Cara Menghitung MRP Secara Tepat di Bisnis Manufaktur

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Seringkali, bisnis manufaktur kesulitan dalam memastikan ketersediaan bahan baku yang tepat jumlah dan waktu, berujung pada penumpukan atau malah kekurangan stok saat produksi berjalan. Masalah ini kerap berasal dari ketidaktepatan dalam perencanaan material. Memahami cara menghitung MRP adalah langkah fundamental untuk mengatasi pain point krusial ini.

Menghitung Material Requirements Planning (MRP) dengan akurat menjadi sangat penting. Perhitungan ini membantu perusahaan memastikan bahwa pengadaan bahan baku benar-benar sesuai dengan kebutuhan produksi yang terencana. Proses yang tepat akan berdampak positif dan signifikan pada efisiensi seluruh operasional manufaktur.

Ada beragam rumus MRP yang perlu diperhitungkan dengan cermat untuk memastikan akurasi hasilnya. Jika Anda mengandalkan perhitungan manual, risiko kesalahan hitung tentu sangat tinggi dan bisa berakibat fatal. Menggunakan sistem ERP dapat menjadi solusi untuk otomatisasi dan meningkatkan akurasi proses perhitungan ini secara dramatis.

Artikel ini hadir untuk memandu Anda memahami berbagai rumus penting dalam MRP tersebut. Kita juga akan membahas kelebihan mendasar penggunaan sistem terotomatisasi dalam proses perhitungan ini. Diharapkan Anda mendapat gambaran utuh mengenai pentingnya perhitungan MRP yang akurat.

starsKey Takeaways
  • MRP membantu bisnis manufaktur mengurangi kemungkinan kelebihan stok dan kesalahan, memastikan ketersediaan material tepat waktu, mengoptimalkan biaya produksi, serta meningkatkan perencanaan produksi dan pengadaan.
  • Rumus MRP melibatkan kebutuhan kotor, kebutuhan bersih, dan perkiraan persediaan untuk menghitung bahan yang diperlukan, meminimalkan risiko kesalahan dan kelebihan stok.
  • Keuntungan sistem MRP yaitu otomatis mengintegrasikan data dari berbagai departemen secara real-time dan mempercepat proses perencanaan produksi.
  • ScaleOcean ERP mengotomatisasi perhitungan MRP, mengintegrasikan data produksi dan pembelian, serta memberikan analisis real-time.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Mengapa Menghitung MRP itu Penting bagi Bisnis Manufaktur?

Material requirements planning (MRP) adalah perencanaan dan pengendalian produksi yang dirancang untuk mengelola proses manufaktur agar beroperasi dengan lebih efisien. Sistem ini fokus pada koordinasi dan kontrol raw material, komponen, serta produk jadi dari awal hingga akhir siklus produksi.

Dengan pengertian MRP, bisnis manufaktur bisa lebih terstruktur dalam menentukan apa yang harus diproduksi, berapa banyak jumlahnya, dan kapan jadwal produksi tersebut. Lalu apa peran spesifik dari MRP bagi bisnis manufaktur?

Fungsi MRP adalah memproyeksikan kebutuhan bahan baku, komponen, dan material lainnya yang digunakan pada proses produksi. Sebagai contoh, format laporan PPIC akan menyajikan data MRP yang memperkirakan jumlah bahan yang diperlukan, sehingga tim pengadaan dapat mempersiapkan material dengan tepat waktu dan efisien.

Dengan demikian, perusahaan memiliki jumlah material yang sesuai kebutuhan tanpa harus menumpuk stok berlebih atau bahkan kekurangan. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya penyimpanan tetapi juga menghindari downtime produksi karena kekurangan bahan.

Dengan memiliki informasi yang akurat tentang ketersediaan material dan kebutuhan pasar, bisnis manufaktur dapat menyusun jadwal produksi yang efektif. Sebuah jadwal produksi yang tepat dapat memaksimalkan pemanfaatan fasilitas dan sumber daya manusia, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat waktu siklus produksi.

2. Tahapan Menghitung MRP

Cara menghitung MRP (Material Requirement Planning) melibatkan langkah-langkah, seperti netting, lot sizing, offsetting, dan explosion. Secara keseluruhan, MRP menghitung kebutuhan bahan baku berdasarkan jadwal produksi, dengan mempertimbangkan stok yang tersedia, serta menentukan waktu dan jumlah bahan baku yang perlu dipesan.

Berikut penjelasan detail mengenai empat tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk menghitung MRP yang tepat dan akurat, diantaranya:

a. Netting

Tahap Netting adalah menghitung kebutuhan material bersih berdasarkan rencana produksi, dengan mempertimbangkan stok yang sudah tersedia. Salah satu tugas material control adalah melakukan perhitungan ini secara akurat agar perusahaan dapat mengurangi persediaan berlebih dan menyesuaikan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk produksi.

b. Lot Sizing

Tahap perhitungan lot sizing akan menentukan jumlah pesanan material yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, memastikan cukupnya bahan baku. Di metode MRP ini, perusahaan harus memastikan bahan baku yang dipesan memiliki jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Untuk menjalankan tahap ini, Anda bisa menggunakan beberapa metode lot sizing: lot-for-lot, Economic Order Quantity (EOQ), atau Fixed Order Quantity. Pemilihan metode ini bisa Anda pertimbangkan tergantung jenis produk dan biaya pemesanan material yang Anda lakukan.

c. Offsetting

Tahapan offsetting adalah menetapkan jadwal pengiriman material agar tiba tepat waktu untuk mendukung proses produksi. Tahap perhitungan offsetting bisa dilakukan dengan memperhitungkan lead time procurement pengadaaan, sehingga produksi dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan yang disebabkan oleh keterlambatan pengiriman.

d. Explosion

Exploison akan mengidentifikasi kebutuhan material dari produk akhir hingga komponen dan bahan baku, dengan merujuk pada Bill of Materials (BOM). Di tahap ini, perusahaan harus memecah kebutuhan material utama menjadi komponen yang lebih kecil.

Dengan metode MRP ini, Anda bisa mengidentifikasi bahan yang diperlukan untuk setiap sub-rakitan, sehingga memudahkan Anda mendapatkan bahan yang tepat. Hal ini juga akan membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan bahan dan memastikan komponen tersedia untuk produk awal hingga akhir.

Untuk meningkatkan efisiensi dalam perencanaan bahan baku, menggunakan aplikasi MRP terbaik sangat penting. Dengan aplikasi yang tepat, Anda dapat memastikan kebutuhan bahan baku tercatat secara akurat dan waktu pengadaan sesuai jadwal, menghindari kelebihan atau kekurangan stok.

3. Cara Menghitung MRP (Material Requirement Planning)

Perhitungan MRP (Material Requirements Planning) adalah proses untuk merencanakan kebutuhan material dalam proses produksi. Tujuannya adalah memastikan bahan baku dan komponen yang diperlukan tersedia pada waktu yang tepat untuk mendukung kelancaran produksi.

Proses perhitungan MRP mencakup beberapa langkah utama, di antaranya:

a. Rumus MRP Gross Requirement

Perencanaan kebutuhan kotor adalah langkah pertama dalam proses perhitungan material. Di sini, total kebutuhan setiap item produksi dihitung berdasarkan data dari Bill of Materials (BOM) dan Master Production Schedule (MPS). Hal ini membantu menentukan jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi rencana produksi.

Dengan menghitung gross material requirements planning, perusahaan bisa memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup untuk proses produksi, menghindari kekurangan material, dan meminimalkan biaya penyimpanan dengan menghindari stok berlebih. Rumusnya adalah:

Kebutuhan Kotor = Kebutuhan Bersih x Kuantitas dalam BOM

Untuk memahami cara menghitung MRP kebutuhan kotor, perhatikan ilustrasi berikut: Suatu pabrik transportasi akan memproduksi motor. Motor tersebut memiliki beberapa komponen, salah satunya adalah roda. Setiap motor memerlukan dua roda.

Kemudian, pabrik ini baru saja menerima pesanan dari distributor besar untuk 500 unit motor dalam satu bulan mendatang.

Dari informasi di atas, kita bisa menghitung gross material requirements planning motor yang harus diproduksi. Karena distributor ingin 500 motor, jadi pabrik perlu memastikan jumlah motor terpenuhi.

Artinya, kebutuhan bersih motor adalah 500 unit. Selanjutnya, diketahui satu motor memerlukan dua roda berdasarkan bill of materials (BOM) yang diberikan. Maka kuantitas BOM untuk roda adalah 2.

Untuk menghitung berapa banyak roda yang sebenarnya dibutuhkan (kebutuhan kotor) bagi 500 motor, kita bisa menggunakan rumus MRP gross requirement.

Kebutuhan Kotor = 500 x 2 = 1.000 Roda

Jadi, agar memenuhi pesanan distributor, pabrik perlu memiliki 1.000 roda siap pakai untuk memproduksi 500 motor.

b. Rumus MRP Net Requirement

Setelah kebutuhan kotor dihitung, langkah berikutnya adalah mengurangi persediaan yang tersedia dan yang sudah dipesan. Proses ini menghasilkan kebutuhan bersih yang harus dipenuhi melalui pemesanan atau produksi lebih lanjut, memastikan produksi berjalan lancar tanpa kekurangan bahan.

Dengan rumus ini, perusahaan memiliki gambaran yang lebih akurat mengenai kebutuhan sebenarnya. Bentuk umum rumus MRP Net Requirement adalah:

Kebutuhan Bersih = Kebutuhan Kotor – (Persediaan saat ini + Penerimaan yang dijadwalkan)

Kita lanjutkan dari studi kasus sebelumnya untuk mengetahui cara menghitung MRP khususnya net requirement.

Setelah mengetahui kebutuhan kotor roda yaitu 1.000 unit untuk produksi motor, bisnis manufaktur tersebut juga perlu memastikan jumlah roda yang dipesan atau diproduksi dengan memperhitungkan stok yang ada dan pemesanan yang sudah dijadwalkan.

Diketahui dari catatan gudang, saat ini tersimpan sebanyak 300 roda yang siap digunakan untuk produksi. Selain itu berdasarkan informasi dari tim pembelian, ada pemesanan roda sebanyak 200 unit yang akan tiba minggu depan. Nah, dengan menggunakan rumus MRP di atas, maka kebutuhan bersih roda adalah:

Kebutuhan Bersih = 1.000 – (300 + 200) = 1.000 – 500
= 500 Roda

Dengan demikian, pabrik harus memastikan kalau proses produksi atau pemesanan tambahan dapat memenuhi 500 roda yang direncanakan. Informasi ini akan membantu pabrik dalam mengambil keputusan produksi, pengaturan jadwal kerja, dan strategi pengadaan bahan baku.

Selain itu, menggunakan program manufaktur Indonesia yang terintegrasi, seperti ScaleOcean, dapat mempermudah pabrik dalam mengelola data produksi secara real-time. Anda juga dapat mengoptimalkan alur kerja, serta meningkatkan efisiensi dalam pengadaan bahan baku, sehingga memenuhi target produksi dengan lebih tepat.

Manufaktur

c. Rumus MRP Projected on Hand

Rumus ini digunakan untuk memperkirakan sisa persediaan suatu bahan baku atau komponen setelah mempertimbangkan kebutuhan produksi dan pasokan yang akan diterima. Hasil perhitungan rumus ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi persediaan.

Jadi ke depannya, perusahaan bisa membuat strategi pemesanan yang lebih tepat. Bentuk umumnya adalah:

Perkiraan Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Penerimaan yang Dijadwalkan – Kebutuhan Bersih

Setelah mengetahui berapa banyak roda yang perlu dipesan atau diproduksi, selanjutnya bisnis manufaktur perlu memperkirakan sisa persediaan roda setelah seluruh proses produksi selesai. Hal ini diperlukan untuk merencanakan produksi berikutnya dan memastikan ketersediaan bahan baku.

Dari data sebelumnya, kita tahu bahwa gudang memiliki stok roda sebanyak 300 unit. Ditambah dengan pemesanan yang dijadwalkan sebanyak 200 unit. Kemudian ternyata tim memesan lagi saat proses produksi berlangsung, yaitu sebanyak 200 unit.

Dari perhitungan roda sebelumnya, juga diketahui kebutuhan bersih tambahan roda sebanyak 500 unit. Jadi, dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh:

Perkiraan Persediaan Akhir = 300 + 200 + 200 – 500
= 200 Roda

Dari perhitungan tersebut, diperoleh informasi kalau pabrik diperkirakan akan memiliki sisa stok sebanyak 200 roda di gudang. Informasi ini diperlukan tim untuk merencanakan pemesanan berikutnya dengan cermat agar tidak mengalami kekurangan atau kelebihan stok di masa mendatang.

d. Rumus MRP Planned Order Release

Rumus ini digunakan untuk menentukan jumlah bahan baku atau komponen yang perlu dipesan atau diproduksi, dengan mempertimbangkan kebutuhan produksi, stok yang saat ini tersedia, serta safety stock.

Dengan menghitung rumus ini secara tepat, perusahaan akan memiliki jumlah stok sesuai kebutuhan produksi namun tetap mempertimbangkan risiko ketidakpastian dalam rantai pasokan atau fluktuasi permintaan.

Jumlah yang Perlu Dipesan = Kebutuhan Bersih – Stok yang Tersedia + Safety Stock

Dari skenario yang sama, bisnis manufaktur pembuatan motor tersebut akan melakukan penjadwalan pemesanan ulang. Saat ini gudang masih memiliki stok 200 roda.

Tim juga menyadari pentingnya memiliki safety stock untuk mengantisipasi ketidakpastian atau gangguan pasokan. Perusahaan pun memutuskan untuk memiliki 100 unit roda sebagai safety stock. Jadi, jumlah roda yang perlu dipesan adalah:

Jumlah yang Perlu Dipesan = 500 – 200 + 100
= 400 Roda

Jadi, tim perlu memastikan roda yang dipesan sebanyak 400 unit memenuhi kebutuhan produksi dan safety stock yang telah ditetapkan. Dengan ini, perusahaan bisa meminimalisir risiko kekurangan bahan baku dan memberikan fleksibilitas ketika menghadapi fluktuasi permintaan atau gangguan pasokan.

4. Bagaimana Sistem ERP Meningkatkan Akurasi Perhitungan MRP?

Metode penghitungan kebutuhan bahan baku produksi dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti MRP (Material Requirement Planning) dan perhitungan biaya bahan baku. Metode MRP berguna untuk menentukan waktu dan jumlah pemesanan bahan baku, sehingga menghindari kekurangan atau kelebihan stok.

Menghitung MRP ternyata memerlukan beberapa tahapan dan sejumlah aspek yang perlu diperhatikan. Jika dilakukan secara manual, sangat berisiko terhadap kesalahan hitung dan kurang akurat. Oleh karena itu, Anda perlu sistem ERP untuk mengotomatisasi proses ini. Bahkan sistem tersebut memiliki sejumlah kelebihan lainnya.

Kelebihan utamanya adalah mampu diintegrasikan ke berbagai sumber data dan mengotomatisasi proses perhitungan. Dengan software ERP, data dari berbagai departemen seperti penjualan, pembelian, dan produksi dapat dengan mudah dihubungkan.

Integrasi sistem ERP dan MRP dapat membuat memudahkan perusahaan dalam menghitung seluruh variabel dan parameter rantai pasok, agar dapat mengurangi risiko kesalahan dan ketidaksesuaian data. Proses integrasi ini juga dapat menganalisis data secara real-time. Dari sini, bisnis manufaktur mampu membuat keputusan berdasarkan informasi yang lebih aktual.

Misal, ketika ada perubahan mendadak dalam permintaan pasar atau gangguan dalam rantai pasokan, sistem akan secara cepat merekomendasikan kebutuhan manajemen material dan jadwal produksi alternatif untuk mengurangi dampaknya terhadap perusahaan.

Selain itu, untuk mengoptimalkan perhitungan MRP, Anda juga bisa menggunakan teknologi canggih seperti teknologi advanced planning and scheduling. Teknologi ini diperkenalkan pada 4.0 Conference & Expo 2022 yang dapat mendukung pengelolaan MRP di perusahaan manufaktur dengan peningkatan efisiensi perencanaan dan penjadwalan produksi.

5. Otomatiskan Perhitungan MRP (Material Requirement Planning) dengan Software ScaleOcean

Software Manufaktur ERP ScaleOcean

Untuk mengotomatiskan perhitungan MRP (Material Requirements Planning), Software Manufaktur ScaleOcean menyediakan solusi terbaik untuk memastikan ketersediaan bahan baku tepat waktu dan dalam jumlah yang akurat.

Dengan All-in-One Solution dan Modul Lengkap, Software ScaleOcean menawarkan modul spesifik yang dapat disesuaikan untuk mendukung berbagai aspek operasional manufaktur, mulai dari pengelolaan bahan baku, penjadwalan produksi, hingga pemantauan persediaan.

Keunggulan ScaleOcean dalam Automatisasi Proses Bisnis dan Perencanaan Produksi, yang mengurangi kebutuhan untuk intervensi manual dan meningkatkan akurasi perencanaan produksi. Sistem ini secara otomatis menghitung kebutuhan bahan baku berdasarkan jadwal produksi dan lead time.

Selain itu, ScaleOcean juga menawarkan demo gratis yang dapat Anda claim kapan saja sehingga Anda dapat langsung melihat bagaimana software ini dapat mengoptimalkan proses MRP. Berikut fitur-fitur terbaik Software Manufaktur ScaleOcean:

  • Smart MRP (Material Requirements Planning): Mengotomatiskan perhitungan bahan baku berdasarkan jadwal produksi untuk memastikan ketersediaan tepat waktu.
  • BOM Management (Bill of Materials): Mengelola dan mengotomatiskan daftar bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk produksi.
  • Cost Management & Price Calculation: Menghitung biaya produksi secara akurat, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
  • Production Scheduling and Optimization: Menjadwalkan dan mengoptimalkan produksi berdasarkan kapasitas mesin dan ketersediaan bahan baku.
  • Real-Time Data Analytics & Reporting: Menyediakan laporan dan analitik secara langsung untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.
  • Integration with IoT (Industrial Internet of Things): Mengintegrasikan perangkat IoT untuk memantau kinerja mesin dan peralatan secara real-time.

6. Kesimpulan

Jadi, bisa disimpulkan dengan menghitung MRP, bisnis manufaktur dapat mengidentifikasi secara tepat kebutuhan bahan baku, mengelola stok dengan lebih efisien, dan meminimalisir biaya tambahan bagi perusahaan.

Bahkan informasi dari perhitungan ini dapat membantu Anda untuk menyesuaikan strategi bisnis ketika menghadapi perubahan pada permintaan atau gangguan pasokan.

Ada berbagai rumus MRP yang harus diperhatikan. Kompleksitas perhitungan ini tentunya perlu diotomatisasi untuk meningkatkan akurasi perhitungannya.

Dengan bantuan sistem MRP, Anda bisa mengintegrasikan data dari berbagai departemen dan melakukan analisis secara real-time. Jadi, implementasi teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas dan membantu perencanaan pengadaan yang lebih strategis dan efektif.

FAQ:

1. Bagaimana cara menghitung MRP?

Rumus untuk menghitung pendapatan marjinal produk adalah: MRP = Produk Fisik Marjinal x Pendapatan Marjinal. Produk fisik marjinal (MPP) atau produk marjinal (MP) merujuk pada tambahan produksi total yang terjadi saat input faktor meningkat.

2. Apa perhitungan sistem MRP?

Perencanaan kebutuhan material (MRP) adalah sistem yang digunakan untuk menghitung jumlah material dan komponen yang diperlukan dalam produksi suatu produk. Sistem ini mencakup tiga langkah utama: menginventarisasi material dan komponen yang ada, menentukan komponen tambahan yang diperlukan, dan kemudian menjadwalkan proses produksi atau pembelian.

3. Apa contoh MRP?

Sebagai contoh, bayangkan produsen furnitur yang memanfaatkan MRP untuk menyesuaikan pengadaan bahan baku dengan pesanan pelanggan. Pendekatan ini membantu menghindari penumpukan inventaris yang berlebihan dan mengurangi biaya penyimpanan, yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas.

4. Apa saja input data yang diperlukan untuk menghitung MRP?

Input data yang diperlukan untuk menghitung MRP meliputi Bill of Materials (BOM), Master Production Schedule (MPS), tingkat persediaan yang tersedia, dan data pemesanan atau pembelian yang sudah dilakukan. Data ini digunakan untuk merencanakan kebutuhan material secara efektif.

5. Bagaimana cara membuat tabel MRP?

Untuk membuat tabel MRP, mulai dengan mencatat item yang diperlukan, jumlah kebutuhan, dan waktu pengiriman berdasarkan Master Production Schedule (MPS) dan Bill of Materials (BOM). Tambahkan kolom untuk persediaan yang ada, pemesanan yang sudah dilakukan, dan kebutuhan bersih.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap