Alur logistik peti kemas, atau logistik kontainer adalah serangkaian tahapan pemindahan barang dari lokasi asal menuju tujuan dengan menggunakan kontainer sebagai sarana pengangkut utama. Menurut laporan dari Sea-Intelligence, pada September 2024, tingkat keandalan jadwal pengiriman kapal kontainer global mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir, yaitu hanya 51,4%.
Hal tersebut tentu saja menunjukkan adanya peningkatan keterlambatan pengiriman yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan perlu memahami dan mengelola setiap tahapan dalam alur logistik peti kemas dengan baik.
Namun, dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi, bagaimana perusahaan dapat memastikan efisiensi dan keamanan dalam setiap pengiriman? Artikel ini akan membahas secara rinci tahapan-tahapan dalam alur logistik peti kemas, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk mengoptimalkan proses bongkar muat peti kemas di pelabuhan.
 Key Takeaways
Key Takeaways- Alur peti kemas adalah proses pemindahan barang dari asal ke tujuan dengan kontainer sebagai alat angkut utama.
- Tahap peti kemas untuk ekspor: pengangkutan kontainer kosong, stuffing, outbound drayege, receiving di pelabuhan, pemuatan kontainer ke kapal.
- Tahap peti kemas untuk impor: bongkar barang, penerimaan kontainer di pelabuhan, inbound drayege, bongkar kontainer, pengembalian kontainer kosong.
- ScaleOcean, software logistik untuk memudahkan pemantauan kontainer dan pengelolaan dokumen dalam satu platform terintegrasi.
 
	1. Apa itu Alur Peti Kemas?
Alur peti kemas merujuk pada rangkaian proses distribusi barang dengan memanfaatkan kontainer sebagai media utamanya. Jenis kontainer yang digunakan beragam, mulai dari dry container standar hingga iso tank container untuk muatan cair. Tahapan yang dilalui mencakup pengisian barang ke kontainer, proses pengangkutan, aktivitas bongkar muat di pelabuhan, hingga pengantaran barang ke lokasi tujuan akhir.
Alur ini dirancang untuk memastikan barang tetap aman, terlindungi, dan efisien selama perjalanan, baik untuk pengiriman domestik maupun internasional. Dengan sistem yang terstruktur, alur peti kemas membantu meminimalkan risiko kerusakan, kehilangan, serta memastikan proses pengiriman berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
2. Tahapan Alur Logistik Peti Kemas Ekspor

Proses ekspor menggunakan kontainer melibatkan berbagai tahapan penting yang harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan pengiriman barang ke tujuan akhir dengan transportasi logistik berjalan lancar. Setiap tahap ini memiliki peran untuk menjaga efisiensi dan keamanan kargo.
Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tahapan alur logistik peti kemas dalam proses ekspor.
a. Pengangkutan Kontainer Kosong
Tahap pertama adalah pengangkutan kontainer kosong. Peti kemas kosong biasanya diambil dari depo atau tempat penyimpanan menggunakan truk pengangkut yang merupakan tahap pick up dalam logistik peti kemas. Dalam praktiknya, kontainer kosong juga perlu diperiksa kondisinya untuk memastikan tidak ada kontainer yang rusak sehingga dapat mengganggu proses pengisian kargo atau tahapan penting selanjutnya.
Pengembalian kontainer kosong harus dilakukan segera agar tidak dikenai biaya detention. Untuk pengelolaan kontainer yang lebih efisien, penggunaan sistem SOC container adalah salah satu solusi yang dapat memberikan kontrol lebih besar bagi pengirim barang terhadap pemakaian dan perawatan kontainer
b. Pengisian Kargo (Stuffing)
Setelah kontainer kosong sampai di lokasi, proses stuffing atau pengisian kargo dimulai. Barang yang akan diekspor dimasukkan ke dalam kontainer dengan hati-hati, biasanya menggunakan alat seperti forklift untuk barang berat. Penataan barang di dalam kontainer harus dilakukan dengan cermat agar memaksimalkan ruang dan menjaga barang dalam kondisi aman selama proses pengiriman. Setelah semua barang masuk, kontainer kemudian disegel.
c. Outbound Drayage
Outbound drayage adalah proses pengangkutan kontainer yang sudah diisi dari lokasi gudang pemilik ke terminal pelabuhan. Proses ini dilakukan oleh truk pengangkut agar dipastikan kontainer tiba di pelabuhan tepat waktu. Pastikan untuk melakukannya secara efisien karena jika terjadi masalah dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengangkutan dan bisa menyebabkan jadwal kapal kontainer terganggu dan bahkan menyebab biaya tambahan.
d. Proses Receiving di Terminal Pelabuhan
Setibanya di terminal pelabuhan, kontainer melewati proses receiving. Pada tahap ini, kontainer diperiksa kembali kondisinya oleh bisnis logistik seperti petugas pelabuhan untuk memastikan tidak ada yang rusak. Tidak hanya itu, informasi terkait kontainer seperti nomor kontainer dan data barang juga harus dicatat dalam sistem pelabuhan.
Tujuannya untuk memastikan semua dokumen dan informasi yang diperlukan sudah lengkap sebelum kontainer dimuat ke kapal. Dalam tahapan ini, selain pemeriksaan fisik kontainer, penting juga memahami proses container release order yang menjadi dokumen legal untuk pelepasan kontainer dari pelabuhan. Tanpa CRO, kontainer tidak bisa dilanjutkan ke tahap pengiriman berikutnya meskipun seluruh proses fisik sudah selesai.
e. Pemuatan Kontainer ke Kapal
Tahap terakhir dalam alur logistik peti kemas ekspor adalah pemuatan kontainer ke kapal. Biasanya kontainer diangkut menggunakan alat khusus seperti crane untuk mengangkat kontainer dari truk dan meletakkannya ke dalam kapal sesuai stowage plan. Pastikan susunan kontainer memperhatikan stabilitas dan keamanan kapal selama berlayar.
TKBM adalah elemen kunci yang secara fisik bertanggung jawab mengoperasikan dan mengawasi proses stowage ini. Karena kompleksitas prosesnya, perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan software logistik terbaik, misalnya ScaleOcean, untuk memantau pergerakan kontainer secara real time.
3. Tahapan Alur Logistik Peti Kemas Impor
Selain berlangsung pada proses ekspor, alur logistik peti kemas juga perlu diperhatikan dalam proses impor. Pastikan Anda sebagai bisnis logistik memahami bagaimana proses pengiriman peti kemas, untuk memastikan barang sampai ke penerima akhir dengan aman dan efisien. Berikut pembahasan lebih detail terkait tahapan alur logistik peti kemas dalam impor.
a. Pembongkaran dari Kapal
Tahap pertama adalah pembongkaran kontainer dari kapal. Setibanya kapal di pelabuhan tujuan, kontainer yang berisi barang impor diangkat dari kapal menggunakan crane dan peralatan bongkar muat lainnya. Selanjutnya, kontainer ditempatkan di area penyimpanan sementara atau CFS di terminal pelabuhan.
b. Penerimaan Kontainer di Terminal Pelabuhan
Setelah kontainer dibongkar dari kapal, tahap berikutnya adalah penerimaan di terminal pelabuhan. Pada tahap ini, petugas pelabuhan memeriksa seluruh dokumen seperti MAWB dan HAWB serta kondisi kontainer untuk memastikan semuanya sesuai dengan catatan pengiriman. Informasi tentang kontainer dan muatannya juga dicatat dalam sistem seperti freight forwarding software untuk memudahkan pelacakan.
c. Inbound Drayage
Berikutnya adalah inbound drayage, yaitu proses pengangkutan kontainer ke lokasi penerima. Proses ini biasanya dilakukan oleh truk pengangkut. Pastikan untuk melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak untuk mencegah keterlambatan pengiriman dan memastikan bahwa kontainer dapat segera dibongkar setelah tiba di lokasi tujuan.
d. Pembongkaran Kontainer
Setelah kontainer tiba di lokasi penerimaan, proses stripping container atau pembongkaran kargo dari dalam kontainer dilakukan. Barang-barang tersebut dikeluarkan dari kontainer dengan menggunakan peralatan seperti forklift atau manual tergantung pada jenis dan ukuran barang. Kemudian diperiksa dan disortir ulang sesuai dengan rencana penyimpanan, bisa tergantung dari tujuan atau jadwal pengiriman.
e. Pengembalian Kontainer Kosong
Tahap terakhir dalam alur logistik peti kemas impor adalah pengembalian kontainer kosong ke depo. Setelah barang di dalam kontainer dibongkar, segera lakukan pengembalian agar tidak terkena biaya detention, yaitu biaya tambahan untuk kontainer yang tidak dikembalikan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan pihak penyedia kontainer. Tapi sebelumnya lakukan pemeriksaan untuk memastikan kontainer dalam kondisi baik dan siap digunakan kembali pada pengiriman selanjutnya.
4. Dokumen untuk Proses Peti Kemas

Alur logistik peti kemas tidak hanya melibatkan pemeriksaan dan pemindahan fisik tapi juga pengecekan sejumlah dokumen pendukung. Berbagai dokumen diperlukan untuk memenuhi persyaratan administratif dan hukum yang berlaku, seperti CIF (Cost, Insurance, and Freight) yang penting dalam pengaturan biaya dan asuransi pengiriman internasional.
Berikut beberapa dokumen yang perlu disiapkan oleh bisnis logistik.
a. Surat Penyerahan Peti Kemas
Surat penyerahan peti kemas adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pihak penyewa kontainer kepada perusahaan pelayaran atau depo kontainer. Tujuannya untuk menginformasikan bahwa kontainer telah diserahkan ke pihak yang berwenang dan bisa diangkut atau diproses ke tahapan berikutnya. Surat ini diperlukan dalam proses custom clearance dan berisi informasi mengenai kondisi kontainer, isinya, dan tujuan pengiriman.
b. Equipment Interchange Receipt (EIR)
Diperlukan juga equipment interchange receipt (EIR) yang merupakan dokumen untuk mencatat kondisi fisik kontainer saat diterima atau dikembalikan oleh pengangkut, depo, atau pelabuhan. Dengan adanya dokumen ini, pihak penyewa bisa mengidentifikasi adanya kerusakan atau masalah yang terjadi pada kontainer selama pengiriman atau penyimpanan.
Dengan EIR, baik pihak pengirim maupun penerima memiliki bukti kondisi kontainer pada setiap pergerakan di proses logistik, sehingga memudahkan klaim asuransi atau penyelesaian masalah jika terjadi kerusakan.
c. Export/Import Declaration
Export/import declaration adalah dokumen resmi yang diajukan kepada otoritas bea cukai untuk menjelaskan apa saja barang yang akan diekspor atau diimpor. Dokumen ini mencakup detail jenis barang, nilai barang, asal dan tujuannya, serta informasi lain yang relevan untuk memastikan pengiriman telah sesuai dengan peraturan bea cukai.
Tidak hanya untuk keperluan administrasi dan legalitas, dokumen ini juga diperlukan agar perhitungan bea dan pajak dapat dilakukan secara akurat sesuai dengan nilai barang yang dilampirkan.
d. Shipping Instruction (SI)
Dokumen ini berisi instruksi detail dari pengirim yang merinci cara pengiriman, alamat tujuan, informasi penerima, serta petunjuk khusus terkait pengemasan dan pengangkutan barang. Dokumen ini penting untuk memastikan pengiriman sesuai dengan permintaan dan ketentuan pengirim.
Selain itu, dalam proses pengangkutan, penting juga untuk mencantumkan VGM (Verified Gross Mass) sebagai bagian dari persyaratan keselamatan. Informasi ini membantu pihak pelayaran memastikan berat peti kemas telah diverifikasi sebelum dimuat ke kapal.
e. Packing List
Dokumen ini berisi daftar barang yang dikemas dalam peti kemas, yang mencakup detail item, termasuk jumlah dan deskripsi singkat setiap item. Packing List digunakan untuk mempermudah verifikasi barang saat penerimaan, serta membantu dalam proses bea cukai dan pemrosesan di pelabuhan.
f. Invoice
Invoice menjadi dokumen penting yang mencaukup informasi harga barang yang dikirim dalam peti kemas. Dokumen ini juga mencantumkan nilai barang dan jumlah yang harus dibayar oleh penerima barang. Invoice juga berfungsi sebagai referensi dalam proses pembayaran dan sebagai bukti transaksi untuk pihak bea cukai dalam pemeriksaan barang.
g. Delivery Order (DO)
DO diterbitkan oleh freight forwarder atau pengiriman untuk memberikan izin kepada penerima barang untuk mengambil peti kemas di pelabuhan. Dokumen ini juga merinci pengiriman barang, termasuk nomor peti kemas, tanggal pengiriman, dan pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil peti kemas tersebut.
Untuk menyederhanakan proses tersebut, banyak perusahaan mulai menerapkan implementasi software logistic terintegrasi. Solusi ini membantu mengelola dokumen secara digital, mengurangi kesalahan manual, dan mempercepat alur administrasi logistik pengiriman peti kemas secara menyeluruh.
5. Permudah Logistik Peti Kemas Impor dengan Software Freight Forwarding ScaleOcean

Proses logistik peti kemas di pelabuhan sering kali dihadapkan pada tantangan. Salah satu bagian pentingnya adalah docking. Docking adalah proses di mana kapal bersandar di dermaga, yang seringkali menjadi penyebab antrean. Mulai dari antrean bongkar muat di dermaga, koordinasi dengan operator crane dan truk, hingga risiko keterlambatan pengembalian kontainer kosong yang dapat menimbulkan biaya tambahan.
Tanpa sistem yang jelas, dokumen penting sering tercecer, status kontainer tidak diketahui dengan pasti, dan miskomunikasi antar pihak sangat mudah terjadi. Dengan ScaleOcean, semua tahapan tersebut dapat dikelola dalam satu platform terintegrasi yang efisien.
Sistem ini memberi visibilitas penuh terhadap alur peti kemas, memastikan kepatuhan SOP, dan mengurangi potensi biaya tak terduga akibat keterlambatan atau kesalahan administrasi. Menariknya lagi, ScaleOcean menawarkan demo gratis agar tim Anda bisa langsung mencoba bagaimana teknologi ini mempercepat proses, menyederhanakan koordinasi, sekaligus meminimalisir risiko operasional.
Berikut fitur ScaleOcean yang mendukung kelancaran alur proses peti kemas:
- Digitalisasi dokumen dan manifest: otomatisasi pembuatan, pencatatan, dan arsip dokumen seperti MAWB/HAWB dan manifest.
- Penjadwalan dan koordinasi terintegrasi: mengatur jadwal bongkar muat, alokasi crane, dan pengaturan truk drayage.
- Tracking real-time: pantau status kontainer dari dermaga ke CFS hingga lokasi penerima.
- Dashboard operasional: memonitor waktu proses, efisiensi penanganan, dan performa tim.
- Manajemen entry container: pantau dan kelola pengembalian kontainer kosong agar bebas dari biaya detention.
6. Kesimpulan
Dengan memahami alur logistik peti kemas secara menyeluruh, perusahaan dapat merancang strategi distribusi yang lebih efisien dan minim risiko. Setiap tahapan, mulai dari pengemasan hingga pengiriman akhir, memegang peranan penting dalam memastikan barang tiba tepat waktu dan sesuai standar internasional yang berlaku.
Optimalkan seluruh proses logistik Anda dengan ScaleOcean, software logistik terbaik yang dirancang untuk memberikan visibilitas penuh dan kontrol real-time. Dari pelacakan kontainer hingga manajemen dokumen digital, ScaleOcean membantu bisnis Anda bergerak lebih cepat, efisien, dan siap menghadapi tantangan distribusi global.
FAQ:
1. Apa itu kontainer logistik?
Istilah ini merujuk pada penggabungan berbagai barang dan material ke dalam satu kontainer agar mudah dikelola. Kontainer menyatukan banyak item menjadi satu unit, sehingga proses transportasi, penyimpanan, dan pengambilan barang menjadi lebih praktis serta efisien dalam penggunaan ruang.
2. Apa bedanya TPS lini 1 dan lini 2?
Lini 1 adalah area atau dermaga di pelabuhan yang digunakan untuk menumpuk barang hasil bongkaran langsung dari kapal. Sementara itu, lini 2 adalah area penumpukan di pelabuhan yang menampung barang setelah dipindahkan dari lini 1 untuk proses selanjutnya.
3. Apa saja tahapan bongkar muat?
Tahapan Utama dalam Bongkar Muat Barang:
Pihak pelabuhan menyiapkan kapal dan terminal sebelum sandar, termasuk alat bongkar muat seperti crane, forklift, serta tenaga kerja. Proses selanjutnya melibatkan pemuatan atau pembongkaran barang, penataan dan penyimpanan di area yang ditentukan, hingga pengiriman barang ke lokasi akhir.
4. Berapa lama bongkar muat kapal kontainer?
Berikut ini adalah rata-rata waktu bongkar muat di sejumlah pelabuhan Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok mencatat waktu 2,8 hari untuk kontainer domestik dan 3,5 hari untuk internasional. Sementara itu, Pelabuhan Belawan mencatat 2,2 hari untuk domestik dan 3,1 hari untuk kontainer internasional.


 
	 
				 
			.png) 
			 
         
             
             
             
             
             
             
             PTE LTD..png) 
            .png) 
             
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
             
            .png) 
            .png) 
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                