Apa Itu Landed Cost? Definisi dan Solusi untuk Bisnis Anda

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Perusahaan logistik Anda mungkin kesulitan menjaga transparansi harga saat menawarkan jasa pengiriman kepada klien. Kesalahan dalam menghitung biaya total sering terjadi karena tidak memperhitungkan berbagai komponen tersembunyi, mulai dari ongkos transportasi hingga pajak dan bea masuk.

Landed cost menjadi kunci untuk menghitung seluruh biaya tersebut secara akurat. Dengan memahami landed cost, perusahaan bisa menetapkan harga yang realistis dan kompetitif, sekaligus mencegah margin profit terganggu. Klien pun akan lebih percaya karena tidak menghadapi biaya tambahan yang mengejutkan selama proses pengiriman.

Menggunakan landed cost secara tepat memungkinkan perusahaan logistik mengontrol risiko finansial dengan lebih baik. Perhitungan ini membantu mengidentifikasi setiap komponen biaya yang mungkin muncul, sehingga manajemen dapat membuat keputusan harga yang lebih strategis. Selain itu, transparansi biaya meningkatkan kepuasan klien dan memperkuat hubungan bisnis jangka panjang.

Artikel ini akan membahas pentingnya landed cost dalam operasional logistik modern. Anda akan mempelajari langkah-langkah menghitung landed cost secara akurat, manfaatnya bagi profitabilitas, serta cara meningkatkan efisiensi dan kepercayaan klien melalu

i pendekatan ini.

starsKey Takeaways
  • Landed cost adalah total biaya untuk mengangkut barang dari produsen ke pembeli, termasuk harga barang, ongkos kirim, asuransi, bea cukai, pajak, dan biaya lainnya.
  • Landed cost penting bagi bisnis untuk menentukan harga jual yang kompetitif, mengoptimalkan profitabilitas, dan membuat keputusan strategis yang lebih baik.
  • Komponen biaya landed cost seperti harga produk, pengiriman, bea cukai, asuransi, dan biaya tersembunyi lainnya harus diidentifikasi untuk perhitungan yang akurat.
  • Perhitungan landed cost yang tepat menjadi dasar perencanaan keuangan dan strategi penetapan harga yang solid bagi perusahaan mana pun.
  • Software Logistik ScaleOcean mengotomatiskan perhitungan landed cost, mencakup semua biaya pengiriman dari pabean hingga transportasi.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Landed Cost?

Landed cost adalah total biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang dari produsen hingga sampai ke pintu pembeli, mencakup seluruh biaya tambahan yang muncul selama proses pengiriman. Biaya ini tidak hanya meliputi harga pokok barang, tetapi juga ongkos kirim, asuransi, bea cukai, pajak, biaya penanganan, dan penyimpanan.

Memahami landed cost sangat penting untuk menghitung harga jual yang akurat dan memastikan keuntungan bisnis. Tanpa perhitungan yang tepat, perusahaan berisiko menetapkan harga yang tidak menguntungkan yang dapat berdampak buruk pada margin keuntungan dan kelangsungan bisnis.

2. Perbedaan Landed Cost dengan Standard Cost dan First Cost

Perbedaan utama antara landed cost, standard cost, dan first cost terletak pada cakupan biaya dan tujuan penggunaannya. Landed cost mencakup semua biaya terkait pengiriman internasional, seperti harga pembelian, ongkos kirim, asuransi, bea masuk, dan pajak. Ini digunakan untuk menentukan harga pokok persediaan yang akurat.

Standard cost adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit produk dalam kondisi normal. Biaya ini digunakan dalam penganggaran dan pengendalian biaya. Namun, biaya standar mungkin berbeda dari biaya aktual, sehingga varians antara keduanya dianalisis.

First cost merujuk pada biaya dasar pembelian barang dari pemasok atau harga produksi di pabrik. Ini hanya mencakup biaya hingga barang siap di lokasi penjual (EXW) atau di atas kapal (FOB), tanpa memasukkan biaya pengiriman dan bea masuk. First cost digunakan sebagai dasar perhitungan landed cost.

3. Mengapa Landed Cost Penting bagi Bisnis?

Mengapa Landed Cost Penting bagi Bisnis?

Memahami dan menghitung total landed cost secara akurat sangat penting bagi bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional. Visibilitas terhadap biaya total ini mendukung keputusan strategis yang memengaruhi kesehatan finansial dan daya saing perusahaan.

Dengan data yang valid, perusahaan dapat mengidentifikasi inefisiensi dan merencanakan anggaran lebih presisi, menjadikan pengelolaan landed cost pembeda antara bisnis yang sukses dan yang kesulitan di pasar global. Berikut adalah penjelasannya:

a. Menentukan Harga Jual yang Akurat dan Kompetitif

Menetapkan harga jual produk tanpa mengetahui total landed cost ibarat berlayar tanpa kompas. Jika harga terlalu rendah hanya berdasarkan harga beli, Anda berisiko merugi pada setiap penjualan. Sebaliknya, jika harga terlalu tinggi untuk menutupi biaya tak terduga, produk Anda bisa kalah saing di pasar.

Dengan perhitungan landed cost yang tepat, Anda dapat menentukan harga jual yang ideal, menutupi semua biaya terkait, dan memberikan margin keuntungan yang sehat. Hal ini memungkinkan Anda bersaing efektif di pasar sambil memastikan profitabilitas jangka panjang, yang menjadi dasar bagi strategi bisnis yang berkelanjutan.

b. Mengoptimalkan Keuntungan dan Profitabilitas

Visibilitas penuh terhadap setiap komponen biaya dalam landed cost memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis mendalam. Dengan demikian, Anda bisa mengidentifikasi pos-pos pengeluaran terbesar dan mencari cara untuk menekan biaya tersebut. Langkah ini proaktif dalam meningkatkan efisiensi dan margin keuntungan.

Misalnya, analisis dapat mengungkapkan bahwa biaya pengiriman dari pemasok tertentu sangat tinggi, mendorong Anda untuk menegosiasikan ulang tarif atau mencari alternatif penyedia logistik. Dengan mengurangi biaya yang tidak efisien, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas tanpa menaikkan harga jual. Optimalisasi ini menjadi kunci untuk memaksimalkan laba dari setiap unit yang terjual.

c. Optimalisasi Rantai Pasok

Sebagai langkah lanjutan, landed cost berfungsi sebagai alat diagnostik yang kuat untuk mengevaluasi kinerja rantai pasok Anda. Biaya yang lebih tinggi dari perkiraan pada pos-pos tertentu, seperti bea cukai atau biaya penanganan, dapat menunjukkan adanya hambatan atau inefisiensi dalam proses. Data ini memberikan wawasan untuk perbaikan berkelanjutan.

Selain itu, dengan membandingkan total landed cost dari berbagai pemasok atau rute pengiriman, Anda bisa membuat keputusan yang lebih cerdas. Pemasok dengan harga produk sedikit lebih mahal mungkin menawarkan total landed cost yang lebih rendah karena lokasi yang lebih strategis atau proses ekspor yang lebih efisien.

d. Pengambilan Keputusan Strategis yang Lebih Baik

Informasi landed cost sangat penting untuk pengambilan keputusan strategis tingkat tinggi. Saat perusahaan mempertimbangkan pemasok baru di luar negeri, perbandingan harga produk saja tidak cukup. Diperlukan perbandingan total landed cost dari setiap opsi agar dampak finansialnya terlihat jelas.

Melalui pemahaman ini, keputusan bisnis pun menjadi lebih terarah dan berbasis data. Perusahaan dapat memitigasi risiko, memperkirakan laba dengan akurat, serta menentukan strategi pengadaan atau ekspansi yang paling menguntungkan.

e. Perencanaan Keuangan yang Akurat dan Menghindari Kerugian

Biaya tak terduga adalah musuh utama perencanaan keuangan yang sehat. Tanpa perhitungan landed cost yang cermat, bisnis rentan terhadap pengeluaran kejutan seperti biaya penahanan kontainer, denda kepabeanan, atau biaya pengiriman tambahan yang tidak dianggarkan. Kejutan-kejutan ini dapat mengganggu arus kas dan merusak proyeksi keuangan.

Dengan memasukkan semua potensi biaya ke dalam perhitungan sejak awal, Anda dapat membuat anggaran yang lebih akurat. Perencanaan keuangan yang solid membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya dengan tepat dan menjaga stabilitas finansial. Hal ini juga menghindari kerugian yang disebabkan oleh kelalaian dalam memperhitungkan biaya.

Software Logistik ScaleOcean berperan penting dalam perhitungan landed cost dengan cara mengotomatiskan pengumpulan dan analisis semua komponen biaya yang terkait dengan pengiriman, mulai dari pabean hingga biaya vendor transportasi. Dengan perangkat lunak ini, Anda dapat menghitung total biaya pengiriman secara akurat, yang mencakup biaya barang, transportasi, pajak, bea masuk, dan biaya penanganan lainnya.

Fitur-fitur canggih dalam ScaleOcean membantu mengurangi risiko kesalahan manusia dan memastikan perencanaan keuangan yang lebih efisien. Untuk merasakan manfaatnya, jadwalkan demo gratis dan temukan bagaimana ScaleOcean dapat mendukung strategi bisnis Anda.

Logistik

4. Komponen Biaya dalam Landed Cost

Total landed cost bukan angka tunggal, melainkan penjumlahan dari berbagai elemen biaya yang berbeda. Memahami setiap komponen ini secara rinci adalah langkah pertama untuk menghitungnya secara akurat.

Dengan memecah landed cost menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, perusahaan dapat memperoleh visibilitas lebih baik terhadap struktur biayanya, mempermudah perhitungan, dan mengidentifikasi area yang paling signifikan untuk dioptimalkan. Berikut adalah komponen-komponen utama yang membentuk total landed cost:

a. Biaya Produk (Harga Pokok Barang)

Ini adalah titik awal dari semua perhitungan landed cost, yaitu harga yang Anda bayarkan kepada pemasok untuk barang itu sendiri. Biaya ini sering kali dinyatakan dalam persyaratan Incoterms seperti Ex Works (EXW) atau Free on Board (FOB). Harga ini merupakan dasar sebelum semua biaya tambahan lainnya diakumulasikan.

Sangat penting untuk memastikan bahwa biaya produk yang dicatat sudah akurat dan sesuai dengan faktur komersial dari pemasok. Perbedaan kecil dalam harga per unit dapat berdampak besar pada total biaya ketika dikalikan dengan volume pesanan yang besar. Komponen ini adalah fondasi dari seluruh struktur biaya Anda.

b. Biaya Pengiriman (Freight)

Biaya pengiriman atau freight cost adalah salah satu komponen terbesar dan paling bervariasi dalam landed cost. Ini mencakup semua ongkos yang terkait dengan pengangkutan barang dari lokasi pemasok ke pelabuhan atau bandara tujuan Anda. Biaya ini bisa sangat fluktuatif tergantung pada berbagai faktor.

Faktor-faktor seperti moda transportasi (laut, udara, darat), jarak, berat dan volume kargo, serta kondisi pasar logistik global sangat memengaruhi besarnya biaya freight. Negosiasi tarif yang baik dengan penyedia jasa logistik atau freight forwarder dapat menghasilkan penghematan yang signifikan pada komponen ini. Oleh karena itu, pemilihan mitra logistik yang tepat menjadi sangat krusial.

c. Perpajakan dan Bea Cukai

Setiap barang yang diimpor ke suatu negara akan dikenakan serangkaian pajak dan bea oleh pemerintah setempat. Komponen ini mencakup bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) jika ada, dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor. Besaran pungutan ini ditentukan oleh klasifikasi produk berdasarkan kode HS (Harmonized System).

Kesalahan dalam mengklasifikasikan produk dapat menyebabkan pembayaran pajak yang lebih tinggi atau bahkan denda dan penundaan pengiriman. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan tarif impor yang benar adalah hal yang mutlak diperlukan. Kepatuhan terhadap regulasi kepabeanan sangat penting untuk kelancaran proses impor.

d. Biaya Asuransi Pengiriman Barang

Perjalanan barang melintasi perbatasan internasional penuh dengan risiko, mulai dari kerusakan, kehilangan, hingga pencurian. Asuransi kargo memberikan perlindungan finansial terhadap risiko-risiko ini selama barang dalam perjalanan. Meskipun terkadang dianggap sebagai biaya tambahan, mengabaikan asuransi bisa menjadi kesalahan yang sangat mahal.

Premi asuransi biasanya dihitung berdasarkan persentase dari nilai total barang ditambah biaya pengiriman. Memiliki polis asuransi yang memadai memastikan bahwa investasi Anda dalam inventaris tetap terlindungi. Ini adalah komponen penting untuk manajemen risiko dalam rantai pasok global.

e. Biaya Tambahan Lainnya

Selain komponen utama, ada berbagai biaya lain yang sering tersembunyi atau tak terduga, seperti biaya penanganan, biaya penyimpanan, biaya broker (PPJK), biaya jaminan, biaya kepatuhan, dan biaya mata uang asing. Semua biaya ini perlu diidentifikasi dan dimasukkan dalam perhitungan untuk mendapatkan total landed cost yang akurat.

Contohnya, biaya inklaring yang terkait dengan pengurusan dokumen impor, meskipun kecil, bisa terkumpul dan menjadi signifikan. Jika biaya-biaya tambahan ini diabaikan, perhitungan landed cost menjadi tidak akurat, yang pada akhirnya dapat merusak margin keuntungan yang diharapkan.

5. Faktor Utama yang Mempengaruhi Landed Cost

Landed cost bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Memahami variabel ini membantu bisnis mengantisipasi perubahan biaya dan menyesuaikan strategi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk tidak hanya menghitung total biaya, tetapi juga memahami apa saja komponen yang dapat berubah dari waktu ke waktu.

Dengan memantau faktor-faktor ini, perusahaan dapat membuat perkiraan lebih akurat dan responsif dalam manajemen rantai pasok. Berikut adalah faktor-faktor utama yang paling sering memengaruhi besaran landed cost:

a. Biaya Pengiriman/Pengangkutan

Biaya pengangkutan adalah salah satu faktor paling fluktuatif. Harga bahan bakar, permintaan dan penawaran kapasitas kargo global, serta musim puncak pengiriman (peak season) dapat menyebabkan tarif melonjak. Dilansir dari data global Containerized Freight, Index fluktuasi tarif peti kemas dunia menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi, yang secara langsung memengaruhi landed cost.

Pemilihan moda transportasi udara yang lebih cepat tetapi mahal, atau laut yang lebih lambat tetapi ekonomis juga menjadi penentu utama. Selain itu, rute pengiriman dan potensi kemacetan di pelabuhan atau jalur perdagangan utama juga dapat menambah biaya dan waktu.

Bekerja sama dengan mitra logistik yang andal dapat membantu menavigasi kompleksitas ini dan menemukan opsi pengiriman yang paling efisien. Manajemen biaya pengangkutan yang cermat adalah kunci.

b. Biaya Bea Cukai dan Impor

Peraturan perdagangan internasional dan kebijakan pemerintah dapat berubah yang secara langsung memengaruhi tarif bea masuk, pajak, dan lisensi ekspor. Perjanjian perdagangan bebas antarnegara bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan tarif untuk produk tertentu, sementara sengketa dagang bisa menyebabkan tarif meningkat drastis.

Selain itu, klasifikasi produk yang tepat menggunakan kode HS sangat penting. Tarif bea masuk bervariasi antar kategori produk, dan kesalahan klasifikasi bisa mengakibatkan pembayaran yang salah atau bahkan sanksi. Oleh karena itu, tetap mengikuti perkembangan peraturan kepabeanan dan lisensi ekspor adalah suatu keharusan.

c. Biaya Asuransi dan Regulasi

Premi asuransi dipengaruhi oleh nilai barang, tingkat risiko rute pelayaran, dan riwayat klaim perusahaan. Pengiriman melalui area yang rawan konflik atau cuaca ekstrem dapat meningkatkan biaya asuransi secara signifikan. Tingkat perlindungan yang dipilih juga menentukan besaran premi.

Selain itu, regulasi yang lebih ketat terkait keamanan atau lingkungan dapat menambah biaya kepatuhan. Misalnya, persyaratan pengemasan khusus atau inspeksi tambahan dapat timbul, yang semuanya menambah total biaya. Oleh karena itu, manajemen risiko dan kepatuhan regulasi menjadi faktor penting.

d. Biaya Penanganan dan Pemrosesan Pembayaran

Biaya penanganan di pelabuhan atau terminal kargo yang dikenal sebagai Terminal Handling Charges (THC), merupakan biaya standar yang dikenakan untuk memuat dan membongkar kargo. Setiap pelabuhan dapat memiliki biaya yang berbeda, tergantung pada lokasi dan fasilitas yang tersedia. Selain itu, keterlambatan dalam mengambil barang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang mahal, seperti demurrage dan detention.

Selain itu, saat melakukan pembayaran internasional, sering kali ada biaya yang terkait dengan transfer bank dan konversi mata uang. Biaya-biaya ini, meskipun kecil secara individual, dapat terakumulasi. Efisiensi dalam proses penanganan dan pembayaran dapat membantu mengurangi biaya tambahan ini.

e. Biaya Pelabuhan

Biaya pelabuhan mencakup berbagai pungutan dari otoritas pelabuhan, seperti biaya sandar kapal, bongkar muat, dan penggunaan peralatan. Setiap pelabuhan memiliki struktur tarif berbeda, termasuk potensi biaya demurrage jika barang tertahan lebih lama dari jadwal.

Selain itu, faktor kepadatan pelabuhan juga memengaruhi biaya dan waktu impor. Pelabuhan yang sibuk cenderung lebih mahal dan berisiko terlambat, sehingga memilih pelabuhan yang strategis menjadi langkah penting untuk menekan biaya dan mempercepat proses logistik.

f. Nilai Tukar Mata Uang Asing

Bagi importir, fluktuasi nilai tukar mata uang merupakan risiko finansial yang signifikan. Ketika mata uang lokal melemah terhadap mata uang pemasok, biaya produk dalam mata uang lokal akan meningkat secara efektif. Akibatnya, volatilitas ini dapat menggerus margin keuntungan yang telah direncanakan dan mempersulit proyeksi biaya jangka panjang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, banyak perusahaan menggunakan strategi lindung nilai (hedging) atau kontrak mata uang berjangka guna mengunci nilai tukar dan melindungi diri dari pergerakan yang merugikan. Manajemen risiko valuta asing menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan bisnis impor, karena membantu menciptakan kepastian biaya dan menjaga stabilitas profit.

g. Biaya Kepatuhan

Biaya kepatuhan mencakup semua pengeluaran yang diperlukan untuk memastikan produk memenuhi standar dan peraturan di negara tujuan. Ini bisa berupa biaya untuk pengujian produk, sertifikasi khusus, atau perizinan impor. Persyaratan ini bervariasi tergantung pada jenis produk.

Mengabaikan aspek kepatuhan dapat menyebabkan barang ditahan oleh bea cukai, denda, atau bahkan perintah untuk mengirim kembali produk ke negara asal. Oleh karena itu, mengalokasikan anggaran untuk biaya kepatuhan sejak awal adalah langkah preventif yang bijaksana. Ini memastikan kelancaran masuknya barang.

h. Biaya Penyimpanan

Setelah barang tiba di negara tujuan, mungkin ada kebutuhan untuk menyimpannya di gudang sebelum didistribusikan lebih lanjut. Biaya penyimpanan atau pergudangan ini harus diperhitungkan, terutama jika produk memerlukan kondisi penyimpanan khusus seperti suhu terkontrol. Durasi penyimpanan juga akan memengaruhi total biaya.

Biaya ini mencakup sewa ruang gudang, tenaga kerja untuk penanganan barang, dan sistem manajemen inventaris. Optimalisasi tingkat persediaan dan kecepatan distribusi dapat membantu meminimalkan biaya penyimpanan. Ini adalah bagian terakhir dari rantai biaya sebelum produk siap dijual.

6. Rumus, Cara Menghitung, dan Contoh Kasus Total Landed Cost

Setelah memahami komponen dan faktor yang memengaruhinya, langkah selanjutnya adalah menggabungkannya dalam perhitungan sistematis. Menghitung landed cost memerlukan ketelitian dan data akurat.

Tantangannya terletak pada pengumpulan dan verifikasi angka-angka yang digunakan dalam rumus dasar ini. Mari kita lihat rumus dasar dan beberapa tips praktis untuk mempermudah proses perhitungan ini: 

a. Rumus Dasar Total Landed Cost

Rumus untuk menghitung total landed cost cukup sederhana dan lugas. Ini adalah penjumlahan dari semua biaya yang telah kita bahas sebelumnya. Rumus dasarnya adalah sebagai berikut:

Total Landed Cost = Biaya Produk + Biaya Pengiriman + Bea Masuk & Pajak + Asuransi + Biaya Tambahan Lainnya

Untuk mendapatkan biaya per unit, Anda cukup membagi Total Landed Cost dengan jumlah unit yang diimpor. Biaya per unit inilah yang menjadi dasar sebenarnya untuk menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan menetapkan harga jual yang menguntungkan. Menggunakan rumus ini secara konsisten untuk setiap pengiriman akan memberikan visibilitas biaya yang tak ternilai.

b. Tips untuk Menghitung Total Landed Cost

Untuk memastikan perhitungan landed cost yang akurat, berikut adalah beberapa langkah yang perlu diperhatikan yang akan membantu Anda meminimalkan risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi proses logistik:

  • Pahami dengan Baik Semua Komponen Biaya: Langkah pertama adalah mengumpulkan semua dokumen relevan seperti faktur komersial, bill of lading, polis asuransi, serta tagihan dari bea cukai dan freight forwarder. Pastikan Anda memahami setiap elemen biaya yang terlibat dengan software freight forwarding terbaik.
  • Pelajari Cara untuk Menurunkan Biaya (Optimasi Rute, Negosiasi): Berkolaborasi dengan mitra logistik untuk mencari cara menurunkan biaya, seperti optimasi rute pengiriman dan negosiasi tarif yang lebih baik. Hal ini dapat mengurangi total biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
  • Mengotomatiskan Penghitungan (Kalkulator/Software): Manfaatkan teknologi seperti freight cost calculator atau perangkat lunak manajemen logistik untuk mengotomatiskan perhitungan landed cost. Penggunaan alat bantu ini akan mengurangi risiko kesalahan manusia dan menghemat waktu, memungkinkan perencanaan yang lebih efisien.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memastikan perhitungan landed cost yang lebih akurat dan efisien, serta membuat keputusan logistik yang lebih baik. Pengelolaan biaya yang cermat adalah kunci untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing bisnis.

7. Contoh Perhitungan dan Contoh Kasus Landed Cost

Contoh Perhitungan dan Contoh Kasus Landed Cost

Untuk lebih memahami bagaimana konsep landed cost diterapkan dalam situasi nyata, kita akan membahas contoh kasus impor barang manufaktur dan bagaimana landed cost berperan dalam bisnis e-commerce lintas negara. Berikut contoh perhitungan dan kasusnya:

a. Contoh Kasus Impor Barang Manufaktur

Misalnya sebuah perusahaan di Indonesia, PT Elektronik Jaya, mengimpor 500 unit komponen elektronik berupa sensor modul dari pabrik di Shenzhen, Tiongkok. Komponen ini digunakan untuk perakitan smart home device. Harga per unit di pabrik adalah Rp320.000 (FOB Shenzhen).

Berikut rincian biayanya:

  • Biaya produk: 500 unit x Rp320.000 = Rp160.000.000
    Merupakan harga pembelian di pabrik sebelum pengiriman internasional dimulai (free on board).
  • Biaya pengiriman laut: Rp18.000.000
    Meliputi ongkos kirim kontainer dari pelabuhan Shenzhen ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
  • Asuransi: Rp2.250.000
    Memberikan perlindungan terhadap risiko kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman.
  • Bea Masuk (7,5% dari nilai CIF): Rp13.447.500
    Dihitung dari nilai barang + biaya kirim + asuransi (Cost, Insurance, Freight).
  • PPN Impor (11%): Rp20.941.425
    Pajak Pertambahan Nilai yang wajib dibayar atas barang impor.
  • Biaya Broker & Penanganan Lokal: Rp4.500.000
    Termasuk jasa kepabeanan, handling di pelabuhan, dan biaya dokumen impor.

Jika dijumlahkan, total landed cost PT Elektronik Jaya adalah:
Rp160.000.000 + Rp18.000.000 + Rp2.250.000 + Rp13.447.500 + Rp20.941.425 + Rp4.500.000 = Rp219.138.925.

Dengan demikian, landed cost per unit adalah:
Rp219.138.925 ÷ 500 = Rp438.278 per unit.

Angka inilah yang seharusnya digunakan PT Elektronik Jaya sebagai dasar harga pokok penjualan (HPP), bukan harga beli awal di pabrik sebesar Rp320.000. Karena landed cost memperhitungkan seluruh biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk membawa produk sampai ke gudang perusahaan.

b. Landed Cost Pada Bisnis e-Commerce (Cross-Border)

Untuk bisnis e-commerce yang menjual produk ke luar negeri, perhitungan landed cost menjadi lebih kompleks karena dilakukan per pesanan individual. Tantangannya adalah memberikan transparansi biaya kepada pelanggan di muka. Banyak pelanggan internasional membatalkan pembelian jika dihadapkan dengan biaya bea cukai yang tak terduga saat pengiriman.

Solusinya adalah dengan menawarkan pengiriman Delivered Duty Paid (DDP), di mana semua biaya, termasuk bea masuk dan pajak, sudah termasuk dalam harga akhir yang dibayar pelanggan. Ini memerlukan sistem yang dapat menghitung landed cost secara otomatis untuk setiap pesanan berdasarkan produk dan negara tujuan. Transparansi ini meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mengurangi tingkat pengembalian barang.

Kesimpulan

Landed cost adalah total biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang dari produsen hingga ke pintu pembeli, termasuk ongkos kirim, asuransi, bea cukai, pajak, penanganan, dan penyimpanan. Dengan memahami landed cost, perusahaan dapat mengetahui biaya sebenarnya dari suatu produk dan membuat keputusan harga maupun strategi pengadaan yang lebih akurat.

Perhitungan yang akurat membantu bisnis mengidentifikasi inefisiensi dan peluang penghematan dalam rantai pasok. Di era perdagangan global yang kompleks, visibilitas dan kontrol atas landed cost menjadi hal penting, dan tanpa sistem yang tepat, proses ini rentan memakan waktu serta menimbulkan kesalahan.

Software Logistik ScaleOcean mengotomatiskan perhitungan seluruh komponen biaya pengiriman dari pabean hingga transportasi agar hasilnya lebih akurat dan efisien. Fitur-fiturnya membantu mengurangi risiko kesalahan manusia dan mendukung perencanaan keuangan yang lebih baik. Jadwalkan demo gratis untuk melihat bagaimana ScaleOcean dapat memperkuat strategi bisnis Anda.

FAQ:

1. Siapa yang membayar biaya pendaratan?

Tergantung pada metode pengiriman, bisa penerima, penjual, atau pihak ketiga. Bea cukai juga dapat mengenakan biaya pemrosesan.

2. Berapa total biaya pendaratan?

Total biaya pendaratan mencakup harga produk, biaya transportasi, bea cukai, pajak, asuransi, konversi mata uang, biaya pengemasan, penanganan, dan pembayaran. Semua biaya ini menjadi bagian dari nilai barang yang diterima.

3. Bagaimana biaya pendaratan dihitung?

Biaya pendaratan dihitung menggunakan jadwal tarif yang ditentukan oleh otoritas bandara atau badan pengatur, mempertimbangkan faktor seperti berat lepas landas maksimum (MTOW), jarak pendaratan, dan tingkat kebisingan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap