Bayangkan jika kargo Anda tidak ditempatkan dengan benar di dalam kapal. Risiko kerusakan, ketidakseimbangan kapal, bahkan bahaya selama pelayaran bisa saja terjadi. Maka dari itu, stowage plan berperan penting untuk pembuatan peta penempatan barang agar efisiensi dan keamanan dalam logistik maritim terjamin.
Bagi para pelaku bisnis logistik, mengoptimalkan ruang kapal dan memastikan keselamatan muatan adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Tanpa stowage plan yang terstruktur dengan baik, potensi pemborosan ruang, kesulitan saat bongkar muat, bahkan potensi kerugian akibat kerusakan kargo atau denda, akan meningkat.
Dokumen ini menyajikan penempatan dan distribusi kargo secara presisi, mencakup informasi penting seperti jenis dan muatan kontainer, lokasi penempatannya, serta instruksi penanganan khusus, terutama untuk kargo yang berbahaya atau memerlukan kondisi penyimpanan tertentu.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai stowage plan dan mengapa dokumen ini sangat esensial bagi kelancaran bisnis logistik Anda.

- Stowage plan adalah skema penataan barang di kapal yang disusun sebelum aktivitas bongkar muat barang dilakukan.
- Fungsi stowage plan adalah untuk optimalkan ruang muat, menjaga stabilitas kapal, meningkatkan keselamatan muatan, serta standar keamanan pelayaran.
- Komponen utama stowage plan meliputi informasi kapal, detail kargo, distribusi kargo di kapal, handling instruction, dan prosedur penanganan darurat.
- Software logistik ScaleOcean dapat membantu stowage plan yang efisien, memberikan visibilitas penempatan kargo, dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang muat kapal.
1. Apa itu Stowage Plan?
Stowage plan adalah perencanaan yang mengatur penempatan dan pengamanan muatan di kapal atau kontainer sebelum bongkar muat dimulai. Rencana ini mencakup detail tentang jenis, jumlah, berat, posisi, dan pelabuhan tujuan setiap kargo, untuk menggambarkan lokasi dan jenis barang di palka kapal.
Dokumen ini juga berperan penting dalam armada logistik yang meliputi sebuah kapal induk dan harus mengangkat banyak jumlah barang. Selain itu, stowage plan juga bisa ditambahkan informasi terkait suhu penyimpanan, densitas kargo, serta instruksi penanganan khusus terutama untuk kapal kargo yang berisi bahan berbahaya atau sensitif.
Dalam penyusunannya, Anda harus memperhatikan stowage factor yang merupakan parameter penting dalam pengelolaan kargo di kapal dan merujuk pada volume yang diperlukan untuk menyimpan satu unit berat dari suatu kargo.
Secara lebih teknis, stowage factor adalah rasio antara volume kargo (dalam meter kubik atau kaki kubik) dengan beratnya (dalam metrik ton atau ton pendek). Stowage factor umumnya dinyatakan dalam satuan meter kubik per metrik ton (m³/MT) atau kaki kubik per ton pendek (ft³/ton).
Stowage plan juga perlu melibatkan berbagai pihak di bisnis logistik, termasuk kapten kapal, chief officer, surveyor, dan agen pengiriman. Dengan pihak-pihak ini, maka bisa dipastikan stowage plan dirancang sesuai regulasi dan standar keamanan internasional, seperti yang diatur oleh SOLAS (Safety of Life at Sea).
Alhasil, proses bongkar muat menjadi lebih efisien, risiko kerusakan kargo berkurang, dan kapal dapat beroperasi dengan aman dan stabil. Stowage plan juga berfungsi sebagai dokumentasi resmi yang diperlukan untuk audit, asuransi, dan klaim jika terjadi insiden selama pelayaran.
2. Apa Fungsi Stowage Plan?
Stowage plan memiliki peran penting dalam operasional kapal dan bisnis logistik. Dokumen ekspor impor ini tidak hanya memastikan distribusi muatan yang efisien, tetapi juga berkontribusi pada keselamatan, keamanan, dan kelancaran pengelolaan kargo. Maka dari itu, fungsinya adalah:
a. Optimalisasi Ruang Muat
Stowage plan dirancang untuk memaksimalkan penggunaan ruang di kapal kargo dengan penempatan muatan secara strategis. Penataan barang yang efektif, membuat kapal dapat membawa volume barang maksimal tanpa membuang ruang kosong.
Hal ini penting untuk mengurangi biaya pengiriman dan meningkatkan produktivitas kapal. Penataan yang tepat juga memudahkan proses bongkar muat sehingga mempercepat operasi di pelabuhan.
b. Menjaga Stabilitas Kapal
Dokumen ini juga penting untuk penempatan muatan yang seimbang dan menjaga keseimbangan kapal saat berlayar. Distribusi berat yang tepat mencegah kapal miring atau goyah yang dapat membahayakan keselamatan awak dan muatan.
Salah satu faktor yang mendukung distribusi muatan yang efisien adalah stowage factor adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah ruang yang dibutuhkan untuk setiap jenis muatan di kapal.
Stowage plan memastikan bahwa pusat gravitasi (center of gravity) dan daya apung kapal (center of buoyancy) tetap dalam posisi aman. Stabilitas kapal yang baik juga mendukung performa mesin dan efisiensi bahan bakar, serta mencegah risiko kecelakaan akibat gelombang atau cuaca buruk di laut.
c. Keselamatan Muatan
Stowage plan juga berfungsi untuk memastikan muatan tetap aman dan tidak bergeser selama perjalanan. Penempatan yang tepat dan penggunaan metode pengikatan yang sesuai menghindarkan barang dari kerusakan fisik akibat benturan atau getaran kapal.
Dengan demikian, integritas muatan terjaga, mengurangi risiko kerugian finansial dan klaim asuransi, sekaligus menjamin kelancaran distribusi barang sampai ke tujuan akhir.
d. Meminimalkan Risiko Kerusakan Muatan
Penempatan kargo yang tidak teratur dapat menyebabkan gesekan atau benturan yang berisiko merusak barang selama pelayaran. Stowage plan membantu menentukan lokasi terbaik untuk setiap jenis kargo agar tetap aman terutama bagi barang yang mudah pecah atau memerlukan kondisi penyimpanan khusus.
e. Meningkatkan Standar Keamanan Pelayaran
Kepatuhan terhadap regulasi keselamatan internasional seperti Safety of Life at Sea (SOLAS) sangat penting dalam industri maritim. Demikian, fungsi terakhirnya adalah membantu memastikan bahwa kapal beroperasi sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keandalan operasional.
Baca juga: Alur Bongkar Muat Barang, Dokumen & Alat
Pentingnya
3. Apa Saja Komponen Utama dalam Stowage Plan?
Bisnis logistik menggunakan stowage plan sebagai dokumen penting untuk memastikan pihak terkait menempatkan kargo dengan aman dan efisien. Oleh karena itu, mereka harus memperhatikan komponen utama dokumen ini agar mereka dapat mengorganisir semua aspek penempatan kargo dengan baik.
Berikut adalah komponen-komponen utama dalam stowage plan.
a. Informasi Kapal
Informasi ini mencakup nama kapal, nomor pelayaran, pelabuhan keberangkatan dan tujuan, serta tanggal keberangkatan dan kedatangan kapal. Data ini dibutuhkan agar proses identifikasi kapal berjalan lancar.
Selain itu, informasi ini juga mencakup spesifikasi kapal seperti DWT (Deadweight Tonnage), kapasitas muat maksimal kapal, garis muat (Load Line) sesuai zona iklim, dan zona bahaya yang tidak boleh digunakan untuk muatan berbahaya atau mudah meledak.
Informasi ini penting untuk penjadwalan pengiriman, koordinasi operasional, dan memastikan semua pihak yang terlibat memiliki pemahaman yang sama terkait detail pengiriman barang.
b. Detail Kargo
Berikutnya ada detail kargo yang mencakup informasi tentang jenis kargo, volume, berat, dimensi, densitas, sifat kargo (seperti mudah pecah, berbahaya, atau memerlukan suhu tertentu), serta kebutuhan penyimpanan.
Data ini menjadi acuan penting dalam penempatan kargo di kapal. Setiap jenis kargo mungkin memerlukan penanganan atau kondisi penyimpanan khusus, sehingga pencatatan yang akurat sangat penting. Memahami detail ini juga membantu menghindari masalah seperti kerusakan kargo atau ketidakseimbangan beban.
c. Distribusi Kargo di Kapal
Penempatan ini harus mempertimbangkan kapasitas setiap ruang penyimpanan serta stabilitas kapal. Misalnya, Misalnya, kargo dengan densitas tinggi seperti bahan bakar harus ditempatkan di bagian bawah dan tengah kapal untuk menurunkan pusat gravitasi, yang membantu menjaga stabilitas kapal.
Sementara kargo dengan densitas lebih rendah dapat ditempatkan di bagian atas atau sisi kapal, asalkan tidak menyebabkan ketidakseimbangan. Distribusi kargo yang merata antara bagian depan dan belakang kapal juga penting untuk menjaga trim kapal, yang mempengaruhi kemampuan manuver dan efisiensi bahan bakar selama pelayaran.
d. Handling Instructions
Bagian ini berisi petunjuk penanganan khusus untuk kargo tertentu, terutama jika kargo tersebut berbahaya atau perlu kondisi penyimpanan khusus. Petunjuk ini dapat meliputi cara memuat dan membongkar kargo, tindakan pencegahan keselamatan, serta instruksi untuk menjaga kualitas kargo selama perjalanan.
Handling instructions penting untuk memastikan bahwa kru kapal mengetahui cara yang tepat untuk menangani pengiriman kargo sehingga risiko kecelakaan atau kerusakan kargo selama pelayaran dapat dihindari.
e. Prosedur Penanganan Darurat
Komponen yang tidak kalah penting dari stowage plan adalah prosedur penanganan darurat. Prosedur ini menguraikan langkah-langkah yang harus kru kapal ambil jika terjadi insiden selama pelayaran, seperti kebakaran, tumpahan bahan berbahaya, atau situasi darurat lainnya.
Selanjutnya, prosedur ini juga mencakup informasi tentang peralatan darurat yang tersedia, rute evakuasi, dan tindakan pencegahan yang harus mereka ambil. Dengan memiliki prosedur penanganan darurat yang jelas, mereka dapat meminimalkan risiko terhadap keselamatan kapal dan kargo.
4. Apa Manfaat Stowage Plan untuk Operasional Kapal?
Stowage plan adalah dokumen penting yang mendukung kelancaran operasi logistik maritim. Selain memenuhi persyaratan keselamatan internasional, dokumen ini juga menjadi dasar bagi perencanaan yang efisien.
Dengan stowage plan, operator kapal dapat mengelola kargo secara aman, tepat waktu, serta memastikan kapal berlayar dengan stabil dan aman. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat stowage plan. Berikut pembahasan lebih spesifik dari manfaat stowage plan.
a. Pengelolaan Ruang Kapal yang Optimal
Mengetahui kapasitas dan distribusi setiap tangki atau kompartemen membantu Anda untuk menempatkan kargo secara tepat sehingga ruang yang tersedia bisa digunakan secara optimal.
Penempatan kargo yang terencana juga menghindari adanya overloading pada satu bagian kapal. Dengan demikian, kapal dapat membawa lebih banyak kargo dalam satu perjalanan tapi juga tetap sesuai dengan batas beban yang diizinkan.
Untuk memaksimalkan potensi ini, menggunakan sistem manajemen logistik terintegrasi seperti ERP dari ScaleOcean akan memastikan perencanaan dan pengelolaan stowage plan lebih efektif, menghindari kesalahan, dan mengoptimalkan efisiensi ruang kapal.
b. Kemudahan Pengawasan & Pelacakan Kargo
Stowage plan memuat rincian penempatan setiap kargo di kapal, sehingga pengawasan dan pelacakan kargo lebih mudah dilakukan. Secara langsung dokumen ini juga sangat membantu selama proses bongkar muat di port of loading.
Selain itu, jika ada kebutuhan pemeriksaan atau penanganan kargo tertentu selama perjalanan, stowage plan bisa menjadi panduan yang jelas untuk tahu dimana lokasi dan jenis kargo yang dimaksud.
c. Menjaga Kestabilan Kapal
Salah satu manfaat utama dari stowage plan adalah menjaga stabilitas kapal. Dengan distribusi beban yang seimbang, Anda dapat meminimalisir risiko kapal miring atau bahkan terbalik.
Perencanaan ini membantu Anda menghitung dan menempatkan kargo sedemikian baik sehingga center of gravity (COG) dan center of buoyancy (COB) tetap dalam posisi yang aman. Jadi, meski dalam kondisi cuaca buruk atau gelombang tinggi, keselamatan kru dan kargo tetap terjaga.
d. Meminimalisir Risiko Kecelakaan
Dengan penempatan kargo yang tepat, risiko terjadinya pergeseran kargo, yang dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan kebakaran selama pelayaran, dapat dihindari.
Selain itu, karena dokumen ini mencantumkan area khusus untuk kargo berbahaya, maka bahan kimia atau barang berbahaya lainnya tidak akan ditempatkan di dekat barang yang mudah terbakar atau sensitif. Jadi, insiden berbahaya bisa dihindari.

5. Peraturan Dalam Pembuatan Stowage Plan
Dalam membuat stowage plan, terdapat peraturan yang akan menjamin keselamatan kapal dan muatan selama pelayaran dilakukan. Aturan yang jelas dan terstandarisasi ini akan menghindari Anda dari risiko kecelakaan, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan. Regulasi ini ditetapkan dalam peraturan IMO.
Kepatuhan terhadap regulasi internasional seperti yang ditetapkan IMO menjadi fondasi utama dalam menyusun stowage plan yang efektif dan aman. IMO (Internasional Maritime Organization) adalah badan PBB yang mengatur standar keselamatan dan perlindungan lingkungan di sektor pelayaran internasional.
Peraturan IMO yang berkaitan dengan stowage plan sangat penting untuk memastikan keselamatan kapal, muatan, serta lingkungan selama pengiriman barang laut. Pahami selengkapnya di sini untuk memahami bagaimana peraturan IMO untuk pembuatan stowage plan:
a. Standar Keselamatan Pelayaran
IMO menetapkan aturan yang mengatur bagaimana muatan harus ditempatkan agar kapal tetap stabil selama pelayaran. Stowage plan harus mempertimbangkan berat muatan, posisi penempatan, dan jenis barang agar tidak menyebabkan kapal miring, goyah, atau bahkan tenggelam. Hal ini meliputi ketentuan dalam SOLAS (Safety of Life at Sea) yang menjadi acuan utama dalam pengelolaan muatan.
b. Pengaturan Barang Berbahaya
Regulasi IMO juga mewajibkan penanganan dan penempatan barang berbahaya sesuai dengan kode IMDG (International Maritime Dangerous Goods). Stowage plan harus dibuat untuk memastikan barang berbahaya tidak ditempatkan secara berdekatan dengan muatan yang rentan, serta jauh dari sumber panas atau percikan api, untuk mencegah kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan.
c. Perlindungan Lingkungan Laut
Peraturan IMO juga menekankan pentingnya mencegah pencemaran laut akibat tumpahan muatan atau kebocoran bahan berbahaya. Penyusunan stowage plan yang tepat, akan menghindari risiko kerusakan muatan yang dapat mengakibatkan polusi dapat diminimalisir. Selain itu, prosedur penanganan limbah dan bahan berbahaya selama bongkar muat juga diatur ketat.
d. Dokumentasi dan Pelaporan
Standarisasi dari IMO juga mengharuskan adanya dokumentasi lengkap terkait stowage plan, dan harus diserahkan kepada pihak pelabuhan dan otoritas pelayaran. Dokumen ini berfungsi sebagai bukti bahwa kapal telah memenuhi standar keselamatan dan kepatuhan lingkungan sesuai regulasi internasional.
e. Sertifikasi dan Audit
Selanjutnya, kapal dan operator harus menjalani audit dan sertifikasi yang mengonfirmasi bahwa stowage plan dan prosedur penataan muatan telah sesuai dengan standar IMO. Hal ini menjadi bagian dari pengawasan keselamatan pelayaran secara global.
Baca juga: Berikut Definisi dan Fungsi Kapal Kontainer di Logistik
6. Contoh Stowage Plan
Contoh stowage plan adalah diagram atau tabel yang menunjukkan posisi setiap kargo di atas kapal secara detail, mencakup jenis, berat, dimensi, dan pelabuhan tujuan. Dokumen ini juga mencantumkan komponen utama kapal seperti DWT, garis muat, dan sistem koordinat (bay, row, tier) untuk memastikan stabilitas dan efisiensi pemuatan.
Pada kapal kontainer, stowage plan memperlihatkan lokasi penempatan setiap kontainer di dalam palka. Sedangkan pada kapal pengangkut barang curah, stowage plan menggambarkan posisi masing-masing jenis barang curah di area palka. Seperti pada contoh berikut.
Kapal SPOB Nusa Indah adalah sebuah kapal tanker yang biasa mengangkut bahan bakar. Kapal ini berangkat dari Pelabuhan Surabaya menuju Pelabuhan Balikpapan pada tanggal 15 Juni 2024.
Selanjutnya, kapal ini akan mengangkut dua jenis kargo utama yaitu premium fuel dan bio solar, yang masing-masing perlu penanganan dan distribusi yang tepat untuk memastikan keselamatan dan efisiensi selama pengiriman barang.
Untuk mempersiapkan keberangkatan, kapten kapal dan timnya mengumpulkan informasi detail mengenai kargo yang akan mereka angkut. Mereka menganggap informasi ini sangat penting untuk menentukan bagaimana mereka akan menempatkan kargo di tangki kapal. Penempatan yang tepat memastikan distribusi kargo seimbang dan sesuai dengan kapasitas tangki yang tersedia.
Berdasarkan analisis kapasitas dan kebutuhan kargo, Premium fuel akan ditempatkan di tangki A, B, dan C, sementara bio solar akan diisi di Tangki D dan E. Berikut contoh stowage plan dari skenario tersebut.
Setelah stowage plan disetujui dan ditandatangani, kapal SPOB Nusa Indah siap memulai pengiriman barang. Kru kapal akan melaksanakan prosedur bongkar muat dengan mengikuti instruksi yang telah ditetapkan.
Selama pelayaran, mereka juga harus terus memantau kondisi kargo dan memastikan distribusi beban tetap stabil, sehingga perjalanan dari Surabaya ke Balikpapan dapat berlangsung dengan aman dan efisien.
Baca juga: Berikut Cara Tracking Container Logistik yang Perlu Dipahami
7. Software Logistik ScaleOcean untuk Stowage Planning Otomatis
Untuk mengoptimalkan pengelolaan stowage plan, Anda bisa menerapkan perangkat lunak untuk stowage planning yang optimal dan terintegrasi. Anda bisa menggunakan software logistik ScaleOcean yang dapat memberikan solusi lengkap untuk pengelolaan stowage plan pengiriman kapal yang efisien dan akurat.
ScaleOcean akan membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan stowage plan dengan menawarkan keunggulan unik berupa unlimited user tanpa biaya tambahan, fleksibilitas kustomisasi sesuai kebutuhan bisnis, serta integrasi mulus antar modul yang menjadikan pengelolaan logistik Anda lebih mudah dan terkontrol.
Dengan ScaleOcean, Anda dapat memaksimalkan kapasitas pengiriman, mengurangi risiko keterlambatan, dan meningkatkan profitabilitas tanpa harus khawatir dengan biaya tersembunyi atau batasan pengguna.
Selain itu, sistem ini juga menawarkan berbagai layanan pelanggan, mulai dari demo dan konsultasi gratis, customer service 24/7, dan layanan after sales yang membuat penerapan sistem lebih optimal.
Berikut beberapa fitur software logistik ScaleOcean yang bisa Anda manfaatkan, diantaranya:
- Booking Management: Otomatisasi pemesanan ruang dan Anda dapat memilih ruang muatan sesuai pengiriman (LCL dan FCL), sehingga membantu pengaturan stowage plan agar pemanfaatan ruang kontainer optimal dan sesuai kapasitas barang.
- Tracking Shipment: Memberikan nomor pelacakan unik, serta informasi transit dan estimasi waktu kedatangan memungkinkan penyesuaian stowage plan jika diperlukan selama perjalanan kapal.
- Custom Clearance: Fitur ini mendukung pengelolaan dokumen kepabeanan dan kepatuhan terhadap peraturan impor dan ekspor, menghindari hambatan saat proses stowage di pelabuhan.
- Integrasi Ceisa 4.0: Integrasi dengan sistem informasi kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia yang memudahkan proses clearance, dan meminimalisir kesalahan yang dapat mengganggu proses stowage dan pengiriman.
- Collaborative Vendor Management: Memfasilitasi kerjasama dengan berbagai vendor transportasi (kapal, truk, pesawat) agar jadwal muatan kapal bisa diatur dengan koordinasi yang baik.
Implementasi aplikasi logistik akan dapat memastikan proses booking ruang muatan terotomatisasi dan fleksibel, pengelolaan dokumen bea cukai terintegrasi, pelacakan pengiriman real-time, serta koordinasi vendor transportasi yang efisien. Hal ini membuat pengiriman dengan kapal menjadi lebih terorganisir, akurat, dan hemat biaya.
8. Kesimpulan
Stowage plan adalah dokumen krusial bagi bisnis logistik karena berisi rincian penempatan dan distribusi kargo di kapal yang efektif sehingga kapal dapat beroperasi dengan stabil dan aman. Dokumen ini mencakup informasi penting seperti jenis dan volume kargo, lokasi penempatan, dan instruksi penanganan khusus.
Dalam pembuatannya, Anda harus memperhatikan stowage factor. Stowage factor adalah rasio antara volume dan berat kargo, yang membantu dalam mengatur distribusi beban.
Contoh di atas menunjukkan bahwa dokumen ini sangat bermanfaat untuk meminimalisir risiko pergeseran kargo yang dapat menyebabkan kecelakaan, terutama untuk kargo berbahaya atau sensitif.
Oleh karena itu, kapten kapal, chief officer, surveyor, dan agen pengiriman perlu dilibatkan untuk memastikan dokumen ini sesuai dengan regulasi keselamatan internasional. Untuk mempermudah proses ini, Anda dapat mencoba demo gratis dari software logistik ScaleOcean, yang dapat membantu mengelola dan mengoptimalkan stowage plan dengan lebih efisien.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan Stowage Plan?
Stowage Plan adalah diagram yang merencanakan penempatan barang di atas kapal sebelum proses bongkar muat dimulai. Diagram ini mencakup informasi seperti nama pelabuhan tujuan, berat, dan posisi muatan di atas kapal.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan over stowage?
Over stowage terjadi ketika muatan yang seharusnya dibongkar di pelabuhan tujuan tertutup oleh muatan lain di atasnya. Untuk membongkar muatan tersebut, muatan yang menutupi harus dipindahkan terlebih dahulu.
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat Stowage Plan?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat stowage plan adalah:
– Stabilitas kapal.
– Kondisi dan posisi peralatan bongkar muat.
– Kekuatan geladak kapal.
– Kapasitas ruang muat dan daya angkut kapal.
– Pelabuhan tujuan muatan.
– Jumlah, berat, jenis, dan sifat muatan di setiap palka.
4. Apa yang dimaksud dengan stowage factor?
Stowage factor adalah perbandingan antara volume dan berat muatan, yang menggambarkan jumlah ruang (biasanya diukur dalam meter kubik per ton metrik atau kaki kubik per ton) yang dibutuhkan untuk menyimpan satu ton muatan di palka kapal.