Pernahkah bisnis Anda mendadak harus membayar uang deposit tunai dalam jumlah besar karena kapal menghadapi general average (GA) dalam proses logistik? Kargo yang sebetulnya aman dan dalam kondisi utuh bisa ditahan (lien) oleh pelayaran. Akibatnya, terjadi stockout total dan biaya demurrage yang membengkak. Sementara forwarder kesulitan menjelaskan biaya mendadak ini kepada klien yang marah.
Situasi mencekik ini berasal dari prinsip hukum maritim kuno yang mewajibkan biaya penyelamatan kapal dan seluruh kargo dari bahaya. General average dapat memicu rantai pasok yang putus total serta kerugian finansial yang signifikan. Biaya general average biasanya akan ditanggung secara proporsional oleh pemilik kapal dan pemilik kargo.
Memahami cara mencegah risiko finansial general average dapat membantu Anda menjaga kestabilan arus kas perusahaan dan menjaga loyalitas klien. Artikel ini akan membahas apa itu general average, dasar hukum yang mengatur, kapan general average dapat dideklarasikan, serta bagaimana proses kerjanya.
- General average adalah hukum maritim yang membagi kerugian secara adil dan sengaja ketika menyelamatkan seluruh aset dalam satu pelayaran.
- Dasar hukum general average diatur oleh York-Antwerp rules secara internasional dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) di yurisdiksi hukum Indonesia.
- Deklarasi general average dilakukan ketika ada bahaya nyata yang mengancam dan adanya tindakan pengorbanan yang disengaja.
- Proses klaim general average melibatkan average adjuster yang menghitung nilai kerugian dan kontribusi setiap pemilik kepentingan yang asetnya selamat.
- Software logistik ScaleOcean membantu mengelola administrasi general average dengan mempercepat proses pelepasan kargo, menyediakan akurasi data, dan transparansi status.
1. Apa Itu General Average (Kerugian Umum)?
General average adalah sebuah prinsip dalam hukum maritim internasional di mana semua pihak yang terlibat dalam suatu pelayaran (pemilik kapal dan pemilik kargo) secara proporsional menanggung kerugian yang timbul dari pengorbanan sukarela yang dilakukan untuk menyelamatkan keseluruhan pelayaran dari bahaya. Tanpa persiapan yang tepat, ini dapat menyebabkan penundaan dan biaya tak terduga yang mengganggu rantai pasok.
Prinsip general avegare berakar pada keadilan dan solidaritas antar pihak. Bayangkan kapten membuang kargo (jettison) saat badai untuk menyelamatkan kapal dan sisa muatan. Pemilik kargo yang dikorbankan akan dikompensasi dan kerugian didistribusikan secara adil di antara semua pihak yang diuntungkan. Hal ini membuat mekanisme yang memastikan satu pihak tidak menanggung seluruh beban kerugian.
General average sangat berbeda dari particular average (kerugian khusus). Dalam general average ada unsur pengorbanan yang disengaja demi kepentingan bersama. Sebaliknya, particular average adalah kerugian tidak disengaja (misalnya kargo rusak karena bocor). Memahami perbedaan kedua hal ini penting untuk membedakan istilah dalam EMKL.
Baca juga: Kapal Kargo Adalah: Arti, Jenis, dan Protokol Pemakaiannya
2. Dasar Hukum General Average
Prinsip general average beroperasi dengan diatur oleh kerangka hukum yang mapan dan diakui secara global untuk memastikan keadilan dan konsistensi. Landasan hukum utama yang mengatur praktik ini adalah hukum maritim internasional.
Tanpa kerangka hukum yang terstandardisasi, setiap klaim general average akan menjadi proses yang kacau. Hal ini dapat menghambat perdagangan internasional dengan prosesnya yang tidak dapat diprediksi. Aturan-aturan ini menjadi acuan utama bagi average adjuster, perusahaan asuransi, dan pengadilan dalam menangani kasus kerugian umum.
Berikut penjelasan dari dasar hukum general average secara internasional dan nasional:
a. Hukum Maritim Internasional dan York-Antwerp Rules
Di tingkat internasional, York-Antwerp Rules (YAR) adalah aturan yang paling dominan dan diakui secara universal untuk mengatur general average. YAR merupakan ketentuan kontraktual yang diadopsi secara sukarela oleh para pihak dalam kontrak pengangkutan laut, seperti Bill of Lading atau Charter Party.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19, aturan ini telah direvisi beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan praktik perkapalan modern. Tujuan utama dari York-Antwerp Rules adalah menciptakan keseragaman dalam penentuan apa saja yang dapat dianggap sebagai pengorbanan atau pengeluaran general average, serta bagaimana nilai kerugian dan kontribusi harus dihitung.
Aturan ini secara spesifik mendefinisikan kondisi-kondisi yang harus terpenuhi, jenis biaya yang dapat diklaim, dan metode penilaian aset. Hampir semua kontrak pengangkutan laut modern secara eksplisit mencantumkan klausul yang menyatakan bahwa setiap sengketa general average akan diselesaikan sesuai dengan York-Antwerp Rules, menjadikannya standar industri de facto.
b. Penerapan di Indonesia
Di Indonesia, prinsip general average diakui dan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), khususnya pada buku Ke-2 bab Ke-11, yang membahas tentang kerugian laut. KUHD menyediakan dasar hukum domestik untuk konsep kerugian umum dan kerugian khusus, yang selaras dengan prinsip-prinsip hukum maritim yang berlaku secara universal.
Meskipun KUHD memiliki ketentuannya sendiri, dalam praktik perdagangan internasional, kontrak pengangkutan sering kali merujuk langsung pada York-Antwerp Rules. Pengadilan di Indonesia umumnya akan menghormati klausul kontraktual tersebut, terutama jika para pihak telah menyepakatinya dalam perjanjian mereka. Penentuan incoterms adalah salah satu hal yang bergantung pada klausul ini.
3. Kapan General Average Dideklarasikan?
Ada serangkaian persyaratan general average yang ketat dan harus terpenuhi sebuah tindakan pengorbanan dapat diklasifikasikan dan dideklarasikan sebagai general average act. Jika salah satu dari kondisi ini tidak terpenuhi, maka kerugian akan dianggap sebagai particular average dan ditanggung sendiri oleh pemilik aset yang hilang atau rusak.
Kriteria ini dirancang untuk mencegah penyalahgunaan prinsip general average dan memastikan bahwa tindakan luar biasa ini hanya diambil dalam situasi darurat yang sesungguhnya. Keberhasilan deklarasi ini menjadi dasar bagi perhitungan nilai yang diselamatkan, yang nantinya akan digunakan untuk menentukan kontribusi proporsional dari setiap pihak dalam perjalanan ocean freight.
Berikut penjelasan tiga pilar utama yang menjadi dasar bagi setiap deklarasi general average yang sah:
- Bahaya nyata dan mendesak (imminent peril): Harus ada ancaman nyata, mendesak, dan tak terhindarkan yang mengancam keselamatan seluruh kapal dan kargo. Contohnya kapal kandas atau kebakaran besar di atas kapal.
- Tindakan disengaja dan masuk akal: Kapten atau kru harus secara sadar mengorbankan aset atau mengeluarkan biaya luar biasa. Tujuan spesifik tindakan ini adalah untuk menyelamatkan sisa pelayaran dan harus merupakan keputusan rasional.
- Tindakan berhasil (successful outcome): Tindakan pengorbanan harus berhasil menyelamatkan sebagian properti dalam pelayaran. Ini tidak berlaku jika seluruh kapal dan kargo tetap hilang, karena tidak ada nilai yang terselamatkan untuk dikontribusikan.
4. Bagaimana Cara Kerja Proses General Average?
Ketika sebuah peristiwa yang memenuhi syarat terjadi dan general average dideklarasikan, serangkaian proses yang rumit dan memakan waktu akan dimulai. Proses ini dirancang untuk memastikan bahwa semua kerugian dan nilai yang diselamatkan dihitung secara akurat dan adil. Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemilik kapal, pemilik kargo, perusahaan asuransi, dan average adjuster.
Berikut beberapa cara kerja dari proses general average:
a. Pengorbanan Demi Penyelamatan
Langkah pertama adalah tindakan pengorbanan atau pengeluaran itu sendiri. Ini adalah momen kritis di mana kapten kapal, dihadapkan pada bahaya besar, membuat keputusan untuk mengorbankan sesuatu demi keselamatan bersama. Contoh klasik pengorbanan adalah membuang kontainer ke laut (jettison) untuk menstabilkan kapal yang miring atau memadamkan api dengan air laut yang pasti akan merusak kargo di dalamnya.
Selain pengorbanan aset fisik, tindakan ini juga bisa berupa pengeluaran finansial yang luar biasa. Misalnya, jika sebuah kapal mengalami kerusakan mesin di laut lepas, biaya untuk menyewa kapal tunda (salvage) untuk menariknya ke pelabuhan perlindungan terdekat (port of refuge) dianggap sebagai pengeluaran general average.
b. Deklarasi General Average
Segera setelah tindakan penyelamatan dilakukan dan kapal berada dalam kondisi aman, pemilik kapal atau shipping line akan secara resmi mendeklarasikan general average. Akibat dari deklarasi ini sangat signifikan, yaitu tidak ada kargo yang akan dilepaskan di pelabuhan tujuan sampai pemiliknya memberikan jaminan untuk membayar bagian kontribusi mereka.
Deklarasi ini secara efektif memberikan hak gadai (lien) kepada pemilik kapal atas kargo. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua pihak yang diuntungkan dari pengorbanan akan berpartisipasi dalam menanggung biayanya. Pemberitahuan ini akan dikirimkan kepada semua pengirim (shippers) atau penerima (consignees) yang kargonya ada di atas kapal, memulai proses pengumpulan jaminan yang rumit.
c. Penilaian Oleh Average Adjuster (Penilai Independen)
Setelah deklarasi dibuat, pemilik kapal akan menunjuk seorang average adjuster yang independen dan berkualifikasi tinggi. Average adjuster adalah seorang profesional netral yang bertugas mengelola seluruh proses penyesuaian general average secara adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku, biasanya York-Antwerp Rules. Peran mereka sangat krusial untuk memastikan objektivitas dan keakuratan dalam perhitungan.
Adjuster akan mengumpulkan semua dokumen yang relevan, termasuk laporan kapal, manifes kargo, faktur, dan bukti pengorbanan atau pengeluaran. Mereka kemudian akan menentukan nilai total kerugian yang harus dikompensasi (general average losses) dan nilai total dari semua properti yang berhasil diselamatkan (contributory values), yang mencakup nilai kapal, kargo, dan ongkos angkut (freight) yang terselamatkan.
d. Kompensasi Bersama dan Kontribusi Proporsional
Inti dari proses general average terletak pada prinsip kompensasi dan kontribusi. Pihak yang asetnya dikorbankan akan menerima kompensasi atas kerugian mereka dari dana general average. Di sisi lain, semua pihak yang asetnya selamat (termasuk pihak yang dikorbankan) harus menyumbang ke dana tersebut secara proporsional dengan nilai aset mereka yang terselamatkan.
Average adjuster akan menghitung persentase kontribusi dengan membagi total kerugian general average dengan total nilai yang diselamatkan. Persentase ini kemudian diterapkan pada nilai terselamatkan dari setiap kepentingan (misalnya, setiap kontainer kargo). Dengan cara ini, beban finansial dari tindakan penyelamatan didistribusikan secara adil di antara semua peserta pelayaran yang mendapat manfaat darinya.
e. Jaminan (General Average Bond/Guarantee)
Sebelum kargo dapat dilepaskan di pelabuhan tujuan, pemilik kargo harus memberikan jaminan bahwa mereka akan membayar kontribusi general average yang nantinya akan ditetapkan. Ada dua bentuk utama jaminan. Pertama adalah general average bond, sebuah dokumen yang ditandatangani oleh pemilik kargo, yang berjanji untuk membayar kontribusi yang ditentukan.
Namun, karena bond dari pemilik kargo saja sering dianggap tidak cukup aman, pemilik kapal biasanya juga akan meminta general avegare guarantee. Jaminan ini umumnya dikeluarkan oleh perusahaan asuransi kargo pemilik barang. Dengan adanya jaminan dari perusahaan asuransi yang memiliki reputasi baik, pemilik kapal merasa yakin bahwa kontribusi akan dibayarkan, sehingga mereka bersedia melepaskan kargo tersebut.
5. Peran Asuransi Kargo dalam General Average
Menghadapi deklarasi general average bisa menjadi pengalaman yang menegangkan dan mahal bagi pemilik kargo. Kewajiban untuk membayar kontribusi, yang nilainya seringkali tidak dapat diprediksi dan bisa mencapai persentase yang signifikan dari nilai kargo itu sendiri.
Tanpa perlindungan asuransi, pemilik kargo harus menanggung seluruh beban ini dari kantong mereka sendiri. Hal ini tentu dapat mengganggu arus kas dan bahkan mengancam kelangsungan bisnis. Asuransi pengangkutan laut (marine cargo insurance) dirancang khusus untuk menangani skenario seperti ini.
Berikut peran asuransi kargo dalam general average:
a. Marine Cargo Insurance dan Kewajiban Kontribusi
Polis marine cargo insurance yang sesuai dengan institute cargo clauses akan menanggung kewajiban kontribusi general average yang dibebankan pada kargo yang diasuransikan. Ini berarti, alih-alih pemilik kargo harus membayar sejumlah besar uang secara langsung, perusahaan asuransilah yang akan menanggung biaya tersebut atas nama tertanggung.
Penanggung (insurer) akan menyediakan general average guarantee yang diperlukan oleh pemilik kapal, memungkinkan kargo untuk segera dilepaskan dan melanjutkan perjalanannya dalam rantai pasok. Tanpa jaminan GA, kargo akan tertahan yang menyebabkan keterlambatan pengiriman dan penalti kontraktual. Hal ini memicu biaya penyimpanan membengkak dan seringkali melebihi biaya custom clearance biasa.
b. Prosedur Klaim dan Peran Penanggung
Setelah menerima pemberitahuan deklarasi general average, pemilik kargo harus segera menghubungi perusahaan asuransi mereka. Penanggung akan memandu tertanggung melalui proses yang diperlukan dan mengambil alih komunikasi dengan average adjuster. Perusahaan asuransi akan meninjau dokumen, memastikan validitas deklarasi general average, dan mengeluarkan general average guarantee.
Mereka juga akan memantau pekerjaan average adjuster untuk memastikan bahwa perhitungan dilakukan secara adil dan akurat. Pada akhirnya, setelah penyesuaian selesai dan jumlah kontribusi final ditentukan, penanggung akan membayar jumlah tersebut langsung kepada dana general average, membebaskan pemilik kargo dari kerumitan dan kewajiban finansial yang signifikan.
Implementasi teknologi modern seperti software logistik ScaleOcean dapat membantu mengelola administrasi asuransi yang terjadi setelah general average diumumkan. ScaleOcean menyediakan akurasi data, kecepatan dokumentasi, dan transparansi status menggunakan modul import/export. Fitur tracking shipment software ini berfungsi sebagai pelacak status krisis untuk memberikan transparansi kepada pelanggan.
6. Kesimpulan
General average (GA) adalah pembagian biaya kerugian darurat antara pemilik kapal dan pemilik kargo untuk menyelamatkan kapal dan muatan . Konsep yang diatur oleh York-Antwerp Rules ini wajib dipahami profesional logistik. General average memiliki konsekuensi finansial besar dan dapat menahan kargo berbulan-bulan. Mitigasi terbaik adalah asuransi pengangkutan laut yang memfasilitasi pelepasan kargo melalui jaminan.
Software logistik ScaleOcean dapat membantu mengelola krisis general average dengan mengatur kecepatan dan keakuratan data. ScaleOcean menyediakan fitur import/export yang dapat mempercepat proses jaminan general average. Fitur tracking shipmentnya dapat memberikan status krisis real-time kepada klien. Serta, fitur margin calculation yang dapat membantu menagih kembali biaya tak terduga secara akurat.
Memahami bagaimana persiapan untuk dalam mengelola general average dapat membantu Anda dalam meminimalisir kerugian akibat proses ini dan menjaga stabilitas bisnis Anda. Jadwalkan demo gratis dan konsultasi dengan tim ahli kami untuk melihat bagaimana software ini dapat membantu bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa itu general average?
General average adalah sebuah konsep dalam hukum maritim di mana kerugian atau biaya luar biasa yang dikeluarkan secara sengaja untuk menyelamatkan kapal dan kargo dari bahaya bersama akan ditanggung bersama oleh semua pihak yang terlibat (pemilik kapal dan pemilik kargo) secara proporsional.
2. Apa itu marine cargo insurance?
Asuransi kargo laut adalah polis yang melindungi barang yang dikirim melalui laut, udara, atau darat dari kehilangan, kerusakan, atau pencurian selama pengiriman . Asuransi ini memberikan kompensasi finansial kepada pihak tertanggung (pengirim, importir, atau eksportir) jika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan
3. Berapa rata-rata umum dalam asuransi?
Rata-rata umum merupakan asas hukum maritim yang sudah lama berlaku, yang mengharuskan kontribusi dari semua orang yang barangnya diselamatkan terhadap kerugian orang-orang yang barangnya dikorbankan pada saat terjadi bahaya umum.


