Dalam dunia ekspor impor, memahami aturan dan kontrak perdagangan adalah kunci keberhasilan pengiriman barang. Salah satu istilah penting yang sering digunakan adalah FOB atau free on board.
Istilah ini tidak hanya menentukan titik pengalihan tanggung jawab risiko dan biaya dari penjual ke pembeli, tetapi juga memastikan kejelasan dan akuntabilitas sepanjang proses pengiriman.
FOB menjadi standar dalam bisnis logistik yang menjelaskan kapan penjual dapat melepaskan tanggung jawab pengurusan barang dan mengalihkannya ke pembeli.
Dengan memahami apa itu FOB dalam ekspor dan implementasinya dalam contoh nyata, serta berbagai jenis FOB, Anda akan lebih mudah mengelola risiko dan biaya dalam perdagangan global. Pelajari selengkapnya di sini!
- FOB merupakan istilah dalam perdagangan global yang menjelaskan kapan tanggung jawab dan biaya atas barang berpindah dari pihak penjual ke pembeli.
- Jenis-jenis FOB adalah FOB origin dan FOB destination.
- Perbedaan FOB dan CIF adalah biaya pengiriman, tanggung jawab asuransi, risiko logistik.
1. Pengertian FOB
FOB adalah singkatan dari free on board, yaitu jenis incoterms yang merujuk ke pembagian tanggung jawab biaya dan risiko antara penjual dan pembeli selama proses pengiriman.
Penjual bertanggung jawab atas barang sampai barang tersebut dimuat ke kapal atau moda transportasi utama, setelah itu tanggung jawab serta risiko berpindah kepada pembeli. Hal ini serupa, namun tidak sepenuhnya sama dengan FCA Incoterms.
Sebagai contoh, PT IndoTextile, perusahaan tekstil batik yang berbasis di Bandung, menjalin kontrak dengan BoutiqueChic, perusahaan ritel di Paris, Prancis, untuk memasok berbagai jenis kain batik koleksi musim panas. Kedua pihak sepakat menggunakan kontrak FOB dalam transaksi tersebut.
Dalam perjanjian ini, PT IndoTextile bertanggung jawab mengemas barang dengan aman dan mengatur transportasi hingga pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Seluruh biaya dan dokumentasi ekspor juga menjadi tanggung jawab penjual hingga barang tiba di pelabuhan tujuan di Paris.
Risiko kehilangan atau kerusakan selama pengiriman tetap menjadi tanggung jawab PT IndoTextile sampai barang diterima dan diserahkan secara resmi kepada BoutiqueChic di pelabuhan Paris.
Untuk memastikan kelancaran proses, PT IndoTextile bekerja sama dengan vendor pengiriman internasional dan mengelola asuransi pengiriman guna meminimalkan potensi kerugian selama masa transit.
Baca juga: Freight Cost Calculator, Hitung Akurat Biaya Pengiriman
2. Jenis-jenis FOB
Dalam bisnis logistik, apa itu FOB dalam ekspor dibagi menjadi beberapa macam yang mengatur bagaimana proses transaksi logistik berlangsung dan pembagian tanggung jawab terkait manajemen barang. Umumnya, dibagi menjadi FOB origin dan FOB destination.
a. FOB Shipping Point
FOB shipping point juga dikenal sebagai FOB origin. Dalam kondisi ini, risiko kerusakan, kehilangan, atau biaya tambahan selama pengiriman menjadi tanggung jawab pembeli.
Artinya, pembeli harus mengatur asuransi dan semua aspek logistik pengiriman sejak awal. Penjual dianggap telah menyelesaikan kewajibannya ketika produk telah dikirim dari pelabuhan asal, dan semua biaya yang terkait dengan pengiriman dari titik ini diambil alih oleh pembeli.
b. FOB Destination Point
Dalam kontrak ini, penjual bertanggung jawab atas barang hingga barang tersebut tiba di lokasi tujuan yang telah ditetapkan dan diterima oleh pembeli. Jadi, penjual harus menanggung semua biaya pengiriman dan risiko kerusakan atau kehilangan barang selama perjalanan.
Pembeli hanya mengambil alih tanggung jawab setelah barang tiba dengan selamat dan diserahkan di lokasi tujuan. Jenis ini sering dipilih oleh pembeli yang ingin membayar barang hanya ketika tiba dalam kondisi baik.
Baca juga: 10 Freight Forwarding Software Terbaik di Indonesia Tahun 2025
3. Fungsi FOB

FOB berperan penting dalam perdagangan internasional dengan mengatur pembagian tanggung jawab biaya dan risiko antara penjual dan pembeli secara jelas selama proses pengiriman barang. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait manfaat FOB dalam perdagangan internasional.
a. Menetapkan Batas Tanggung Jawab yang Jelas
Penggunaan FOB memudahkan pembagian tanggung jawab biaya dan risiko antara penjual dan pembeli secara tegas. Penjual hanya bertanggung jawab hingga barang dimuat ke kapal, sementara pembeli mengelola proses pengiriman selanjutnya.
Hal ini mencegah terjadinya kesalahan dalam pengelolaan logistik dan keuangan, menciptakan alur kerja yang lebih rapi dan transparan bagi kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan.
b. Mengurangi Potensi Kerugian dan Risiko
Dengan FOB, risiko kerusakan atau kehilangan barang secara jelas dialihkan dari penjual ke pembeli pada saat barang sudah berada di atas kapal. Pembeli dapat mengelola asuransi dan pengendalian risiko sesuai kebutuhannya, sehingga potensi kerugian dapat diminimalisir secara efektif. Ini memungkinkan pembeli memiliki kendali penuh atas keamanan barang setelah tahap awal pengiriman.
c. Menyederhanakan Perhitungan Biaya dan Pajak
FOB mempermudah perhitungan biaya pengiriman dan bea masuk karena nilai barang didasarkan pada harga FOB. Penentuan biaya pajak menjadi transparan dan terstandarisasi, sehingga proses kepabeanan lebih lancar dan mengurangi kemungkinan perselisihan antara pihak terkait. Ini juga membantu proyeksi anggaran yang lebih akurat bagi pembeli.
d. Mempercepat Proses Logistik dan Operasional
Penjual hanya fokus mengatur pengiriman sampai pelabuhan asal, sedangkan pembeli mengelola proses pengiriman lanjutan. Pembagian ini meningkatkan efisiensi operasional dengan memanfaatkan keahlian masing-masing pihak di wilayah asal dan tujuan barang. Alhasil, koordinasi menjadi lebih sederhana dan waktu pengiriman dapat dipangkas secara signifikan.
e. Membangun Hubungan Bisnis yang Terpercaya
Kejelasan tanggung jawab dan pengaturan biaya dalam FOB membantu menciptakan kepercayaan antara penjual dan pembeli. Transparansi ini memudahkan kerja sama jangka panjang karena kedua pihak memahami batas kewajiban dan haknya dalam transaksi internasional. Hubungan yang transparan menjadi fondasi untuk kesepakatan bisnis yang langgeng dan saling menguntungkan.
Baca juga: Berikut Cara Tracking Container Logistik yang Perlu Dipahami
4. Pembagian Tanggung Jawab Penjual dan Pembeli
FOB price adalah salah satu kontrak perdagangan internasional yang cukup baik karena menjelaskan secara detail pembagian tanggung jawab penjual dan pembeli. Bagaimana detail tanggung jawab masing-masing pihak tersebut? Yuk, langsung simak pada pembahasan berikut ini.
a. Tanggung Jawab Penjual
Penjual bertanggung jawab atas persiapan, pengemasan, dan pengiriman barang hingga dipastikan barang sampai di port of loading negara asal. Penjual juga harus mengurus semua dokumen ekspor.
Tidak hanya itu, tapi juga harus mengatur pengiriman barang ke kapal yang telah dipesan oleh pembeli dan menanggung biaya logistiknya hingga barang benar-benar berada di atas kapal. Setelah barang dimuat, risiko kerusakan atau kehilangan barang beralih dari penjual ke pembeli.
b. Tanggung Jawab Pembeli
Sedangkan tanggung jawab pembeli dimulai setelah barang dimuat ke dalam kapal di pelabuhan pengiriman. Dari sini, pembeli bertanggung jawab terkait semua biaya dan risiko yang ada mulai dari pelabuhan pengiriman ke destinasi akhir.
Ini termasuk biaya pengiriman, asuransi pengiriman, dan biaya lain yang bisa jadi dibutuhkan selama perjalanan.
Pembeli juga bertanggung jawab mengatur penerimaan barang di pelabuhan tujuan, melakukan pemeriksaan barang, dan mengurus semua dokumen yang diperlukan untuk impor, termasuk membayar bea masuk dan pajak.
5. Proses FOB
Dalam pengiriman barang internasional, memahami alur proses Free On Board (FOB) sangat penting agar tanggung jawab dan risiko antara penjual serta pembeli dapat dikelola dengan tepat dan efisien. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai tahapan utama dalam proses FOB.
a. Pengaturan Barang dan Persiapan Pengiriman
Penjual bertanggung jawab menyiapkan barang ekspor sesuai kesepakatan, meliputi pengemasan, dokumentasi, dan pengaturan agar siap dimuat ke kapal di pelabuhan pengiriman sesuai jadwal.
Penjual juga harus memastikan kualitas barang memenuhi standar ekspor dan mengurus dokumen seperti invoice, packing list, serta surat izin ekspor demi kelancaran bea cukai. Persiapan yang matang akan mencegah keterlambatan pengiriman.
b. Penyerahan Barang ke Kapal
Tanggung jawab penjual beralih ke pembeli saat barang berhasil dimuat ke kapal, menandai perpindahan risiko dan biaya pengiriman. Penjual wajib memastikan proses pemuatan aman, sesuai prosedur pelabuhan, dan didukung pengepakan kuat serta pengamanan memadai demi mencegah kerusakan.
Proses ini harus didokumentasikan dengan baik, termasuk tanda terima dari otoritas pelabuhan, sebagai bukti penyerahan tanggung jawab.
c. Pengelolaan Biaya dan Risiko oleh Pembeli
Setelah barang berada di kapal, pembeli mengambil alih tanggung jawab biaya transportasi laut, asuransi, dan risiko selama perjalanan. Pembeli juga mengatur proses pengurusan dokumen di pelabuhan tujuan hingga barang diterima.
Setelah penyerahan, pembeli bertanggung jawab memilih jasa pengiriman laut, asuransi, dan menangani risiko selama transit. Pembeli juga perlu menyiapkan dokumen impor seperti bill of lading dan customs clearance untuk menghindari hambatan saat barang tiba di pelabuhan tujuan.
d. Proses Pengiriman dan Penerimaan Barang
Barang akan dikirimkan sesuai rute yang telah disepakati hingga tiba di pelabuhan tujuan. Setelah kapal berlayar, seluruh tanggung jawab logistik beralih sepenuhnya kepada pembeli. Pembeli bertanggung jawab penuh atas proses bea cukai impor, pengaturan bongkar muat barang di pelabuhan tujuan, serta pembayaran bea masuk dan pajak impor yang berlaku.
Selanjutnya, setelah barang diterima, pembeli juga bertanggung jawab atas pengangkutan lebih lanjut hingga ke gudang atau tujuan akhir, memastikan barang sampai dalam kondisi baik.
Untuk memastikan proses pengiriman dengan skema FOB berjalan lancar, peran software logistik terintegrasi sangat penting. ScaleOcean ERP logistik menyatukan pengelolaan pengiriman, dokumen, dan pemantauan barang secara real-time.
Dengan fitur otomatisasi dan transparansi, ScaleOcean membantu mengurangi kesalahan, mempercepat koordinasi, dan menjaga pengiriman tepat waktu. Solusi ini memudahkan pengelolaan risiko dan biaya sesuai tanggung jawab masing-masing pihak, sehingga operasional lebih efisien dan terkontrol.
6. Perbedaan CIF dan FOB

Dalam perdagangan internasional, pemilihan antara CIF dan FOB sangat mempengaruhi biaya total pengiriman, risiko logistik, dan kontrol atas proses penerimaan barang. Oleh karena itu, penting bagi pihak bisnis logistik untuk tahu perbedaan FOB dan CIF dari berbagai aspek. Berikut penjelasan perbedaan keduanya dari berbagai aspek.
a. Biaya Pengiriman
Beda FOB dan CIF bisa dilihat dari aspek biaya pengiriman. CIF mengharuskan penjual bertanggung jawab atas semua biaya pengiriman barang hingga paket sampai ke negara pembeli dan menjamin barang akan tiba di pelabuhan tujuan yang telah disepakati.
Sebaliknya untuk FOB, pembeli bertanggung jawab atas ongkos pengiriman mulai dari saat barang melewati reling kapal di pelabuhan asal. Dengan ini, pembeli bisa lebih mudah untuk memilih pengangkut dan melakukan negosiasi tarif pengiriman untuk menghemat biaya.
b. Tanggung Jawab Asuransi
Kontrak CIF menjelaskan bahwa penjual harus menyediakan asuransi barang selama pengiriman barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Artinya, penjual yang bertanggung jawab menanggung kerugian finansial apabila terjadi kerusakan atau kehilangan selama perjalanan.
Sedangkan dengan skema FOB, pembeli harus mengatur dan membayar asuransi sendiri mulai dari titik barang meninggalkan pelabuhan pengiriman. Jadi, dengan ini pembeli bisa menyesuaikan cakupan asuransi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi risiko.
c. Risiko Logistik
Perbedaan CIF dan FOB berikutnya ada pada aspek risiko logistik. Pada perjanjian CIF, penjual harus memastikan bahwa barang tiba di tujuan dengan selamat dan bertanggung jawab atas barang hingga diterima di pelabuhan tujuan. Risiko keterlambatan pengiriman, kehilangan atau kerusakan barang menjadi tanggung jawab pembeli hanya setelah barang tiba di tujuan.
Sedangkan dalam kondisi FOB, risiko logistik beralih ke pembeli segera setelah barang melewati reling kapal di pelabuhan pengiriman. Dengan memilih jenis ini, maka pembeli harus bisa lebih proaktif mengelola risiko selama barang berada dalam transit.
d. Kontrol Atas Pengiriman
Sedangkan jika dilihat dari aspek kontrol atas pengiriman, FOB memberikan kontrol yang lebih besar kepada pembeli dibandingkan dengan CIF. Pembeli memiliki kebebasan untuk memilih vendor logistik dan rencana rute pengiriman, dengan tujuan mengoptimalkan biaya dan efisiensi transportasi logistik.
Sedangkan dalam CIF, penjual yang memilih pengangkut dan mengontrol seluruh proses pengiriman hingga barang mencapai pelabuhan tujuan. Ini bisa menguntungkan bagi pembeli yang kurang berpengalaman mengatur pengiriman internasional.
7. Kesimpulan
FOB adalah singkatan dari free on board yang merupakan kontrak penting dalam perdagangan internasional. Kondisi ini mengatur tanggung jawab penjual yang berkaitan dengan semua kebutuhan dan biaya pengiriman hingga barang berhasil dimuat di atas kapal.
Sementara pembeli mengambil alih semua tanggung jawab setelahnya, termasuk biaya pengiriman internasional, asuransi, dan biaya yang terkait hingga barang sampai di tujuan.
Proses ini tidak hanya menjamin efisiensi logistik tetapi juga membantu perhitungan pajak dan bea cukai agar menjadi lebih sederhana dan transparan. Selain itu, dengan menerapkan kontrak perdagangan FOB, kedua pihak bisa melakukan perencanaan dan mengelola anggaran dengan lebih efektif.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan Free on Board?
Free on board (FOB) adalah salah satu istilah dalam International Commercial Terms (Incoterms) yang umum digunakan dalam perdagangan global. Istilah ini mengacu pada ketentuan penyerahan barang, di mana risiko dan biaya pengangkutan ditanggung penjual hingga barang berada di atas kapal.
2. FOB titik pengiriman yang bayar siapa?
Dalam skema FOB shipping point, biaya pengiriman biasanya tidak termasuk dalam harga barang dan umumnya ditanggung oleh pembeli. Penjual hanya bertanggung jawab sampai barang dimuat ke kapal, setelah itu semua risiko dan biaya menjadi tanggung jawab pembeli.
3. Apa perbedaan antara FOB dan C&F?
Perbedaan utama antara FOB dan C&F (Cost and Freight) terletak pada pihak yang menanggung biaya pengiriman barang. Dalam FOB, pembeli menanggung biaya sejak barang naik ke kapal, sedangkan dalam C&F, penjual menanggung biaya pengangkutan hingga pelabuhan tujuan.


