Bagi pebisnis, memahami apa itu akuntansi perusahaan adalah hal penting untuk menjaga kelangsungan usaha. Akan tetapi, perusahaan seringkali mengalami masalah dalam pengelolaan keuangan, seperti kesulitan melacak transaksi secara akurat dan menentukan alokasi anggaran yang tepat.
Salah satu penyebab masalah pengelolaan keuangan adalah kurangnya pemahaman mengenai siklus dan jenis-jenis akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Jika tidak segera diatasi, arus kas perusahaan menjadi terganggu sehingga keputusan finansial bisnis tidak optimal.
Perusahaan akuntansi dapat membantu mempermudah proses ini, namun penting bagi pemilik perusahaan untuk memiliki pengetahuan dasar tentang fungsi akuntansi perusahaan. Pada artikel ini, Anda akan memahami arti, jenis, serta siklus akuntansi perusahaan yang penting bagi bisnis, sehingga Anda dapat mengoptimalkan manajemen keuangan secara efektif.
1. Apa itu Akuntansi Perusahaan
Akuntansi perusahaan adalah proses pengumpulan, pencatatan, dan pelaporan informasi keuangan yang berkaitan dengan aktivitas bisnis suatu perusahaan. Akuntansi perusahaan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang tepat dan relevan bagi berbagai pemangku kepentingan, termasuk investor, kreditur, manajemen, dan pihak pemerintah.
Informasi ini membantu pemangku kepentingan dalam membuat keputusan strategis, seperti menilai kinerja keuangan, merencanakan investasi, dan memastikan bahwa perusahaan sudah menaati peraturan perpajakan. Selain itu, akuntansi bisnis juga meningkatkan produktivitas operasional, mengelola risiko keuangan, dan menumbuhkan kepercayaan pemangku kepentingan melalui laporan yang jelas.
2. Jenis Akuntansi Perusahaan
Setiap jenis akuntansi perusahaan memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan dan transparansi keuangan.
Anda dapat mengelola keuangan bisnis Anda secara lebih strategis dan efisien jika Anda memahami jenis-jenis akuntansi berikut.
a. Akun Pembelian
Akun pembelian adalah catatan yang mencatat semua transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan. Setiap kali perusahaan melakukan pembelian, transaksi tersebut akan dicatat dalam akun ini, yang berfungsi untuk memantau total pengeluaran dan menganalisis pola pembelian.
Informasi yang terdapat dalam akun pembelian membantu dalam perencanaan anggaran dan pengelolaan persediaan. Dengan memantau akun ini secara rutin, bisnis dapat menemukan cara untuk menghemat uang dan memastikan bahwa semua pengeluaran tercatat dengan benar.
b. Akun Penjualan
Akun penjualan berfungsi untuk mencatat semua transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Setiap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa akan dicatat dalam akun ini, yang menunjukkan seberapa efektif penjualan berjalan.
Melalui akun penjualan, perusahaan dapat memantau arus kas yang masuk, serta mengevaluasi efektivitas strategi pemasaran dan penjualan. Pencatatan akun ini membantu pemilik bisnis untuk menentukan cara untuk meningkatkan angka penjualan dan mengembangkan bisnis dalam jangka panjang.
c. Akun Persediaan
Akun persediaan merupakan catatan yang mencerminkan nilai barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual atau digunakan dalam proses produksi. Akun ini penting untuk mengontrol stok agar perusahaan terhindar dari kekurangan atau kelebihan persediaan.
Dalam penghitungan akuntansi, nilai persediaan akan mempengaruhi laporan laba rugi dan neraca. Melalui pemantauan akun persediaan secara teratur, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dalam pemenuhan permintaan pelanggan.
d. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang yang dijual selama periode tertentu. Akun ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.
HPP berperan penting dalam menentukan profitabilitas, karena selisih antara pendapatan penjualan dan HPP menunjukkan laba kotor. Dengan memahami HPP, perusahaan dapat menilai efisiensi operasional dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan margin keuntungan.
e. Akun Potongan Tunai
Akun potongan tunai mencatat diskon yang diberikan kepada pelanggan jika mereka melakukan pembayaran lebih awal. Potongan ini biasanya digunakan agar pelanggan segera membayar tepat waktu dan meningkatkan arus kas perusahaan.
Dengan memanfaatkan akun potongan tunai, perusahaan dapat meningkatkan likuiditas dan merencanakan keuangan dengan lebih baik. Selain itu, pemantauan akun ini memudahkan perusahaan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dan menjaga kepuasan mereka.
f. Akun Potongan Pembelian dan Penjualan
Akun potongan pembelian dan penjualan berfungsi untuk mencatat diskon yang diterima perusahaan dari pemasok ketika melakukan pembayaran lebih awal. Diskon ini dapat mengurangi total biaya pembelian, sehingga berkontribusi pada penghematan yang signifikan.
Memantau akun ini membantu perusahaan dalam menganalisis pengeluaran dan merencanakan anggaran dengan lebih efektif. Perusahaan juga dapat meningkatkan profitabilitas dan memperkuat hubungan dengan pemasok dengan memanfaatkan potongan ini.
g. Akun Retur Penjualan
Akun retur penjualan adalah catatan untuk mencatat semua barang yang dikembalikan oleh pelanggan setelah pembelian. Proses pengembalian dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti barang cacat atau tidak sesuai dengan pesanan.
Akun ini penting untuk menjaga akurasi laporan keuangan dan memastikan bahwa pendapatan yang tercatat mencerminkan jumlah penjualan yang sebenarnya. Dengan menganalisis akun retur penjualan, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah kualitas dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
h. Beban Pemasaran
Beban pemasaran mencakup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempromosikan produk dan menarik pelanggan. Ini mencakup biaya iklan, promosi, dan penelitian pasar. Memantau beban pemasaran dalam akuntansi membantu perusahaan mengevaluasi efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan.
Informasi ini memungkinkan perusahaan menyusun strategi yang lebih efektif untuk mencapai target pasar, memperluas pangsa pasar, dan memastikan pengeluaran pemasaran memberikan hasil yang optimal.
3. Fungsi Akuntansi di Perusahaan
Fungsi akuntansi di perusahaan sangat penting dalam mengelola dan mempertahankan kesehatan keuangan. Dengan sistem akuntansi yang baik, perusahaan dapat melakukan pengawasan keuangan yang memiliki kegunaan sebagai berikut.
a. Pencatatan Transaksi Keuangan
Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah pertama dalam akuntansi yang melibatkan pencatatan setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Proses ini mencakup semua kegiatan finansial, mulai dari pembelian hingga penjualan, yang dicatat dan dikelompokkan berdasarkan kode akun dalam akuntansi dan yang akan menjadi dasar bagi laporan keuangan.
Dengan pencatatan yang akurat, perusahaan dapat memantau arus kas dan posisi keuangan secara real-time, memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan benar dan transparan.
b. Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan adalah proses menyusun laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja perusahaan.
Manajemen dan pemangku kepentingan menggunakan informasi ini untuk menilai
profitabilitas dan kesehatan finansial.
Perusahaan dapat mengambil tindakan strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka dengan pelaporan yang jelas.
c. Pengawasan Internal
Pengawasan internal berfungsi untuk memastikan bahwa semua transaksi keuangan dicatat dan dikelola dengan baik. Proses ini meliputi evaluasi prosedur dan kebijakan keuangan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan kesalahan.
Sistem pengawasan yang baik membantu perusahaan mempertahankan kerahasiaan laporan keuangan dan meningkatkan akuntabilitas di seluruh perusahaan. Ini memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan.
d. Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan dan penganggaran adalah fungsi akuntansi yang membantu perusahaan dalam merencanakan kegiatan finansial di masa depan. Melalui analisis data keuangan yang ada, perusahaan dapat menetapkan anggaran yang realistis dan strategis.
Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien, meminimalkan pemborosan, dan memaksimalkan keuntungan. Dengan perencanaan yang tepat, perusahaan dapat mencapai tujuan jangka pendek dan panjang.
e. Analisis dan Penilaian Kinerja
Penilaian dan analisis kinerja merupakan bagian dari fungsi akuntansi yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas operasional dan keuangan perusahaan.
Dengan menggunakan rasio keuangan dan metrik lainnya, perusahaan dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dalam operasi bisnis. Hasil analisis ini menjadi dasar bagi pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan kinerja dan memaksimalkan profitabilitas.
f. Pemenuhan Kepatuhan Pajak
Memenuhi persyaratan kepatuhan pajak adalah bagian penting dari akuntansi, yang melibatkan pengumpulan dan pelaporan data keuangan sesuai dengan peraturan perpajakan.
Akuntan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan membayar pajak dengan benar dan tepat waktu. Dengan pemahaman yang baik tentang regulasi pajak, perusahaan dapat menghindari sanksi dan denda, serta mengoptimalkan kewajiban pajak untuk mendukung keberlanjutan bisnis.
4. Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar akuntansi merupakan
dasar yang penting untuk membuat laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya. Perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dengan memahami prinsip-prinsip dasar akuntansi yang telah dijelaskan di bawah ini.
a. Berbasis Entitas
Prinsip akuntansi berbasis entitas mengharuskan perusahaan untuk memisahkan laporan keuangan dari kepentingan pribadi pemilik atau pemegang saham. Hal ini bertujuan agar semua transaksi dicatat dan dilaporkan secara independen, menciptakan transparansi dan akuntabilitas.
Oleh karena itu, laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kesehatan finansial perusahaan tanpa campur tangan faktor eksternal.
b. Berbasis Biaya Historis
Prinsip akuntansi berbasis biaya historis menetapkan bahwa semua aset dan kewajiban dicatat berdasarkan biaya asalnya saat diperoleh. Ini memberikan dasar penilaian nilai yang objektif, meskipun nilai pasar dapat berubah.
Dengan mengikuti prinsip ini, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangannya tidak terpengaruh oleh perubahan nilai yang bersifat spekulatif.
c. Kesinambungan Usaha
Prinsip kesinambungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan beroperasi dalam jangka panjang tanpa ada rencana untuk likuidasi atau pengurangan aktivitas.
Prinsip ini penting untuk menilai aset dan kewajiban, karena membantu memastikan bahwa keuangan bisnis masih dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kebangkrutan. Dengan memahami prinsip ini, bisnis dapat membuat keputusan yang mendukung keberlanjutan operasional.
d. Pengakuan Pendapatan
Prinsip pengakuan pendapatan mengatur bahwa pendapatan harus diakui pada saat transaksi terjadi, bukan saat kas diterima. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa laporan keuangan menunjukkan aktivitas ekonomi yang sebenarnya.
Penerapan prinsip ini membantu pemangku kepentingan membuat keputusan dengan
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja dan profitabilitas.
e. Konsistensi
Prinsip konsistensi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan metode akuntansi yang sama dari satu periode ke periode berikutnya. Dengan menjaga konsistensi dalam penyajian laporan keuangan, perusahaan memudahkan analisis dan perbandingan data keuangan.
Prinsip ini sangat penting untuk membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan karena mereka dapat yakin bahwa laporan yang disajikan tidak mengandung perubahan.
5. Tahapan Akuntansi di Perusahaan
Tahapan akuntansi di perusahaan melibatkan serangkaian proses yang saling berhubungan untuk memastikan keakuratan laporan keuangan. Setiap tahap memiliki peran penting dalam mencatat, menganalisis, hingga melaporkan data keuangan yang dapat digunakan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
a. Identifikasi Transaksi
Langkah pertama adalah mengidentifikasi transaksi keuangan yang relevan dengan operasional perusahaan. Transaksi ini meliputi aktivitas seperti pembelian, penjualan, atau penerimaan pembayaran, yang semuanya berdampak pada posisi keuangan perusahaan dan harus dicatat.
b. Analisis Transaksi
Setelah transaksi diidentifikasi, tahap berikutnya adalah menganalisis dampaknya terhadap akun-akun keuangan.
Proses ini memastikan bahwa setiap transaksi dicatat di sisi debit atau kredit yang tepat sesuai dengan prinsip akuntansi.
c. Pencatatan Transaksi pada Jurnal
Semua transaksi yang telah dianalisis kemudian dicatat dalam jurnal.
Untuk memudahkan pelacakan di masa mendatang, jurnal ini berfungsi sebagai catatan kronologis yang mencatat setiap tindakan secara rinci.
d. Posting Buku Besar
Setelah transaksi tercatat di jurnal, pindahkan semua data tersebut ke buku besar. Buku besar mengelompokkan transaksi berdasarkan akun untuk mempermudah pengelolaan dan pemantauan saldo setiap akun.
e. Penyusunan Neraca Saldo
Berdasarkan catatan di buku besar, perusahaan menyusun neraca saldo untuk memastikan bahwa total debit dan kredit seimbang.
Proses akuntansi selanjutnya dimulai dengan neraca saldo ini.
f. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Tahap ini bertujuan untuk menyesuaikan akun agar sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian mencatat perubahan yang mungkin terjadi, seperti akumulasi biaya atau pendapatan yang belum tercatat.
g. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah jurnal penyesuaian disusun, neraca saldo disusun ulang untuk disesuaikan dengan saldo terbaru dari semua akun. Proses ini memastikan bahwa laporan keuangan mengandung informasi yang akurat dan terkini.
h. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, disusun berdasarkan neraca saldo yang telah disesuaikan. Laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja dan posisi keuangan perusahaan.
i. Penyusunan Jurnal Penutup
Setelah laporan keuangan disusun, langkah berikutnya adalah menyusun jurnal penutup manufaktur. Jurnal ini digunakan untuk menutup akun-akun sementara, seperti pendapatan dan beban, agar saldo kembali nol pada periode berikutnya.
j. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca saldo ini dibuat untuk memastikan bahwa setelah proses penutupan, semua akun akan tetap sama. Hal ini penting agar keakuratan data pada awal periode akuntansi periode tetap terjaga.
k. Penyusunan Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik digunakan untuk membalik sebagian jurnal penyesuaian di periode berikutnya. Tujuannya adalah untuk menghindari pencatatan ganda dan mempermudah pencatatan transaksi yang berulang.
Mengelola akuntansi perusahaan kini lebih mudah dengan Software Akuntansi ScaleOcean. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan menyederhanakan setiap tahap akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan keuangan.
Dengan fitur software akuntansi seperti otomatisasi jurnal, pelacakan real-time, serta integrasi data antar divisi, Anda dapat mengurangi risiko human error serta meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan.
Baca juga: 7 Cara Memilih Software Akuntansi yang Baik
6. Kesimpulan
Setiap pemilik bisnis harus memahami akuntansi perusahaan dalam dunia bisnis yang terus berubah. Maka dari itu, memahami definisi, jenis, fungsi, dan siklus akuntansi akan membantu Anda mengelola keuangan perusahaan dengan lebih efektif serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat untuk mendorong pertumbuhan bisnis.
Perusahaan akuntansi juga dapat menawarkan jasa yang diperlukan untuk mengoptimalkan proses akuntansi dan pelaporan. Namun, akuntan perusahaan juga berperan dalam menganalisis data keuangan sehingga dipastikan semua informasi akurat dan relevan.
Untuk membantu Anda dalam mengelola keuangan dengan lebih baik, ScaleOcean menawarkan software akuntansi yang intuitif. Anda dapat menjadwalkan demo gratis untuk melihat bagaimana software kami dapat meningkatkan efisiensi akuntansi perusahaan Anda dan mendukung kesuksesan bisnis Anda.