Pentingnya Modul ERP pada Proses Lean Manufacturing
3 Min Read Posted on 26 Jun 2023
Daftar Isi
Kemampuan perusahaan manufaktur dalam melaksanakan manajemen kualitas menjadi aspek penentu keberhasilan suatu bisnis. Sehingga banyak perusahaan mencoba berbagai pendekatan untuk mengoptimalkan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satunya dengan metode lean manufacturing. Sederhananya, proses ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan dalam proses produksi, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Karena kompleksitas prosesnya, Anda membutuhkan sistem yang dapat membantu menyederhanakan setiap tahapan yang ada. Anda bisa menggunakan sistem ERP yang terintegrasi dengan beberapa modul utama untuk manajemen kualitas. Bagaimana modul ERP tersebut dapat membantu penerapan metodeĀ lean manufacturing? Simak penjelasan pada artikel berikut ini.
1. Lean Manufacturing di Manajemen Kualitas
Lean manufacturing adalah metode manajemen kualitas yang berfokus dengan menghilangkan pemborosan dalam proses produksi untuk menciptakan produk berkualitas tinggi dengan biaya serendah mungkin. Pemborosan ini bisa berupa waktu tunggu yang tidak perlu, persediaan berlebih, atau kerusakan produk. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi bisnis, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas produk.
Metode manajemen kualitas satu ini bekerja berdasarkan prinsip eliminasi tujuh jenis pemborosan, yaitu:
Overproduction: Hal ini bisa berakibat pada penumpukan persediaan yang tidak hanya membuat boros bahan baku dan energi, tetapi juga membutuhkan ruang penyimpanan ekstra yang akhirnya menurunkan kualitas barang akibat usang.
Waiting: Waktu tunggu adalah waktu tidak produktif yang terjadi di berbagai tahapan produksi. Menghilangkan waktu tunggu ini bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Transport: Lean manufacturing berusaha untuk mengurangi jarak dan frekuensi pengangkutan dengan penataan ulang layout fasilitas atau peningkatan proses logistik.
Overprocessing: Pengolahan berlebih terjadi saat suatu produk diproses lebih dari yang dibutuhkan oleh pelanggan. Bisa berarti fitur tambahan yang tidak diinginkan atau kerja ekstra yang tidak menambah nilai bagi pelanggan.
Inventory: Persediaan berlebih dapat mengikat modal yang bisa digunakan secara lebih efisien untuk aspek lain.Ā
Motion: Ini bisa berupa tenaga yang tidak perlu dari pekerja atau gerakan mesin yang tidak efisien.
Defects: Produk cacat memerlukan waktu, bahan, dan energi untuk diproduksi, tetapi tidak menambah nilai karena mereka tidak memenuhi standar kualitas.
Dengan demikian, metodeĀ lean manufacturing dapat dianggap sebagai pendekatan strategis terhadap manajemen kualitas. Dengan menghilangkan pemborosan dan kesalahan dalam proses produksi, perusahaan dapat mencapai standar kualitas yang lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya, mencapai keberhasilan bisnis yang lebih besar.
Baca juga: 5 Kunci Kelancaran Implementasi Sistem ERP
2. Pentingkah MetodeĀ Lean Manufacturing?
Lean manufacturing adalah strategi manajemen kualitas yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi perusahaan. Berikut penjelasan manfaat-manfaat tersebut dengan lebih rinci.
a. Meningkatkan Kualitas Produk
Dengan menerapkan metodeĀ lean manufacturing, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan kualitas produk. Karena berfokus pada meminimalisir kesalahan dan kegagalan dalam proses produksi, maka produk akhir yang dihasilkan jauh lebih baik dan sesuai standar yang telah ditentukan. Akibatnya, pelanggan jarang melakukan retur penjualan karena puas dengan kualitasnya.
b. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Strategi manajemen kualitas tersebut juga berkontribusi langsung terhadap kepuasan pelanggan. Dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi secara konsisten, pelanggan lebih cenderung merasa puas dengan produk yang dibeli. Kepuasan ini dapat mendorong loyalitas konsumen dan berdampak positif pada peningkatan penjualan dan reputasi perusahaan.
Selain itu, dengan mengurangi waktu tunggu dan waktu produksi melalui proses yang lebih efisien, lean manufacturing juga dapat membantu mempercepat waktu pengiriman. Pelanggan yang menerima produk dengan cepat dan tanpa masalah lebih cenderung melakukan repeat order.
c. Mengurangi Biaya Operasional
Metode lean manufacturing juga dapat membantu mengurangi biaya operasional akibatĀ pemborosan pada proses produksi. Artinya, Anda dapat mengurangi jumlah bahan baku yang dibutuhkan, memperkecil ruang penyimpanan yang diperlukan, atau meminimalkan energi yang digunakan. Penghematan ini jika dilakukan secara berkelanjutan akan meningkatkan margin keuntungan.
Selain itu, dengan mengidentifikasi dan menghilangkan sumber kesalahan atau kegagalan dalam proses produksi, strategi manajemen kualitas ini juga dapat mengurangi biaya berkaitan dengan pembuatan ulang atau perbaikan produk yang cacat. Tidak hanya itu, lean manufacturing juga mengurangi biaya pengembalian atau keluhan pelanggan, yang bisa jadi sangat mahal bagi perusahaan.
d. Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan
Secara keseluruhan, konsep manajemen kualitas lean manufacturing dapat berkontribusi terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi, perusahaan bisa memasang harga premium yang tentu akan meningkatkan pendapatan. Selain itu, karena kualitas produk yang terjamin, akan tercipta loyalitas pelanggan dan reputasi yang baik. Aspek ini juga pasti mengarah pada peningkatan penjualan.
3. Modul ERP untuk Lean Manufacturing
Modul-modul dalam sistem ERP dapat membantu mengoptimalkan berbagai aspek di lean manufacturing. Dari manajemen produksi hingga hubungan pelanggan. Mari kita bahas lebih lanjut beberapa modul tersebut.
a. Production Management
Modul ERP production management membantu dalam merencanakan, melacak, dan mengontrol proses produksi. Modul ini memungkinkan perusahaan untuk memantau secara real-time status produksi, sehingga Anda bisa membuat penyesuaian jika diperlukan. Pada akhirnya, penggunaan modul ini dapat meningkatkan efisiensi dalam proses manajemen kualitas.
Selain itu, dengan data akurat yang diperoleh dari modul ERP tersebut, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang pengalokasian sumber daya, penjadwalan produksi, dan pengendalian kualitas. Langkah tersebut akan membantu dalam meminimalkan overproduction, waiting, dan defects, tiga aspek pemborosan yang menjadi fokus lean manufacturing.
b. Warehouse Management
Modul ERP selanjutnya adalah warehouse management. Integrasi modul ini ke dalam sistem enterprise membantu perusahaan mengontrol persediaan dan logistik dengan lebih efektif. Dengan mengoptimalkan pengaturan gudang dan proses penanganan material, Anda dapat mengurangi biaya akibat dari persediaan berlebih atau pengangkutan yang tidak perlu.
Selain itu, sistem manajemen gudang yang efektif juga dapat meminimalkan waktu tunggu dan memastikan ketersediaan bahan baku dan produk akhir secara real-time. Proses ini tidak hanya membantu dalam memantau penerapan manajemen kualitas, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk merespons lebih cepat terhadap permintaan pelanggan.
c. Material Requirements Planning
Modul ERPĀ material requirement planning membantu Anda memastikan bahwa perusahaan memiliki jumlah bahan baku yang tepat untuk memenuhi permintaan produksi. Proses tersebut membantu perusahaan dalam menghindari overproduction, yang merupakan bentuk pemborosan di lean manufacturing.
Dengan implementasi modul material requirement planning, perusahaan juga dapat merencanakan dan menghitung MRPĀ secara otomatis, menghasilkan perhitungan yang lebih akurat. Keberhasilan ini akan mengarah pada peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya. Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat memenuhi permintaan pelanggan secara konsisten yang nantinya berdampak pada meningkatnya kepuasan pelanggan.
d. Supply Chain Management
Rekomendasi modul ERP berikutnya yaitu supply chain management (SCM). Modul ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan operasional di seluruh aspek rantai pasokan. Dengan implementasinya, maka perusahaan akan mudah mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan seperti pengangkutan dan waktu tunggu.
e. Customer Relationship Management
Modul ERP CRM membantu perusahaan mengoptimalkan manajemen kualitas dengan memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara personal. Dengan informasi yang lebih baik tentang preferensi dan perilaku pelanggan, perusahaan dapat menyesuaikan produk dan layanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Selain itu, dengan CRM yang efektif, perusahaan dapat merespons lebih cepat dan lebih efektif terhadap keluhan atau permintaan pelanggan. Langkah ini tidak hanya dapat meningkatkan kepuasan, tetapi juga mengurangi biaya berkaitan dengan penanganan masalah pelanggan. Inilah alasan mengapa CRM adalah alatĀ penting dalam penerapan prinsip lean manufacturing.
4. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa metode lean manufacturing adalah konsep penting dalam manajemen kualitas yang berfokus pada eliminasi pemborosan dan peningkatan efisiensi. Dengan menggunakan prinsip tersebut, akan tercipta peningkatan kualitas produk, kepuasan pelanggan, pengurangan biaya operasional, dan peningkatan profitabilitas perusahaan.
Untuk memaksimalkan penerapan metodeĀ lean manufacturing, Anda bisa menggunakan sistem ERP yang dilengkapi dengan modul-modul khusus manajemen kualitas. Mulai dari production management hingga modul ERP CRM, Anda bisa menggunakan data dan informasi yang diberikan agar perusahaan menghasilkan kualitas produk yang tinggi yang nantinya berdampak baik bagi reputasi perusahaan di masa depan.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 05, 2024 3 Min Read
12 Software Akuntansi Perusahaan Dagang Terbaik di Indonesia
REKOMENDASI