur, berupaya mengatasi tingginya biaya overhead pabrik (BOP) yang membebani harga pokok produksi dan mengurangi daya saing. Setelah dianalisis, penyebab utamanya adalah konsumsi listrik pabrik yang tidak efisien dan biaya pemeliharaan mesin yang tinggi.

Untuk meningkatkan efisiensi, PT. Makmur Jaya menerapkan beberapa strategi. Pertama, mereka melakukan optimasi konsumsi energi dengan mengganti lampu ke LED, menjadwalkan produksi untuk memanfaatkan tarif listrik di luar jam puncak, serta memasang sensor gerak. Kedua, mereka fokus pada manajemen pemeliharaan preventif dengan jadwal pemeliharaan rutin, melatih teknisi internal, dan menggunakan sistem monitoring kondisi mesin untuk deteksi dini masalah.

Selain itu, software ERP manufaktur memainkan peran penting dalam mendukung pengelolaan produksi yang lebih efisien. Dengan sistem ERP, PT. Makmur Jaya dapat memantau dan mengelola konsumsi energi serta jadwal pemeliharaan mesin secara lebih terorganisir.

Hasilnya, dalam enam bulan, PT. Makmur Jaya berhasil menurunkan biaya listrik pabrik sebesar 20% dan biaya pemeliharaan darurat sebesar 35%, yang secara keseluruhan menekan BOP per unit produk sebesar 10%. Ini menunjukkan bahwa dengan analisis cermat dan implementasi strategi pengelolaan BOP yang tepat, efisiensi produksi yang signifikan dapat dicapai.

6 Tips Mengurangi Biaya Overhead Pabrik

Untuk mengurangi biaya overhead pabrik secara spesifik, ada beberapa tips untuk Anda bagaimana strategi tepat untuk mengurangi biaya ini di perusahaan manufaktur. Setelah memahami apa itu overhead pabrik, komponen serta cara kelolanya, berikut ini tips-tips penting untuk mengurangi biaya overhead pabrik, yaitu:

1. Otomatisasi Proses Produksi

Salah satu cara efektif untuk meningkatkan efisiensi dengan mengotomatisasi proses produksi, menggantikan atau mendukung tenaga kerja manusia menggunakan teknologi mesin otomatis. Penggunaan software manufaktur dapat memberikan solusi otomatis yang signifikan, mengurangi biaya overhead pabrik, dan meningkatkan produktivitas.

Dengan software manufaktur ScaleOcean, perusahaan dapat mengotomatisasi proses produksi, mengelola bahan baku, dan memantau kualitas secara real-time. Fitur seperti Material Requirement Planning (MRP) dan pengelolaan sumber daya membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Dapatkan demo gratis untuk merasakan manfaatnya.

2. Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan ini dapat digunakan untuk merawat peralatan, dan mesin pabrik untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga. Strategi ini dapat berupa kegiatan pelumasan, pembersihan, penggantian suku cadang, dan kalibrasi peralatan. Tips ini akan membantu memperpanjang umum peralatan, dan mengurangi total biaya pemeliharaan overhead pabrik.

Menurut laporan dari Deloitte, transisi menuju pemeliharaan berbasis data (Predictive Maintenance) dapat meningkatkan Waktu Operasi Peralatan (Uptime) sebesar 15% hingga 20% dan secara bersamaan mengurangi Biaya Pemeliharaan hingga 10%.

3. Penghematan Energi

Strategi berikutnya Anda dapat melakukan penghematan energi dengan mengadopsi berbagai praktik pengurangan konsumsi energi seperti menggunakan peralatan hemat energi, memanfaatkan pencahayaan alami, dan mengoptimalkan penggunaan sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC).

4. Implementasi Lean Manufacturing

Metode lean manufacturing dapat Anda terapkan yang berfokus pada pengurangan limbah, dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi. Pendekatan ini akan membantu Anda mengidentifikasi, dan menghilangkan aktivitas yang memberikan nilai tambah. Misalnya, mengurangi kebutuhan akan persediaan besar, dan menerapkan 5S untuk meningkatkan keteraturan dan kebersihan di tempat kerja.

5. Anggarkan Perkiraan Biaya yang Tinggi

Anda juga bisa membuat anggaran biaya overhead pabrik dengan lebih tinggi untuk mengatasi dan menghadapi potensi fluktuasi biaya yang tidak terduga. Perkiraan anggaran yang lebih tinggi dari perkiraan akan membuat perusahaan dapat menciptakan buffer atau cadangan dana untuk menutupi pengeluaran tambahan yang mungkin timbul.

6. Membangun Hubungan Baik dengan Vendor

Terakhir, Anda juga harus membangun hubungan baik dengan vendor untuk mengurangi biaya overhead pabrik, sehingga dapat menghasilkan berbagai manfaat, termasuk diskon harga, prioritas dalam pengiriman, dan akses ke produk atau layanan eksklusif. Selain itu, kolaborasi yang erat dengan vendor dapat membantu dalam mengidentifikasi peluang penghematan biaya dalam rantai pasokan.

Manufaktur

Kesimpulan

Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya ini mencakup berbagai pengeluaran pendukung seperti listrik, air, pemeliharaan mesin, gaji tenaga kerja tidak langsung, serta penyusutan aset produksi.

Penyusunan dan perhitungan anggaran biaya overhead dalam perusahaan manufaktur yang tepat akan membantu dalam meningkatkan efisiensi dengan maksimal, serta menjaga keseimbangan keuangan perusahaan. Proses ini juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing dan profitabilitas jangka panjang.

Menghitung biaya overhead pabrik secara manual dapat memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Software manufaktur ScaleOcean mempermudah pengelolaan biaya dengan fitur otomatisasi dan integrasi yang dapat meningkatkan efisiensi. Jangan sia-siakan demo gratis ScaleOcean dan lihat bagaimana software ini dapat membantu perusahaan Anda mengelola biaya dengan lebih mudah dan efektif.

FAQ:

1. Apa saja yang termasuk biaya overhead pabrik?

Biaya overhead pabrik mencakup biaya tenaga kerja tidak langsung, bahan baku pembantu, listrik, pemeliharaan, dan asuransi pabrik.

2. Berapakah biaya overhead pabrik?

Biaya overhead pabrik mencakup upah tenaga kerja tidak langsung, bahan baku tidak langsung seperti pelumas, dan utilitas seperti listrik, air, dan pemanas untuk fasilitas produksi.

3. Bagaimana cara mengalokasikan biaya overhead pabrik?

Biaya overhead pabrik dapat dialokasikan dengan menggunakan basis seperti biaya tenaga kerja langsung, jam kerja langsung, atau jam mesin. Tarif overhead dikalikan dengan jumlah jam yang digunakan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap