OEE adalah singkatan dari Overall Equipment Effectiveness, sebuah metrik yang digunakan untuk menilai kinerja mesin atau peralatan dalam proses produksi. Metrik ini memperhitungkan tiga faktor utama, yaitu ketersediaan, kinerja, dan kualitas.
Namun, banyak perusahaan manufaktur menghadapi masalah seperti downtime mesin atau tingginya tingkat produk cacat. Misalnya, sebuah studi menunjukkan bahwa hampir setiap pabrik kehilangan setidaknya 5% produktivitasnya akibat downtime, dengan beberapa mengalami penurunan hingga 20%.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan perlu menerapkan OEE Overall Equipment Effectiveness secara tepat. Dengan memonitor dan menganalisis OEE, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas produk.
Di artikel ini akan di bahas secara detail mengenai pengertian Overall Equipment Effectiveness, fungsi, cara menghitung, hingga cara implementasinya. Informasi ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi perusahaan manufaktur untuk mengoptimalkan proses produksi dan mencapai efisiensi yang lebih tinggi.

- Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metrik untuk mengukur efektivitas mesin atau peralatan dalam proses manufaktur, menilai kinerja secara keseluruhan.
- Komponen untuk mengukur OEE: ketersediaan mesin, kecepatan operasional dibandingkan kecepatan ideal, dan kualitas produk.
- Rumus OEE (Overall Equipment Effectiveness), yaitu OEE = Availability x Performance x Quality
- Tips meningkatkan OEE—meningkatkan availability dengan pemeliharaan rutin, performance dengan pelatihan operator, dan quality melalui kontrol kualitas ketat.
Apa yang Dimaksud Overall Equipment Effectiveness (OEE)?
OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metrik krusial dalam manufaktur yang mengukur efisiensi operasional suatu peralatan atau lini produksi. Ini membantu perusahaan memahami seberapa efektif waktu produksi yang ada benar-benar menghasilkan output yang diinginkan.
OEE secara inheren menggabungkan tiga pilar utama yaitu ketersediaan, kinerja, dan kualitas. Dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini, OEE memberikan gambaran komprehensif tentang produktivitas peralatan, untuk mencapai efisiensi produksi.
Apa Saja Komponen Utama OEE?
OEE dihitung dengan mengalikan tiga faktor utama yaitu Availability (Ketersediaan), Performance (Kinerja), dan Quality (Kualitas). Berikut pembahasan dari masing-masing komponen tersebut:
1. Ketersediaan (Availability)
Ketersediaan dalam OEE berfokus pada seberapa banyak waktu mesin benar-benar siap untuk berproduksi dibandingkan dengan total waktu yang dijadwalkan. Ini memperhitungkan setiap insiden yang menghentikan produksi, seperti kerusakan tak terduga, waktu yang dialokasikan untuk pemeliharaan rutin, atau jeda untuk mengubah pengaturan dan persiapan produksi baru.
2. Kinerja (Performance)
Kinerja mengukur seberapa cepat mesin memproduksi dibandingkan dengan kecepatan produksi optimalnya. Ini bukan hanya tentang apakah mesin berjalan atau tidak, tetapi juga tentang seberapa efisien ia beroperasi saat sedang berjalan.
Faktor-faktor yang mengurangi kinerja termasuk operasional yang lebih lambat dari standar yang ditetapkan atau siklus produksi yang memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya.
Kinerja menjadi indikator yang mengukur efisiensi mesin bekerja dibandingkan dengan potensi optimalnya. Dalam analisis kinerja, penting juga mempertimbangkan biaya penyusutan mesin sebagai bagian dari total biaya operasional produksi.
3. Kualitas (Quality)
Kualitas dalam OEE adalah ukuran dari produk yang baik yang dihasilkan dibandingkan dengan total output. Komponen ini memperhitungkan semua produk yang tidak memenuhi standar kualitas, termasuk barang yang rusak, cacat, atau yang memerlukan pengerjaan ulang. Dengan kata lain, metrik kualitas mengidentifikasi kerugian yang timbul dari produksi barang yang tidak dapat dijual atau digunakan sebagaimana mestinya.
Menurut Nakajima, tolok ukur global untuk OEE adalah 85%. Angka ini dicapai dengan menjaga tingkat ketersediaan di 90%, kecepatan kinerja di 95%, dan tingkat kualitas di 99,9%. Jika nilai OEE yang didapatkan lebih rendah dari standar ini, itu menandakan adanya ruang signifikan untuk peningkatan efisiensi dalam alur produksi.
Fungsi OEE di Bisnis Manufaktur
OEE Overall Equipment Effectiveness memberikan gambaran jelas mengenai efisiensi operasional mesin, dan membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. OEE produksi ini menjadi peran penting dalam meningkatkan kinerja mesin produksi untuk keberlangsungan bisnis manufaktur.
Berdasarkan catatan Kementerian Industri pada tahun 2022, efisiensi sektor bisnis manufaktur di Indonesia telah mengembangkan pertumbuhannya sekitar 5,01% dan mencapai persentase lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar 3,67%. Berikut beberapa fungsi utama OEE di bisnis manufaktur:
1. Mengidentifikasi Masalah Operasional
Overall machine efficiency berfungsi untuk mendeteksi masalah yang terjadi di proses produksi seperti downtime mesin produksi, kinerja mesin yang tidak optimal, atau tingginya produk cacat.
Analisis yang dilakukan OEE akan dengan cepat menemukan akar masalahnya, dan dapat segera mengambil langkah perbaikan. Apabila ada tidak diidentifikasi, maka hal tersebut akan dilaporkan penyewa jasa melalui corrective action request.
2. Mengoptimalkan Efisiensi Mesin
Fungsi berikutnya adalah sebagai panduan untuk meningkatkan efisiensi mesin produksi. Perhitungan OEE akan memberikan gambaran bagaimana perusahaan dapat mengurangi waktu yang tidak produktif, dan memastikan mesin bekerja dengan kapasitas terbaiknya.
Salah satu indikator yang penting untuk meminimalkan waktu tidak produktif adalah Mean Time to Repair (MTTR), yang mengukur kecepatan dalam memperbaiki mesin saat terjadi kerusakan.
3. Memaksimalkan Produktivitas
Adanya OEE akan memastikan waktu dan sumber daya digunakan dengan efektif. Metode ini akan menjaga kinerja mesin tetap optimal, dan dapat memaksimalkan output produksi tanpa harus menambah investasi besar pada infrastruktur bisnis manufaktur.
Contohnya seperti perusahaan yang memiliki metode original equipment manufacturer (OEM) yang lebih mudah mengerjakan produk akhir, jika efisiensi dari OEE Overall Equipment Efficiency berjalan dengan baik.
4. Meningkatkan Kualitas Produk
Overall equipment effectiveness juga berfungsi untuk membantu perusahaan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Penerapan konsep total productive maintenance (TPM) mendukung upaya ini dengan memastikan setiap mesin terawat optimal, sehingga biaya akibat produk cacat atau retur dapat ditekan.
Cara Perhitungan Performance Mesin pada OEE
OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metrik yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional mesin atau peralatan produksi. Perhitungan OEE didasarkan pada tiga faktor utama: Availability (ketersediaan), Performance (kinerja), dan Quality (kualitas).
Nilai OEE yang tinggi menunjukkan bahwa peralatan beroperasi dengan efisien dan efektif. Rumus OEE adalah sebagai berikut:
OEE = Availability x Performance x Quality
Untuk memudahkan perhitungan OEE, di sini kita akan memberikan contoh menghitungnya dengan tepat dan akurat.
Contoh ini akan memberikan gambaran jelas mengenai bagaimana perusahaan manufaktur mengukur efisiensi dan produktivitas pabrik secara objektif. Dengan rumus OEE, Anda bisa menghitungnya sebagai berikut:
Setelah memahami cara menghitungnya, langkah berikutnya adalah mengetahui bagaimana cara untuk interpretasi nilai OEE. Nilai OEE yang tinggi menandakan mesin bekerja efektif dalam menghasilkan produk berkualitas.
Umumnya, OEE di atas 85% dianggap sebagai target ideal. Namun, jika nilai OEE rendah, perusahaan perlu mengevaluasi potensi masalah, termasuk risiko breakdown maintenance yang dapat mengganggu operasional.

Fase dan Langkah Implementasi OEE
Penerapan OEE Overall Equipment Effectiveness di perusahaan manufaktur melewati beberapa fase dan langkah sistematis untuk memastikan efektivitasnya di pabrik manufaktur. Setelah membahas apa itu OEE, serta fungsi dan indikatornya, berikut ini beberapa fase implementasi OEE produksi:
1. Fase Persiapan
Fase pertama adalah persiapan, di mana Anda harus pastikan semua indikator yang diperlukan sudah siap. Anda bisa memilih mesin atau proses yang akan dipantau menggunakan OEE, biasa perusahaan melakukan pemantauan pada mesin yang berdampak langsung pada output produksi.
2. Fase Pengumpulan Data
Selanjutnya tahap pengumpulan data mencakup waktu operasional mesin, downtime, kecepatan produksi, dan jumlah produk cacat. Perusahaan bisa dengan mudah mengakses informasi-informasi tersebut dengan software manufaktur. Sistem yang telah memantau berbagai operasional manufaktur Anda, dan mencatatnya dengan otomatis akan langsung memberikan informasi yang ingin Anda akses secara mudah.
3. Fase Perhitungan dan Analisis OEE
Fase berikutnya adalah perhitungan yang dilakukan dengan rumus OEE yang tepat. Namun, jika terlalu kompleks, software pabrik manufaktur dapat membantu perhitungan OEE ini secara otomatis, serta memberikan hasil realtime-nya kepada Anda agar bisa dilakukan analisis. Dengan begitu, Anda bisa melihat area mana yang memerlukan perbaikan pada mesin produksi.
Analisis ini juga membantu menyusun strategi perawatan mesin produksi air kemasan secara lebih efektif. Dengan mengetahui area bermasalah, perusahaan dapat merencanakan jadwal perawatan yang tepat, sehingga operasional berjalan lancar, efisiensi meningkat, dan potensi downtime bisa ditekan maksimal.
4. Fase Perbaikan
Jika perhitungan OEE menghasilkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas mesin yang rendah, maka fase perbaikan harus dilakukan. Perbaikan dilakukan sesuai dengan penurunan yang terjadi, dan perusahaan manufaktur harus mengatasi kelemahan yang diidentifikasi dari hasil perhitungan overall machine efficiency yang dilakukan. Engineering control digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan prosedur perbaikan yang tepat, memastikan bahwa setiap langkah perbaikan dilakukan dengan efisiensi dan aman.
5. Fase Pemantauan
Fase berikutnya adalah pemantauan hasil perhitungan secara berkala. Anda bisa mengukur secara rutin untuk memastikan perbaikan yang telah diterapkan benar-benar berdampak pada peningkatan kinerja. Penerapan software manufaktur akan membantu Anda memberikan perhitungan OEE secara rutin dan secara real-time. Jika terjadi masalah atau penurunan, sistem akan memberikan notifikasi kepada Anda untuk melakukan perbaikan segera.
Cara Meningkatkan Performance Mesin pada Metode OEE
Setelah memahami pentingnya OEE dalam mengukur efektivitas mesin, langkah berikutnya adalah mencari cara untuk meningkatkannya. Dengan pendekatan yang tepat di setiap aspek, perusahaan dapat secara signifikan memperbaiki kinerja produksi dan hasil akhirnya.
1. Meningkatkan Availability
Untuk meningkatkan availability, perusahaan perlu rutin melakukan pemeliharaan preventif, mempercepat perbaikan kerusakan, dan mengatur jadwal produksi secara optimal. Dengan begitu, waktu henti mesin dapat diminimalkan dan kapasitas produksi dapat digunakan secara lebih efektif.
2. Meningkatkan Performance
Untuk meningkatkan performa, perusahaan perlu memberikan pelatihan operator agar keterampilan mereka dalam mengoperasikan mesin semakin baik. Pemilihan teknologi yang tepat dan pengaturan mesin yang optimal juga penting. Sebagai bahan evaluasi, contoh laporan maintenance mesin dapat dijadikan acuan analisis.
3. Meningkatkan Quality
Dalam meningkatkan quality, perusahaan harus menerapkan kontrol kualitas yang ketat di setiap tahapan produksi. Selain itu, penting untuk mengidentifikasi penyebab produk cacat lebih awal dan terus meningkatkan keterampilan operator agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan
Pengelolaan overall machine effieciency untuk memastikan operasional manufaktur yang lebih baik. Anda bisa melihat contoh OEE di perusahaan besar Garudafood, di mana pemanfaatannya membuat lantai produksi menjadi lebih efisien, dengan peningkatan akurasi data sekitar 10%.
4. Kurangi Downtime dengan Perawatan Preventif
Anda bisa mengurangi downtime mesin produksi, dan meningkatkan ketersediaannya dengan melakukan perawatan preventif secara rutin.
melakukan perawatan preventif secara rutin. Anda bisa jadwalkan perawatan mesin produksi secara berkala berdasarkan data operasional mesin, dan pastikan tim pemeliharaan mengikuti prosedur yang tepat.
Akan lebih mudah untuk mengurangi downtime dengan implementasi software manufaktur ScaleOcean. Sistem ini akan melakukan tracking terhadap setiap mesin dan mengidentifikasi jika terjadi downtime pada mesin tertentu. Selanjutnya sistem akan memberikan notifikasi real-time pada Anda, untuk segera mengambil tindakan lebih lanjut dan menghindari masalah lebih besar.
5. Optimalkan Pengaturan Mesin dan Proses
Selanjutnya tingkatkan mesin dengan mengoptimalkan pengaturan dan prosesnya agar bekerja pada kapasitas idealnya. Periksa apakah mesin berjalan dengan kecepatan maksimal, tanpa mengorbankan kualitas. Hal tersebut sangat berpengaruh pada GMP manufaktur, dan secara langsung akan berdampak pada efisiensi proses produksi.
Otomatiskan Perhitungan OEE dengan Software Manufaktur ScaleOcean
Untuk memudahkan pengelolaan dan perhitungan OEE yang kompleks dalam perusahaan manufaktur, ScaleOcean manufacture software dapat mengoptimalkan efisiensi operasional secara maksimal dan akurat. Dengan kemampuan integrasi ke berbagai modul bisnis Anda, ScaleOcean dapat mengumpulkan data secara real-time dari mesin dan proses produksi. Sistem ini langsung menghitung Overall Equipment Efficiency (OEE) di perusahaan Anda dan memberikan hasil perhitungan yang akurat.
Tanpa perlu perhitungan manual yang rumit, Anda bisa langsung mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan dan perbaikan. Jika Anda tertarik untuk mengoptimalkan efisiensi mesin di pabrik Anda, coba demo gratis ScaleOcean sekarang untuk merasakan langsung bagaimana software ini bisa meningkatkan kinerja dan mengurangi downtime.
Fitur Utama ScaleOcean untuk Menghitung OEE:
- Real-Time Monitoring: Memantau kinerja mesin dan proses produksi secara langsung, dengan data operasional yang tampil di dashboard user-friendly.
- Downtime Tracking: Mencatat dan menganalisis setiap kejadian downtime, serta alasan penyebabnya.
- Performance Metrics: Menghitung dan memantau metrik efektivitas mesin berdasarkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas.
- Predictive Maintenance: Menggunakan data historis dan algoritma prediktif untuk menjadwalkan waktu pemeliharaan mesin.
- Customizable Alerts and Notifications: Mengatur pemberitahuan yang disesuaikan berdasarkan kondisi atau ambang batas tertentu.
- Data Collection and Analysis: Mengumpulkan data secara akurat dari berbagai sumber mesin seperti sensor, SCADA systems, dan input operator.
Dengan menggunakan ScaleOcean untuk memantau dan mengelola OEE, Anda bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan memaksimalkan contoh mesin manufaktur yang banyak dipakai perusahaan Anda.
Kesimpulan
Overall Equipment Effectiveness adalah perhitungan penting dalam proses produksi, yang dilakukan untuk memahami gambaran lengkap mengenai efisiensi operasional dan produktivitas mesin. Perhitungan yang dilakukan harus tepat dan akurat, agar menghindari downtime dan penurunan output produksi.
Agar bisa menghitungnya dengan akurat dan mudah, Anda bisa mengimplementasikan ScaleOcean software manufaktur. Penerapannya akan membantu memantau kinerja produksi Anda secara real-time, dan menghitung OEE dengan otomatis dan akurat. Anda bisa daftarkan demo gratis untuk dapatkan informasi lebih lanjut, dan konsultasi kebutuhan bisnis Anda. Segera hubungi tim kami terbaik kami, kapan pun 24/7.
FAQ:
1. Metode OEE itu apa?
Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode untuk mengukur efektivitas mesin dengan menggunakan tiga rasio utama: availability, performance efficiency, dan quality rate.
2. Apa rumus dari OEE?
Untuk mendapatkan nilai OEE, kalikan ketiga komponen—Availability, Performance, dan Quality—berdasarkan rumus: OEE = Availability × Performance × Quality.
3. Apa saja indikator OEE?
Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) mengukur kinerja mesin produksi dengan menilai tiga parameter utama: Availability, Performance, dan Quality.