Pengelolaan logistik internasional yang efisien adalah kunci sukses bagi setiap perusahaan yang terlibat dalam perdagangan global. Namun, seringkali kerumitan perhitungan biaya, khususnya cara menghitung CIF (Cost Insurance Freight), dapat menjadi batu sandungan yang memicu masalah administrasi hingga sengketa hukum.
Memahami dan menguasai cara menghitung CIF bukan hanya tentang meminimalkan pengeluaran tak terduga, tetapi juga mengamankan kelancaran alur logistik dan menghindari kerugian finansial yang signifikan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap rumus, cara menghitung freight dan insurance untuk barang ekspor impor, dilengkapi dengan contoh, serta mengungkap berbagai manfaatnya bagi perusahaan Anda dalam memastikan transaksi perdagangan internasional yang transparan dan efisien.

- CIF Cost Insurance Freight adalah istilah perdagangan yang digunakan dalam pengiriman barang internasional, terutama melalui melalui jalur laut atau perairan dalam.
- Cara menghitung CIF = Harga Barang (Cost) + Nilai Asuransi (Insurance) + Biaya Kirim (Freight).
- Tingkatkan efektivitas perhitungan CIF dan maksimalkan operasional finansial bisnis logistik dengan Aplikasi Logistik ScaleOcean.
1. Pengertian CIF dalam Proses Logistik
CIF adalah singkatan dari Cost, Insurance, and Freight. Dalam perdagangan internasional, CIF merupakan salah satu istilah dalam Incoterms yang menyatakan bahwa penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman, asuransi, dan ongkos angkut barang hingga barang sampai di pelabuhan tujuan yang telah disepakati.
Istilah ini termasuk biaya barang itu sendiri, premi asuransi, dan ongkos pengiriman (freight), hingga barang tersebut tiba dengan aman di pelabuhan tujuan yang telah disepakati oleh pembeli. Penjual bertanggung jawab penuh atas pengaturan dan pembayaran asuransi.
Meskipun risiko dan kepemilikan barang secara resmi beralih kepada pembeli setelah melewati alur logistik di pelabuhan, keuntungan bagi pembeli adalah beban awal logistik dan asuransi ditanggung penjual.
Penting bagi pembeli untuk menyadari bahwa kendali atas pemilihan pengangkut dan jadwal pengiriman sepenuhnya diatur oleh penjual. Pembeli hanya perlu mengurus proses impor dan pengangkutan dari pelabuhan tujuan ke lokasi akhir, namun harus mempertimbangkan biaya logistik tambahan yang mungkin timbul dari tarif impor.
Baca juga: Dokumen Logistik: Arti, Jenis, dan Cara Pengelolaannya
2. Konsep Cost Insurance and Freight (CIF)
Konsep CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam logistik adalah salah satu dari Incoterms (International Commercial Terms) yang paling umum digunakan. Konsep ini fokus pada tanggung jawab pembeli dan penjual dalam transaksi perdagangan internasional, terutama dalam hal pengiriman, asuransi, dan biaya terkait.
CIF digunakan untuk pengiriman skala internasional dan memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal distribusi biaya dan risiko antara pembeli dan penjual. Berikut penjelasan lebih rinci tentang konsep CIF dalam logistik:
a. Biaya
Dalam CIF, penjual bertanggung jawab untuk membayar semua biaya yang diperlukan untuk mengantar barang menuju pelabuhan Ini termasuk biaya produksi, biaya pengemasan, dan biaya pengiriman logistik. Penjual harus mengelola kegiatan pengangkutan barang dari tempat asal ke pelabuhan tujuan yang telah disepakati.
b. Asuransi
Penjual juga bertanggung jawab untuk menyediakan asuransi pengiriman barang terhadap risiko kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman. Asuransi ini harus mencakup nilai barang ditambah sebanyak persentase yang disepakati sebagai asuransi minimum. Hal ini memberikan jaminan keamanan kepada pembeli bahwa kerugian akibat risiko-risiko tersebut akan ditanggung oleh penjual melalui polis asuransi.
c. Angkutan
Penjual bertanggung jawab atas biaya angkutan atau biaya freight barang dari tempat asal ke pelabuhan tujuan yang telah disepakati. Ini mencakup semua biaya logistik yang terkait dengan pengiriman barang, termasuk biaya muatan, bongkar muat, dan biaya-biaya terkait lainnya sampai barang tiba di pelabuhan tujuan.
Selain biaya angkutan, penjual juga harus memastikan barang dikirim dengan aman hingga pelabuhan tujuan. Untuk menentukan tanggung jawab biaya lebih lanjut, pihak pembeli dapat mempertimbangkan DAP term atau incoterm DAP, di mana penjual bertanggung jawab hingga barang tiba di lokasi yang telah disepakati.
3. Manfaat CIF dalam Bisnis Logistik
Pentingnya memahami cara menghitung bea masuk dalam proses logistik tidak hanya memberikan keuntungan bagi pelanggan, tapi juga menawarkan banyak keuntungan bagi operasional bisnis. Ada beberapa manfaat proses hitung CIF dalam perusahaan untuk meningkatkan layanan logistik dan kepuasan pelanggan.
a. Penyederhanaan Proses Administratif
Manfaat pertama proses hitung CIF adalah dapat membantu Anda dalam mengurangi kompleksitas dalam penentuan biaya yang harus dibayar oleh klien. Termasuk seluruh biaya utama seperti biaya barang, asuransi, dan pengiriman, yang telah digabungkan dalam satu paket harga CIF. Hal ini akan mengurangi kebutuhan perhitungan terpisah atau negosiasi rumit mengenai biaya tambahan.
b. Keterbukaan dan Transparansi
Keuntungan lainnya memahami cara menghitung freight ekspor CIF adalah memberikan informasi lebih transparan dan jelas kepada pelanggan mengenai biaya total pengiriman. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan kepada perusahaan Anda, serta meminimalkan potensi konflik terkait biaya yang tidak terduga.
c. Fleksibilitas dalam Penawaran Layanan
Perhitungan harga CIF juga penting dilakukan untuk memberikan Anda flexibility kepada pelanggan dalam menawarkan berbagai opsi pengiriman internasional. Dengan adanya perhitungan CIF, Anda bisa lebih mudah menawarkan paket layanan yang lebih menarik dan terjangkau, bahkan dapat menjaga tingkat kompetisi di pasar yang semakin ketat.
d. Pengurangan Biaya dan Waktu Operasional
Dengan menggunakan metode perhitungan CIF, akan membantu perusahaan Anda dalam mengelola pengiriman barang secara lebih efisien. Ini terjadi karena biaya pengiriman dan asuransi sudah dikelola oleh perusahaan logistik, sehingga proses logistik yang panjang bisa lebih terintegrasi.
Dengan begitu, perusahaan akan mudah dalam meminimalkan keterlambatan pengiriman atau masalah logistik yang bisa terjadi. Ini juga akan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman barang internasional.
e. Meminimalisir Risiko
Dalam kontrak perdagangan ini, penjual punya tanggung jawab atas barang hingga sampai ke port of loading, termasuk menanggung risiko jika barang hilang atau rusak. Dengan wajibnya pembayaran asuransi dalam CIF juga memberikan proteksi barang jika ada kerugian finansial akibat kerusakan atau kehilangan selama pengiriman.
f. Memudahkan Proses Impor
Dengan adanya kontrak harga CIF, klien Anda tidak perlu mengurus proses pengiriman yang sering kali melibatkan negosiasi dengan pihak ketiga dan pengelolaan dokumen ekspor impor yang kompleks. Penerapan CIF adalah pilihan yang tepat karena penjual yang mengatur semua detail pengiriman, sehingga klien bisa lebih fokus pada aspek lain dari operasional bisnis mereka.
Dengan kata lain, dalam skema CIF, penjual menanggung seluruh biaya dan risiko hingga barang tiba di pelabuhan tujuan, sedangkan pembeli bertanggung jawab atas biaya dan risiko setelah barang berada di pelabuhan tersebut.
4. Rumus dan Cara Menghitung CIF Cost Insurance and Freight
CIF atau disebut juga pajak impor berlaku pada barang yang dikirim, bukan untuk barang yang dibeli dan langsung dikirim dari luar negeri. Berikut adalah cara menghitung freight dan insurance yang bisa Anda terapkan.
CIF = Harga Barang (Cost) + Nilai Asuransi (Insurance) + Biaya Kirim (Freight)
Selain itu, menghitung freight ekspor melibatkan beberapa langkah, bergantung pada metode pengiriman (laut atau udara) dan metode pembayaran (FOB, CIF, dll.). Secara umum, biaya freight dihitung berdasarkan volume atau berat barang, dikalikan dengan tarif per satuan yang ditentukan oleh pengangkut.
Untuk pengiriman laut, biaya freight biasanya 5-15% dari nilai FOB, tergantung pada negara tujuan. Sementara itu, pengiriman udara, biaya freight ditentukan berdasarkan tarif IATA. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung freight ekspor:
a. Tentukan Metode Pengiriman
Langkah pertama dalam menghitung biaya freight ekspor adalah memilih metode pengiriman yang tepat. Untuk pengiriman laut, harga dihitung berdasarkan volume barang dalam Cubic Meter (CBM). Sementara itu, untuk pengiriman udara, harga ditentukan oleh berat volumetrik, yang dihitung menggunakan rumus panjang x lebar x tinggi dalam cm dibagi 6000.
b. Hitung CBM atau Berat Volumetrik
Setelah menentukan metode pengiriman, hitunglah CBM untuk pengiriman laut dengan rumus panjang, lebar, dan tinggi barang dalam satuan meter. Sedangkan untuk pengiriman udara, konversikan ukuran barang ke dalam cm, kemudian hitung berat volumetrik menggunakan rumus panjang x lebar x tinggi dibagi 6000.
c. Pilih Tarif yang Tepat
Pilih tarif yang sesuai berdasarkan jenis pengiriman. Untuk sea freight, konsultasikan tarif per CBM dengan penyedia jasa pengiriman atau forwarder. Jika menggunakan air freight, pastikan untuk meminta tarif per kilogram. Jangan lupa untuk memperhitungkan biaya tambahan seperti handling, asuransi, dan biaya dokumentasi.
d. Hitung Biaya Freight
Setelah mengetahui tarif yang tepat, hitung biaya freight dengan mengalikan CBM dengan tarif per CBM untuk pengiriman laut. Untuk pengiriman udara, kalikan berat volumetrik dengan tarif per kilogram. Pastikan semua faktor biaya lainnya juga dihitung agar tidak ada biaya yang terlewat.
e. Perbandingan Berat Aktual dan Berat Volumetrik
Selanjutnya, bandingkan berat aktual dengan berat volumetrik. Jika berat aktual lebih besar, gunakan berat tersebut untuk menghitung biaya freight. Namun, jika berat volumetrik lebih besar, maka gunakan berat volumetrik sebagai dasar perhitungan biaya.
f. Tambahkan Biaya Tambahan
Jangan lupa untuk menambahkan biaya tambahan yang mungkin timbul selama proses pengiriman. Hal ini termasuk biaya asuransi yang biasanya sebesar 0,5% dari nilai CIF, serta biaya handling, dokumentasi, dan bea keluar yang berlaku.
Perhitungan manual ini bisa Anda lakukan secara otomatis dengan mengimplementasikan freight rate software, yang bisa Anda gunakan dengan mudah. Dengan penerapan sistem, perhitungan dan pengelolaan akan lebih akurat tanpa adanya kesalahan dan hambatan yang sering terjadi pada proses manual.
Baca juga: 5 Aplikasi Ekspor Impor untuk Proses Logistik
5. Contoh Cara Menghitung CIF Cost Insurance and Freight
Misalkan perusahaan elektronik di Jepang, PT Elektronik Asia, akan mengirimkan 100 unit laptop ke distributor di Indonesia, PT Distributor Indo. Mereka telah sepakat menggunakan jenis incoterm CIF untuk transaksi ini.
Satu unit laptop adalah $500, asuransi untuk pengiriman internasional dikenakan sebesar 1% dari total harga barang, dan biaya kirim senilai $15 per unit. Dengan kurs $1 yaitu Rp14.000.000, cara menghitung freight dan insurance adalah sebagai berikut.
Pertama, hitung dulu total harga laptop untuk 100 unit barang dengan setiap unit seharga $500. Dengan ini, maka total harga barang atau cost adalah:
Harga barang = 100 x 500 x Rp14.000 = Rp700.000.000
Kemudian, kita hitung nilai asuransi barang. Dari yang diketahui sebelumnya, tarif asuransi adalah 1% dari total harga barang. Nah, dengan ini maka nilai asuransi untuk 100 unit laptop adalah:
Nilai asuransi = 1% x Rp700.000.000 = Rp7.000.000
Terakhir, Anda perlu menghitung biaya kirim. Cara menghitung bea cukai barang impor dalam tarif ini telah disepakati dengan perusahaan pengiriman yang dipercaya kedua pihak. Dari yang diketahui, biaya kirim untuk setiap unit adalah $15, dengan ini maka total biaya kirim adalah:
Biaya kirim = 100 x 15 x Rp14.000 = Rp21.000.000
Cara menghitung freight ekspor CIF adalah dengan menambahkan ketiga komponen tersebut. Dengan demikian, maka nilai CIF dari pengiriman 100 unit laptop adalah:
CIF = Rp700.000.000 + Rp7.000.000 + Rp21.000.000 = Rp728.000.000
Dari cara menghitung CIF di atas, kedua pihak baik penjual atau pembeli dapat membuat beberapa keputusan bisnis. Perusahaan di Indonesia bisa lebih akurat mengatur anggaran dan cash flow karena nilai CIF sudah termasuk semua biaya pengiriman hingga barang tiba di pelabuhan tujuan.
Jadi, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya biaya tambahan selama transit. Memahami perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point juga penting ketika membandingkannya dengan kondisi seperti CIF dalam memilih Incoterms yang paling sesuai.
Dengan memasukkan asuransi ke perhitungan CIF, perusahaan juga bisa mengurangi risiko kerugian finansial yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan barang. Ini menunjukkan praktik manajemen risiko yang baik, namun penting juga untuk terus mengevaluasi apakah cakupan asuransi masih sesuai dengan nilai dan risiko barang yang dikirim.
Berbeda dengan cara menghitung FOB (Free on Board) yang lebih sesuai bagi pembeli yang menginginkan kontrol lebih besar atas proses pengiriman, cara menghitung CIF barang impor lebih cocok untuk pembeli yang ingin kemudahan dan perlindungan asuransi yang terintegrasi. Keduanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi dalam perdagangan internasional.
Untuk mengelola pengiriman dengan berbagai jenis incoterms seperti CIF dan FOB, perusahaan memerlukan sistem yang dapat mengintegrasikan perhitungan biaya pengiriman, asuransi, dan bea masuk secara akurat.
Dengan menggunakan ScaleOcean software logistik, perhitungan otomatis dapat dilakukan, sekaligus memantau proses pengiriman secara real-time. Fitur ini membantu perusahaan mengelola anggaran dan arus kas dengan lebih presisi, serta mengurangi risiko kesalahan yang sering terjadi karena pengolahan data secara manual.

6. Tantangan Penerapan Cost Insurance and Freight (CIF)
Meskipun penerapan cost insurance and freight adalah perjanjian yang memberikan banyak manfaat baik bagi pengirim atau penerima barang, tetap ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Tantangan ini tentunya akan mempengaruhi efektivitas penggunaannya. Tantangan tersebut antara lain:
a. Perbedaan Standar dan Regulasi Antar Negara
Setiap negara memiliki aturan yang berbeda terkait asuransi, pengiriman, dan persyaratan dokumen. Misalnya, jenis asuransi yang dianggap memadai di negara asal mungkin tidak sesuai dengan peraturan di negara tujuan.
Alhasil terjadi penolakan klaim. Selain itu, perbedaan regulasi bea cukai juga dapat mempengaruhi proses pengiriman. Perbedaan ini bisa menimbulkan risiko keterlambatan dan bahkan tambahan biaya yang perlu ditanggung oleh penerima barang, sehingga mempengaruhi kelancaran transaksi secara keseluruhan.
b. Nilai Asuransi yang Tidak Pasti
Nilai asuransi juga menjadi salah satu tantangan penerapan CIF. Pengirim barang mungkin memilih nilai asuransi yang lebih rendah untuk mengurangi biaya premi, tetapi perlindungan yang diberikan bisa jadi kurang memadai jika ada kerusakan atau kehilangan barang.
Di sisi lain, penerima barang mungkin merasa tidak yakin apakah nilai asuransi pengiriman yang dipilih penjual sudah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi, sehingga menimbulkan potensi risiko finansial. Ini perlu dikomunikasikan dengan baik untuk mencapai kesepakatan.
c. Keamanan di Pelabuhan
Karena ada pemindahan tanggung jawab risiko saat barang tiba di pelabuhan, maka penting untuk memastikan pelabuhan logistik memiliki sistem keamanan yang ketat. Sedangkan kondisi ini sulit dikendalikan baik oleh perusahaan logistik, pengirim, atau penerima.
Jadi, mau tidak mau penerima barang harus siap menghadapi risiko ini dan mungkin mengeluarkan biaya tambahan untuk memastikan barang tiba dengan aman di tempat tujuan akhir.
d. Manajemen Risiko Pengiriman
Ketika terjadi kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman, proses klaim asuransi bisa sangat rumit dan bahkan memakan waktu, terutama dalam skema delivery duty paid (DDP) di mana tanggung jawab pengiriman sepenuhnya berada di pihak pengirim.
Selain itu, penerima barang harus memahami dengan baik persyaratan polis asuransi yang disediakan oleh pengirim untuk memastikan klaim dapat diterima.
Perbedaan interpretasi terhadap polis asuransi atau ketidakjelasan dalam kontrak dapat mempersulit proses mendapatkan kompensasi yang layak, dan mengakibatkan kerugian finansial bagi penerima barang, terutama jika tidak ada kejelasan mengenai cakupan delivery duty paid dalam perjanjian pengiriman.
7. Solusi Perhitungan CIF Secara Efisien dengan Software Logistik Scaleocean
Proses pengelolaan dan perhitungan CIF bisa Anda lakukan dengan mudah dan efisien dengan menerapkan aplikasi freight forwarding atau aplikasi logistik terbaik.
ScaleOcean software menawarkan banyak keunggulan dan kemampuan bagi Anda, tidak hanya meningkatkan efektivitas perhitungan CIF, tapi juga memaksimalkan operasional finansial bisnis logistik Anda.
ScaleOcean juga bisa melakukan demo gratis dan konsultasi terlebih dahulu dengan tim profesional ScaleOcean untuk memahami lebih dalam bagaimana sistem bekerja secara optimal di proses logistik Anda. Ini beberapa keunggulan aplikasi logistik ScaleOcean yang bisa Anda gunakan dengan akses dan implementasi yang mudah, diantaranya:
- Otomatisasi Perhitungan: Sistem mampu menghitung harga CIF otomatis berdasarkan data yang dimasukkan, seperti harga barang, biaya pengiriman, asuransi, dan administrasi.
- Pelacakan Pengiriman: Fitur ini akan memantau status pengiriman dan memastikan barang mencapai tujuan dengan tepat waktu
- Manajemen Dokumen: Pengelolaan dokumen yang diperlukan untuk CIF seperti faktur, dokumen pengiriman, dan dokumen asuransi, dan memastikan proses administratif berjalan lancar.
- Pelaporan Otomatis: Menyediakan analitik dan laporan mengenai tren biaya, mengidentifikasi area yang bisa dioptimalkan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
- Integrasi dengan Sistem Lain: Dapat terintegrasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan sistem keuangan lainnya
Hasil dari perhitungan dan pelaporan cost insurance and freight yang dilakukan aplikasi logistik ScaleOcean, bisa Anda gunakan untuk analisis biaya, perencanaan anggaran, dan evaluasi kinerja pengiriman. Ini tidak hanya akan memudahkan pengelolaan harga CIF dalam operasional, tapi juga seluruh biaya logistik.
Baca juga: 25 Aplikasi Logistik Terbaik untuk Manajemen Transportasi
8. Kesimpulan
Incoterm CIF adalah kontrak perdagangan internasional yang sangat menguntungkan bagi pembeli karena memberikan kejelasan biaya dan manajemen risiko. Dengan CIF, semua biaya pengiriman barang, termasuk asuransi, ditanggung oleh penjual hingga barang tiba di pelabuhan tujuan. Dengan ini risiko finansial bagi pembeli dapat diminimalisir, sehingga proses perencanaan biaya dan cash flow berjalan lebih efektif.
Perhitungannya bisa dengan mudah Anda lakukan dengan implementasi software logistik terbaik ScaleOcean. Dengan kemampuan integrasi dan otomatisasinya yang canggih, membuat perhitungan menjadi lebih akurat dan tepat, tanpa proses manual yang sering menyebabkan kesalahan. Coba demo gratis ScaleOcean untuk dapatkan modul sistem terbaik untuk bisnis Anda.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan cost insurance and freight?
Cost, Insurance, and Freight (CIF) adalah istilah yang menunjukkan tanggung jawab penuh penjual atas proses pengiriman, mencakup asuransi, metode pengiriman, dan biaya terkait. Bagi pembeli yang menginginkan proses yang lebih sederhana, CIF menjadi pilihan yang tepat karena penjual menangani seluruh aspek pengiriman.
2. Apa perbedaan antara CIF dan FOB?
Metode CIF mengacu pada kesepakatan di mana penjual bertanggung jawab atas barang hingga mencapai pelabuhan tujuan. Sementara itu, FOB berarti penjual hanya bertanggung jawab sampai barang pembeli dimuat di kapal pengiriman, setelah itu tanggung jawab beralih ke pembeli.
3. Bagaimana cara menghitung CIF?
Untuk menghitung CIF, gunakan rumus CIF = Harga Barang (Cost) + Nilai Asuransi (Insurance) + Biaya Kirim (Freight). Setelah itu, kalikan total CIF dengan tarif bea masuk sebesar 7,5%.