MRO (Maintenance, Repair and Operation) adalah proses yang dilakukan untuk menjaga kelancaran operasi. Dengan adanya MRO yang memelihara segala komponen produksi, maka perusahaan manufaktur dapat menjamin kinerja yang konsisten dari periode ke periode. Apabila Anda merupakan seorang pemilik usaha manufaktur, Anda pasti mengetahui kepentingan alat produksi dan fasilitas di pabrik produksi.
Tanpa adanya hal-hal tersebut, segala proses manufaktur tidak akan mungkin dilakukan. Maka dari itu, dapat dinyatakan juga bahwa perawatan pada mesin dan fasilitas tidak kalah penting. Namun, masih banyak pebisnis yang tidak mengetahui tersebut, sehingga tidak menyisakan anggaran untuk MRO. Simak lebih lanjut artikel berikut untuk mengetahui lebih mendalam tentang istilah tersebut!
 
	 Key Takeaways
Key Takeaways- MRO atau Maintenance, Repair and Operation adalah kegiatan perawatan alat dan fasilitas bisnis untuk menjamin keberlangsungan operasi.
- Beberapa fungsi utama MRO dalam bisnis manufaktur: Meminimalisir atau mencegah downtime, mencegah kerugian pada bisnis, menjamin proses produksi yang lancar dan aman.
- Tantangan dalam mengelola MRO termasuk manajemen inventaris tidak optimal, tidak ada sistem untuk pengadaan dan pemakaian, barang berlebih atau tidak cukup, biaya tersembunyi.
- Salah satu strategi paling efektif untuk mengatasi tantangannya adalah dengan menerapkan software manufaktur seperti ScaleOcean untuk membantu memantau kondisi alat dan fasilitas produksi.
1. Pengertian MRO dalam Konteks Manufaktur
Apa itu MRO? MRO adalah singkatan dari Maintenance, Repair and Operation, yang berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh bisnis untuk merawat alat dan fasilitas krusial dalam menjalankan proses produksi. Istilah tersebut juga sering dikenal sebagai pemeliharaan, perbaikan dan operasi.
Alat dan fasilitas yang dimaksud di sini adalah indirect material. Berbeda dengan bahan baku utama produksi, barang-barang yang terlibat dalam operasi MRO termasuk hal yang tidak secara langsung diolah menjadi produk akhir. Melainkan lainnya, indirect material adalah segala kebutuhan bahan atau alat yang diperlukan untuk memungkinkan berjalannya sebuah proses produksi. Pengadaan ini biasanya dilakukan oleh divisi procurement.
Kegiatan-kegiatan dalam proses pemeliharaan, perbaikan dan operasi bisnis cenderung bersifat preventif, yakni mencegah. Beberapa contoh MRO business berupa penggantian suku cadang mesin, mendistribusi alat keselamatan kepada tenaga kerja, pembersihan fasilitas pabrik dan lain sebagainya.
Baca juga: Pengertian Produksi, Jenis, Tujuan, Faktor & Tahapannya
2. Kategori Utama Produk MRO

Telah disebutkan berulang kali bahwa MRO business meliputi tiga jenis kegiatan, yakni maintenance, repair dan operation. Masing-masing jenis tersebut memiliki spesifikasi produknya tersendiri, yakni adalah sebagai berikut:
a. Maintenance
Maintenance atau pemeliharaan adalah aktivitas yang dilakukan untuk merawat sebuah alat dan/atau fasilitas produksi. Terdapat dua bentuk pemeliharaan dalam bisnis, yakni preventif dan prediktif. Sebenarnya terdapat satu bentuk lain yaitu pemeliharaan reaktif, namun jenis tersebut cenderung dianggap tidak efektif dalam meningkatkan umur, serta juga menjaga efektivitas alat dan/atau fasilitas produksi.
Pemeliharaan preventif merupakan perawatan rutin yang dilakukan dari periode ke periode tertentu. Contoh kegiatan yang terlibat dalam tipe perawatan ini berupa penggantian suku cadang mesin, pelumasan dan inspeksi berulang kali untuk memastikan bahwa alat masih berjalan dengan lancar.
Sedangkan jenis pemeliharaan kedua adalah pemeliharan prediktif. Dibandingkan dengan perawatan preventif sebelumnya, jenis pemeliharaan berikut melakukan perawatan hanya pada saat diperlukan. Hal ini biasanya dilakukan dengan analisis rutin kinerja alat, serta juga membandingkan waktu hingga perawatan sebelumnya. Karena bersifat kompleks, bisnis cenderung menerapkan software manufaktur terunggul di Indonesia untuk membantu.
Produk yang cenderung digunakan pada tahapan pemeliharaan berupa suku cadang mesin, alat ukur suhu dan tekanan mesin, pelumas, dan lain sebagainya. Perlu diketahui juga bahwa spesifikasi produk yang dibutuhkan bervariatif dari industri ke industri, contohnya industri otomotif yang memerlukan suku cadang mobil atau industri gas dan bahan bakar yang memerlukan suku cadang berupa pipa.
b. Repair
Walaupun tahapan pemeliharan bersifat mencegah, masih tetap ada kemungkinan terjadinya kerusakan mendadak pada mesin, terutama apabila hal tersebut telah berumur tua. Oleh karena itu, perusahaan juga perlu memiliki kemampuan untuk melakukan repair atau perbaikan dengan segera untuk meminimalisir downtime alat dan menjalan proses produksi lagi.
Kerusakan alat sebenarnya dapat diprediksi dengan menggunakan mean time to repair (MTTR) sebelumnya. Dengan adanya tenggat waktu tersebut, perusahaan dapat menyediakan suku cadang dan alat perbaikan secara optimal sehingga tidak terjadinya surplus atau deficit ketersediaan barang di gudang.
c. Operation
Operation atau operasi mencakup segala hal yang menjaga kelancaran berjalannya operasi produksi sehari-hari. Hal ini termasuk hal-hal lebih minor seperti pembersihan rutin mesin dan pabrik, penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga kerja, penyertaan utilitas umum dan lain sebagainya.
3. Pentingnya MRO dalam Industri Manufaktur
Dari pembahasan di atas, Anda pasti sudah memiliki beberapa gambaran tentang fungsi MRO dalam suatu bisnis produksi. Yang pertama adalah untuk meminimalisir atau mencegah downtime mesin. Apabila perusahaan tidak melakukan perawatan rutin atau tidak siap untuk menangani kerusakan mendadak pada mesin, maka akan terjadi downtime yang dapat menurunkan efektivitas dan angka akhir produksi.
Berhubungan dengan fungsi sebelumnya, MRO juga berperan dalam mencegah kerugian pada bisnis. Karena menurunnya efisiensi produksi, maka akan muncul kemungkinan terjadinya penurunan pada kualitas dan angka produksi juga, sehingga dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi bagi bisnis. Tidak hanya itu, perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak optimal untuk melakukan perbaikan alat.
Dengan adanya penerapan MRO dalam bisnis, maka perusahaan dapat menjamin cycle time yang optimal dan aman bagi tenaga kerja. Perawatan rutin dan penggantian suku cadang yang tepat sangat penting untuk memastikan mesin dan peralatan beroperasi dengan aman, sekaligus mengurangi risiko kecelakaan yang dapat membahayakan para pekerja.
Baca juga: Apa itu Central Warehouse serta Fungsi dan Manfaatnya
4. Tantangan dalam Pengelolaan MRO

Penerapan MRO yang efektif merupakan sebuah proses yang sulit dilakukan dikarenakan adanya beberapa tantangan yang berkemungkinan muncul. Salah satu contoh tantangan tersebut adalah inventaris yang tersebar dan sulit dilacak. Apabila perusahaan sebenarnya memiliki bahan baku dan alat yang dapat mencakup pelaksanaan MRO business, hal tersebut tidak berguna apabila hal-hal tersebut tidak dapat dilacak dengan baik.
Tanpa adanya sistem standar untuk pengadaan dan penggunaan barang MRO, proses tersebut menjadi tidak teratur dan rentan terhadap kesalahan. Akibatnya, barang yang dibutuhkan bisa saja tidak tersedia pada waktu yang tepat, atau bahkan pengeluaran berlebihan untuk barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Hal ini tentu mengganggu kelancaran operasional dan berpotensi menyebabkan pemborosan.
Manajemen jumlah ketersediaan barang di inventaris juga merupakan tahapan penting dalam maintenance, repair and operation. Apabila jumlah barang tidak mencukupi kebutuhan MRO, maka bisnis akan tidak akan dapat melakukan perawatan atau perbaikan secara optimal. Sebaliknya, apabila jumlah barang jauh lebih banyak dari yang diperlukan, maka hal tersebut akan memakan ruang penyimpanan yang berharga.
Dan jika MRO tidak dikelola secara optimal, maka akan memunculkan biaya tersembunyi yang sulit dikendalikan. Hal tersebut berupa pendanaan darurat untuk perawatan karena ketidaktersediaannya barang yang cukup di inventaris atau biaya penyimpanan yang berlebihan.
5. Strategi Efektif Mengelola MRO di Perusahaan Manufaktur
Maka dari itu, diperlukan adanya strategi-strategi yang dapat diimplementasi untuk menjamin pelaksanaan proses MRO yang efektif dalam bisnis. Berikut adalah beberapa strategi tersebut:
a. Centralized Procurement dan Pencatatan Pemakaian
Centralized procurement merupakan sebuah strategi pengadaan di mana setiap pengadaan dalam bisnis dilakukan secara terpusat oleh satu divisi, yakni divisi procurement. Hal tersebut dapat memungkinkan pencatatan keluar-masuknya barang yang akurat karena dipantau oleh satu divisi dibandingkan dengan masing-masing divisi melakukan pencatatan terpisah yang dapat memunculkan rasa kebingungan mengenai akurasi data.
b. Klasifikasi Barang MRO berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Pemantauan frekuensi penggunaan barang merupakan sebuah strategi krusial dalam manajemen ketersediaan barang di inventaris. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk mempersiapkan barang kebutuhan MRO secara periodik sehingga tidak terjadinya surplus dan deficit ketersediaan barang yang diperlukan.
c. Penggunaan Sistem Digital dan Software Manufaktur
Software manufaktur cenderung menjadi pilihan utama perusahaan produksi dalam mengelola MRO dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan sistem manajemen inventaris dapat memberikan transparansi terhadap kondisi mesin dan fasilitas pabrik, serta mengukur tingkat efisiensi produksi dari periode ke periode tertentu.
Selain itu, sistem berikut juga dapat diintegrasi dengan sistem-sistem lain seperti software inventaris, sehingga dapat menggunakan laporan maintenance mesin pabrik untuk melakukan pengadaan bahan baku yang diperlukan pada perawatan dan/atau perbaikan selanjutnya. Terdapat juga integrasi dengan sistem akuntansi untuk menyusun anggaran yang sesuai untuk proses pengadaan tertentu.
Salah satu penyedia terbaik software manufaktur di Indonesia adalah ScaleOcean. Hal ini dikarenakan sistem tersebut dapat menyediakan segala keunggulan yang baru disebutkan, serta juga menawarkan hal-hal unik seperti unlimited user, sehingga memungkinkan karyawan dari berbagai divisi atau cabang perusahaan untuk mengakses data yang diperlukan untuk menjalankan operasi produksi secara menyeluruh.
Baca juga: Stock on Hand: Pengertian, Manfaat serta Cara Menghitung
6. Kesimpulan
Dapat dinyatakan sekarang bahwa MRO merupakan sebuah komponen penting dalam menjaga keberlangsungan operasi produksi. Dengan adanya perawatan dan perbaikan rutin pada mesin dan fasilitas yang ada di pabrik, maka perusahaan dapat memaksimalkan umur dan efektivitas perlengkapan, serta juga meminimalisir downtime yang dapat menunda keberhasilan dan selesainya sebuah cycle time manufaktur.
Walaupun begitu, masih banyak jumlah perusahaan yang tidak memfaktorkan MRO ke dalam rencana produksi, sehingga mereka tidak mampu menangani kerusakan atau gangguan mendadak pada proses produksi. Maka dari itu, sebaiknya Anda menerapkan MRO ke dalam bisnis dengan software manufaktur ScaleOcean untuk memaksimalkan hasil pengerjaan MRO. Lakukanlah demo gratis Anda sekarang dan optimalkan proses produksi Anda!
 
	



 
				 
			.png) 
			 
         
             
             
             
             
             
             
             PTE LTD..png) 
            .png) 
             
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
             
            .png) 
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                