Perlancar Material Management dengan ERP Manufaktur
3 Min Read Posted on 20 Oct 2023
Daftar Isi
Dalam industri manufaktur, material management adalah proses penting untuk menjamin kelancaran produksi serta efisiensi operasional. Pengelolaan material melibatkan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk memastikan bahan baku dan komponen tersedia pada waktu yang tepat, dengan kualitas yang baik, dan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Namun, proses ini sering dihadapkan oleh sejumlah tantangan.
Untuk menangani tantangan-tantangan tersebut, teknologi modern seperti software ERP manufaktur hadir sebagai solusi yang dapat diandalkan. Bagaimana sistem tersebut dapat memaksimalkan proses pengelolaan material? Dalam artikel berikut, akan dijelaskan lebih lanjut cara kerja software ERP manufaktur dalam membantu mengoptimalkan proses ini.
1. Pentingnya Material Management bagi Manufaktur
Sebelum memahami lebih detail manfaat material management, perhatikan skenario berikut. Suatu perusahaan manufaktur sepeda mendapat pesanan besar untuk memproduksi 500 sepeda dalam waktu 2 minggu. Tanpa perencanaan dan pengelolaan material yang baik, mereka langsung memutuskan untuk mengerjakan pesanan tersebut.
Sayangnya, di tengah proses produksi, mereka menyadari persediaan roda hampir habis. Sedangkan supplier memerlukan satu minggu untuk pengiriman roda tambahan. Apa akibatnya? Proses produksi pun terhenti dan perusahaan tidak mampu memenuhi tenggat waktu yang disepakati. Perusahaan harus membayar denda karena keterlambatan dan reputasinya menurun di mata distributor.
Dari skenario di atas, bisa disimpulkan material management adalah proses penting dalam bisnis manufaktur. Proses ini mencakup perencanaan, pengendalian, dan pengadaan material untuk produksi. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Agar perusahaan dapat memastikan ketersediaan bahan baku saat diperlukan, mengurangi biaya penyimpanan, dan mencegah pemborosan atau kekurangan material. Langkah ini tentunya tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tapi juga reputasi perusahaan.
Selain itu, proses material management adalah langkah tepat untuk mendukung keberlanjutan pada operasional pabrik. Dengan memonitor jumlah bahan yang digunakan secara real-time dan memperkirakan kebutuhannya ke depan, maka Anda dapat mempertahankan alur kerja produksi agar tetap stabil, menghindari downtime yang terlalu lama, dan memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu.
2. Tantangan dalam Material Management
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu Anda hadapi selama melakukan pengelolaan material. Beberapa tantangan tersebut yaitu:
a. Kontrol Biaya
Kontrol biaya adalah salah satu tantangan dalam pengelolaan material. Dengan adanya fluktuasi harga bahan baku di pasar, tentu cukup sulit untuk memastikan biaya material tetap sesuai dengan anggaran. Terlebih jika perusahaan memiliki biaya tambahan seperti penyimpanan, transportasi, dan bahkan pemborosan pada material. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efisien dan teknologi canggih untuk memonitor, menganalisis, dan mengoptimalkan pengeluaran biaya perusahaan.
b. Menjaga Persediaan Material
Tantangan berikutnya adalah mempertahankan persediaan. Terlalu banyak stok material menyebabkan biaya penyimpanan menjadi tinggi dan risiko kerusakan atau usang. Sebaliknya, persediaan yang kurang juga dapat menghentikan lini produksi dan menimbulkan keterlambatan pengiriman. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan prediksi permintaan yang akurat dan pemantauan persediaan secara real-time.
c. Manajemen Supplier
Tantangan yang muncul pada aspek ini cukup beragam. Bisa mencakup negosiasi harga, kualitas, dan ketepatan waktu pengiriman. Hubungan yang baik dengan supplier sangat membantu untuk memastikan alur pasokan tetap konsisten sehingga terhindar dari berbagai gangguan. Selain itu, memiliki cadangan supplier juga diperlukan untuk antisipasi jika terjadi masalah dengan supplier utama.
d. Kualitas Material
Material yang berkualitas adalah dasar dari produk akhir yang memuaskan pelanggan. Sayangnya, tidak jarang perusahaan menerima bahan baku atau komponen dengan kualitas rendah. Kondisi ini bisa menghambat produksi dan mengurangi kualitas produk jadi. Oleh karena itu, pemeriksaan kualitas yang ketat dan kriteria seleksi supplier yang jelas sangatlah penting untuk memastikan konsistensi dan standar produk.
3. ERP Manufaktur untuk Material Management
Untuk membantu menyelesaikan beberapa tantangan yang telah disebutkan di atas, Anda bisa mengimplementasikan software ERP manufaktur. Bagaimana sistem ini bisa memaksimalkan proses material management? Berikut pembahasannya.
a. Real-Time Inventory Tracking
Software ERP manufaktur mampu memantau persediaan material secara real-time. Dengan ini, Anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang ketersediaan bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi. Sehingga, proses pengambilan keputusan dalam produksi menjadi lebih cepat dan tepat, pemborosan dapat diminimalisir, dan perusahaan terhindar dari kekurangan atau kelebihan material.
b. Material Requirement Planning
Software ERP manufaktur juga membantu perusahaan untuk merencanakan kebutuhan material berdasarkan permintaan produk, lead time pengadaan, dan berbagai variabel lainnya. Dengan demikian, dapat dipastikan perusahaan memiliki jumlah material yang cukup pada waktu yang tepat, mengurangi downtime produksi, dan meningkatkan produktivitas.
c. Automated Reordering
Selanjutnya, software ERP manufaktur bisa secara otomatis melakukan proses pemesanan ulang. Ketika stok material mencapai reorder point, sistem akan langsung memicu pemesanan ulang dari supplier. Jadi, perusahaan bisa meminimalisir risiko kehabisan stok dan memastikan alur pembelian dapat berjalan lancar tanpa harus melakukan monitoring manual yang intensif.
d. Cost Tracking
Kontrol biaya dalam bisnis manufaktur tentu cukup rumit dan perlu ketelitian. Dengan software ERP manufaktur, perusahaan dapat dengan mudah melacak biaya dari setiap material. Termasuk harga pembelian, biaya transportasi, dan biaya penyimpanan. Dengan implementasi sistem ini, maka membantu Anda menganalisis biaya, penentuan harga jual produk, dan optimasi proses produksi untuk mengurangi biaya manufaktur lainnya.
Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung MRP dengan Tepat?
4. Contoh Penggunaan Software ERP Manufaktur
Untuk memahami cara kerja software ERP manufaktur dalam memaksimalkan material management, perhatikan studi kasus berikut ini. Sebuah produsen komponen sepeda motor, dalam 2021 mengalami kerugian 10% dari pendapatannya akibat masalah pengelolaan material. Laporan menunjukkan produksi terhenti 25 hari dalam setahun karena kekurangan bahan baku. Selain itu, biaya penyimpanan meningkat 15% karena kelebihan stok yang tidak terpakai. Sebagai solusinya, perusahaan mengimplementasikan software ERP pada awal 2022.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memperbaiki proses tracking persediaan. Software ERP manufaktur terintegrasi dengan sistem sensor dan barcode di lantai produksi dan gudang. Setiap kali material diterima, diproses, atau dikirimkan, statusnya diperbarui dalam database secara otomatis. Dengan bantuan visualisasi inventaris secara real-time, perusahaan dapat melihat kekurangan material jauh sebelum menjadi masalah. Selain itu, melalui identifikasi tren penurunan stok maka perusahaan bisa mengambil langkah pencegahan yang akhirnya berdampak pada kurangnya downtime produksi dari 25 hari menjadi 5 hari dalam setahun.
Sistem tidak hanya memantau stok saat ini, tapi juga mempelajari pola konsumsi material berdasarkan data historis dan aktivitas produksi saat ini. Saat stok mencapai level tertentu yang telah ditetapkan, ERP secara otomatis akan memicu pemesanan ulang, bahkan mempertimbangkan lead time dari pemasok. Hasilnya, perusahaan mampu mempersingkat waktu tunggu pembelian material dari 7 hari menjadi 3 hari saja.
Software ERP manufaktur juga membantu perusahaan untuk melacak biaya produksi dengan lebih baik. Setelah dianalisis ternyata 15% dari total biaya material berasal dari biaya tambahan seperti transportasi mendesak dan denda keterlambatan. Melalui proses negosiasi ulang kontrak dan perbaikan material management, perusahaan berhasil mengurangi biaya tambahan tersebut menjadi hanya 5%.
Pada akhir 2022, setelah implementasi software ERP manufaktur, perusahaan tersebut melaporkan adanya peningkatan laba bersih sebesar 8% dari tahun sebelumnya. Dengan dukungan data otomatisasi yang dilakukan oleh sistem, jelas bahwa investasi dalam teknologi ERP membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan.
5. Kesimpulan
Material management adalah proses krusial dalam industri manufaktur. Hal ini diperlukan untuk memastikan ketersediaan bahan baku, mengoptimalkan biaya penyimpanan, serta mencegah kelebihan atau kekurangan material. Sayangnya, dalam pengelolaan material ini ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Meliputi kontrol biaya, pemeliharaan persediaan, manajemen supplier, dan kualitas material. Software ERP manufaktur hadir sebagai solusi terbaik untuk mengatasi masalah-masalh tersebut.
Dari studi kasus yang diberikan di atas, bisa dilihat bahwa implementasi ERP manufaktur sangat memberi dampak yang signifikan bagi operasional perusahaan terutama selama proses pengelolaan material. Ingin merasakan manfaat tersebut? Software ERP Manufaktur ScaleOcean siap membantu Anda! Bahkan kami juga memfasilitasi solusi khusus yang disesuaikan dengan permasalahan bisnis Anda. Jadi, segera hubungi tim kami untuk dapatkan konsultasi gratis!
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI