Bagi bisnis logistik, prosedur custom clearance bea cukai menjadi penentu apakah pengiriman internasional berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Dalam setiap tahapan ini melibatkan berbagai komponen biaya yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Biaya clearance bea cukai mencakup bea masuk, pajak seperti PPN, PPnBM, dan PPh, serta biaya jasa untuk prosedur clearance jika melibatkan pihak ketiga. Selain itu, ada juga biaya tambahan seperti penanganan barang, penyimpanan, dan pengiriman yang perlu diperhitungkan.
Semua elemen biaya ini dapat bervariasi tergantung pada jenis barang dan peraturan yang berlaku di negara asal atau tujuan. Memahami komponen biaya custom clearance sangat penting bagi perusahaan untuk mengelola anggaran dengan efisien dan memastikan kelancaran proses pengiriman barang.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu custom clearance, fungsi, serta komponen biaya custom clearance dan cara hitungnya.
- Komponen biaya custom clearance mencakup biaya pengurusan dokumen, pengangkutan, bea masuk, pajak, inspeksi barang, jasa customs clearance, penanganan, penyimpanan, dan pengiriman.
- Tips kelola biaya custom clearance adalah dengan mempersiapkan dokumen, memilih jasa logistik yang tepat, memahami tarif, serta mengelola inspeksi dan anggaran tak terduga.
- ScaleOcean adalah software yang membantu mempermudah manajemen biaya dan proses custom clearance dengan otomatisasi dan pelacakan real-time untuk pengiriman internasional.
1. Apa itu Biaya Custom Clearance?
Biaya custom clearance adalah biaya yang harus dibayar untuk menyelesaikan proses administrasi kepabeanan, baik saat barang impor masuk maupun barang ekspor keluar dari suatu negara. Proses administrasi ini tidak hanya mencakup pengurusan dokumen pengiriman barang, tetapi juga pemeriksaan fisik barang untuk verifikasi kesesuaiannya dengan deklarasi dan standar yang ditetapkan.
Komponen biaya custom clearance cukup beragam dan mencakup berbagai aspek dari proses kepabeanan. Ini termasuk bea masuk (pajak atas barang impor), pajak lainnya yang relevan (seperti PPN atau PPh impor), biaya pemeriksaan barang oleh otoritas bea cukai, dan biaya jasa custom clearance yang dibayarkan kepada agen atau perusahaan yang membantu mengurus seluruh proses ini.
2. Bagaimana Prosedur Custom Clearance?
Bagi bisnis logistik internasional, prosedur ini menjadi tahapan penting yang tidak boleh diabaikan ketika ingin melakukan impor atau ekspor barang. Setelah paham apa itu custom clearance, Anda juga perlu mempelajari prosedurnya, dimulai sejak barang dikirim hingga tiba di tujuan.
Prosedur custom clearance ini merupakan bagian integral dari keseluruhan tahapan alur peti kemas di pelabuhan yang lebih luas. Memahami kedua proses ini secara bersamaan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai pergerakan barang internasional dari kapal hingga keluar pelabuhan.
Dalam beberapa kasus, penerapan franco gudang custom clearance dapat membantu memperjelas batas tanggung jawab pengurusan dokumen dan pengiriman barang selama proses ini. Berikut langkah-langkah yang perlu diikuti.
a. Registrasi Bea Cukai & Proses Lisensi
Prinsip general average adalah salah satu risiko hukum yang harus dipertimbangkan. Ini merupakan langkah awal dalam prosedur custom clearance. Sebelum perusahaan dapat mengimpor atau mengekspor barang, pastikan perusahaan terdaftar pada otoritas bea cukai setempat dan, jika diperlukan, memiliki lisensi impor atau ekspor.
Proses registrasi ini biasanya membutuhkan penyampaian dokumen seperti akta pendirian, identitas pemilik atau direksi, dan bukti alamat bisnis.
Setelah terdaftar, perusahaan akan menerima Nomor Identifikasi Pajak atau serupa, yang harus dicantumkan dalam semua dokumen selama prosedur pengiriman berlangsung. Proses lisensi tambahan mungkin diperlukan untuk barang-barang tertentu yang diatur secara ketat, seperti produk makanan, obat-obatan, dan teknologi tinggi.
b. Pengiriman Data ke Bea Cukai
Prosedur berikutnya pada custom clearance adalah pengiriman data ke bea cukai. Langkah ini melibatkan pengisian dokumen deklarasi barang atau dokumen serupa yang mencakup deskripsi barang, nilai, dan jumlahnya. Informasi ini dapat dikirimkan secara elektronik melalui sistem manajemen informasi bea cukai.
Pengiriman data yang akurat diperlukan untuk memastikan penilaian bea masuk dilakukan secara tepat dan untuk menghindari keterlambatan atau penalti. Proses ini juga memungkinkan otoritas bea cukai untuk melakukan penilaian risiko terhadap barang logistik yang masuk dan menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak.
c. Audit dan Verifikasi Bea Cukai
Tahap ini bisa berupa pemeriksaan fisik barang, cek ulang nilai faktur, dan verifikasi klasifikasi tarif. Audit bisa dilakukan secara acak atau berdasarkan penilaian risiko tertentu terkait dengan jenis barang, asal negara, atau histori kepatuhan pengirim. Khususnya, fasilitas seperti pusat logistik berikat adalah tempat yang sering menjadi fokus audit risiko tinggi karena fleksibilitas kepabeanannya.
Ini diperlukan agar semua informasi dan tarif bea masuk dideklarasikan dengan benar, serta memastikan tidak ada barang terlarang yang masuk. Proses audit dan verifikasi juga perlu waktu tambahan dan dapat mengakibatkan denda jika ditemukan ketidaksesuaian atau pelanggaran.
3. Apa Saja Dokumen Penting untuk Custom Clearance?
Dalam proses ini, keberhasilan dan kelancaran ekspor atau impor sangat bergantung pada kelengkapan dan keabsahan dokumen yang disertakan. Dokumen ini sebagai bukti resmi yang membantu otoritas bea cukai untuk memproses, memverifikasi, dan memperbolehkan adanya impor atau ekspor barang tersebut.
Selain dokumen, penting juga untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok mematuhi ketentuan yang tertuang dalam service level agreement logistik untuk menjamin ketepatan waktu pengiriman.
Berikut beberapa dokumen penting yang dibutuhkan dalam proses custom clearance:
a. Lisensi Impor atau Ekspor
Lisensi ini dikeluarkan oleh pemerintah atau otoritas terkait di negara pengirim atau penerima, sebagai penjelas bahwa pengirim telah memenuhi semua syarat regulasi untuk melakukan perdagangan barang. Lisensi ini umumnya bersifat spesifik untuk jenis barang tertentu dan menunjukkan bahwa pengirim atau penerima memiliki hak untuk mengimpor atau mengekspor barang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Bill of Lading atau Air Waybill
Dokumen ini dalam customs clearance artinya dokumen yang dikeluarkan oleh perusahaan pengangkutan kepada pengirim barang. Bill of lading digunakan untuk pengiriman laut, sedangkan air waybill untuk pengiriman udara.
Fungsinya sebagai tanda terima barang oleh perusahaan pengangkutan, kontrak pengangkutan antara pengirim dan perusahaan pengangkutan, dan dokumen kepemilikan yang bisa digunakan untuk mengambil dan packing barang di tujuan. Di dalamnya memuat informasi seperti deskripsi barang, jumlah, dan tujuan pengiriman.
c. Sertifikat Asuransi
Sertifikat asuransi adalah dokumen yang membuktikan bahwa barang yang diimpor atau diekspor telah diasuransikan terhadap risiko selama proses pengiriman. Sertifikat ini untuk melindungi nilai barang terhadap kerusakan atau kehilangan selama transportasi. Jadi, pihak penerima mendapatkan jaminan bahwa kompensasi dapat diberikan sesuai dengan nilai barang yang diasuransikan.
d. Bill of Entry
Selanjutnya, ada dokumen resmi yang diserahkan ke otoritas bea cukai saat barang impor tiba di negara tujuan. Bill of entry diperlukan untuk mendapatkan izin mengeluarkan barang dari bea cukai.
Biasanya memuat detail barang, termasuk nilai, klasifikasi untuk tarif bea cukai, dan informasi lain yang diperlukan untuk penilaian dan penentuan bea masuk. Pengisian dokumen ini harus dilakukan dengan akurat supaya barang bisa clear dengan cepat dan efisien.
e. Letter of Credit
Dokumen penting lainnya dalam custom clearance adalah letter of credit. Dokumen ini menjamin bahwa penjual akan menerima pembayaran asalkan syarat yang ditetapkan sudah terpenuhi. Penerbitan dokumen ini sangat penting untuk meminimalkan risiko pembayaran dalam perdagangan internasional, menjamin penjual mendapatkan pembayaran tepat waktu dan pembeli menerima barang sesuai dengan kesepakatan.
f. Letter of Indemnity (LOI)
Meskipun tidak selalu menjadi persyaratan standar, letter of indemnity adalah dokumen yang dapat menjadi krusial dalam situasi tertentu selama proses custom clearance.
LOI adalah surat jaminan yang dikeluarkan oleh satu pihak (misalnya, shipper atau consignee) kepada pihak lain (misalnya, carrier atau agen bea cukai) untuk melindungi dari kerugian finansial akibat tindakan atau kondisi tertentu.
Contohnya, LOI mungkin diperlukan jika dokumen pengiriman asli belum tiba namun barang harus segera dikeluarkan dari pelabuhan, atau jika ada instruksi pengiriman khusus yang berpotensi menimbulkan risiko bagi pengangkut atau otoritas bea cukai.
Dokumen ini memastikan bahwa pihak yang menerima jaminan akan mendapatkan kompensasi jika terjadi masalah.
4. Apa Fungsi Dokumen Custom Clearance?
Dengan informasi lengkap yang tercantum di dalamnya, tentu dokumen custom clearance punya fungsi yang spesifik. Mulai dari untuk menentukan nilai bea dan pajak hingga sebagai instrumen mendokumentasikan transaksi ekspor dan impor. Berikut lebih lanjut pembahasan masing-masing fungsi tersebut.
a. Menentukan Nilai Bea dan Pajak
Dikarenakan berisi informasi rinci tentang nilai barang, biaya pengiriman, dan asuransi, pihak bea cukai bisa lebih mudah menghitung bea dan pajak yang berlaku. Misalnya, ada pengiriman untuk barang elektronik senilai $10,000 dengan biaya pengiriman $500 dan asuransi $100.
Informasi ini dicantumkan dalam dokumen, sehingga pihak bea cukai dapat menghitung total nilai yang akan dikenakan bea dan pajak, yaitu $10,600. Dengan informasi yang jelas dan akurat, bea cukai dapat menentukan tarif yang tepat berdasarkan peraturan yang berlaku.
b. Memenuhi Persyaratan Hukum & Regulasi
Dokumen custom clearance juga berfungsi untuk memastikan semua persyaratan hukum dan regulasi terkait impor dan ekspor barang telah dipenuhi. Ini mencakup peraturan darimana asal barang, klasifikasi barang, dan syarat dokumen lainnya yang harus disertakan dalam pengiriman internasional.
Selama perusahaan mematuhi semua regulasi tersebut, bisa dipastikan terbebas dari masalah hukum dan barang dapat melewati proses bea cukai dengan lancar.
c. Membantu dalam Klaim Asuransi
Fungsi lain dari dokumen custom clearance adalah untuk membantu proses klaim asuransi jika ada kerusakan atau barang yang hilang selama pengiriman. Dokumen ini menyediakan bukti rinci tentang kondisi dan nilai barang logistik pada saat pengiriman.
Dengan dokumentasi yang tepat, proses klaim asuransi berjalan lebih cepat dan efisien, sehingga mengurangi adanya kerugian finansial bagi pengirim dan penerima.
d. Mendokumentasikan Transaksi Ekspor Impor
Selain itu, dokumen ini berfungsi untuk mendokumentasikan transaksi ekspor dan impor, karena menyediakan catatan yang lengkap dan akurat pada setiap tahapan pengiriman. Ini termasuk informasi tentang pengirim dan penerima, deskripsi barang, nilai barang, dan rute yang dilalui selama pengiriman.
Dokumentasi ini juga penting untuk tujuan audit, pelaporan pajak, dan manajemen inventaris, serta untuk referensi jika terjadi perselisihan atau masalah.
5. Apa Saja Komponen Biaya Custom Clearance?
Prosedur clearance bea cukai menjadi salah satu langkah penting dalam pengiriman barang internasional, baik untuk impor maupun ekspor. Dalam setiap tahapannya, terdapat sejumlah biaya yang harus dipenuhi. Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada jenis dan jumlah barang, serta peraturan yang berlaku di negara tujuan atau asal.
Berikut komponen biaya custom clearance yang perlu Anda perhitungkan:
a. Biaya Pengurusan Dokumen
Biaya pengurusan dokumen mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengurus berbagai dokumen yang diperlukan dalam proses bea cukai. Biasanya ini dikenakan oleh freight forwarder dan tergantung dari beberapa aspek.
Pastikan dokumen ekspor impor yang akan digunakan telah diurus dengan baik supaya semua persyaratan administratif terpenuhi sehingga barang dapat melewati proses bea cukai tanpa halangan.
b. Biaya Pengangkutan
Berikutnya ada biaya pengangkutan yang mencakup biaya untuk mengangkut barang dari tempat asal ke port of loading atau bandara, serta biaya pengiriman dari pelabuhan atau bandara ke tujuan akhir. Biaya ini dapat mencakup ongkos transportasi, biaya bahan bakar, serta biaya yang dikenakan oleh bisnis logistik atau ekspedisi.
Pastikan memilih layanan pengangkutan yang punya reputasi baik dan tepat waktu untuk memastikan barang tiba di tujuan dengan kondisi baik. Untuk perincian lebih lanjut, pelajari biaya freight agar Anda dapat memperkirakan anggaran pengiriman secara akurat.
c. Bea Masuk
Salah satu komponen utama biaya custom clearance adalah bea masuk, yang ditentukan berdasarkan nilai barang yang diimpor. Di Indonesia, barang dengan nilai maksimal USD 3 tidak dikenakan bea masuk, namun untuk barang dengan nilai lebih dari USD 3 hingga USD 1.500, akan dikenakan bea masuk sebesar 7,5%.
Sedangkan untuk barang yang bernilai lebih dari USD 1.500, tarif bea masuk akan ditentukan sesuai dengan kode HS (Harmonized System) yang relevan.
d. Pajak
Selain bea masuk, pajak juga merupakan komponen biaya penting dalam clearance bea cukai. Di Indonesia, pajak yang dikenakan terdiri dari beberapa jenis, termasuk PPN, PPnBM, dan PPh, berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai), tarif yang dikenakan adalah sebesar 10% dari total nilai pabean ditambah dengan bea masuk dan cukai. Sebagai contoh, rumus perhitungannya adalah:
PPN = 10% x (nilai pabean + bea masuk + cukai)
PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) memiliki persentase yang bervariasi, tergantung pada jenis barang yang diimpor. Pajak ini dihitung berdasarkan nilai pabean, bea masuk, dan cukai, dengan rumus perhitungannya sebagai berikut:
PPnBM = (persentase yang ditetapkan) x (nilai pabean + bea masuk + cukai)
Untuk PPh (Pajak Penghasilan), persentase yang dikenakan juga bervariasi tergantung pada jenis barang dan status pembeli, dan dihitung dari nilai pabean, bea masuk, dan cukai. Rumus untuk PPh adalah:
PPh = (persentase yang ditetapkan) x (nilai pabean + bea masuk + cukai)
Pajak ini harus diperhitungkan dalam total biaya custom clearance untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
e. Biaya Inspeksi Barang
Biaya inspeksi barang mencakup biaya yang dikenakan untuk pemeriksaan fisik barang oleh petugas bea cukai. Pemeriksaan perlu dilakukan agar dapat dipastikan barang yang dikirim sesuai dengan dokumen ekspor impor yang diajukan dan tidak melanggar peraturan atau larangan dari negara tujuan.
Biaya inspeksi bisa bervariasi tergantung pada jenis dan jumlah barang yang diperiksa serta kompleksitas proses pemeriksaan.
f. Biaya Jasa Customs Clearance
Ketika perusahaan menggunakan jasa pihak ketiga, seperti agen atau customs broker, mereka wajib membayar biaya inklaring yang mencakup pengurusan dokumen, koordinasi dengan otoritas, dan kepatuhan regulasi. Untuk informasi mendetail mengenai komponen dan perhitungan biaya inklaring, pelajari biaya inklaring.
g. Biaya Penanganan
Selama proses penanganan barang di pelabuhan atau bandara, beberapa biaya akan dikenakan untuk kegiatan seperti pemuatan, pembongkaran, serta pengaturan barang sebelum diproses lebih lanjut.
Untuk pengiriman barang dalam kontainer, biaya penanganan ini juga bisa mencakup biaya devanning charge, yaitu biaya yang terkait dengan proses pembongkaran barang dari dalam kontainer di pelabuhan atau depo.
Jika diperlukan, biaya pengemasan ulang juga dapat dibebankan. Untuk meminimalkan risiko kerusakan, penting untuk memilih mitra logistik yang memiliki fasilitas penanganan yang memadai dan terjamin keamanannya.
h. Biaya Penyimpanan Barang
Dalam beberapa kasus, barang perlu disimpan di gudang sementara waktu karena dokumen atau pembayaran yang belum lengkap. Biaya penyimpanan dihitung berdasarkan lama penyimpanan dan jenis barang yang disimpan.
Penyimpanan yang berlangsung lebih lama dari yang direncanakan bisa menambah biaya dan mempengaruhi jadwal pengiriman.
Selain biaya penyimpanan dalam proses custom clearance, penting juga untuk memahami manfaat depo container sebagai fasilitas penyimpanan sementara yang dapat membantu mempercepat pergerakan barang sehingga mengurangi durasi penyimpanan yang berpotensi menimbulkan biaya tambahan.
i. Biaya Pengiriman
Setelah barang melalui semua tahapan clearance, biaya pengiriman akan dikenakan untuk transportasi dari pelabuhan atau bandara ke tujuan akhir. Biaya ini mencakup ongkos transportasi darat, pengiriman, serta asuransi untuk barang yang dikirim.
Untuk kasus pengiriman barang yang sangat besar (seperti project cargo), biaya ini akan mencakup perencanaan logistik yang lebih kompleks dan mahal. Faktor seperti jarak, metode pengangkutan, dan ukuran barang akan mempengaruhi besarnya biaya pengiriman. Faktor seperti jarak, metode pengangkutan, dan ukuran barang akan mempengaruhi besarnya biaya pengiriman.
Baca juga: Shipping Fee Adalah: Arti dan Faktor yang Mempengaruhi
6. Bagaimana Cara Menghitung Biaya Custom Clearance?
Misalkan sebuah perusahaan di Indonesia akan mengimpor alat elektronik dari Tiongkok dengan nilai CIF (Cost, Insurance, and Freight) sebesar USD 1.000. Agar bisa melalui prosedur clearance bea cukai dengan lancar, perusahaan harus menyiapkan berbagai dokumen pendukung.
Biasanya hal ini ditangani oleh pihak freight forwarder. Misalkan perusahaan dikenakan biaya USD 50 dari penanganan dokumen tersebut.
Selanjutnya pertimbangkan biaya pengangkutan yang mencakup transportasi dari pelabuhan di Tiongkok ke pelabuhan di Indonesia. Misalkan biaya pengangkutan dari pelabuhan Tiongkok ke pelabuhan Tanjung Priok adalah USD 150.
Setelah itu, biaya pengiriman dari pelabuhan Tanjung Priok ke gudang perusahaan adalah USD 100. Jadi, total biaya pengangkutannya sebesar USD 250.
Untuk menghitung bea masuk dan pajak, Anda perlu mengetahui tarif yang diberlakukan. Barang dengan nilai lebih dari USD 3 hingga USD 1.500 dikenakan bea masuk sebesar 7,5% dan PPN sebesar 11%. Dari sini, maka diperoleh total bea masuk dan pajak PPN sebesar:
Bea masuk = 7,5% × USD 1.000 = USD 75
PPN= 11% × (USD 1.000 + USD 75) = USD 118,25
Total = USD 75 + USD 118,25 = USD 193,25
Setelah barang tiba di pelabuhan, petugas bea cukai akan melakukan inspeksi fisik untuk memastikan barang logistik sesuai dengan dokumen yang diajukan. Biaya inspeksi ini dapat bervariasi, tergantung pada jenis dan jumlah barang yang diperiksa.
Misalkan, biaya inspeksi untuk alat elektronik yang dikirim dikenakan sebesar USD 30. Selanjutnya kita hitung semua komponen biaya custom clearance tersebut.
Total biaya custom clearance
= USD 50 + USD 250 + USD 193,25 + USD 30
= USD 523,25
Dengan memahami perhitungan ini, perusahaan dapat mempersiapkan anggaran yang tepat untuk proses impor dan memastikan kelancaran custom clearance. Risiko pembengkakan biaya logistik bisa diminamilisir sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi bisnis.
Perhitungan biaya ini dapat dilakukan secara otomatis dan akurat apabila Anda menggunakan software logistik terbaik. Prosesnya yang cepat, mudah, dan berbasis data real-time, dapat mengoptimalkan alokasi biaya untuk proses custom clearance dan menghemat pengeluaran.
7. Bagaimana Tips Kelola Biaya Custom Clearance dengan Tepat?
Bagi bisnis logistik, penting untuk mengelola biaya custom clearance secara efisien karena ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan anggaran impor atau ekspor barang. Pertama, pastikan semua dokumen yang diperlukan telah dipersiapkan dengan baik.
Dokumen seperti bill of lading, invoice, packing list, dan sertifikat asal barang harus lengkap dan akurat untuk menghindari penundaan atau adanya biaya tambahan saat tahapan clearance bea cukai berlangsung.
Selanjutnya, lakukan kerja sama dengan freight forwarder terpercaya sehingga membantu dalam pengurusan dokumen dan menangani proses bea cukai secara lebih efektif.
Pilih jasa logistik yang tepat untuk mengurangi biaya pengangkutan. Untuk memahami skema layanan yang tersedia, pelajari perbedaan jasa logistik. Setelah itu, bandingkan tarif dari berbagai penyedia jasa pengiriman dan pilih yang menawarkan harga kompetitif serta layanan yang andal.
Saat meninjau pilihan jenis pengiriman, pertimbangkan juga pengiriman gabungan untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang kargo. Selain itu, jika memungkinkan pilih layanan LCL atau LTL sehingga biaya per unit barang menjadi lebih rendah.
Tidak kalah penting, pahami peraturan dan tarif bea masuk serta pajak yang berlaku. Pastikan juga Anda mengerti cara menghitung tarif-tarif logistik lain yang mungkin muncul di pelabuhan, misalnya biaya terminal handling charges.
Dengan mengetahui persis tarif yang dikenakan, seperti bea masuk sebesar 7,5% dan PPN sebesar 11% untuk barang dengan nilai lebih dari USD 3 hingga USD 1.500, bisnis logistik dapat memperkirakan biaya dengan lebih akurat dan menghindari biaya yang tidak diinginkan. Untuk barang dengan nilai lebih dari USD 1.500, tarif bea masuk sesuai dengan HS Code juga harus diperhitungkan.
Hal lainnya untuk kelola komponen biaya custom clearance adalah mempersiapkan barang dengan baik untuk kebutuhan inspeksi. Pastikan barang dikemas dan diberi label dengan benar sesuai dengan peraturan bea cukai, sehingga mengurangi kemungkinan pemeriksaan mendalam yang bisa menambah biaya inspeksi.
Terakhir, selalu alokasikan anggaran tambahan untuk biaya tak terduga yang mungkin muncul selama proses kepabeanan berlangsung. Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan yang cermat, komponen biaya custom clearance dapat dikelola dengan lebih efisien.
8. Kesimpulan
Ada banyak komponen biaya custom clearance yang perlu diperhitungkan sebelum pengiriman barang internasional dilakukan. biaya custom clearance adalah langkah krusial dalam proses pengiriman barang internasional. Biaya ini mencakup pengurusan dokumen, pengangkutan, bea masuk dan pajak, serta inspeksi barang.
Dengan perencanaan yang matang dan kerja sama dengan pihak bisnis logistik yang terpercaya, risiko biaya tambahan dan penundaan dapat diminimalisir, sehingga mengurangi potensi kerugian bagi bisnis.
Untuk mempermudah manajemen biaya dan setiap tahapan custom clearance, software logistik ScaleOcean dapat membantu mengintegrasikan seluruh proses pengiriman, mulai dari pengurusan dokumen hingga pelacakan barang.
Dengan fitur-fitur otomatisasi dan pelacakan real-time, ScaleOcean memastikan setiap langkah dalam pengiriman internasional berjalan lancar tanpa kendala. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana software logistik ini dapat mengoptimalkan pengelolaan biaya dan pengiriman barang internasional Anda.
FAQ:
1. Apa itu biaya custom clearance?
Biaya custom clearance adalah biaya yang dikenakan untuk proses administrasi kepabeanan agar barang impor atau ekspor dapat keluar atau masuk ke suatu negara secara legal. Biaya ini meliputi berbagai komponen seperti pengurusan dokumen, bea masuk, pajak, pemeriksaan barang, dan biaya jasa customs clearance.
2. Berapa lama proses custom clearance?
Waktu yang dibutuhkan untuk proses custom clearance bervariasi, umumnya berkisar antara 3 hingga 14 hari. Namun, jika ada pemeriksaan barang lebih lanjut atau dokumen tidak lengkap, prosesnya bisa memakan waktu hingga 30 hari atau lebih.
3. Dokumen clearance apa saja?
Dokumen utama yang diperlukan meliputi invoice komersial dan air waybill (untuk pengiriman udara) atau bill of lading (untuk pengiriman laut). Dokumen tambahan mungkin dibutuhkan tergantung negara tujuan, asal barang, dan jenis komoditas, seperti sertifikat negara asal, lisensi impor/ekspor, daftar kemasan, dan dokumen lain sesuai peraturan yang berlaku.
Mengapa biaya jasa custom clearance bervariasi?
Biaya ini bervariasi karena cakupan layanan, kompleksitas barang, volume transaksi, dan reputasi agen. Penyedia yang menawarkan layanan lengkap atau mengurus barang kompleks mungkin lebih mahal.
5. Bagaimana pilih agen custom clearance yang transparan?
Bandingkan penawaran, cek reputasi dan pengalaman agen. Pastikan mereka berikan rincian biaya transparan tanpa biaya tersembunyi. Pilih agen dengan komunikasi baik dan legalitas jelas.







