Pada proses logistik internasional, pengiriman barang tidak selalu melibatkan pengisian satu kontainer penuh. Banyak pengirim yang hanya memiliki volume barang yang lebih kecil dan tidak cukup untuk mengisi satu kontainer, yang dapat meningkatkan biaya pengiriman. Untuk ini, diperlukan tempat terbuka untuk mengumpulkan barang-barang dari berbagai pengirim.
Container Freight Station (CFS) adalah fasilitas yang memungkinkan pengelolaan kargo dari berbagai pengirim dengan biaya yang lebih efisien, khususnya dalam pengiriman less than container load (LCL). Tanpa pemahaman yang baik tentang fasilitas tersebut, pengelolaan pengiriman bisa menjadi tidak optimal dan berisiko meningkatkan biaya yang tidak perlu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu CFS, bagaimana fungsinya dalam proses logistik, serta mengapa fasilitas ini sangat penting bagi bisnis yang terlibat dalam pengiriman internasional.

- Container Freight Station (CFS) adalah gudang tempat konsolidasi atau dekonsolidasi barang LCL dari berbagai eksportir/importir sebelum/sesudah pengiriman internasional.
- Fungsi utama container freight station adalah mengoptimalkan penggunaan ruang kontainer dengan menggabungkan barang dari beberapa pengirim dan menyediakan layanan bea cukai.
- Perbedaan antara CFS dan CY yaitu CFS fokus pada konsolidasi barang sedangkan CY berfungsi sebagai area penyimpanan dan sortasi kontainer tanpa pengelolaan barang dalam kontainer.
- ScaleOcean adalah software yang membantu pengelolaan CFS dan CY dengan sistem otomatisasi dan pelacakan real-time untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.

Apa itu CFS Container Freight Station?
Container Freight Station (CFS) adalah fasilitas logistik berupa gudang sebagai tempat konsolidasi (pengelompokan) atau dekonsolidasi (pemisahan) barang-barang milik berbagai eksportir atau importir.
Artinya, sebelum diekspor, barang-barang dari beberapa pengirim akan dikumpulkan dan dikemas bersama dalam satu kontainer di CFS. Sebaliknya, setelah diimpor, barang-barang yang tiba dalam satu kontainer akan dipisahkan dan didistribusikan kepada masing-masing penerima di CFS.
CFS dapat dioperasikan oleh perusahaan pelayaran atau operator grup, tergantung apakah pengiriman tersebut adalah Less than Container Load (LCL) atau pengiriman grup. Dijelaskan juga dalam Xeneta, untuk kasus pengiriman LCL, bill of lading yang diterbitkan akan mencantumkan istilah “CFS/CFS”, yang menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan pelayaran dimulai dari CFS di pelabuhan muat dan berakhir di CFS di pelabuhan bongkar.
Baca juga: Pahami Apa itu Manajemen Logistik, Tujuan, dan Contohnya
Fungsi CFS dalam Proses Logistik
Fasilitas logistik satu ini memiliki peran utama untuk mempermudah proses pengelolaan kargo yang tidak memenuhi satu kontainer penuh (LCL). CFS adalah gudang logistik yang menyediakan berbagai layanan terpadu dalam satu tempat. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari CFS:
- Menerima dan mengirimkan kargo: CFS berfungsi sebagai titik awal dan akhir bagi barang sebelum atau sesudah dikirim menggunakan kontainer.
- Konsolidasi dan dekonsolidasi kargo: Barang-barang dari berbagai pengirim dikumpulkan ke dalam satu kontainer atau dipisahkan kembali sesuai tujuan.
- Memuat dan membongkar kontainer: Proses muat-bongkar dilakukan untuk menyiapkan kargo sebelum dikirim atau setelah tiba di pelabuhan.
- Penyimpanan sementara: CFS menyediakan ruang untuk menyimpan kontainer yang bermuatan atau kosong sebelum dikirim lebih lanjut.
- Layanan bea cukai: Termasuk pengurusan dokumen ekspor impor serta pemeriksaan fisik barang jika diperlukan oleh otoritas kepabeanan.
- Penandaan dan pelacakan: Fungsi ini memastikan setiap barang diberi label dengan benar, mencantumkan informasi pengirim, tujuan, dan nomor kontainer.
- Jembatan logistik: CFS berperan sebagai penghubung penting yang menjembatani operasional antara pelabuhan dan destinasi akhir.
Perhitungan CFS Charge
CFS charge adalah biaya yang dikenakan oleh container freight station (CFS) untuk berbagai layanan yang disediakan dalam proses pengelolaan kargo. Biaya ini mencakup berbagai aktivitas yang diperlukan untuk penanganan, pemrosesan, dan penyimpanan barang di fasilitas ini.
Umumnya, biaya yang dikenakan mencakup:
- Penanganan: Biaya yang terkait dengan proses memuat dan menurunkan kargo dari kontainer, baik untuk ekspor maupun impor.
- Pemrosesan: Biaya untuk pemeriksaan barang dan pengurusan dokumen kargo, termasuk pengecekan kesesuaian dokumen dan kondisi barang.
- Penyimpanan: Biaya yang dikenakan untuk menyimpan kargo sementara di CFS, baik sebelum dimuat ke kontainer maupun setelah dikeluarkan dari muatan kontainer.
Faktor yang Mempengaruhi CFS Charge
CFS charge, atau biaya yang dikenakan untuk layanan di container freight station, dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor utama yang mempengaruhi total biaya yang harus dikeluarkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi container freight station adalah:
1. Volume atau Berat Barang
Biaya CFS sering dihitung berdasarkan berat barang (kilogram) atau volume (meter kubik), tergantung pada mana yang lebih menguntungkan. Pengiriman kargo yang lebih berat atau lebih besar memerlukan lebih banyak ruang dan tenaga kerja, sehingga biaya cenderung lebih tinggi.
2. Jenis Layanan
Layanan tambahan seperti pengumpulan, penyortiran barang, atau pengepakan ulang dalam proses konsolidasi dan dekonsolidasi kargo dapat menambah biaya. Semakin kompleks layanan yang diminta, semakin tinggi biaya yang akan dikenakan.
3. Durasi Penyimpanan
Lama waktu penyimpanan barang di CFS juga menjadi faktor yang mempengaruhi biaya. Penyimpanan barang yang lebih lama membutuhkan lebih banyak ruang dan pengelolaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya.
4. Tarif Lokal dan Pajak
Biaya CFS juga dipengaruhi oleh tarif lokal dan pajak yang berlaku di negara atau pelabuhan tempat barang dikirim atau diterima. Regulasinya bisa berbeda, yang mempengaruhi biaya administratif dan fiskal.
Proses Ekspor Impor pada CFS
CFS berfungsi untuk mengonsolidasi dan mendekonsolidasi kargo, baik untuk pengiriman ekspor maupun impor. Berikut langkah-langkah yang terlibat dalam setiap proses ekspor dan impor di CFS.
1. Proses Ekspor
Ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan dalam CFS untuk memastikan barang-barang dari berbagai pengirim dapat terkonsolidasi dengan efisien sebelum dikirim ke luar negeri. Berikut tahapannya:
- Eksportir mengirimkan barang ke CFS menggunakan transportasi seperti truk atau moda lainnya.
- Setibanya di CFS, barang-barang diperiksa untuk memastikan kesesuaian dokumen dan kondisi fisik sebelum disimpan sementara.
- Barang-barang dari beberapa pengirim yang memiliki tujuan serupa dikelompokkan dalam satu atau lebih kontainer.
- Setelah konsolidasi, kontainer disegel dan kemudian dikirim ke pelabuhan untuk diproses lebih lanjut dan diekspor.
2. Proses Impor
Dalam proses impor, container freight station CFS juga berperan penting dalam mendekonsolidasi kargo yang datang dari luar negeri. Proses impor melalui CFS berlangsung melalui langkah-langkah berikut:
- Kontainer yang berisi barang impor diterima di CFS setelah tiba di pelabuhan atau terminal.
- Kontainer dibongkar untuk mengeluarkan barang-barang yang ada di dalamnya.
- Barang-barang yang sebelumnya dikonsolidasi dipisahkan berdasarkan pengirim atau tujuan masing-masing.
- Setelah dekonsolidasi, barang-barang dikirim langsung ke penerima atau disimpan di gudang CFS untuk pengambilan lebih lanjut.
Dengan kompleksitas proses ekspor dan impor di CFS, mengelola dan memantau setiap tahapan bisa menjadi tantangan. ScaleOcean hadir sebagai solusi perangkat lunak logistik yang dirancang untuk menyederhanakan operasional Anda, memberikan visibilitas end-to-end atas setiap pergerakan kargo, serta mengoptimalkan efisiensi proses di CFS, mulai dari penerimaan hingga pengiriman.

Perbedaan CFS dengan Container Yard
Meskipun keduanya merupakan bagian dari fasilitas logistik, Container Freight Station (CFS) dan Container Yard (CY) memiliki fungsi dan fokus yang berbeda. Perbedaan utama terletak pada jenis kargo yang mereka tangani dan aktivitas utama yang berlangsung di dalamnya.
CFS adalah fasilitas yang fokus utama pada konsolidasi (penggabungan) dan dekonsolidasi (pemisahan) kargo, sehingga sangat relevan dan sering digunakan untuk pengiriman barang LCL.
Di CFS, barang-barang dari berbagai pengirim dikumpulkan untuk diisi ke dalam satu kontainer, atau barang-barang dari satu kontainer dipisahkan untuk didistribusikan ke penerima yang berbeda.
Sebaliknya, CY lebih berfokus pada penyimpanan kontainer, baik yang kosong maupun yang sudah terisi penuh. CY umumnya digunakan untuk pengiriman
Full Container Load (FCL), di mana seluruh kontainer diisi oleh kargo dari satu pengirim saja. Kontainer-kontainer ini disimpan di CY sebelum atau sesudah proses pengiriman, menunggu jadwal kapal atau pengambilan oleh pihak terkait.
Baca juga: Berikut Cara Tracking Container Logistik yang Perlu Dipahami
Contoh Penggunaan CFS di Ekspor Impor
Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur di Indonesia ingin mengirimkan berbagai produk kerajinan ke beberapa pelanggan di Eropa. Karena volume pesanan dari masing-masing pelanggan tidak cukup untuk mengisi satu kontainer penuh, perusahaan memutuskan melakukan pengiriman LCL dan menggunakan jasa CFS untuk mengonsolidasi pengirimannya.
Di awal proses, perusahaan mengirimkan produknya ke container freight station terdekat. Di sana, barang dari berbagai pengirim lain yang juga ditujukan untuk pasar Eropa juga turut dikumpulkan. Setiap item diidentifikasi, diperiksa, dan dikemas ulang jika perlu, untuk memastikan barang selama transit.
Selanjutnya, barang tersebut dikonsolidasikan ke dalam satu kontainer, berdasarkan tujuan akhir. Proses ini tidak hanya mengurangi biaya pengiriman per unit bagi eksportir tetapi juga memastikan pemanfaatan ruang kontainer yang optimal.
Setelah kontainer penuh, dilakukan manajemen dokumen ekspor dan bea cukai supaya proses kliring berjalan cepat di pelabuhan. Kontainer kemudian diangkut ke port of loading dan dimuat ke kapal yang akan menuju ke Eropa.
Sesampainya di pelabuhan tujuan, proses bongkar dilakukan di CFS lokal. Jika sudah beres, barang-barang didistribusikan ke berbagai pelanggan di Eropa. Di setiap tahap, CFS adalah fasilitas yang punya peran krusial dalam memastikan bahwa barang-barang tetap terlacak, terkendali, dan tiba di tujuan dengan kondisi yang baik.
Dengan menggunakan fasilitas logistik tersebut, pelaku usaha dapat menghindari biaya yang dikeluarkan jika menyewa kontainer penuh untuk pengiriman yang sebenarnya kurang efisien dan memanfaatkan jaringan logistik yang sudah ada untuk mengirimkan produk ke pelanggan internasional dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi.
Baca juga: 25 Aplikasi Logistik Terbaik untuk Manajemen Transportasi
Kesimpulan
Container freight station adalah fasilitas logistik yang berperan mengumpulkan dan mengkonsolidasikan barang dari berbagai pengirim di satu lokasi untuk memaksimalkan efisiensi pengiriman dan mengurangi biaya secara menyeluruh. Dengan infrastruktur yang dirancang untuk keamanan dan pengawasan yang ketat, CFS meningkatkan keamanan barang selama proses pengiriman, mengurangi risiko kerusakan atau kehilangan.
Banyak yang mengira container freight station dan container yard punya fungsi yang sama, sedangkan sebenarnya keduanya berbeda. Fasilitas CY fokus pada penyimpanan dan sortasi kontainer tanpa terlibat dalam konsolidasi barang. Artinya CY lebih berfungsi sebagai area transit sementara CFS sebagai pusat pengolahan barang. Oleh karena itu, infrastruktur di CY cenderung lebih terbuka dengan peralatan berat untuk penanganan kontainer.
Untuk mengelola proses logistik dan pengiriman barang dengan lebih efisien, penyedia third-party logistics dapat memanfaatkan software logistik ScaleOcean. Software ini dapat membantu mengintegrasikan pengelolaan CFS dan CY dengan fitur otomatisasi dan pelacakan real-time.
Fitur manajemen gudang, pemesanan, dan pelacakan pengiriman secara langsung memungkinkan pengelolaan barang lebih transparan dan efisien. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana software logistik ini dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan logistik perusahaan Anda.
FAQ:
1. Apa arti CFS dalam logistik?
Container Freight Station (CFS) adalah gudang logistik tempat kargo dari berbagai pengirim digabungkan menjadi satu kontainer penuh, atau sebaliknya, isi kontainer dipisahkan untuk beberapa penerima.
2. CFS dan LCL apakah sama?
LCL mengacu pada metode pengiriman barang di mana muatan dari beberapa pengirim digabungkan dalam satu kontainer. Sedangkan, CFS adalah fasilitas fisik (gudang) di mana proses penggabungan (konsolidasi) dan pemisahan (dekonsolidasi) kargo LCL tersebut berlangsung.
3. Apa perbedaan antara CY dan CFS?
CFS memiliki peran dalam proses penggabungan dan pemisahan muatan, sedangkan CY digunakan sebagai tempat penampungan sementara kontainer sebelum dikirim atau setelah tiba.
4. Apa yang lebih murah, FCL atau LCL?
Untuk pengiriman barang dalam jumlah kecil, seperti kotak atau palet, menggunakan layanan LCL (Less than Container Load) biasanya lebih ekonomis. Sebaliknya, jika muatan Anda cukup besar hingga memenuhi hampir seluruh isi kontainer, maka FCL (Full Container Load) akan menjadi pilihan yang lebih hemat biaya.
5. Bagaimana cara kerja CFS?
Dalam proses ekspor, CFS (Container Freight Station) berperan sebagai tempat mengumpulkan barang-barang dari berbagai eksportir. Barang-barang ini kemudian dikelompokkan dan dimuat ke dalam kontainer atau palet. Setelah disegel, kontainer atau palet tersebut dikirim ke pelabuhan atau bandara untuk proses pengangkutan ke luar negeri.