Dalam lingkup logistik dan sistem operasional gudang, terdapat berbagai istilah yang harus dipahami oleh pihak manajer dan staf gudang serta pebisnis. Salah satu istilah yang sering muncul adalah franco gudang. Franco gudang adalah metode dalam sistem operasional gudang yang menentukan titik dimana penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman dan risiko kerusakan barang hingga barang tersebut tiba di lokasi yang disepakati.
Artikel ini akan menjelaskan secara detail tentang apa itu franco, jenis-jenis franco yang ada, serta syarat penyerahan barang yang perlu dipahami oleh para pelaku bisnis untuk memastikan proses transaksi berjalan lancar dan efisien. Setelah ini, pembaca akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang manfaat franco gudang dalam sistem operasional gudang logistik.
- Franco gudang adalah sebuah istilah yang merujuk ke penjual bertanggung jawab atas biaya dan risiko pengiriman hingga gudang pembeli.
- Jenis franco gudang yang umum digunakan meliputi franco gudang pembeli, franco pabrik, dan franco on truck/free on truck.
- Perbedaan mendasar antara franco dan loco adalah pada pembagian tanggung jawab, biaya, dan risiko dalam proses pengiriman barang.
- Software freight forwarding ScaleOcean mendukung manajemen logistik franco gudang dengan fitur pelacakan pengiriman inbound, pengelolaan biaya transportasi darat, serta visibilitas stok saat tiba di gudang pembeli.
Pengertian Franco Gudang
Franco gudang adalah sebuah sistem pengiriman di mana seluruh biaya ditanggung penuh oleh penjual hingga barang mencapai gudang pembeli. Seluruh biaya terkait yang perlu ditanggung termasuk biaya pengemasan, ongkos kirim, biaya bongkar barang di lokasi tujuan, hingga potensi pajak selama proses distribusi.
Biasanya, rincian mengenai skema franco gudang ini sudah dicantumkan secara jelas dalam surat penawaran sebagai bagian dari kesepakatan transaksi. Sistem ini sering digunakan dalam distribusi barang domestik, terutama ketika pembeli menginginkan kepastian agar barang diterima utuh tanpa harus repot mengurus detail logistik pengiriman.
Baca juga: SOP Proses Loading dan Unloading Barang yang Wajib Diketahui
Jenis Franco Gudang
Franco gudang dibedakan menjadi beberapa jenis mencakup franco gudang pembeli, franco pabrik, dan franco on truck/free on truck. Aspek utama yang membedakan jenis-jenis tersebut adalah sejauh mana tanggung jawab penjual berlangsung dalam pengiriman.
1. Franco Gudang Pembeli
Dalam franco gudang pembeli, maka penjual menanggung seluruh biaya dan risiko pengiriman hingga barang tiba di gudang pembeli. Penjual memastikan barang dikemas, dikirim, dibongkar, dan diserahkan secara utuh di lokasi pembeli. Pembeli hanya bertugas menerima barang tanpa perlu mengurus biaya pengiriman apa pun.
2. Franco Gudang Pabrik
Untuk jenis ini, penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman hingga barang mencapai area pabrik pembeli. Semua biaya, termasuk transportasi dan bongkar muat di pabrik, menjadi tanggung jawab penjual. Pembeli hanya perlu mengurus proses selanjutnya setelah barang masuk ke pabrik.
3. Franco on Truck
Sedangkan free on truck mengacu pada kondisi di mana penjual bertanggung jawab sampai barang sudah berada di atas truk di lokasi penjual. Setelah barang dimuat, seluruh biaya dan risiko berikutnya beralih kepada pembeli. Artinya, pembeli yang mengurus proses pengiriman dari titik muat ke lokasi akhir.
Baca juga: Apa itu Lembar Hasil Opname Barang Inventaris dan Contohnya
Manfaat Franco Gudang
Penggunaan franco gudang menawarkan berbagai manfaat bagi kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan, termasuk penjual dan pembeli. Beberapa manfaat dari penggunaan gudang franco adalah:
1. Kepastian Biaya yang Jelas
Dikarenakan semua biaya pengiriman sudah ditanggung penjual, pembeli mendapatkan harga akhir yang transparan tanpa biaya tambahan. Cara ini sangat membantu dalam perencanaan anggaran dan menghindari pembengkakan biaya yang tiba-tiba di akhir transaksi.
2. Efisiensi dalam Proses Distribusi Domestik
Penerapan franco gudang sering mempercepat alur distribusi barang lokal karena pembeli tidak perlu mengatur transportasi tambahan. Proses pengiriman berlangsung lebih cepat dan praktis sesuai kesepakatan.
3. Dokumentasi yang Tersusun Rapi
Semua biaya dan tanggung jawab biasanya sudah tercatat dengan jelas dalam surat penawaran atau kontrak. Hal ini akan mempermudah pemantauan pengiriman serta mendukung pencatatan administrasi kedua belah pihak, termasuk dokumen ekspor impor serta urusan bea cukai.
4. Minim Risiko Kerusakan Selama Perjalanan
Penjual bertanggung jawab untuk seluruh risiko pengiriman hingga barang sampai di gudang pembeli, termasuk kerusakan atau kehilangan. Dengan begitu, pembeli merasa lebih aman karena tanggung jawab ada sepenuhnya di tangan penjual.
Dalam DDP atau delivered duty paid, penjual bertanggung jawab penuh atas pengelolaan semua keperluan administratif. Hal ini sangat menguntungkan bagi pembeli yang tidak memiliki sumber daya atau keahlian untuk menangani proses administrasi gudang.
Perbedaan Franco dengan Loco
Perbedaan mendasar antara franco dan loco adalah pada pembagian tanggung jawab, biaya, dan risiko dalam proses pengiriman barang. Pada sistem franco gudang, penjual bertanggung jawab penuh atas pengiriman hingga barang tiba di gudang pembeli. Sedangkan dalam sistem loco, tanggung jawab beralih ke pembeli begitu barang keluar dari gudang penjual.
Secara spesifik perbedaannya bisa dilihat pada aspek berikut ini:
1. Tanggung jawab pengiriman
- Franco: Penjual bertanggung jawab penuh hingga barang tiba di titik serah terima yang telah disepakati.
- Loco: Pembeli mengambil alih tanggung jawab segera setelah barang diserahkan di lokasi penjual.
2. Biaya pengiriman
- Franco: Semua biaya pengiriman sudah termasuk dalam harga jual barang yang disepakati.
- Loco: Harga hanya mencakup nilai barang; seluruh biaya pengiriman menjadi tanggung jawab pembeli.
3. Risiko pengiriman
- Franco: Penjual menanggung seluruh risiko, termasuk kerusakan atau kehilangan, hingga barang sampai di tempat tujuan.
- Loco: Risiko langsung berpindah ke pembeli setelah barang diserahkan dari gudang penjual.
c. Memudahkan Proses Administrasi
Franco gudang seringkali mengurangi kompleksitas proses administratif, terutama untuk pembeli. Dalam DDP atau delivered duty paid, penjual bertanggung jawab penuh atas pengelolaan semua keperluan administratif. Hal ini sangat menguntungkan bagi pembeli yang tidak memiliki sumber daya atau keahlian untuk menangani proses administrasi gudang. Ini juga mengurangi risiko terjadinya kesalahan administratif yang dapat menyebabkan penundaan atau biaya tambahan.
Istilah Lain dalam Serah Terima Barang
Dalam praktik logistik dan perdagangan, terdapat beberapa istilah lain yang sering digunakan untuk menunjukkan kondisi serah terima barang. Istilah-istilah ini menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas biaya dan risiko selama pengiriman. Beberapa istilah yang umum digunakan selain franco gudang adalah sebagai berikut.
1. Cost and Freight
Cost and Freight (CFR) adalah istilah perdagangan internasional yang digunakan dalam pengiriman barang melalui transportasi laut Dalam CFR, penjual bertanggung jawab untuk menanggung biaya serta mengatur pengangkutan barang hingga ke pelabuhan tujuan yang disepakati. Namun, risiko kerusakan atau kehilangan barang berpindah dari penjual ke pembeli setelah barang melewati reling kapal di pelabuhan keberangkatan.
Hal tersebut berarti penjual membayar biaya pengiriman, tetapi pembeli bertanggung jawab atas asuransi barang selama pengangkutan. CFR sangat umum digunakan dalam perdagangan internasional karena memudahkan pembeli untuk mengelola risiko setelah barang berada di atas kapal. Untuk memastikan proses pengiriman berjalan lancar, pembeli biasanya harus memberikan shipping instruction yang jelas kepada pihak pengangkut dan penjual.
2. Cost Insurance and Freight
Cost Insurance and Freight (CIF) memiliki kesamaan dengan CFR, namun dengan adanya tambahan kewajiban penjual untuk menyediakan asuransi selama pengiriman hingga ke pelabuhan tujuan. Dalam CIF, penjual bertanggung jawab untuk menutupi semua biaya pengiriman dan asuransi barang sampai barang tersebut tiba di pelabuhan tujuan.
Seperti dalam CFR, risiko kerusakan atau kehilangan barang berpindah dari penjual ke pembeli segera setelah barang melewati reling kapal di pelabuhan keberangkatan. Namun, CIF memberikan tingkat perlindungan yang lebih besar kepada pembeli karena asuransi yang diberikan penjual memastikan bahwa setiap kerusakan atau kehilangan selama transit akan ditanggung oleh penjual.
3. Free on Board
Free on Board (FOB) adalah istilah yang menunjukkan bahwa penjual memiliki tanggung jawab untuk mengantarkan barang hingga ke kapal di pelabuhan keberangkatan. Risiko kerusakan atau kehilangan barang ditanggung oleh pembeli setelah barang sudah ada di dalam kapal pengiriman.
Berdasarkan ketentuan FOB, pembeli bertanggung jawab atas semua biaya dan risiko setelah barang berada di atas kapal, termasuk biaya pengiriman, asuransi, dan pengiriman ke pelabuhan tujuan. FOB umumnya digunakan dalam perdagangan internasional karena memberikan pembeli kontrol lebih besar atas pengiriman barang setelah barang meninggalkan pelabuhan keberangkatan.
Baca juga: WMS Inventory Software untuk Mengurangi Risiko Kelola Stok
Optimalkan Pengiriman Franco Gudang dengan Software Freight Forwarding ScaleOcean

Dalam penerapan sistem franco gudang, perusahaan logistik maupun pemilik barang menghadapi tantangan administratif yang besar. Mulai dari pengelolaan dokumen, perhitungan biaya, hingga pemantauan pengiriman.
Dengan menggunakan software freight forwarding, perusahaan dapat memproses semua tahap ini secara otomatis, mengurangi risiko human error, mempercepat alur distribusi, serta memastikan biaya dan tanggung jawab tercatat akurat sesuai kesepakatan. Dengan ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memberikan layanan yang lebih andal kepada klien.
ScaleOcean menawarkan solusi freight forwarding terintegrasi yang mendukung pengelolaan sistem franco gudang secara menyeluruh. Perusahaan dapat mencoba demo gratis untuk merasakan langsung manfaat fitur-fiturnya, termasuk pemrosesan dokumen franco, loco, maupun skema internasional seperti CFR, CIF, dan FOB.
Fitur unggulan yang secara spesifik mendukung proses tersebut adalah:
- Manajemen kontrak dan surat penawaran: Memastikan seluruh kesepakatan biaya dan tanggung jawab tercatat jelas sesuai skema franco atau loco.
- Perhitungan otomatis biaya logistik: Menghitung ongkos pengemasan, pengiriman, bongkar, hingga pajak tanpa risiko salah hitung.
- Pelacakan pengiriman secara real-time: Memantau posisi barang selama pengiriman untuk memastikan tanggung jawab pengiriman berjalan tepat.
- Integrasi sistem CEISA 4.0: Mengelola urusan pajak dan bea masuk sesuai kebutuhan distribusi domestik maupun internasional.
- Dashboard menyeluruh: Memberikan visibilitas penuh atas pihak mana yang bertanggung jawab di setiap titik pengiriman.
Kesimpulan
Untuk memastikan proses pengiriman lancar dan pembagian tanggung jawab, biaya, dan risiko jelas, penerapan farco gudang yang tepat perlu dilakukan. Dalam skema tersebut, kelancaran distribusi sangat bergantung pada pengelolaan administrasi, dokumen, dan pemantauan pengiriman yang akurat.
Untuk mendukung hal ini, perusahaan dapat memanfaatkan ScaleOcean, software freight forwarding yang dirancang khusus untuk mengoptimalkan proses logistik secara end-to-end. Dengan fitur-fitur canggihnya, ScaleOcean membantu Anda mengurangi risiko administratif, mempercepat distribusi, dan memastikan biaya serta tanggung jawab tercatat rapi sesuai kontrak. Coba demo gratis sekarang dan temukan solusi yang tepat untuk bisnis logistik Anda!
FAQ:
Apa yang dimaksud franco gudang?
Franco gudang adalah istilah dalam perdagangan yang berarti penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman barang hingga tiba di gudang pembeli atau gudang lain yang telah disepakati. Pembeli tidak menanggung biaya transportasi sampai titik tersebut.
Apa itu syarat franco?
Syarat franco adalah ketentuan dalam perjanjian jual beli yang menyatakan bahwa penjual menanggung biaya transportasi dan risiko kerusakan barang hingga mencapai tempat tujuan yang ditentukan pembeli (misalnya, franco gudang, franco pabrik). Setelah barang tiba di lokasi tersebut, tanggung jawab dan risiko beralih ke pembeli.
Franco dan loco bedanya apa?
Perbedaan utama antara franco dan loco terletak pada siapa yang menanggung biaya dan risiko pengiriman. Dalam franco, penjual menanggung biaya dan risiko pengiriman hingga barang tiba di lokasi pembeli. Dalam loco, pembeli bertanggung jawab atas biaya dan risiko pengiriman setelah barang diserahkan di lokasi penjual (misalnya, loco gudang penjual).


