Berikut 4 Perbedaan FOB dan CIF yang Wajib Dipahami
3 Min Read Posted on 30 Apr 2024
Daftar Isi
Dalam bisnis logistik dan perdagangan internasional, memahami berbagai ketentuan pengiriman diperlukan agar proses pengiriman barang berjalan efektif. Dua istilah yang sering digunakan untuk pengiriman barang lintas negara adalah CIF dan FOB. Kedua ketentuan ini menentukan alokasi biaya, risiko, dan tanggung jawab antara penjual dan pembeli dalam proses pengiriman barang.
Tentunya, masing-masing memiliki karakteristik yang membedakan satu sama lain. Oleh karena itu, tahu beda FOB dan CIF sangat diperlukan agar Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi perusahaan. Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan lebih detail perbedaan CIF dan FOB dari berbagai aspek logistik.
1. Apa itu CIF dan FOB dalam Logistik?
Dalam bisnis logistik dan perdagangan internasional, CIF (Cost, Insurance, and Freight) dan FOB (Free on Board) adalah dua istilah yang digunakan untuk menjelaskan tanggung jawab serta biaya yang berkaitan dengan pengiriman barang. Dengan CIF, penjual menanggung biaya hingga barang tiba di port of loading, termasuk asuransi dan ongkos kirimnya. Tapi, risiko kerusakan atau kehilangan barang berpindah ke pembeli begitu barang melewati reling kapal di pelabuhan asal.
Sebaliknya, FOB adalah kontrak yang menjelaskan bahwa penjual memiliki tanggung jawab untuk mengantarkan barang ke kapal dan memastikan barang telah melewati reling kapal di pelabuhan pengiriman. Setelah barang berada di atas kapal, pembeli mengambil alih semua tanggung jawab, termasuk risiko dan biaya yang terkait dengan pengiriman barang ke destinasi akhir. Jenis FOB lebih sering dipilih oleh pembeli jika ingin mengontrol biaya dan proses logistik lebih lanjut, serta mampu menegosiasikan tarif pengiriman dan asuransi pengiriman agar lebih menguntungkan.
2. Perbedaan CIF dan FOB
Dalam perdagangan internasional, pemilihan antara CIF dan FOB sangat mempengaruhi biaya total pengiriman, risiko logistik, dan kontrol atas proses penerimaan barang. Oleh karena itu, penting bagi pihak bisnis logistik untuk tahu perbedaan FOB dan CIF dari berbagai aspek. Berikut penjelasan perbedaan keduanya dari berbagai aspek.
a. Biaya Pengiriman
Beda FOB dan CIF bisa dilihat dari aspek biaya pengiriman. CIF mengharuskan penjual bertanggung jawab atas semua biaya pengiriman barang hingga paket sampai ke negara pembeli dan menjamin barang akan tiba di pelabuhan tujuan yang telah disepakati. Sebaliknya untuk FOB, pembeli bertanggung jawab atas ongkos pengiriman mulai dari saat barang melewati reling kapal di pelabuhan asal. Dengan ini, pembeli bisa lebih mudah untuk memilih pengangkut dan melakukan negosiasi tarif pengiriman untuk menghemat biaya.
b. Tanggung Jawab Asuransi
Kontrak CIF menjelaskan bahwa penjual harus menyediakan asuransi barang selama pengiriman barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Artinya, penjual yang bertanggung jawab menanggung kerugian finansial apabila terjadi kerusakan atau kehilangan selama perjalanan. Sedangkan dengan skema FOB, pembeli harus mengatur dan membayar asuransi sendiri mulai dari titik barang meninggalkan pelabuhan pengiriman. Jadi, dengan ini pembeli bisa menyesuaikan cakupan asuransi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi risiko.
c. Risiko Logistik
Perbedaan CIF dan FOB berikutnya ada pada aspek risiko logistik. Pada perjanjian CIF, penjual harus memastikan bahwa barang tiba di tujuan dengan selamat dan bertanggung jawab atas barang hingga diterima di pelabuhan tujuan. Risiko keterlambatan pengiriman, kehilangan atau kerusakan barang menjadi tanggung jawab pembeli hanya setelah barang tiba di tujuan. Sedangkan dalam kondisi FOB, risiko logistik beralih ke pembeli segera setelah barang melewati reling kapal di pelabuhan pengiriman. Dengan memilih jenis ini, maka pembeli harus bisa lebih proaktif mengelola risiko selama barang berada dalam transit.
d. Kontrol Atas Pengiriman
Sedangkan jika dilihat dari aspek kontrol atas pengiriman, FOB memberikan kontrol yang lebih besar kepada pembeli dibandingkan dengan CIF. Pembeli memiliki kebebasan untuk memilih vendor logistik dan rencana rute pengiriman, dengan tujuan mengoptimalkan biaya dan efisiensi transportasi logistik. Sedangkan dalam CIF, penjual yang memilih pengangkut dan mengontrol seluruh proses pengiriman hingga barang mencapai pelabuhan tujuan. Ini bisa menguntungkan bagi pembeli yang kurang berpengalaman mengatur pengiriman internasional.
3. Mana yang Lebih Baik untuk Bisnis Anda?
Setelah memahami perbedaan CIF dan FOB, mungkin Anda mulai berpikir mana yang lebih baik untuk bisnis Anda? Pemilihannya tentu tergantung beberapa faktor seperti preferensi kontrol, toleransi risiko, dan kapasitas pengelolaan logistik dari pembeli atau penjual. Pastikan Anda telah melakukan sejumlah evaluasi sebelum memutuskan menggunakan CIF atau FOB.
Jika memilih CIF, penjual bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman barang sampai ke pelabuhan tujuan, termasuk pembayaran semua biaya dan penyediaan asuransi selama perjalanan. Dengan menggunakan metode ini, pembeli tidak perlu lagi khawatir proses pengiriman dan asuransi.
Ini tentunya sangat menguntungkan pembeli yang mungkin tidak memiliki akses atau keahlian negosiasi dengan perusahaan bisnis logistik atau tidak familiar dengan proses ekspor dan impor. Namun, karena penjual punya kontrol penuh terhadap pengiriman, pembeli mungkin dikenakan biaya yang lebih tinggi dan pilihan yang lebih terbatas terkait pengangkutan.
Sebaliknya, penggunaan FOB akan lebih memberikan kebebasan bagi pembeli untuk mengontrol biaya pengiriman dan pilihan asuransi, sehingga lebih ekonomis bagi pembeli yang dapat mengelola risiko dan memiliki jaringan logistik. Dalam FOB, pembeli bertanggung jawab mulai dari titik barang melewati reling kapal di pelabuhan pengiriman. Dengan ini, mereka bisa memilih pengangkut, menegosiasikan tarif, dan menyesuaikan asuransi sesuai dengan kebutuhan.
Dari segi risiko, CIF cenderung lebih aman untuk pembeli karena penjual menanggung risiko kerusakan atau kehilangan hingga barang sampai di pelabuhan tujuan. Sedangkan dengan penggunaan FOB, maka risiko segera beralih ke pembeli segera setelah barang melewati reling kapal. Jadi, pembeli harus bisa lebih aktif untuk memantau kondisi barang.
Setelah mengetahui perbedaan FOB dan CIF, kita bisa simpulkan tidak ada yang lebih baik dari keduanya, karena semua bergantung pada kondisi spesifik bisnis Anda. CIF mungkin lebih cocok untuk pembeli yang mencari kemudahan dan keamanan. Sementara FOB bisa lebih menguntungkan bagi mereka yang ingin mengontrol biaya dan memiliki kapabilitas logistik yang matang. Memilih antara beda FOB dan CIF harus didasarkan pada analisis mendalam mengenai kebutuhan layanan logistik, kapabilitas pengelolaan risiko, dan strategi biaya keseluruhan dari perusahaan yang terlibat.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, bisa disimpulkan perbedaan FOB dan CIF pada dasarnya bisa dilihat dari cakupan tanggung jawab dan biaya yang diperlukan untuk pengiriman barang. CIF menjelaskan bahwa penjual bertanggung jawab atas semua biaya dan risiko pengiriman barang hingga ke pelabuhan tujuan, termasuk asuransi. Dengan ini, pembeli tidak perlu lagi khawatir dengan setiap detail pengiriman yang sedang berlangsung. Namun, kondisi ini tentunya juga lebih mahal karena penjual yang mengontrol proses pengiriman.
Sedangkan FOB memberikan tanggung jawab kepada pembeli untuk mengelola pengiriman barang begitu melewati reling kapal di pelabuhan asal. Jadi, pembeli punya lebih banyak kontrol atas proses pengiriman, termasuk pilihan pengangkut dan negosiasi tarif, yang bisa mengurangi biaya pengiriman secara signifikan. FOB sangat sesuai untuk pembeli yang memiliki akses ke jaringan logistik dan ahli dalam mengelola risiko pengiriman.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI