Perusahaan Anda mungkin sering menghadapi antrean truk mengular di distribution center hingga menunggu 4–6 jam sebelum bongkar muat. Situasi ini langsung menurunkan ritase karena truk hanya bisa berjalan satu rit per hari. Karena itu, lean logistics menjadi penting untuk menghilangkan pemborosan dari waktu tunggu dan proses yang tidak terkendali.
Selain itu, tanpa slot waktu yang jelas, jumlah truk yang datang jadi tidak merata dan menimbulkan penumpukan di loading dock. Akibatnya, alur bongkar muat semakin lambat dan biaya operasional terus naik. Transisi ini membuat profit perusahaan tergerus oleh aktivitas yang sebenarnya tidak memberi nilai tambahan.
Dengan menerapkan prinsip lean logistics seperti just-in-time dan heijunka, perusahaan dapat menstabilkan arus kedatangan truk dan mempercepat bongkar muat. Pendekatan ini juga membantu memaksimalkan ritase harian serta menekan biaya dari waktu tunggu berlebihan. Artikel ini akan membahas konsep lean logistics dan manfaat strategisnya bagi efisiensi operasional Anda.
- Lean logistics adalah pendekatan manajemen rantai pasok yang menghilangkan pemborosan untuk meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
- Lima prinsip utama lean logistics, termasuk identifikasi pemborosan, fokus pada nilai, aliran kerja konstan, perbaikan berkelanjutan, dan pemberdayaan karyawan.
- Fokus utama lean logistics adalah mengeliminasi delapan jenis pemborosan, mulai dari transportasi tidak efisien, inventaris berlebih, hingga keterampilan karyawan yang tidak termanfaatkan.
- Implementasi lean logistics membawa manfaat signifikan seperti optimalisasi sumber daya, pengiriman lebih cepat, peningkatan kepuasan pelanggan, dan penurunan biaya operasional secara keseluruhan.
- Software logistik ScaleOcean membantu menerapkan lean logistics melalui otomatisasi, visibilitas real-time, dan identifikasi pemborosan di seluruh rantai pasok.
Apa Itu Lean Logistics?
Lean logistics adalah pendekatan manajemen rantai pasok yang berfokus pada peningkatan efisiensi dengan cara menghilangkan pemborosan untuk memaksimalkan nilai pelanggan. Dengan fokus pada eliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi biaya operasional.
Dengan mengoptimalkan setiap tahapan dalam rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir, lean logistics menciptakan aliran proses yang lebih lancar. Penerapan prinsip ini memungkinkan perusahaan untuk lebih responsif terhadap permintaan pelanggan sambil menjaga biaya tetap rendah.
Prinsip Utama Penerapan Lean Logistics
Untuk berhasil mengadopsi logistik lean, perusahaan perlu memahami dan menerapkan lima prinsip dasarnya. Prinsip-prinsip ini berfungsi sebagai fondasi untuk membangun budaya perbaikan berkelanjutan dan menciptakan rantai pasok yang efisien. Berikut penjelasan prinsip utamanya:
1. Identifikasi dan Eliminasi Pemborosan
Langkah pertama dalam perjalanan lean adalah memahami apa yang pelanggan anggap bernilai. Nilai ini mencakup apa pun yang bersedia mereka bayar. Setelah itu, perusahaan perlu memetakan seluruh aliran nilai untuk menemukan pemborosan yang muncul.
Setiap proses yang tidak memberikan kontribusi langsung terhadap nilai yang pelanggan inginkan termasuk dalam kategori pemborosan. Pemborosan ini dapat berupa waktu tunggu, persediaan berlebih, atau pergerakan tidak perlu. Ketika perusahaan menghilangkan aktivitas non-nilai tambah tersebut, mereka dapat menyederhanakan proses dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.
2. Fokus pada Nilai Pelanggan
Prinsip inti lean menuntut pemahaman mendalam tentang apa yang pelanggan anggap bernilai. Semua proses, keputusan, dan metrik kinerja harus selaras untuk memberikan nilai tersebut secara maksimal. Karena itu, perusahaan perlu menghentikan aktivitas yang tidak relevan bagi pelanggan, meskipun aktivitas tersebut telah lama menjadi standar operasional.
Dengan berfokus pada nilai pelanggan, perusahaan dapat memprioritaskan upaya perbaikannya pada area yang paling berdampak. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan tetapi juga mencegah pemborosan sumber daya pada fitur atau layanan yang tidak diinginkan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap investasi dalam proses logistik memberikan hasil yang terukur.
3. Penciptaan Aliran Kerja yang Konstan
Setelah perusahaan mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan, tujuan berikutnya adalah menciptakan aliran kerja (flow) yang lancar dan tanpa hambatan. Aliran kerja yang terputus atau penuh penundaan sering menjadi sumber inefisiensi. Prinsip ini memastikan pergerakan barang dan informasi berjalan mulus dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Untuk mencapai aliran yang konstan, perusahaan harus memecah silo fungsional dan mendorong kolaborasi antar departemen. Mereka dapat menggunakan sinkronisasi proses, standarisasi kerja, dan penyeimbangan beban sebagai teknik pendukung. Ketika alur berjalan berkelanjutan, perusahaan dapat meminimalkan waktu tunggu dan mempercepat waktu siklus secara signifikan.
4. Peningkatan Kinerja Berkelanjutan
Lean bukan proyek satu kali, melainkan filosofi perbaikan berkelanjutan atau Kaizen. Prinsip ini menekankan bahwa selalu ada ruang untuk peningkatan. Perusahaan perlu membangun budaya di mana setiap karyawan secara proaktif mencari cara untuk memperbaiki proses kerja mereka setiap hari.
Dikutip dari Forbes, transformasi bisnis layanan dengan manajemen lean memerlukan komitmen manajemen puncak (eksekutif) yang teguh dan harus diperlakukan sebagai perjalanan perbaikan berkelanjutan. Dalam logistik, ini berarti fokus pada pengurangan lead time dan biaya transportasi, sambil meningkatkan akurasi pengiriman dan kepuasan pelanggan.
Dengan komitmen pada perbaikan berkelanjutan, perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan pasar dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan dan tetap unggul di pasar yang dinamis.
5. Melibatkan Pekerja untuk Membuat Suatu Keputusan
Prinsip terakhir dan paling penting dalam lean adalah pemberdayaan dan keterlibatan karyawan. Lean mengakui bahwa mereka yang paling dekat dengan proses adalah yang paling memahaminya, sehingga mereka adalah sumber ide terbaik untuk perbaikan. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan sangat krusial.
Menciptakan lingkungan kerja yang mendorong partisipasi dan memberikan otonomi kepada tim adalah kunci keberhasilan lean. Ketika karyawan merasa memiliki proses kerja mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan masalah, meningkatkan moral, dan mempercepat inovasi di seluruh organisasi.
Fokus Utama Lean Logistics
Dalam metodologi lean, pemborosan dikategorikan ke dalam delapan jenis yang sering disebut dengan akronim ‘TIMWOODS’. Mengidentifikasi dan menargetkan delapan area ini adalah inti dari penerapan logistik lean. Berikut penjelasan terperincinya:
1. Transportasi yang Tidak Efisien
Pemborosan transportasi terjadi karena pergerakan barang yang tidak perlu atau tidak optimal antara lokasi, seperti pengiriman dari pemasok ke gudang atau antar fasilitas. Rute pengiriman yang buruk, pengiriman parsial, atau penanganan ganda adalah contoh aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan meningkatkan biaya.
Konsekuensi dari transportasi yang tidak efisien sangat besar, mulai dari biaya bahan bakar yang tinggi hingga waktu tempuh yang lebih lama. Praktik seperti konsolidasi muatan, optimalisasi rute, dan pemilihan moda transportasi yang tepat sangat penting. Selain itu, memahami istilah pengiriman seperti CIF adalah kunci untuk mengelola biaya dan risiko dalam pengiriman internasional dengan lebih efektif.
2. Inventaris Berlebih (Over-Inventory)
Inventaris berlebih adalah pemborosan yang terjadi ketika perusahaan menyimpan lebih banyak stok daripada yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan saat ini. Meskipun sering dianggap sebagai aset, inventaris berlebih mengikat modal kerja dan menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya penyimpanan, asuransi, dan risiko kerusakan.
Selain dampak finansial, inventaris yang berlebihan juga dapat menyembunyikan masalah operasional lainnya, seperti waktu penyiapan yang lama atau kualitas pemasok yang buruk. Prinsip lean mendorong pendekatan Just-in-Time (JIT), di mana barang diproduksi atau dipesan hanya saat dibutuhkan, meningkatkan arus kas, dan membuat perusahaan lebih responsif terhadap perubahan pasar.
3. Pergerakan (Motion) yang Tidak Perlu
Berbeda dengan pemborosan transportasi, pemborosan pergerakan mengacu pada gerakan tidak perlu oleh karyawan atau peralatan di area kerja, seperti gudang. Contohnya termasuk berjalan jauh untuk mengambil alat atau mencari barang karena tata letak yang buruk, yang menambah waktu tanpa nilai.
Untuk mengatasi pemborosan ini, perusahaan dapat menerapkan prinsip 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain). Penataan ruang kerja yang lebih efisien dan perbaikan tata letak gudang dapat mengurangi waktu terbuang, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi kelelahan karyawan.
4. Waktu Tunggu (Waiting)
Pemborosan waktu tunggu terjadi setiap kali barang atau proses berhenti dan tidak bergerak maju dalam rantai pasok. Ini bisa berupa truk yang menunggu untuk dibongkar, barang yang mengantri untuk diproses, atau karyawan yang menunggu instruksi atau material. Setiap detik waktu henti memperpanjang waktu tunggu dan menunda pengiriman ke pelanggan.
Untuk menghilangkan waktu tunggu, perusahaan perlu sinkronisasi yang lebih baik di seluruh proses logistik. Penjadwalan yang lebih baik, komunikasi antar tim yang jelas, dan penyeimbangan beban kerja dapat mencegah kemacetan. Dengan menciptakan aliran kerja yang lancar, perusahaan dapat mengurangi waktu siklus dan meningkatkan kapasitas operasional.
5. Proses Berlebihan (Over-processing)
Proses berlebihan terjadi ketika lebih banyak pekerjaan dilakukan pada produk atau layanan daripada yang dibutuhkan atau dihargai oleh pelanggan. Contohnya termasuk pengemasan berlebihan, inspeksi kualitas yang tidak perlu, atau pembuatan laporan yang tidak pernah dibaca. Pemborosan ini sering kali disebabkan oleh kesalahpahaman tentang persyaratan pelanggan atau proses yang sudah usang.
Untuk menghindari pemborosan ini, penting memiliki pemahaman yang jelas tentang standar kualitas dan spesifikasi yang dibutuhkan pelanggan. Menyederhanakan proses, menghilangkan langkah birokrasi yang tidak perlu, dan memanfaatkan teknologi untuk otomatisasi dapat mengurangi pemborosan. Fokus utamanya adalah memberikan apa yang dibutuhkan pelanggan, tidak lebih dan tidak kurang.
6. Produksi Berlebih (Overproduction)
Produksi berlebih dianggap sebagai pemborosan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan pemborosan lainnya. Ini terjadi ketika perusahaan memproduksi barang lebih awal atau dalam jumlah yang lebih besar dari permintaan sebenarnya, sering kali akibat perkiraan yang tidak akurat. Akibatnya, inventaris yang berlebihan menumpuk.
Konsekuensinya termasuk biaya penyimpanan yang meningkat, risiko keusangan, dan modal yang terikat. Untuk mengatasi ini, lean mempromosikan sistem tarik (pull system), di mana produksi dipicu oleh permintaan aktual dari pelanggan. Dengan hanya memproduksi sesuai kebutuhan, perusahaan dapat mengurangi inventaris dan pemborosan lainnya secara signifikan.
7. Cacat (Defects)
Pemborosan akibat cacat mencakup semua pekerjaan terkait perbaikan atau penggantian produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Ini mencakup biaya bahan, tenaga kerja untuk pengerjaan ulang, dan waktu yang terbuang untuk memproses pengembalian. Selain biaya langsung, cacat juga dapat merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pelanggan.
Pendekatan lean berfokus pada pencegahan cacat sejak awal, bukan hanya mendeteksinya di akhir proses. Teknik seperti poka-yoke dan analisis akar masalah digunakan untuk membangun kualitas ke dalam proses. Dengan mencapai nol cacat, perusahaan dapat menghemat sumber daya dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
8. Keterampilan (Skills) yang Tidak Dimanfaatkan
Pemborosan kedelapan yang sering ditambahkan ke tujuh pemborosan tradisional adalah kegagalan untuk memanfaatkan bakat, kreativitas, dan pengetahuan karyawan. Ini terjadi ketika manajemen operasional logistik tidak mendengarkan ide-ide dari tim garis depan atau menempatkan orang dalam peran yang tidak sesuai dengan keahlian mereka. Potensi manusia yang terbuang ini merugikan organisasi.
Untuk menghindari pemborosan ini, perusahaan perlu menciptakan budaya yang mendorong keterlibatan karyawan, memberikan pelatihan yang relevan, dan memberdayakan mereka untuk mengambil inisiatif. Dengan memanfaatkan kecerdasan kolektif, perusahaan dapat membuka inovasi dan perbaikan berkelanjutan, yang menjadi kunci keunggulan operasional jangka panjang.
Baca juga: Biaya Freight Adalah: Arti dan Syarat Pembayarannya
Di Mana Lean Logistics Dapat Digunakan?
Prinsip-prinsip lean logistics tidak hanya bersifat teoretis mereka dapat diterapkan secara praktis di berbagai area dalam rantai pasok. Penerapan ini membantu mengubah proses yang kompleks dan sering kali tidak efisien menjadi operasi yang ramping dan efektif. Berikut adalah beberapa area utama di mana logistik lean dapat memberikan dampak signifikan:
1. Pemetaan Aliran Nilai (Value Stream Mapping)
Value Stream Mapping (VSM) adalah alat fundamental dalam lean yang digunakan untuk menganalisis serta merancang aliran material dan informasi. Proses ini melibatkan pembuatan visualisasi detail dari setiap langkah dalam proses logistik, mulai dari penerimaan pesanan hingga pengiriman akhir. Tujuannya adalah membedakan aktivitas yang menambah nilai dan yang tidak (pemborosan).
Dengan VSM, tim dapat dengan jelas melihat di mana letak penundaan, inventaris berlebih, dan kemacetan lainnya. Peta ini menjadi dasar untuk merancang “keadaan masa depan” yang lebih efisien dengan menghilangkan pemborosan. Ini adalah langkah awal yang kuat untuk setiap inisiatif transformasi lean.
2. Manajemen Inventaris
Penerapan lean secara radikal mengubah cara perusahaan mengelola inventaris. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jumlah stok yang disimpan tanpa mengorbankan ketersediaan produk. Teknik seperti sistem pull menggunakan Kanban digunakan untuk memberi sinyal kapan harus mengisi kembali stok berdasarkan konsumsi aktual, bukan perkiraan.
Pendekatan Just-in-Time (JIT) adalah komponen kunci lainnya yang bertujuan agar bahan baku tiba tepat pada saat dibutuhkan untuk produksi dan barang jadi diproduksi tepat waktu untuk pengiriman. Dengan mengurangi ketergantungan pada inventaris besar, perusahaan dapat membebaskan modal, mengurangi biaya penyimpanan, dan meningkatkan fleksibilitas operasional.
3. Optimalisasi Rute Transportasi
Transportasi adalah area dengan potensi pemborosan terbesar dalam logistik. Lean mengatasi ini dengan mengoptimalkan rute untuk meminimalkan jarak, waktu, dan biaya, menggunakan perangkat lunak canggih yang mempertimbangkan lalu lintas, waktu pengiriman, dan kapasitas kendaraan.
Praktik seperti konsolidasi pengiriman dan cross-docking juga efektif dalam lean. Alat digital seperti freight cost calculator membantu perusahaan membuat keputusan berbasis data untuk mengelola biaya pengiriman, mengurangi biaya, mempercepat pengiriman, dan mengurangi jejak karbon.
4. Penyederhanaan Proses Pergudangan
Gudang adalah pusat penting dalam rantai pasok, dan efisiensinya sangat memengaruhi kinerja logistik. Lean dapat diterapkan melalui metodologi seperti 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, Sustain) untuk menciptakan lingkungan yang terorganisir, bersih, dan aman. Tata letak gudang juga dioptimalkan untuk mengurangi jarak tempuh pekerja dan peralatan.
Proses seperti penerimaan, penyimpanan, pengambilan (picking), dan pengepakan distandarisasi untuk menghilangkan variasi dan meningkatkan efisiensi. Dengan menyederhanakan alur kerja, perusahaan dapat mengurangi kesalahan pengambilan, mempercepat pemenuhan pesanan, dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan.
5. Lean Logistics Tools
Selain VSM dan 5S, terdapat banyak alat lain yang mendukung implementasi logistik lean, seperti Kaizen events dan Poka-yoke. Dalam pengelolaan logistik, akuntansi freight forwarding juga penting untuk mengoptimalkan biaya pengiriman dan memastikan transaksi tercatat dengan akurat. Memilih alat yang tepat sangat penting untuk mendukung perbaikan berkelanjutan.
Analisis akar masalah (Root Cause Analysis) adalah alat penting lainnya untuk memastikan bahwa masalah diselesaikan secara permanen, bukan hanya gejalanya. Memilih alat yang tepat untuk situasi yang sesuai sangat penting untuk mendorong budaya perbaikan berkelanjutan, mengubah filosofi lean menjadi tindakan nyata.
Kelebihan dan Manfaat Implementasi Lean Logistics

Mengadopsi pendekatan lean dalam operasi logistik bukan sekadar tren manajemen, melainkan investasi strategis yang memberikan keunggulan kompetitif nyata. Manfaatnya dirasakan di seluruh organisasi, mulai dari efisiensi operasional hingga kepuasan pelanggan. Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari implementasi lean logistics:
1. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Salah satu manfaat paling mendasar dari lean adalah kemampuannya untuk memaksimalkan nilai dari setiap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dengan fokus pada eliminasi pemborosan, lean memastikan bahwa waktu, tenaga kerja, peralatan, dan ruang digunakan untuk aktivitas yang benar-benar menambah nilai, mengurangi sumber daya yang terbuang.
Sebagai hasilnya, perusahaan dapat mencapai output lebih tinggi dengan input yang sama atau lebih sedikit. Peningkatan produktivitas ini langsung meningkatkan kapasitas operasional tanpa memerlukan investasi modal besar. Optimalisasi sumber daya ini membuat bisnis lebih gesit dan efisien dalam menghadapi tantangan pasar.
2. Mempercepat dan Menjamin Pengiriman Produk
Dengan menghilangkan pemborosan seperti waktu tunggu, proses yang tidak perlu, dan pergerakan berlebih, lean logistics secara alami memperpendek waktu siklus dari pesanan hingga pengiriman. Aliran kerja yang lebih lancar dan terstandarisasi berarti lebih sedikit penundaan dan kemacetan. Hal ini memungkinkan pengiriman produk ke pelanggan menjadi lebih cepat.
Selain kecepatan, lean juga meningkatkan prediktabilitas dan keandalan pengiriman. Proses yang stabil dan terkontrol mengurangi variabilitas, sehingga perusahaan dapat memenuhi janji waktu pengiriman secara konsisten. Keandalan ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan reputasi yang kuat di mata pelanggan.
3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Pada akhirnya, semua upaya dalam lean logistics bertujuan untuk memberikan nilai superior kepada pelanggan. Dengan pengiriman yang lebih cepat, lebih andal, dan produk berkualitas lebih tinggi, kepuasan pelanggan akan meningkat. Pelanggan menerima apa yang mereka inginkan, kapan mereka menginginkannya, dengan pengalaman yang mulus dan bebas masalah.
Peningkatan efisiensi ini juga memungkinkan perusahaan menawarkan harga yang lebih kompetitif, meningkatkan proposisi nilai. Pelanggan yang puas lebih cenderung menjadi pelanggan setia dan merekomendasikan perusahaan. Dengan demikian, lean menjadi pendorong utama pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
4. Mengurangi Biaya Operasional
Setiap pemborosan yang dihilangkan dari rantai pasok secara langsung berkontribusi pada pengurangan biaya. Inventaris yang lebih rendah berarti lebih sedikit modal yang terikat dan biaya penyimpanan yang lebih kecil. Transportasi yang lebih efisien mengurangi pengeluaran bahan bakar, dan proses yang lebih baik mengurangi biaya tenaga kerja per unit.
Pengurangan cacat dan pengerjaan ulang juga menghemat biaya material dan tenaga kerja yang signifikan. Penghematan ini terakumulasi di seluruh rantai pasok, menghasilkan penurunan biaya operasional secara keseluruhan. Penurunan biaya ini pada akhirnya akan memengaruhi landed cost produk, membuatnya lebih kompetitif di pasar.
Implementasikan Lean Logistics dengan Dukungan Software Logistics ScaleOcean
Software logistik ScaleOcean berperan sebagai alat eksekusi utama untuk menerapkan prinsip lean logistics dengan cara mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan (waste) di seluruh rantai pasokan. Fokus dari lean logistics adalah menciptakan alur kerja yang efisien, cepat, dan akurat. Perangkat lunak ini menyediakan otomatisasi dan visibilitas untuk mencapai hal tersebut.
Dengan demo gratis, Anda dapat melihat langsung bagaimana fitur-fitur canggih software ini mengeliminasi berbagai pemborosan dalam proses logistik. Berikut adalah peran spesifik aplikasi logistik ScaleOcean dalam menghilangkan berbagai bentuk “pemborosan”:
- Menghilangkan Waktu Tunggu: Otomatisasi proses dan integrasi sistem antar-departemen membantu mengurangi waktu tunggu. Ini mempercepat alur kerja logistik sesuai dengan prinsip lean yang fokus pada penghapusan pemborosan.
- Optimalkan Transportasi: Optimasi rute pengiriman dan pelacakan pengiriman secara real-time mengelola transportasi lebih efisien. Dengan analitik berbasis AI, solusi ini mendukung prinsip lean logistik.
- Meningkatkan Manajemen Inventaris: Strategi Just-in-Time (JIT) mengurangi biaya penyimpanan dan mencegah overstock. Ini mengeliminasi pemborosan dengan memastikan inventaris dikelola secara efisien.
- Menyederhanakan Proses Keuangan: Otomatisasi pencatatan transaksi keuangan mengurangi waktu dan kesalahan manual. Proses ini mendukung prinsip lean dengan mempercepat dan menyederhanakan alur bisnis.
- Visibilitas Real-time: Memberikan visibilitas real-time untuk pelacakan pengiriman dan perkiraan ETA. Fitur ini membantu manajer membuat keputusan tepat waktu, meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan rantai pasok.
Kesimpulan
Lean logistics adalah pendekatan penting bagi perusahaan logistik untuk menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah sehingga perusahaan dapat mempercepat proses, menekan biaya, dan meningkatkan layanan. Hal ini berdampak langsung pada efisiensi operasional dan profitabilitas bisnis.
Software logistik ScaleOcean berperan sebagai alat eksekusi utama dalam menghilangkan pemborosan dengan mengoptimalkan transportasi, mempercepat alur kerja, dan meningkatkan manajemen inventaris. Dukungan otomatisasi dan analitik AI memastikan proses menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien sesuai prinsip lean.
Anda dapat menjadwalkan demo gratis untuk melihat langsung bagaimana sistem ini menyederhanakan proses operasional dan mempercepat transformasi logistik di perusahaan Anda. Ajukan sesi demo sekarang agar tim ahli ScaleOcean dapat membantu Anda menghilangkan pemborosan dan mencapai efisiensi yang lebih terukur.
FAQ:
1. Lean staff kerjanya apa?
Lean staff bertugas menganalisis, memetakan, dan mengoptimalkan proses bisnis untuk menerapkan perbaikan berkelanjutan.
2. Apa saja 5 prinsip utama lean?
Menurut Womack dan Jones, lima prinsip utama lean adalah nilai, aliran nilai, aliran, tarikan, dan kesempurnaan.
3. Apa tujuan lean?
Tujuan utama lean adalah mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan untuk mencapai efisiensi maksimal.







