Apa itu Pusat Logistik Berikat (PLB)? Manfaat serta Jenisnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Masalah biaya logistik yang tinggi, proses kepabeanan yang panjang, serta ketidakpastian stok bahan baku menjadi penghambat utama dalam menjaga efisiensi rantai pasok. Beberapa tantangannya seperti, bagaimana menekan biaya penimbunan, menghindari keterlambatan pasokan bahan baku (khususnya impor), dan mempercepat time-to-market produk.

Untuk mengatasi tantangan krusial tersebut, Pemerintah Indonesia hadir dengan instrumen kebijakan strategis, yaitu Pusat Logistik Berikat (PLB). PLB adalah sebuah fasilitas kepabeanan yang jauh melampaui fungsi gudang biasa; ia merupakan ekosistem logistik terpadu yang dirancang khusus untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi arus barang.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu pusat logistik berikat, berbagai manfaat strategis yang ditawarkannya, hingga persyaratan spesifik yang harus dipenuhi untuk mendirikannya. Memahami bagaimana PLB dapat merevolusi efisiensi dan daya saing rantai pasok perusahaan Anda.

starsKey Takeaways
  • Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah gudang multifungsi untuk menyimpan barang impor dalam jangka waktu tertentu sebelum dikeluarkan lagi.
  • Manfaat utama PLB mencakup fleksibilitas arus kas, efisiensi biaya logistik, dan peningkatan ketersediaan stok untuk kebutuhan industri dalam negeri.
  • Aktivitas yang diizinkan di PLB kegiatan nilai tambah seperti pengemasan ulang, penyortiran, dan inspeksi kualitas.
  • Jenis-jenis PLB, mulai dari untuk industri besar hingga e-commerce, hadir untuk melayani kebutuhan spesifik dari setiap sektor bisnis.
  • Software logistik ScaleOcean dapat membantu optimalkan operasional PLB untuk mengelola inventaris, kepatuhan, dan pelaporan secara terintegrasi.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Pusat Logistik Berikat (PLB)?

Pusat Logistik Berikat (PLB) atau Bonded Logistics Center, merupakan sebuah tempat penimbunan berikat yang multifungsi. Fasilitas ini dirancang untuk menimbun barang asal luar daerah pabean dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean. Operasionalnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, menjadikannya sebuah kawasan yang memiliki perlakuan kepabeanan khusus.

Hal ini adalah sebuah gudang modern yang memungkinkan perusahaan menangguhkan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) hingga barang tersebut dikeluarkan untuk didistribusikan ke pasar domestik. Selama barang berada di dalam PLB, statusnya dianggap masih berada di luar wilayah pabean Indonesia, meskipun secara fisik lokasinya ada di dalam negeri.

PLB merupakan bagian dari kebijakan ekonomi pemerintah untuk menjadikan Indonesia hub logistik Asia Pasifik. Tujuan utamanya adalah menekan biaya logistik nasional dan meningkatkan investasi melalui kelancaran arus barang, baik untuk industri dalam negeri maupun untuk ekspor.

2. Manfaat dan Tujuan Strategis Pusat Logistik Berikat

Memahami manfaat dan tujuan strategis dari pusat logistik berikat adalah langkah pertama bagi perusahaan untuk dapat memanfaatkannya secara maksimal. Fasilitas ini tidak hanya menawarkan keuntungan operasional, tetapi juga dampak finansial yang signifikan. Dengan mengintegrasikan PLB ke dalam strategi rantai pasok, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Berikut adalah rincian manfaat utama yang ditawarkan oleh PLB;

a. Fleksibilitas Arus Kas

Salah satu keuntungan finansial paling signifikan dari pemanfaatan PLB adalah penangguhan kewajiban kepabeanan. Ketika barang impor masuk ke PLB, perusahaan tidak diwajibkan untuk langsung membayar bea masuk dan pajak impor (PDRI). Kewajiban ini baru timbul ketika barang tersebut dikeluarkan dari PLB untuk tujuan konsumsi di pasar domestik.

Penangguhan ini memberikan fleksibilitas arus kas yang sangat berharga bagi perusahaan. Modal kerja yang seharusnya terkunci untuk pembayaran pajak di muka dapat dialokasikan untuk kebutuhan bisnis lainnya yang lebih mendesak, seperti pengembangan produk, ekspansi pasar, atau kegiatan pemasaran. Dengan demikian, perusahaan dapat mengelola likuiditasnya dengan lebih efektif dan sehat secara finansial.

b. Efisiensi Biaya

Selain manfaat arus kas, PLB juga berkontribusi langsung pada efisiensi biaya logistik secara keseluruhan. Dengan menyimpan barang di PLB yang lokasinya lebih dekat dengan pabrik atau pusat distribusi, perusahaan dapat mengurangi biaya transportasi domestik secara signifikan. Hal ini juga membantu menghindari biaya penumpukan (demurrage) dan biaya penyimpanan yang mahal di pelabuhan.

Lebih jauh lagi, proses pengeluaran barang dari PLB seringkali lebih sederhana dan cepat dibandingkan dengan proses impor langsung dari pelabuhan. Pengurangan waktu tunggu dan proses birokrasi ini secara tidak langsung menekan berbagai komponen biaya custom clearance yang mungkin timbul. Efisiensi ini pada akhirnya akan tercermin pada struktur biaya produk, menjadikannya lebih kompetitif di pasar.

c. Ketersediaan dan Fleksibilitas Logistik

PLB berfungsi sebagai gudang penyangga (buffer stock) yang sangat efektif untuk industri. Perusahaan dapat mengimpor bahan baku atau barang jadi dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga beli yang lebih baik, lalu menyimpannya di PLB. Barang tersebut kemudian dapat ditarik dalam jumlah yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan produksi atau permintaan pasar, mendukung model manufaktur just-in-time.

Kemampuan ini memastikan ketersediaan stok yang terjamin, mengurangi risiko kehabisan bahan baku yang dapat menghentikan produksi. Fleksibilitas ini juga memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap fluktuasi permintaan pasar. Dengan stok yang sudah berada di dalam negeri, waktu tunggu (lead time) pengiriman ke pelanggan dapat dipangkas secara drastis.

3. Fungsi Pusat Logistik Berikat

Fungsi utama PLB adalah sebagai pusat konsolidasi dan distribusi kargo. PLB memungkinkan barang dari berbagai pemasok global dikumpulkan di satu titik, sebelum didistribusikan secara efisien ke pasar domestik atau diekspor kembali. Peran ini sangat penting untuk menyederhanakan jaringan pasokan global yang kompleks.

Selain sebagai hub distribusi, PLB juga memfasilitasi kegiatan nilai tambah sederhana (simple value-added services). Aktivitas seperti pengemasan ulang (repacking), pelabelan, penyortiran, hingga pemeriksaan kualitas dapat dilakukan di dalam PLB. Keunggulan ini memungkinkan perusahaan melakukan kustomisasi produk sesuai permintaan pasar lokal secara cepat tanpa terhambat proses kepabeanan impor awal.

Fungsi krusial PLB yang terakhir adalah sebagai penyangga stabilitas industri nasional. Dengan menampung stok bahan baku dan barang modal, PLB menjamin kelancaran proses produksi di dalam negeri. Ketersediaan pasokan yang terjaga di PLB membantu industri terhindar dari volatilitas harga dan risiko kelangkaan pasokan global, sehingga secara berkelanjutan mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional.

4. Aktivitas yang Diizinkan di Pusat Logistik Berikat

Aktivitas yang Diizinkan di Pusat Logistik BerikatFleksibilitas yang ditawarkan oleh Pusat Logistik Berikat tidak hanya terbatas pada penangguhan bea, tetapi juga pada jenis aktivitas yang dapat dilakukan di dalamnya. Pemerintah mengizinkan berbagai kegiatan penanganan sederhana yang dapat memberikan nilai tambah pada barang sebelum didistribusikan. Kemampuan ini mengubah PLB dari sekadar gudang menjadi pusat pengolahan ringan yang strategis.

Berikut adalah beberapa aktivitas utama yang diizinkan:

a. Pengemasan Ulang (Repackaging)

Pengemasan ulang adalah salah satu aktivitas nilai tambah yang paling umum dilakukan di PLB. Barang yang tiba dalam kemasan besar atau curah dapat dipecah dan dikemas kembali ke dalam ukuran yang lebih kecil atau sesuai dengan kebutuhan ritel. Proses ini sangat relevan untuk barang konsumsi, bahan baku industri, atau komponen elektronik.

Sebagai contoh, bahan kimia cair yang diimpor dalam tangki besar dapat dikemas ulang menjadi drum atau jeriken yang lebih kecil untuk didistribusikan ke pabrik-pabrik. Aktivitas repackaging yang fleksibel ini memungkinkan importir untuk melayani segmen pasar yang lebih luas dan beragam tanpa harus melakukan proses produksi penuh di dalam negeri.

b. Penyortiran (Sorting)

Kegiatan penyortiran melibatkan pemilahan barang berdasarkan berbagai kriteria, seperti jenis produk (SKU), kualitas, ukuran, atau tujuan pengiriman akhir. Dalam satu pengiriman impor, mungkin terdapat ribuan item yang berbeda yang perlu dipisahkan sebelum dapat diproses lebih lanjut.

Fungsi ini sangat krusial, terutama untuk industri e-commerce dan distribusi ritel. Barang dari berbagai pemasok di luar negeri dapat dikonsolidasikan, kemudian disortir di PLB untuk pengiriman langsung ke konsumen akhir atau toko ritel di seluruh Indonesia. Proses penyortiran yang akurat menjadi kunci untuk memastikan ketepatan dan kecepatan pemenuhan pesanan.

c. Pemeriksaan Kualitas (Inspection)

Perusahaan dapat melakukan pemeriksaan kualitas atau quality control (QC) terhadap barang impor langsung di dalam PLB. Tim QC dapat memeriksa sampel atau seluruh kiriman untuk memastikan produk telah memenuhi standar spesifikasi yang disyaratkan sebelum barang tersebut resmi masuk ke pasar domestik. Ini adalah lapisan pertahanan penting untuk menjaga kualitas.

Keuntungan utamanya adalah jika ditemukan barang yang cacat atau tidak sesuai standar, barang tersebut dapat langsung dikembalikan ke negara asal (re-ekspor) atau dimusnahkan tanpa harus membayar bea masuk dan pajak terlebih dahulu. Hal ini secara signifikan mengurangi kerugian finansial dan risiko reputasi bagi importir, memastikan hanya produk berkualitas terbaik yang sampai ke tangan konsumen.

5. Jenis-jenis Pusat Logistik Berikat

Pusat Logistik Berikat (PLB) dikembangkan dalam berbagai jenis spesialisasi untuk melayani kebutuhan beragam sektor industri, yang disesuaikan dengan karakteristik barang dan rantai pasoknya. Klasifikasi ini, yang detailnya diatur dalam peraturan teknis seperti Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, bertujuan menciptakan ekosistem logistik yang efisien.

Berikut beberapa jenis dari pusat logistik berikat:

a. PLB Industri Besar

PLB jenis ini didedikasikan untuk melayani kebutuhan industri manufaktur skala besar, seperti sektor otomotif, alat berat, dan elektronik. Fasilitas ini dirancang untuk menangani penyimpanan dan distribusi bahan baku, komponen, suku cadang, dan barang modal dalam volume yang masif. Lokasinya seringkali terintegrasi atau berdekatan dengan kawasan industri utama.

Peran strategis PLB Industri Besar adalah untuk mendukung kelancaran produksi dengan model just-in-time atau just-in-sequence. Ketersediaan komponen yang terjamin di PLB memungkinkan pabrik untuk meminimalkan tingkat inventaris di lokasi mereka sendiri, menghemat ruang, dan mengurangi biaya penyimpanan. Ini adalah elemen vital dalam rantai pasok manufaktur modern.

b. PLB Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Berbeda dengan PLB industri besar, PLB IKM dirancang khusus untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah. Fasilitas ini memungkinkan IKM untuk mengimpor bahan baku dalam kuantitas yang lebih kecil (less than container load) secara kolektif. Dengan demikian, IKM dapat menikmati efisiensi biaya yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh perusahaan besar.

Model ini membuka akses bagi IKM ke pasar bahan baku global dengan harga yang lebih kompetitif. PLB IKM seringkali juga menyediakan layanan tambahan seperti bantuan pengurusan dokumen dan konsolidasi kargo. Kehadiran PLB jenis ini secara langsung mendorong daya saing IKM di pasar domestik maupun internasional.

c. PLB E-Commerce

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital, PLB E-Commerce muncul sebagai jawaban atas tantangan logistik perdagangan lintas batas. PLB ini berfungsi sebagai pusat pemenuhan (fulfillment center) regional untuk platform e-commerce global. Barang-barang dari penjual internasional disimpan di PLB ini, siap untuk dikirimkan langsung ke konsumen di Indonesia saat pesanan masuk.

Dengan model ini, waktu pengiriman kepada konsumen dapat dipangkas dari beberapa minggu menjadi hanya beberapa hari. Fasilitas ini mirip dengan konsep free trade zone yang difokuskan pada kecepatan pemrosesan pesanan B2C. PLB E-Commerce merupakan infrastruktur kunci yang mendukung pertumbuhan impor ritel dan menjadikan Indonesia pasar yang menarik bagi merek global.

d. PLB Hub Cargo Udara

PLB Hub Cargo Udara berlokasi di dalam atau di sekitar kawasan bandara internasional utama. Fasilitas ini berspesialisasi dalam penanganan kargo yang diangkut melalui udara, yang umumnya bersifat mendesak, bernilai tinggi, atau memerlukan penanganan khusus, seperti produk farmasi, elektronik, dan suku cadang kritis. Kecepatan adalah kunci operasional di PLB jenis ini.

Selain melayani impor dan ekspor, PLB ini juga memainkan peran penting dalam aktivitas transhipment, di mana kargo dari satu penerbangan internasional dipindahkan ke penerbangan lain untuk tujuan negara ketiga. Dengan demikian, PLB Hub Cargo Udara membantu memposisikan bandara Indonesia sebagai gerbang kargo udara regional yang strategis di Asia Tenggara.

e. PLB Barang Jadi

PLB Barang Jadi fokus pada penyimpanan dan distribusi produk-produk yang sudah siap jual (finished goods). Sektor yang umum dilayani antara lain adalah otomotif (kendaraan CBU), barang elektronik konsumsi, produk fesyen, serta makanan dan minuman impor. PLB ini berfungsi sebagai pusat distribusi nasional atau regional bagi merek-merek global.

Dengan menyimpan stok di PLB barang jadi, perusahaan dapat merespons permintaan pasar dengan cepat dan efisien. Mereka dapat mengatur peluncuran produk baru, mengelola inventaris musiman, dan memastikan produk selalu tersedia di jaringan ritel atau dealer di seluruh Indonesia. Ini memberikan kelincahan yang sangat dibutuhkan dalam pasar konsumen yang dinamis.

Logistik

6. Fasilitas Standar dalam Pusat Logistik Berikat

Pusat Logistik Berikat (PLB) harus memenuhi standar infrastruktur dan teknologi yang tinggi. Fasilitas ini harus menjamin keamanan fisik barang melalui gudang modern berspesifikasi tinggi, sementara operasional wajib didukung sistem teknologi canggih. Kepatuhan regulasi dan efisiensi alur kerja dicapai melalui integrasi sistem informasi langsung dengan Bea Cukai.

Fasilitas PLB wajib meliputi:

  • Sistem keamanan: Mencakup penjagaan fisik 24 jam dan pemasangan sistem CCTV sebagai standar mutlak untuk memastikan keamanan barang dan aset di area berikat.
  • Sistem manajemen inventori yang terhubung dengan Bea Cukai: Penggunaan WMS canggih untuk pelacakan inventaris real-time, yang sistem IT-nya harus terintegrasi langsung dengan CEISA (Bea Cukai).
  • Area penanganan khusus: Penyediaan fasilitas seperti gudang dengan kontrol suhu (temperature-controlled) atau fasilitas lainnya untuk penanganan spesifik, terutama bagi barang sensitif seperti farmasi, makanan, atau bahan kimia.

Memastikan kepatuhan dan efisiensi teknologi di PLB dapat dicapai dengan mudah menjadi krusial bagi perusahaan logistik. Software logistik Scaleocean dapat membantu mengoptimalkan integrasi otomatis ke CEISA Bea Cukai dan manajemen stok berbasis regulasi berikat secara real-time. Dengan SecaleOcean, WMS akan menjadi lebih optimal untuk tracking inventaris dan simple value-added services.

7. Persyaratan untuk Mendapatkan Izin PLB

Mendirikan Pusat Logistik Berikat adalah sebuah komitmen investasi yang signifikan dan memerlukan pemenuhan serangkaian persyaratan yang ketat dari pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Proses perizinan ini dirancang untuk memastikan bahwa hanya perusahaan yang kredibel, kompeten, dan memiliki infrastruktur memadai yang dapat beroperasi sebagai PLB.

Berikut adalah beberapa poin utama persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin sebagai Penyelenggara PLB:

  • Badan hukum dan kepemilikan lokasi: Perusahaan harus PT (Indonesia) dan memiliki/menguasai lokasi PLB minimal 3 tahun.
  • Lokasi dan infrastruktur fisik: Lokasi PLB harus jelas, aman, tidak terhubung bangunan lain, dan dilengkapi infrastruktur standar (gudang, kantor, CCTV, dan sarana penunjang barang).
  • Studi kelayakan (Feasibility Study): Pemohon PLB harus menyerahkan studi kelayakan yang menjelaskan model bisnis, jenis/volume barang, target pasar, serta analisis dampak/kontribusi ekonomi dan logistik nasional.
  • Kesehatan finansial dan sistem IT: Perusahaan harus sehat finansial, bebas tunggakan pajak, dan memiliki WMS yang terhubung online dengan sistem Bea Cukai untuk pengawasan.

8. Daftar Lokasi Pusat Logistik Berikat di Indonesia

Sejak pertama kali diluncurkan, Pusat Logistik Berikat telah berkembang pesat dan tersebar di berbagai lokasi strategis di seluruh Indonesia. Keberadaan PLB tidak lagi terpusat hanya di sekitar Jakarta, melainkan telah menyebar ke berbagai pusat industri dan gerbang perdagangan utama di nusantara. Penyebaran ini bertujuan untuk mendukung pemerataan pembangunan dan menekan disparitas biaya logistik antar wilayah.

Berikut adalah beberapa contoh lokasi utama di mana banyak PLB beroperasi di Indonesia:

  • Kawasan industri Cikarang, Bekasi: Cikarang, sebagai jantung manufaktur, ideal bagi PLB (otomotif, elektronik, konsumsi) karena dekat dengan pabrik, mempermudah penyimpanan bahan baku.
  • Marunda, Jakarta Utara: PLB Marunda (Tanjung Priok) spesialis logistik maritim, menangani kargo curah, alat berat, barang proyek, dan kontainer.
  • Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang: PLB ini fokus pada penanganan kargo udara di sekitar bandara terbesar. Melayani industri yang butuh kecepatan (farmasi, fesyen, suku cadang pesawat, e-commerce lintas batas)
  • Surabaya dan Sekitarnya, Jawa Timur: Surabaya/Gresik adalah gerbang logistik Indonesia Timur dengan PLB kuat, melayani sektor pengolahan, manufaktur, pertambangan, dan infrastruktur.

9. Kesimpulan

Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah instrumen strategis yang mereformasi logistik Indonesia. Manfaat utamanya fleksibilitas arus kas (penangguhan bea masuk), efisiensi biaya, dan jaminan ketersediaan bahan baku meningkatkan daya saing perusahaan. PLB berfungsi sebagai hub multifungsi yang mendukung kegiatan nilai tambah, menjadikannya solusi vital bagi rantai pasok.

Mengintegrasikan PLB ke dalam strategi bisnis adalah keharusan. Keberhasilan operasional di PLB memerlukan kontrol inventaris yang akurat, menjadikannya peran teknologi krusial. Dengan software logistik ScaleOcean dapat membantu otomatisasi kepatuhan pabean dan integrasi real-time ke sistem Bea Cukai. Solusi ini memastikan transparansi dan efisiensi maksimal dalam manajemen PLB Anda.

Jangan tunda optimalisasi potensi PLB Anda. Untuk melihat langsung bagaimana ScaleOcean dapat menjamin kepatuhan dan merevolusi manajemen logistik Anda, jadwalkan demo gratis dan konsuktasi dengan tim ahli kami sekarang. Ambil langkah strategis ini untuk mencapai efisiensi logistik yang terjamin dan mengamankan keunggulan kompetitif perusahaan Anda.

FAQ:

1. Apa itu kawasan pusat logistik berikat?

Pusat Logistik Berikat yang selanjutnya disingkat PLB adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal luar daerah pabean clan/ atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali.

2. Apa itu gudang berikat dalam logistik?

Gudang berikat (atau gudang pabean) adalah fasilitas penyimpanan aman tempat pengirim dapat menyimpan barang impor mereka tanpa perlu langsung membayar pajak dan bea masuk . Dengan kata lain, ketika barang disimpan di gudang berikat, barang tersebut dianggap masih dalam perjalanan menuju tujuan akhir.

3. Apa saja contoh barang berikat?

Gudang berikat umumnya digunakan untuk menyimpan barang-barang terbatas seperti tembakau, alkohol, barang antik, karya seni , dan barang-barang terbatas lainnya dari negara tertentu untuk diproses sebelum dikirim ke tujuan akhir.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap