7 Pertanyaan tentang ERP Sebelum Proses Implementasi
3 Min Read Posted on 18 Dec 2023
Daftar Isi
Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi salah satu teknologi yang banyak dipertimbangkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional. Sebagai solusi yang bisa mengintegrasikan berbagai proses ke dalam satu sistem yang terpusat, ERP menawarkan kemampuan unik untuk meningkatkan akurasi, efektivitas, dan adaptabilitas bisnis di era modern seperti sekarang.
Dalam praktiknya, perusahaan memiliki sejumlah pertanyaan tentang ERP sebelum memutuskan untuk mengimplementasikannya ke operasional. Sebab implementasi sistem ini tidak hanya tentang install software, tapi juga perlu perencanaan yang matang. Oleh karena itu, memahami pertanyaan diskusi tentang ERP akan sangat membantu bisnis untuk mendapatkan manfaat maksimal penggunaannya.
1. Mengapa Perusahaan Perlu Software ERP?
Pertanyaan tentang ERP yang paling sering diajukan adalah alasan perusahaan perlu sistem ini. Semakin berkembangnya suatu bisnis, tentu diperlukan sistem canggih untuk mendukung operasional yang lebih efektif. Sistem tersebut harus mampu menangani data yang semakin banyak dan dari berbagai sumber. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus mampu beralih ke proses otomatisasi dibandingkan manual agar lebih produktif.Â
Nah, software ERP adalah sistem terintegrasi yang bisa menggabungkan semua aspek operasional dalam satu platform terpusat. Dengan sistem ini, data dari berbagai departemen dapat diakses dan dianalisis secara real-time, sehingga perusahaan bisa melakukan pengambilan keputusan lebih cepat dan efisien. Selain itu, Anda juga bisa mempercepat alur kerja yang secara signifikan turut meningkatkan efisiensi operasional.
Anda juga memerlukan software ini untuk merencanakan strategi bisnis yang lebih menguntungkan. Misalnya, ERP dapat membantu dalam memahami pola penjualan, tren pasar, dan perilaku konsumen. Jadi dengan implementasi ERP, perusahaan bisa lebih responsif terhadap perubahan permintaan dan adanya peluang bisnis, serta meningkatkan daya saingnya di pasar.
2. Bagaimana ERP Meningkatkan Proses Bisnis?
Pertanyaan diskusi tentang ERP berikutnya adalah cara kerja software dalam meningkatkan proses bisnis. Pertama, dengan melakukan otomatisasi. Misalnya dalam manajemen inventaris, ERP dapat secara otomatis memperbarui stok saat produk masuk atau keluar. Demikian pula di sektor keuangan, ERP mendukung aktivitas akuntansi dan budgeting dengan lebih akurat dan cepat. Otomatisasi ini akan mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan dalam operasional sehari-hari.
Selanjutnya, ERP meningkatkan proses bisnis dengan mendukung kolaborasi antar departemen. Dengan sistem ini, semua data dan informasi tersimpan dalam database terpusat yang dapat diakses oleh semua departemen yang membutuhkan. Jadi, mereka bisa bekerja sama dengan lebih efisien, serta memiliki informasi terkini untuk melakukan tugasnya.
Sebagai contoh, tim gudang dapat melihat ketersediaan bahan baku secara real-time, dan departemen purchasing dapat langsung mengetahui kebutuhan bahan baku jika diperlukan. Adanya peningkatan visibilitas ini tidak hanya mempercepat proses bisnis, tetapi juga membantu Anda untuk identifikasi dan mengatasi masalah secara lebih cepat, yang sekaligus akan meningkatkan kinerja keseluruhan perusahaan.
3. Fitur Apa Saja yang Harus Dimiliki ERP?
Pertanyaan dan jawaban tentang ERP berikutnya yang sering diajukan sebelum melakukan implementasi adalah fitur. Umumnya, fitur ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Jika Anda menggunakan customizable ERP software, fitur-fitur tersebut dapat diatur lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnis Anda. Tapi ada fitur dasar yang wajib ada untuk mengoptimalkan kerja ERP. Salah satunya adalah integrasi. Sistem ini harus memiliki kapasitas untuk mengintegrasikan data dari semua departemen.
Fitur ERP berikutnya adalah tools analisis dan pelaporan. Software harus memiliki kemampuan analisis data untuk menghasilkan insight yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan yang lebih strategis. Fitur ini juga termasuk dashboard dan format laporan yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan bisnis. Tidak kalah penting adalah fitur keamanan data. Sistem harus memiliki protokol keamanan yang kuat untuk melindungi data dari ancaman siber. Hal ini termasuk fitur backup dan pemulihan data untuk menghindari adanya kasus kehilangan.Â
4. Berapa Lama Proses Implementasi ERP?
Pertanyaan tentang ERP yang lain adalah waktu yang diperlukan untuk implementasi sistem. Hal ini bisa sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk ukuran perusahaan, kompleksitas operasional, dan spesifikasi software ERP yang dipilih. Faktor lain seperti tingkat kustomisasi, integrasi dengan sistem lama, dan perubahan dalam proses bisnis juga dapat mempengaruhi durasinya. Bahkan, kesiapan perusahaan, ketersediaan sumber daya, dan keterlibatan tim manajemen juga berperan penting menentukan kecepatan dan kelancaran.
Penting untuk memahami bahwa implementasi ERP bukan hanya pemasangan software, tetapi juga transformasi proses bisnis dan pelatihan pengguna. Tahap awal biasanya melibatkan pemetaan kebutuhan bisnis dan perancangan sistem, diikuti konfigurasi dan kustomisasi ERP. Setelah itu ada migrasi data, yaitu data dari sistem lama harus ditransfer dan diintegrasikan ke dalam sistem ERP baru. Fase terakhir meliputi pengujian, pelatihan pengguna, dan akhirnya, peluncuran sistem secara penuh. Selama proses ini, penting untuk melakukan penyesuaian dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan sistem berfungsi sesuai kebutuhan bisnis.
Baca juga: 8 Langkah Untuk Memilih Vendor ERP
5. Berapa Biaya Implementasi Software ERP?
Perusahaan juga punya pertanyaan diskusi tentang ERP berkaitan dengan biaya implementasi. Sama halnya dengan estimasi waktu, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan juga bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran dan kompleksitas perusahaan, cakupan fungsionalitas yang dibutuhkan, tingkat kustomisasi, dan pilihan antara solusi on-premise atau berbasis cloud.
Perlu diingat, biaya ini tidak hanya mencakup lisensi perangkat lunak, tetapi juga biaya untuk konsultasi, konfigurasi, kustomisasi, integrasi dengan sistem lain, pelatihan pengguna, dan dukungan berkelanjutan. Selain itu, ada juga pertimbangan biaya tidak langsung seperti waktu yang dihabiskan oleh karyawan dalam proses implementasi dan transisi ke sistem baru.
Selain itu, perusahaan juga harus memperhitungkan manfaat jangka panjang seperti peningkatan efisiensi, pengurangan biaya operasional, dan keuntungan kompetitif yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis biaya-manfaat yang komprehensif, mempertimbangkan baik pengeluaran langsung maupun dampak jangka panjang dari implementasi ERP terhadap operasional bisnis. Perencanaan dan pemilihan solusi yang tepat dapat membantu memaksimalkan ROI dari investasi ERP.
6. Apa Saja Risiko Terkait Implementasi ERP?
Pertanyaan dan jawaban tentang ERP yang juga dipertimbangkan oleh perusahaan adalah risiko terkait implementasi sistem. Risiko pertama dan paling signifikan adalah gagalnya integrasi, dimana sistem ERP tidak terintegrasi dengan baik dengan proses bisnis dan sistem IT yang sudah ada. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang kebutuhan bisnis atau kesalahan dalam migrasi data.
Risiko lain adalah melebihi anggaran dan jadwal, yang sering kali terjadi karena kurangnya perencanaan yang matang atau perubahan yang tidak terduga selama proses implementasi. Selain itu, resistensi dari karyawan juga merupakan risiko utama, terutama jika mereka merasa tidak cukup terlibat dalam proses perubahan atau kurang menerima pelatihan yang memadai untuk menggunakan sistem baru.
Untuk mengatasi risiko ini, penting bagi perusahaan melakukan perencanaan yang komprehensif, melibatkan pihak dari semua tingkatan, dan menerapkan strategi manajemen yang efektif. Selain itu, kerja sama dengan vendor atau konsultan ERP yang berpengalaman dan memastikan adanya proses pemantauan dan evaluasi berkelanjutan setelah implementasi akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah secepat mungkin.
7. Bagaimana ERP Mendukung Skalabilitas Bisnis?
ERP dirancang untuk dapat menyesuaikan dengan pertumbuhan perusahaan. Ketika bisnis berkembang, kebutuhan dan kompleksitas operasional juga meningkat. Software ERP memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan perubahan ini tanpa perlu mengganti seluruh sistem. Artinya, perusahaan bisa dengan mudah menambah atau mengubah modul sesuai kebutuhan.
Contoh skalabilitas perangkat lunak ini, misal sebuah perusahaan memulai dengan modul dasar seperti akuntansi dan manajemen inventaris. Seiring waktu dapat menambahkan modul lanjutan seperti manajemen rantai pasokan, CRM, atau analitik data. Struktur modular ini memungkinkan perusahaan untuk mulai dari yang dasar dan meningkatkan kapabilitas sistem secara bertahap, sesuai dengan pertumbuhan bisnis.
8. Kesimpulan
Bagi perusahaan penting memahami berbagai pertanyaan dan jawaban tentang ERP sebelum memutuskan untuk implementasi sistem ke operasional sehari-hari. Dari penjelasan di atas Anda bisa menyimak bahwa aspek pertanyaan ini bisa beragam. Mulai dari cara kerja ERP hingga risiko yang harus diantisipasi oleh perusahaan ketika mengimplementasikan sistem tersebut.
Dengan memahami pertanyaan tentang ERP tersebut, Anda bisa memiliki pemahaman yang lebih mendalam sehingga punya acuan dalam mempertimbangkan apakah implementasi software ini menjadi solusi terbaik bagi perusahaan. Perlu diingat juga bahwa kesuksesan implementasi tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kesiapan perusahaan, ketersediaan sumber daya, dan keterlibatan tim manajemen.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI