Dalam pengiriman menggunakan kapal kontainer, penting untuk memaksimalkan kapasitas muatan kargo agar meminimalisir biaya transportasi dan mengurangi risiko kerusakan barang selama transit. Oleh karena itu, penting bagi pihak bisnis logistik yang terlibat dalam loading barang untuk tahu cara menghitung muatan kontainer dengan akurat.
Dalam artikel ini akan dijelaskan secara runtut cara hitungnya, serta strategi dan teknologi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses pengisian kontainer. Dengan tahu secara mendalam proses ini, Anda bisa mencapai efisiensi maksimal dan meningkatkan kompetitivitas operasional logistik Anda di pasar global.

- Cara menghitung muatan kontainer dilakukan dengan mengukur volume (CBM) dan mencatat berat kotor serta bersih untuk memastikan kapasitas kontainer sesuai dengan kargo yang dikirim.
- Aspek perhitungan muatan kontainer meliputi: volume/CBM, berat kargo, dimensi kargo, jenis kontainer, regulasi dan standar pengiriman.
- Efisiensi muatan kontainer bisa dicapai dengan mengemas dan menyusun barang berdasarkan ukuran dan berat, memanfaatkan ruang vertikal, serta memastikan aksesibilitas saat bongkar muat.
- Teknologi seperti barcode, RFID, dan ERP logistik meningkatkan akurasi, efisiensi penjadwalan, serta koordinasi pengiriman dari gudang hingga proses muat kontainer.

1. Langkah Menghitung Muatan Kontainer
Cara menghitung muatan kontainer dilakukan dengan mengetahui volume kargo (CBM) dan beratnya. Volume dihitung dengan mengalikan panjang, lebar, dan tinggi barang dalam satuan meter. Selain itu, penting untuk mencantumkan berat kotor (termasuk kemasan) dan berat bersih (tanpa kemasan) guna memastikan kontainer yang dipilih sesuai dengan kapasitas maksimum pengangkutan.
Berikut detail tahapannya yang bisa Anda terapkan.
a. Kenali Spesifikasi Kontainer
Sebelum memulai proses loading, penting untuk memahami jenis-jenis kontainer yang akan digunakan. Spesifikasi ini mencakup dimensi kontainer, seperti panjang, lebar, dan tinggi, serta kapasitas berat maksimum.
Kontainer standar biasanya tersedia dalam dua ukuran utama, yaitu 20 kaki dan 40 kaki. Kontainer 20 kaki memiliki dimensi dengan panjang sekitar 5,9 meter, lebar 2,35 meter, dan tinggi kurang lebih 2,39 meter.
Sedangkan kontainer 40 kaki memiliki panjang sekitar 12,2 meter, lebar 2,35 meter, dan tinggi 2,39 meter. Dengan tahu secara detail dimensi kontainer maka Anda bisa merencanakan muat barang dengan lebih baik.
b. Hitung Kubikasi Kargo
Selanjutnya Anda harus menghitung kubikasi kontainer kargo di mana volume setiap barang yang akan dimuat harus diukur. Anda bisa mengukur panjang, lebar, dan tinggi setiap barang yang akan dimasukkan ke dalam kontainer. Ukuran ini harus dalam satuan meter agar perhitungan lebih mudah.
Selanjutnya kalikan ketiga dimensi tersebut untuk mendapatkan volume barang dalam meter kubik (CBM). Misalnya, jika sebuah barang berukuran 3 m x 2 m x 1 m, maka volumenya adalah 6 CBM. Jika ukuran awal dalam sentimeter, konversikan ke meter dengan membagi hasil perkalian dimensi dengan 1.000.000.
Perhitungan kubikasi kontainer ini krusial agar Anda dapat mengetahui ruang yang dibutuhkan oleh barang dan menghindari pemborosan ruang kosong saat loading.
c. Periksa Berat Barang
Setelah menghitung volume, periksa berat total barang karena setiap kontainer punya batasan berat maksimal. Pastikan total berat barang yang akan dimuat tidak melebihi kapasitas kontainer dan sesuai dengan VGM (verified gross mass) yang telah dilaporkan.
Selain itu, perlu juga mempertimbangkan distribusi berat yang merata dalam kontainer. Jika tidak, barang bisa mudah bergerak atau bergeser sehingga mengakibatkan kerusakan pada barang.
d. Tentukan Kapasitas Kontainer
Cara menghitung muatan kontainer berikutnya adalah Anda harus memastikan kapasitas kontainer yang digunakan. Kapasitas kontainer biasanya diukur dalam meter kubik (CBM) dan tonase maksimum yang dapat diangkut.
Contohnya, kontainer berukuran 20 feet memiliki kapasitas sekitar 33 CBM dan mampu menahan berat hingga sekitar 22 ton. Ketepatan kapasitas kontainer ini sangat penting agar muatan yang dimasukkan tidak melebihi batas volume dan berat yang diperbolehkan, sehingga pengiriman tetap aman dan tidak melanggar regulasi.
e. Periksa Apakah Muatan Sesuai dengan Kapasitas
Berikutnya Anda harus menjumlahkan seluruh kubikasi kontainer yang akan dimuat ke dalam kontainer untuk mendapatkan total volume kargo. Anda bisa membandingkan total volume yang didapat dengan kapasitas kontainer yang sudah diketahui sebelumnya. Anda juga harus memastikan total volume barang tidak melebihi kapasitas CBM kontainer.
Jika total volume atau gross weight melebihi kapasitas kontainer, pertimbangkan untuk menggunakan kubikasi kontainer yang lebih besar atau mengurangi jumlah muatan. Kelebihan berat dapat membahayakan proses pengiriman dan menyebabkan kerusakan barang. Dengan cara ini, muatan dapat dioptimalkan secara efisien dan aman, serta tata letak barang dalam kontainer harus disesuaikan untuk memaksimalkan ruang.
Dengan cara ini, muatan dapat dioptimalkan secara efisien dan aman. Pastikan juga untuk mempertimbangkan tata letak barang dalam kontainer agar bisa memaksimalkan ruang. Penyesuaian mungkin diperlukan jika total volume atau berat melebihi kapasitas kontainer.
Baca juga: Pahami Apa itu Manajemen Logistik, Tujuan, dan Contohnya
2. Aspek Penting yang Harus Dipertimbangkan dalam Perhitungan Muatan Kontainer
Dalam mengitung muatan kontainer, penting untuk memperhatikan setiap aspek pentingnya untuk menjamin efisiensi dan keamanan pengiriman dalam kubikasi kontainer. transhipmentDalam praktik logistik modern, adalah strategi yang sering berkaitan erat dengan pemanfaatan ruang kontainer secara maksimal.
Beberapa aspek ini harus dipertimbangkan untuk menghasilkan ruang dan kapasitas berat kontainer sehingga dapat digunakan dengan optimal. Berikut aspek pentingnya:
a. Volume (CBM)
Volume atau kubikasi kargo sering diukur dalam satuan CBM (Cubic Meter), yang merupakan ukuran tiga dimensi yang ditempati barang. Perhitungan CBM harus dilakukan dengan mengalikan panjang, lebar, dan tinggi barang dalam satuan meter.
Aspek ini penting untuk perencanaan muatan kontainer karena dapat menentukan berapa banyak ruang fisik yang akan digunakan, serta dapat membantu memaksimalkan kapasitas kontainer dan memasikan pengiriman barang yang efisien dan ekonomis. Selain itu, volume juga menjadi dasar dalam menentukan biaya pengiriman pada banyak perusahaan logistik.
b. Berat Kargo
Selain CBM, berat total kargo juga harus diperhatikan, di mana kontainer memiliki batas maksimal berat yang diperbolehkan agar pengangkutan aman dan sesuai standar keselamatan. Jika berat kargo melebihi batas, akan menyebabkan kerusakan kontainer dan risiko keselamatan.
Oleh karena itu, penting untuk menghitung dan memastikan total berat kargo tidak melebihi kapasitas berat kontainer.
c. Dimensi Kargo
Dimensi fisik kargo juga harus dipertimangkan agar barang dapat ditempatkan dengan aman di dalam kontainer. Barang yang memiliki dimensi terlalu besar atau bentuk tidak standar mungkin sulit diatur atau bahkan tidak muat. Penataan yang tepat berdasarkan dimensi kargo dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang serta mengurangi risiko kerusakan akibat pergeseran selama pengiriman.
d. Jenis Kontainer
Kontainer yang digunakan juga harus dipertimbangkan, baik dari hal jenis dan ukuran. Contohnya seperti jenis kontainer standar, high cube, refrigerated (reefer), dan open top. Setiap jenis memiliki kapasitas dan fitur berbeda sesuai kebutuhan pengiriman barang.
Memilih jenis kontainer yang tepat sangat penting untuk mengakomodasi karakteristik kargo dan kondisi pengiriman, sehingga barang dapat sampai tujuan dengan aman dan dalam kondisi baik.
e. Regulasi dan Standar Pengiriman
Aspek legal seperti aturan bea cukai, batasan bahan berbahaya, serta persyaratan Verified Gross Mass (VGM) juga harus dipatuhi. Perhitungan muatan yang sesuai regulasi memastikan pengiriman lancar tanpa hambatan di pelabuhan atau saat transit. Hal ini juga menghindari potensi denda atau penundaan pengiriman akibat pelanggaran aturan.
Baca juga: 25 Aplikasi Logistik Terbaik untuk Manajemen Transportasi
3. Contoh Menghitung Muatan Kontainer
Menghitung muatan kontainer merupakan hal penting yang harus dilakukan pada saat pengiriman menggunakan kapal kargo, karena akan memastikan pemanfaatan ruang secara maksimal, menghindari kelebihan muatan, serta menjaga keamanan barang selama pengiriman.
Untuk itu, perhitungan harus dilakukan dengan akurat, sehingga Anda bisa merencanakan pengiriman yang efisien. Di sini akan diuraikan contoh menghitung muatan kubikasi kontainer yang diambil dari skenario contoh yang mudah dipahami.
Sebuah perusahaan logistik di Jakarta sedang mempersiapkan pengiriman beberapa produk ke Singapura menggunakan kontainer 20 feet dengan kapasitas 33 CBM. Mereka memiliki beberapa jenis barang yang harus dimuat ke dalam satu kontainer. Mereka memiliki beberapa kargo dengan dimensi sebagai berikut:
- Kargo 1: 2,5 meter x 1,2 meter x 1 meter = 3 CBM
- Kargo 2: 1,5 meter x 0,8 meter x 0,6 meter = 0,72 CBM
- Kargo 3: 1 meter x 1 meter x 0,5 meter = 0,5 CBM
Dari beberapa kargo ini, Anda bisa menghitungnya sebagai berikut:
Jumlah kubikasi kargo: 3 + 0,72 + 0,5 = 4,22 CBM
Dari perhitungan ini, diketahui bahwa total kubikasi kargo adalah 4,22 CBM. Dari sini dipahami bahwa kapasitas kontainer (33 CBM) > jumlah kubikasi kargo (4,22 CBM), sehingga semua kargo tersebut masih dapat dimuat dalam kubikasi kontainer dengan kapasitas yang tersedia.
4. Tips Efisien Kubikasi Kontainer
Memaksimalkan ruang penyimpanan tidak hanya cukup dengan tahu cara menghitung muatan kontainer. Anda juga harus paham cara mengemas barang dengan efisien. Sebelum memuat barang, pastikan semuanya telah diukur dan dikategorikan berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat. Barang dengan kategori berat harus diletakkan di bagian bawah agar tidak bergeser selama transit dan menjaga stabilitas.
Gunakan skema penyimpanan dengan memaksimalkan ruang secara vertikal dan horizontal. Jika ada ruang kosong, isi dengan bubble wrap atau styrofoam untuk menghindari pergerakan barang. Pendekatan ini juga didukung dengan penggunaan SOC container muatan yang menawarkan kendali penuh terhadap tata letak dan pengaturan muatan agar ruang dapat dimanfaatkan secara maksimal
Pertimbangkan juga aksesibilitas barang. Barang yang perlu diturunkan ketika sampai port of loading tertentu, harus mudah diakses tanpa perlu mengeluarkan barang lainnya. Selain itu, beri label setiap kotak atau barang secara jelas dengan informasi seperti isi, berat, dan arahan khusus seperti “Hati-hati” atau “Bagian Sisi Atas”. Instruks ini memudahkan proses pemuatan dan pembongkaran serta meminimalkan risiko kerusakan.
Selanjutnya, pertimbangkan fasilitas logistik atau alat bantu muat seperti forklift untuk barang-barang berat atau besar. Alat ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mengurangi risiko cedera saat loading barang.
Atur barang dalam pola yang seragam supaya ruang kontainer dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Misalnya, menyusun barang dalam bentuk blok atau menyesuaikan barang yang memiliki bentuk tidak beraturan ke ruang yang tersedia.
Baca juga: Berikut Cara Tracking Container Logistik yang Perlu Dipahami
5. Peran Teknologi Optimalkan Pengisian Kontainer
Teknologi identifikasi seperti barcode dan RFID (Radio Frequency Identification) dapat digunakan untuk melacak dan mengelola informasi barang. Dengan teknologi ini, setiap item dapat dengan cepat diidentifikasi dan ditempatkan pada posisi yang tepat di dalam kontainer. Jadi, human error dapat diminimalisir selama bongkar muat.
Teknologi ini juga membantu bisnis logistik untuk menginfokan secara real-time status pengiriman ke pelanggan, sehingga secara langsung meningkatkan transparansi dan kepuasan pelanggan.
Sistem ERP logistik juga membantu perusahaan dalam merencanakan dan menyesuaikan jadwal muat kontainer secara efisien. Sistem ini dapat secara otomatis menghitung dan merekomendasikan jadwal berdasarkan ketersediaan barang, kapasitas kontainer, dan shipping schedule.
Selain itu, sistem ERP logistik juga mampu mengintegrasikan dirinya dengan sistem manajemen gudang (WMS) dan sistem manajemen transportasi (TMS) untuk mengelola pengiriman secara lebih efisien dan komprehensif. Integrasi ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara gudang, inventaris, dan logistik pengiriman, yang secara langsung mempengaruhi efisiensi muat kontainer.
Implementasi robotik dalam pengisian kontainer juga menjadi tren akhir-akhir ini, terutama di terminal pengiriman besar. Robot tersebut dirancang untuk mengangkat dan memindahkan barang secara otomatis ke dalam kontainer. Penggunaannya tidak hanya mempercepat proses pemuatan tetapi juga meningkatkan keselamatan di tempat kerja dengan mengurangi interaksi fisik pekerja dengan beban berat.
6. Optimalkan Manajemen Muatan Kontainer dengan Software Logistik ScaleOcean
Proses pemuatan kontainer di logistik sering menghadapi kendala seperti pengaturan barang yang tidak efisien, risiko overloading, serta koordinasi tim yang kurang optimal. Kesalahan ini dapat memicu keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, dan biaya tambahan di pelabuhan.
Dengan implementasi software logistik ScaleOcean, manajemen muatan dan pemuatan kontainer jadi lebih efisien dan terintegrasi. Sistem ini membantu mengatur urutan pemuatan, memantau kapasitas kontainer, dan memberikan visibilitas real-time terhadap status muatan. Demo gratis juga tersedia agar Anda dapat merasakan kemudahan dalam mengoptimalkan pengaturan muatan dan pemuatan barang.
Beberapa fitur utama dari software logistik mencakup:
- Perencanaan pemuatan kontainer: optimalkan susunan barang di kontainer untuk efisiensi ruang.
- Monitoring kapasitas kontainer: pantau berat dan volume muatan secara real-time.
- Dashboard tracking muatan: lihat status setiap kontainer, lokasi, dan progres pemuatan.
- Peringatan risiko overload: notifikasi otomatis jika muatan melebihi kapasitas.
- Integrasi dengan dokumen pengiriman: sinkronisasi dengan invoice, manifest, dan dokumen kepabeanan.
7. Kesimpulan
Cara menghitung muatan kontainer dimulai dengan menghitung CBM, yaitu volume kargo yang diperoleh dari mengalikan panjang, lebar, dan tinggi barang dalam meter. Langkah ini penting untuk memastikan kargo sesuai dengan kapasitas kontainer dan memungkinkan penyusunan rencana loading yang efisien.
Selain itu, memahami spesifikasi kontainer serta memperhatikan berat kotor dan bersih akan membantu menghindari kelebihan muatan dan pembengkakan biaya. Untuk mendukung efisiensi logistik, Anda bisa mengintegrasikan teknologi seperti barcode, RFID, atau sistem ERP dalam proses perencanaan muatan.
ScaleOcean menyediakan solusi digital untuk mempermudah pelacakan, perhitungan, dan pengelolaan logistik secara menyeluruh. Coba demo gratisnya dan optimalkan proses pengiriman Anda.
FAQ:
1. Bagaimana cara menghitung muatan kontainer?
Untuk menghitung muatan dalam kontainer, ukur volume barang Anda lalu sesuaikan dengan kapasitas kontainer, contohnya 40 kaki sekitar 67,7 meter kubik. Pastikan berat keseluruhan tidak melampaui batas maksimal 29 ton. Anda bisa menggunakan kalkulator pemuatan 3D untuk memvisualisasikan tata letak dan memaksimalkan penggunaan ruang secara efisien.
2. Berapa banyak kotak yang bisa dimasukkan ke dalam satu kontainer?
Jumlah kotak yang dapat dimuat dalam satu kontainer tergantung pada ukuran kontainer dan dimensi setiap kotak. Untuk hasil optimal, hitung total volume kotak dan bandingkan dengan kapasitas kontainer, lalu perhatikan juga batas berat maksimal yang diizinkan.
3. Berapa muatan container 20 feet?
Kontainer 20 feet umumnya memiliki kapasitas volume sekitar 33–36 meter kubik dan dapat menampung muatan hingga 28.000 kg. Namun, jumlah pasti tergantung pada ukuran, bentuk, dan berat barang yang dimuat.
4. Apa saja tantangan utama dalam menghitung dan mengoptimalkan muatan kontainer?
Tantangan utama dalam menghitung dan mengoptimalkan muatan kontainer mencakup berbagai volume dan jenis barang, keterbatasan infrastruktur dan teknologi, serta kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil.
5. Bagaimana cara mengoptimalkan pemuatan barang kontainer?
Untuk mengoptimalkan pemuatan kontainer, rencanakan dengan matang perhitungan berat, ukuran, dan jenis kontainer. Tata barang dengan rapi untuk memaksimalkan ruang dan gunakan alat bantu untuk mencegah kerusakan. Pastikan juga keselamatan kerja selama proses pemuatan.