Kesalahpahaman dalam menentukan tanggung jawab dan biaya pengiriman dapat menyebabkan kerugian tak terduga dalam rantai pasok. Menurut studi kasus Kwik Company pada 2024, barang senilai $32.000 yang dikirim dengan ketentuan FOB Shipping Point pada 28 Desember 2024 baru diterima pada 5 Januari 2025, mempengaruhi perhitungan inventaris akhir tahun mereka.
Untuk mencegah masalah tersebut, perusahaan perlu memahami dan menyepakati dengan jelas syarat pengiriman, terutama perbedaan FOB shipping point dan FOB destination. Kondisi ini membuat perusahaan harus lebih cermat dalam menyepakati syarat pengiriman agar operasional tetap lancar dan transparan.
Untuk membantu Anda menghindari jebakan ini, mari kita telusuri secara detail apa saja perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point. Pengetahuan ini akan membekali Anda untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan melindungi kepentingan bisnis Anda dalam setiap transaksi pengiriman.

- FOB shipping point adalah kondisi dalam transaksi jual beli dimana penjual bertanggung jawab atas barang yang dikirimkan hingga barang dimuat ke kendaraan pengangkut.
- FOB destination point adalah istilah dalam perdagangan internasional yang mana penjual menanggung biaya dan risiko pengiriman barang hingga barang sampai di lokasi tujuan.
- Perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point terletak pada pihak yang bertanggung jawab atas biaya dan risiko pengiriman.
- Software logistik ScaleOcean merupakan sistem logistik terbaik untuk menjamin kesuksesan penerapan FOB destination point.

1. Apa itu FOB Shipping Point?
FOB shipping point (Free on Board Shipping Point) adalah istilah penting dalam perdagangan internasional yang menyatakan bahwa titik penyerahan barang dan tanggung jawab beralih di titik pengiriman atau gudang penjual. Penjual bertanggung jawab atas barang hingga barang dimuat ke kendaraan pengangkut.
Hal tersebut mirip dengan spesifikasi FCA Incoterms, namun berbeda sedikit karena transfer tanggung jawab terjadi ketika barang diberikan ke carrier yang ditentukan pembeli. Setelah proses pemuatan selesai, semua risiko dan biaya freight menjadi tanggung jawab pembeli. Ini berarti pembeli menanggung semua biaya dan potensi kerugian selama perjalanan.
2. Apa Keuntungan FOB Shipping Point bagi Penjual dan Pembeli?
FOB shipping point memberikan keuntungan bagi penjual dan pembeli dengan cara yang berbeda. Konsep ini berfokus pada pemindahan tanggung jawab dan risiko barang saat barang meninggalkan tempat pengiriman. Berikut adalah keuntungan yang didapatkan oleh kedua pihak dalam transaksi ini:
a. Bagi Penjual
Penjual mendapatkan kontrol yang lebih besar atas pengiriman barang hingga meninggalkan lokasi mereka. Dengan adanya kontrol ini, penjual dapat memilih penyedia jasa transportasi yang dapat diandalkan, yang pada gilirannya mengurangi potensi kerugian akibat pengiriman.
Selain itu, dengan FOB shipping point, risiko beralih ke pembeli begitu barang meninggalkan tempat pengiriman. Ini memungkinkan penjual untuk tidak khawatir tentang kerusakan atau kehilangan barang setelah pengiriman dimulai.
b. Bagi Pembeli
Bagi pembeli, keuntungan utama adalah pengurangan biaya pengiriman, karena mereka hanya bertanggung jawab atas biaya pengiriman setelah barang meninggalkan tempat penjual. Dengan demikian, pembeli dapat merencanakan biaya dengan lebih akurat dan efisien.
Pembeli juga memiliki kebebasan untuk memilih cara pengiriman setelah barang meninggalkan tempat pengiriman, memberikan mereka fleksibilitas dalam memilih solusi yang lebih hemat biaya atau lebih efisien sesuai kebutuhan mereka.
3. Apa Saja Faktor Penting Terkait FOB Shipping Point?
Dalam FOB shipping point, ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan untuk memastikan pengiriman berjalan dengan lancar dan menguntungkan bagi kedua pihak. Berikut adalah hal-hal yang perlu menjadi perhatian utama dalam proses ini:
a. Pengalihan Risiko
Pada FOB shipping point, risiko pengiriman berpindah dari penjual ke pembeli begitu barang meninggalkan lokasi pengiriman. Oleh karena itu, pembeli harus siap untuk menanggung segala potensi risiko seperti kerusakan atau kehilangan barang selama proses pengiriman.
b. Dokumentasi Pengiriman
Salah satu aspek penting dalam FOB shipping point adalah pengelolaan dokumentasi pengiriman yang tepat dan akurat. Pembeli harus memastikan bahwa semua dokumen terkait pengiriman, seperti surat jalan, faktur, dan bill of lading, tersedia dan sesuai dengan ketentuan.
c. Pengaturan Asuransi
Pada FOB shipping point, pembeli bertanggung jawab atas pengaturan asuransi barang setelah barang meninggalkan tempat pengiriman. Oleh karena itu, pembeli perlu mempertimbangkan untuk mengasuransikan barang selama transit guna melindungi diri dari kemungkinan kerugian.
d. Keandalan Penyedia Jasa Pengiriman
Penyedia jasa pengiriman memainkan peran penting dalam memastikan pengiriman barang tepat waktu dan dalam kondisi baik. Pembeli perlu memilih penyedia layanan yang memiliki reputasi baik, keandalan, dan kemampuan untuk menangani pengiriman sesuai kebutuhan mereka.
4. Contoh Penerapan FOB Shipping Point
Mari kita lihat contoh penerapan FOB shipping point dalam proses logistik:
Ambil contoh sebuah perusahaan tekstil di Indonesia yang menjual kain kepada distributor di Malaysia. Kedua pihak menyepakati FOB shipping point di gudang perusahaan di Surabaya. Dengan kesepakatan ini, distributor di Malaysia menanggung biaya pengiriman dan semua risiko yang timbul setelah barang meninggalkan gudang penjual.
Barang pesanan diangkut menggunakan truk sewaan pembeli menuju pelabuhan, lalu diangkut dengan kapal laut. Segera setelah barang meninggalkan gudang penjual, semua tanggung jawab beralih ke pembeli, termasuk biaya pengiriman, asuransi, serta potensi kerusakan atau kehilangan selama perjalanan.
Setibanya di pelabuhan Malaysia, distributor bertanggung jawab atas biaya pembersihan dan bea cukai sebelum mengirim barang ke gudang mereka. Dalam skenario ini, jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang di perjalanan, pembeli yang menanggung biayanya, bukan penjual.
Contoh ini menunjukkan bahwa FOB shipping point menguntungkan penjual karena tanggung jawab mereka berakhir saat barang meninggalkan fasilitas. Pembeli, di sisi lain, memiliki kendali penuh terhadap pengiriman dan biaya terkait setelah barang barang berada di luar tempat penjual.
5. Apa itu FOB Destination Point?
FOB Destination Point adalah istilah dalam perdagangan yang menunjukkan bahwa penjual menanggung seluruh biaya dan risiko pengiriman sampai barang mencapai lokasi tujuan yang telah disepakati, seperti gudang milik pembeli.
Dengan kata lain, penjual bertanggung jawab atas seluruh biaya pengiriman serta risiko kerusakan atau kehilangan barang hingga diterima oleh pembeli. Pada FOB Destination Point, perpindahan kepemilikan barang dari penjual ke pembeli terjadi setelah barang sampai di tempat tujuan yang telah ditentukan dan pembeli menerimanya.
Hal ini berarti selama proses pengiriman, penjual masih memegang hak atas barang dan bertanggung jawab atas kondisi serta keamanannya. Setelah barang diterima di lokasi yang disepakati—seperti gudang pembeli—barulah tanggung jawab dan hak milik resmi berpindah ke pihak pembeli.
Baca juga: 5 Aplikasi Ekspor Impor untuk Proses Logistik
6. Apa Keuntungan FOB Destination Point bagi Penjual dan Pembeli?
FOB destination point artinya implikasi penting berbagai pihak dalam transaksi, baik penjual dan pembeli. Masing-masing pihak akan mendapatkan keuntungan dan meminimalkan risiko karena adanya kejelasan pembagian tanggung jawab selama proses pengiriman barang. Ini keuntungan yang didapat kedua pihak:
a. Bagi Penjual
Penjual punya kontrol yang lebih besar dalam proses pengiriman hingga tiba di tujuan. Dengan begitu, penjual bisa memilih vendor transportasi logistik terpercaya dan dapat menghindari masalah yang bisa merusak reputasi.
Selain itu, seller juga dapat membangun reputasi positif karena barang bisa dipastikan tiba dalam kondisi yang baik dan tepat waktu. Ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pembeli dan bisa menjadi nilai tambah dalam proses negosiasi kontrak penjualan di masa depan.
b. Bagi Pembeli
Keuntungan bagi pembeli FOB destination point adalah dapat mengurangi risiko yang terjadi. Dengan sistem ini, pembeli tidak perlu menanggung risiko kerusakan dan kehilangan barang selama perjalanan, karena semua tanggung jawab dan risiko berada di tangan penjual hingga barang tiba di lokasi tujuan.
Dengan metode ini, pembeli juga tidak perlu mengasuransikan barang selama transit. Ini membuat pembeli tidak perlu khawatir dengan kemungkinan biaya tambahan akibat masalah pengiriman.
Namun, baik penjual maupun pembeli tidak perlu khawatir, karena software logistik ScaleOcean hadir untuk mengoptimalkan seluruh proses pengiriman dengan efektif. Dengan kemampuan integrasi canggih, ScaleOcean memungkinkan pelacakan status pengiriman secara real-time, memastikan barang sampai tujuan tepat waktu.
Selain itu, sistem logistik ScaleOcean memberikan akses mudah bagi pembeli dan penjual untuk memantau keberadaan barang, serta memberikan notifikasi jika terjadi keterlambatan atau masalah selama pengiriman. Fitur-fitur ini membantu meningkatkan efisiensi dan transparansi, menjaga kelancaran arus barang, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

7. Apa Saja Faktor Penting Terkait FOB Destination Point?
Dalam proses free on board destination, terdapat berbagai aspek penting yang harus diperhatikan untuk memastikan kelancaran pengiriman impor ekspor. Dengan memperhatikan aspek berikut ini, Anda bisa lebih mudah dalam mengelola layanan logistik yang diberikan kepada pelanggan dengan lebih efisien.
a. Total Biaya Logistik
Salah satu pertimbangan utama dalam FOB destination point adalah memahami siapa yang bertanggung jawab atas shipping fee dengan jelas, dan bagaimana biaya tersebut mempengaruhi margin keuntungan kedua pihak.
Dalam FOB destination, penjual akan menanggung semua biaya logistik sampai barang tiba di tujuan termasuk biaya transportasi, asuransi, dan biaya lain yang relevan. Sedangkan bagi pembeli biaya total ini menjadi dasar penentuan harga pembelian.
b. Jadwal Pengiriman
Pemilihan FOB destination point juga bisa mempertimbangkan jadwal pengiriman karena penjual harus memastikan barang tiba dengan tepat waktu. Adanya keterlambatan pengiriman dapat berpengaruh buruk pada finansial dan operasional pembeli, terutama jika barang tersebut menjadi faktor utama operasi bisnis mereka.
Oleh karena itu, perusahaan logistik harus memberikan layanan logistik yang mampu menangani setiap proses pengiriman barang dengan jadwal yang bisa disesuaikan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan klien.
c. Kondisi Barang Saat Tiba
Aspek berikutnya FOB destination point adalah memperhatikan kondisi ketika barang tiba. Penjual bertanggung jawab terhadap barang hingga sampai di tujuan, sehingga jika terjadi kerusakan atau kekurangan barang selama pengiriman menjadi tanggung jawab penjual.
Untuk itu, perusahaan bisa menggunakan software logistik yang dapat melacak status pengiriman dan keadaan barang secara real-time, sehingga membuat pembeli dan penjual dapat melacak keadaan barang.
Ini membuat pembeli bisa memastikan barang tiba dengan aman, dan semua dokumentasi terkait kondisi barang bisa Anda akses dalam sistem secara lengkap.
d. Kompetensi Manajemen Logistik
Kemampuan manajemen logistik juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Penting untuk mempertimbangkan bagaimana pengelolaan layanan logistik yang diberikan dalam menangani proses FOB destination dengan akurat dan tepat. Termasuk pemahaman yang baik terhadap regulasi ekspor impor, dan mampu membuat perencanaan rute pengiriman yang efisien.
8. Contoh Penerapan FOB Destination Point
Mari kita lihat contoh penerapan FOB destination point dalam proses logistik:
Ambil contoh perusahaan peralatan elektronik di Jepang yang menjual produk kepada distributor di Indonesia. Keduanya sepakat menggunakan FOB destination point di Jakarta.
Dengan demikian, perusahaan Jepang menanggung seluruh proses pengiriman, termasuk biaya transportasi, asuransi, dan risiko kerusakan atau kehilangan barang selama perjalanan.
Barang diangkut menggunakan kapal kargo, dan semua risiko tetap menjadi tanggungan penjual sampai barang tiba dengan selamat di gudang distributor di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, tim distributor akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan semua unit tiba dalam kondisi baik.
Setelah freight forwarder menyerahkan barang dan dokumen penerimaan ditandatangani, barulah tanggung jawab dan risiko beralih ke pembeli. Dalam skenario ini, jika terjadi kerusakan selama perjalanan, perusahaan Jepang harus menanggung biaya penggantian atau perbaikan.
Dari sini bisa dilihat bahwa FOB destination point memberi rasa aman bagi pembeli karena mereka tidak perlu khawatir dengan risiko selama proses pengiriman.
9. Apa Perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination?
Perbedaan utamanya terletak pada pihak yang bertanggung jawab atas biaya dan risiko selama pengiriman. Pada FOB destination, penjual menanggung seluruh biaya dan risiko, sementara pada FOB shipping point, tanggung jawab tersebut berada di tangan pembeli.
Keduanya menjadi metode pengiriman cross-country yang diatur oleh ketentuan dan berbagai contoh interms dan memiliki aturan serta pengelolaan yang berbeda. Berikut perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point, yaitu:
1. Tanggung Jawab Penjual
Dalam FOB Destination Point, penjual bertanggung jawab atas barang sampai tiba di lokasi pembeli. Sebaliknya, dalam FOB Shipping Point, penjual hanya bertanggung jawab hingga barang dikirim dari gudangnya. Oleh karena itu, risiko kerusakan akan bergeser tergantung dari ketentuan FOB yang disepakati.
2. Kepemilikan Barang
Kepemilikan barang pada FOB Destination Point berpindah setelah barang sampai di tempat pembeli atau port of loading. Namun, untuk FOB Shipping Point, kepemilikan beralih sejak barang dikirim dari lokasi penjual. Akibatnya, hak dan kewajiban atas barang ditentukan oleh titik perpindahan tersebut.
3. Pencatatan Transaksi
Transaksi dicatat saat pembeli menerima barang jika menggunakan FOB Destination Point. Sebaliknya, dalam FOB Shipping Point, pencatatan dilakukan saat barang dikirim dari gudang penjual. Perbedaan ini berdampak pada waktu pengakuan pendapatan dan persediaan.
4. Implikasi Akuntansi
Dalam FOB Destination Point, penjual mencatat pendapatan setelah barang diterima pembeli, sehingga pengakuan tertunda. Di sisi lain, FOB Shipping Point memungkinkan penjual mengakui pendapatan lebih awal. Perbedaan ini penting bagi laporan keuangan dan audit.
5. Biaya Pengiriman
FOB Destination Point mewajibkan penjual menanggung biaya kirim hingga lokasi pembeli. Sebagai perbandingan. Sebaliknya, dalam FOB Shipping Point, pembeli harus membayar biaya kirim sejak barang meninggalkan gudang. Hal ini memengaruhi perhitungan total biaya pembelian.
6. Asuransi Pengiriman
FOB Destination Point mewajibkan penjual menanggung risiko selama proses pengiriman, termasuk asuransi barang. Sebaliknya, pembeli harus menanggung risiko tersebut pada FOB Shipping Point. Oleh karena itu, penentuan titik FOB akan memengaruhi tanggung jawab terhadap perlindungan barang.
Secara keseluruhan, FOB Destination Point berbeda dari FOB Shipping Point, di mana tanggung jawab penjual selesai begitu barang dikirim dari gudang penjual, dan selanjutnya pembeli yang menanggung semua biaya serta risiko pengiriman.
10. Kelola FOB Shipping dan Destination Point dengan Software Logistik ScaleOcean
Proses FOB yang kompleks membuat perusahaan logistik terkadang kesulitan dalam mengelola proses pengiriman barang, dan menjaga barang tetap aman selama perjalanan. Ini membutuhkan teknologi canggih seperti aplikasi logistik yang mampu mengendalikan proses free on board secara menyeluruh.
Software logistik ScaleOcean bisa menjadi opsi terbaik untuk Anda mengelola proses FOB dari proses awal hingga akhir dengan pengendalian dan pelacakan yang bisa Anda akses dalam satu sistem. ScaleOcean menawarkan demo gratis untuk membantu Anda memahami sistem sepenuhnya bekerja untuk bisnis Anda.
Selain itu, ada beberapa keunggulan yang bisa Anda manfaatkan dari penerapan aplikasi logistik ScaleOcean untuk meningkatkan layanan logistik FOB secara menyeluruh. Ini diantaranya:
- Tracking Pengiriman: Monitoring pergerakan barang real-time serta pelacakan status pengiriman dan memastikan barang sampai tujuan tepat waktu.
- Notifikasi dan Peringatan: Sistem akan mengirimkan notifikasi kepada pihak terkait jika terjadi perubahan status pengiriman, keterlambatan, atau gangguan pada jalur distribusi.
- Integrasi dengan Warehouse Management: Optimalkan pengelolaan barang selama proses pengiriman.
- Cost Management: Pengelolaan biaya pengiriman, dan membantu pemantauan anggaran otomatis memastikan pengiriman tidak melebihi anggaran yang ditetapkan.
- Manajemen Dokumen: Memastikan semua pihak memiliki bukti pengiriman dan syarat yang disepakati, dan memastikan peraturan pengiriman termasuk standar bea cukai terpenuhi dengan optimal.
Penggunaan aplikasi logistik ScaleOcean menjadi solusi bagi Anda untuk memastikan pengiriman barang sampai di tujuan dengan aman dan sesuai kesepakatan. Ini tidak hanya akan memberikan pengalaman lebih baik bagi pelanggan, tapi juga mengoptimalkan operasional perusahaan.
Baca juga: 25 Aplikasi Logistik Terbaik untuk Manajemen Transportasi
11. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai FOB (Free on Board), dapat disimpulkan bahwa ini adalah kontrak perdagangan internasional yang sangat krusial dalam menentukan tanggung jawab dan biaya pengiriman.
Baik FOB shipping point maupun FOB destination point mendefinisikan secara jelas kapan risiko dan kepemilikan barang beralih antara penjual dan pembeli.
Masing-masing jenis FOB menetapkan siapa yang menanggung semua biaya logistik dan asuransi pengiriman, serta siapa yang bertanggung jawab atas kondisi barang. Pemahaman yang tepat terhadap perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan potensi kerugian.
Untuk memudahkan pengelolaan transaksi FOB, Anda bisa memanfaatkan teknologi canggih seperti software logistik ScaleOcean.
Solusi ini mampu mengelola dan mengendalikan seluruh proses pengiriman barang secara transparan, mulai dari penyerahan awal oleh eksportir hingga penerimaan barang oleh importir dengan aman dan tepat waktu.
Anda dapat melakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim ScaleOcean untuk merasakan keunggulan sistem ini bagi bisnis Anda.
FAQ:
1. Apakah yang dimaksud FOB destination point?
FOB Destination Point merujuk pada kondisi di mana penyerahan barang terjadi di gudang atau pelabuhan pembeli. Dalam hal ini, penjual bertanggung jawab atas barang hingga tiba di tujuan dan diterima oleh pembeli. Selama proses pengiriman, penjual menanggung semua biaya dan risiko yang timbul.
2. FOB shipping point, siapa yang menanggung?
Dalam perjanjian FOB shipping point, penjual menanggung seluruh biaya dan ongkos angkut hingga barang tiba di pelabuhan asal. Setelah barang berada di pelabuhan dan dimuat ke kapal pengangkut, pembeli bertanggung jawab secara finansial atas biaya pengiriman, termasuk bea cukai, pajak, dan biaya lainnya.
3. Apa perbedaan FOB shipping point dan FOB destination point?
Perbedaan FOB shipping point dan FOP destination point terletak pada titik pemindahan kepemilikan serta siapa yang menanggung biaya dan risiko pengiriman. Pada FOB Shipping Point, transaksi tercatat saat barang dikirim oleh penjual, sementara pada FOB Destination, transaksi tercatat saat barang diterima oleh pembeli.
4. Siapakah yang menanggung ongkos kirim saat syarat penjualan adalah A FOB titik pengiriman B FOB tujuan?
Dalam sistem FOB Shipping Point, pembeli bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan risiko barang selama perjalanan, sedangkan dalam sistem FOB Destination Point, penjual yang menanggung biaya dan risiko pengiriman hingga barang tiba di alamat pembeli.
5. Mana yang lebih menguntungkan, FOB Destination atau FOB Shipping Point, bagi pembeli/penjual?
Bagi pembeli, FOB Destination lebih menguntungkan karena penjual menanggung biaya dan risiko hingga barang diterima. Sebaliknya, bagi penjual, FOB Shipping Point lebih menguntungkan karena mereka dapat mengalihkan biaya dan risiko pengiriman kepada pembeli.