Panduan Lengkap Alur Logistik Peti Kemas di Pelabuhan
3 Min Read Posted on 15 Jul 2024
Daftar Isi
Dalam bisnis logistik terutama perdagangan internasional, penggunaan peti kemas menjadi solusi praktis untuk mengangkut barang dari satu negara ke negara lain. Namun, perlu dipahami bahwa alur logistik peti kemas melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks dan memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait.
Selain itu, berbagai dokumen pendukung juga diperlukan untuk memenuhi persyaratan administratif dan hukum yang berlaku, serta memudahkan proses pelacakan dan penyelesaian perselisihan jika terjadi. Dalam artikel ini akan dibahas secara mendetail tahapan-tahapan dalam alur logistik baik untuk ekspor maupun impor, serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendukung proses tersebut. Yuk, langsung cari tahu pada pembahasan berikut.
1. Tahapan Alur Logistik Peti Kemas Ekspor
Proses ekspor menggunakan kontainer melibatkan berbagai tahapan penting yang harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan pengiriman barang ke tujuan akhir berjalan lancar. Setiap tahap ini memiliki peran untuk menjaga efisiensi dan keamanan kargo. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tahapan alur logistik peti kemas dalam proses ekspor.
a. Pengangkutan Kontainer Kosong
Tahap pertama adalah pengangkutan kontainer kosong. Peti kemas kosong biasanya diambil dari depo atau tempat penyimpanan menggunakan truk pengangkut. Dalam praktiknya, kontainer kosong juga perlu diperiksa kondisinya untuk memastikan tidak ada kontainer yang rusak sehingga dapat mengganggu proses pengisian kargo atau tahapan penting selanjutnya. Setelah dinyatakan layak, kontainer kosong dibawa ke lokasi pengisian atau tempat barang yang akan diekspor.
b. Pengisian Kargo (Stuffing)
Setelah kontainer kosong sampai di lokasi, proses stuffing atau pengisian kargo dimulai. Barang yang akan diekspor dimasukkan ke dalam kontainer dengan hati-hati, biasanya menggunakan alat seperti forklift untuk barang berat. Penataan barang di dalam kontainer harus dilakukan dengan cermat agar memaksimalkan ruang dan menjaga barang dalam kondisi aman selama proses pengiriman. Setelah semua barang masuk, kontainer kemudian disegel.
c. Outbound Drayage
Outbound drayage adalah proses pengangkutan kontainer yang sudah diisi dari lokasi gudang pemilik ke terminal pelabuhan. Proses ini dilakukan oleh truk pengangkut agar dipastikan kontainer tiba di pelabuhan tepat waktu. Pastikan untuk melakukannya secara efisien karena jika terjadi masalah dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengangkutan dan bisa menyebabkan jadwal kapal kontainer terganggu dan bahkan menyebab biaya tambahan.
d. Proses Receiving di Terminal Pelabuhan
Setibanya di terminal pelabuhan, kontainer melewati proses receiving. Pada tahap ini, kontainer diperiksa kembali kondisinya oleh bisnis logistik seperti petugas pelabuhan untuk memastikan tidak ada yang rusak. Tidak hanya itu, informasi terkait kontainer seperti nomor kontainer dan data barang juga harus dicatat dalam sistem pelabuhan. Tujuannya untuk memastikan semua dokumen dan informasi yang diperlukan sudah lengkap sebelum kontainer dimuat ke kapal.
e. Pemuatan Kontainer ke Kapal
Tahap terakhir dalam alur logistik peti kemas ekspor adalah pemuatan kontainer ke kapal. Biasanya kontainer diangkut menggunakan alat khusus seperti crane untuk mengangkat kontainer dari truk dan meletakkannya ke dalam kapal sesuai stowage plan. Pastikan susunan kontainer memperhatikan stabilitas dan keamanan kapal selama berlayar.Â
2. Tahapan Alur Logistik Peti Kemas Impor
Selain berlangsung pada proses ekspor, alur logistik peti kemas juga perlu diperhatikan dalam proses impor. Pastikan Anda sebagai bisnis logistik memahami proses ini untuk memastikan barang sampai ke penerima akhir dengan aman dan efisien. Berikut pembahasan lebih detail terkait tahapan alur logistik peti kemas dalam impor.
a. Pembongkaran dari Kapal
Tahap pertama adalah pembongkaran kontainer dari kapal. Setibanya kapal di pelabuhan tujuan, kontainer yang berisi barang impor diangkat dari kapal menggunakan crane dan peralatan bongkar muat lainnya. Selanjutnya, kontainer ditempatkan di area penyimpanan sementara atau CFS di terminal pelabuhan.Â
b. Penerimaan Kontainer di Terminal Pelabuhan
Setelah kontainer dibongkar dari kapal, tahap berikutnya adalah penerimaan di terminal pelabuhan. Pada tahap ini, petugas pelabuhan memeriksa seluruh dokumen dan kondisi kontainer untuk memastikan semuanya sesuai dengan catatan pengiriman. Informasi tentang kontainer dan muatannya juga dicatat dalam sistem seperti freight forwarding software untuk memudahkan pelacakan.
c. Inbound Drayage
Berikutnya adalah inbound drayage, yaitu proses pengangkutan kontainer ke lokasi penerima. Proses ini biasanya dilakukan oleh truk pengangkut. Pastikan untuk melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak untuk mencegah keterlambatan pengiriman dan memastikan bahwa kontainer dapat segera dibongkar setelah tiba di lokasi tujuan.
e. Pembongkaran Kontainer
Setelah kontainer tiba di lokasi penerimaan, dilakukan pembongkaran kargo dari dalam kontainer. Barang-barang tersebut dikeluarkan dari kontainer dengan menggunakan peralatan seperti forklift atau manual tergantung pada jenis dan ukuran barang. Kemudian diperiksa dan disortir ulang sesuai dengan rencana penyimpanan, bisa tergantung dari tujuan atau jadwal pengiriman.
f. Pengembalian Kontainer Kosong
Tahap terakhir dalam alur logistik peti kemas impor adalah pengembalian kontainer kosong ke depo. Setelah barang di dalam kontainer dibongkar, segera lakukan pengembalian agar tidak terkena biaya detention, yaitu biaya tambahan untuk kontainer yang tidak dikembalikan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan pihak penyedia kontainer. Tapi sebelumnya lakukan pemeriksaan untuk memastikan kontainer dalam kondisi baik dan siap digunakan kembali pada pengiriman selanjutnya.
3. Dokumen Pendukung Alur Logistik Peti Kemas
Alur logistik peti kemas tidak hanya melibatkan pemeriksaan dan pemindahan fisik tapi juga pengecekan sejumlah dokumen pendukung. Tujuannya agar seluruh proses pengiriman sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. Berikut beberapa dokumen yang perlu disiapkan oleh bisnis logistik.
a. Surat Penyerahan Peti Kemas
Surat penyerahan peti kemas adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak penyewa kontainer kepada perusahaan pelayaran atau depo kontainer. Tujuannya untuk menginformasikan bahwa kontainer telah diserahkan ke pihak yang berwenang dan bisa diangkut atau diproses ke tahapan berikutnya. Surat ini berisi informasi mengenai kondisi kontainer, isinya, dan tujuan pengiriman.
b. Equipment Interchange Receipt (EIR)
Diperlukan juga equipment interchange receipt (EIR) yang merupakan dokumen untuk mencatat kondisi fisik kontainer saat diterima atau dikembalikan oleh pengangkut, depo, atau pelabuhan. Dengan adanya dokumen ini, pihak penyewa bisa mengidentifikasi adanya kerusakan atau masalah yang terjadi pada kontainer selama pengiriman atau penyimpanan. Dengan EIR, baik pihak pengirim maupun penerima memiliki bukti kondisi kontainer pada setiap pergerakan di proses logistik, sehingga memudahkan klaim asuransi atau penyelesaian masalah jika terjadi kerusakan.
c. Export/Import Declaration
Export/import declaration adalah dokumen resmi yang diajukan kepada otoritas bea cukai untuk menjelaskan apa saja barang yang akan diekspor atau diimpor. Dokumen ini mencakup detail jenis barang, nilai barang, asal dan tujuannya, serta informasi lain yang relevan untuk memastikan pengiriman telah sesuai dengan peraturan bea cukai. Tidak hanya untuk keperluan administrasi dan legalitas, dokumen ini juga diperlukan agar perhitungan bea dan pajak dapat dilakukan secara akurat sesuai dengan nilai barang yang dilampirkan.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alur logistik peti kemas, baik untuk proses ekspor maupun impor, melibatkan berbagai tahapan penting yang harus dijalankan dengan cermat supaya proses pengiriman barang berjalan efisien. Mulai dari pengangkutan kontainer kosong hingga pengembaliannya, memiliki peran krusial dalam menjaga kelancaran proses logistik.
Selain itu, dokumen-dokumen pendukung seperti surat penyerahan peti kemas, equipment interchange receipt (EIR), dan export/import declaration diperlukan untuk memastikan pengiriman barang telah mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan pengelolaan yang baik terhadap tahapan dan dokumen-dokumen ini, proses logistik peti kemas dapat berjalan lebih efisien, aman, dan selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 05, 2024 3 Min Read
12 Software Akuntansi Perusahaan Dagang Terbaik di Indonesia
REKOMENDASI