Efektivitas pemakaian mesin dan peralatan produksi menjadi pengelolaan penting yang harus diperhatikan dalam perusahaan manufaktur. Terutama jika perusahaan sering mengalami inefisiensi kualitas produk dan biaya opeasional yang meningkat akibat perawatan mesin yang tidak optimal. Di sinilah pentingnya penerapan strategi total productive maintenance di perusahaan manufaktur.
Total productive maintenance (TPM) menjadi pendekatan penting untuk membantu perusahaan manufaktur dalam mengurangi waktu henti mesin, mengurangi biaya pemeliharaan, dan pastinya dapat meningkatkan kualitas produk. Di sini akan dibahas secara mendalam mengenai apa itu TPM, serta pilar dan elemen utama, dan manfaatnya dalam efisiensi proses manufaktur.

- Total productive maintenance adalah metode pemeliharaan dan peningkatan performa mesin produksi melalui pendekatan proaktif serta preventif.
- 8 pilar TPM meliputi: pemeliharaan mandiri, peningkatan terarah, pemeliharaan terjadwal, manajemen mutu, pengelolaan peralatan sejak awal, pelatihan dan pendidikan, keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan, dan TPM di bidang administrasi.
- Implementasi TPM mencakup tahapan evaluasi awal, sosialisasi dan pelatihan TPM, pembentukan tim TPM, penyusunan rencana induk, pelatihan bertahap, penetapan kebijakan dan target, serta pengembangan alur nilai (value stream) secara terstruktur.

Apa itu TPM
Total productive maintenance TPM adalah metode pemeliharaan dan peningkatan performa mesin produksi melalui pendekatan proaktif serta preventif. TPM dilakukan bertujuan untuk mengoptimalkan efektivitas peralatan yang melibatkan seluruh karyawan dalam perusahaan manufaktur, tidak hanya teknisi tapi juga staff dan operator produksi.
Metode TPM berfokus pada upaya menghilangkan kerusakan mesin, cacat produk, dan kecelakaan kerja yang dapat mengganggu kelancaran produksi, dan perawatan mesin produksi. Proses ini penting diterapkan dalam proses manufaktur untuk mencegah kerusakan, meningkatkan keterampilan staff, optimalisasi produksi, serta menciptakan produk dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
Dalam pengelolaan proses manufaktur, ada perbedaan antara total productive maintenance vs preventive maintenance. TPM menawarkan pendekatan terintegrasi pada seluruh aspek manufaktur untuk mengupayakan pemeliharaan mesin peralatan yang berkelanjutan. Sedangkan preventive maintenance lebih fokus pada tindakan pemeliharaan terjadwal, untuk mencegah kerusakan peralatan dan mesin produksi.
Berbeda juga dengan breakdown maintenance untuk perawatan mesin. Breakdown maintenance adalah proses perbaikan pada mesin pada saat mesin mengalami kerusakan. Dilakukannya TPM ini akan menciptakan siklus perbaikan pada mesin secara menyeluruh dan terus menerus, sehingga dapat mendukung stabilitas proses manufaktur dan operasioanal untuk peningkatan kualitas produk.
Manfaat Total Productive Maintenance
Total productive maintenance menjadi pendekatan yang akan memberikan banyak manfaat signifikan, dan akan membantu meningkatkan efekivitas setiap mesin dan peralatan produksi dengan optimal. Ada beberapa manfaat yang didapat perusahaan manufaktur dalam menerapkan metode ini, yaitu:
1. Pengurangan Downtime
Melalui pendekatan TPM, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mencegah potensi masalah di setiap peralatan mesin produksi sebelum terjadi, seperti downtime perusahaan manufaktur. TPM akan secara signifikan dapat mengurangi lead-time mesin yang tidak terencana, dan memastikan kelancaran proses produksi.
2. Peningkatan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Penerapan metode TPM juga akan membantu perusahaan meningkatkan OEE sehingga Anda dapat memastikan mesin selalu dalam kondisi yang optimal. Melalui pendekatan terkait perawatan teratur dan keterlibatan seluruh tim, perusahaan dapat mengurangi kerusakan, mempercepat waktu perbaikan, serta memaksimalkan performa mesin di perusahaan manufaktur.
3. Pengurangan Lead Time dan Biaya Pemeliharaan
Melalui pendekatan preventif dari TPM, perusahaan akan mudah dalam mengurangi risiko kerusakan yang dapat menyebabkan lead time produksi. TPM juga akan mengidentifikasi masalah sehingga Anda dapat menghindari kerusakan besar yang membutuhkan perbaikan mahal.
Hal ini dapat membantu perusahaan menekan biaya perawatan, memperpanjang umur mesin, dan menjaga kelangsungan operasional tanpa gangguan berarti. Menurut blog terpercaya Tribunnews juga menjabarkan, bahwa kontribusi dan implementasi TPM juga terbukti dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi.
4. Peningkatan Kualitas Produk dan Kepuasan Pelanggan
Mesin dan peralatan yang dikelola dengan maksimal dapat menghasilkan produk yang konsisten dan berkualitas tinggi. Adanya TPM ini, akan membantu mengurangi variasi dalam produksi, dan membantu menghasilkan produk sesuai standar. Adanya kualitas maksimal yang ditawarkan, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mempertahankan loyalitasnya, serta memperkuat reputasi bisnis di pasar dinamis.
5. Peningkatan Keandalan Peralatan
Penerapan TPM ini juga bermanfaat dalam meningkatkan keandalan peralatan dan mesin produksi melalui pemeliharaan rutin, dan peningkatan berkelanjutan. Peralatan dan mesin yang optimal dengan keandalan tinggi akan jarang mengalami kegagalan, dan dapat mendukung kestabilan proses produksi.
Selain itu, tugas maintenance pabrik manufaktur yang mencakup pemeliharaan preventif dan korektif sangat penting untuk memastikan bahwa peralatan tetap berfungsi dengan baik. Hal ini akan meminimalkan downtime, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya operasional yang disebabkan oleh kerusakan mesin yang tidak terduga.
6. Peningkatan Proses dan Inovasi Berkelanjutan
TPM juga dapat mendorong perbaikan berkelanjutan atau Kaizen di perusahaan manufaktur, dengan terus mengidentifikasi dan menerapkan perbaikan kecil namun signifikan pada setiap mesin dan peralatan. Hal tersebut akan membuat proses produksi di perusahaan dapat berinovasi terus menerus di pasar dinamis.
7. Mendorong Semangat Kerja dan Kepuasan Kerja
Penerapan TPM juga akan membuat seluruh karyawan memiliki rasa tanggung jawab tersendiri terhadap peralatan dan mesin produksi. Hal tersebut akan mendorong rasa bangga pada hasil kerja, memperkuat kolaborasi, serta meningkatkan motivasi tim. Karyawan yang merasa bangga dan dihargai akan lebih aktif dan puas dalam pekerjaan, sehingga dapat berkomitmen pada perbaikan berkelanjutan di perusahaan manufaktur.
Baca juga: Sistem Manufaktur: Pengertian, Contoh, Fungsi dan Fiturnya
8 Pilar Total Productive Maintenance
TPM memiliki beberapa pilar utama yang bekerja secara maksimal untuk mencapai proses manufaktur komprehensif, dengan efisiensi peralatan dan mesin produksi. melalui keterlibatan seluruh staff di perusahaan manufaktur. Berikut 8 pilar total productive maintenance adalah sebagai berikut:
1. Autonomous Maintenance
Pemeliharaan autonomous menjadi pilar yang melibatkan operator lini produksi dalam tugas pemeliharaan dasar seperti pembersihan, pelumasan, dan inspeksi rutin untuk setiap mesin dan peralatan di pabrik manufaktur. Perusahaan akan lebih memahami kondisi peralatan dengan pilar ini.
2. Planned Maintenance
Pilar berikutnya adalah pemeliharaan yang terencana, biasanya fokus di perencanaan dan pelaksanaan preventif dan prediktif untuk mencegah kerusakan setiap mesin dan peralatan produksi. Hal ini melibatkan penggunaan data dan analisis, seperti mean time between failure, untuk menentukan waktu optimal dalam proses pemeliharaan.
3. Quality Maintenance
Quality maintenance menjadi pilar berikutnya yang dilakukan untuk memastikan mesin dan peralatan dapat beroperasi dengan standar kualitas yang tinggi. Pilar ini akan membantu manufaktur dalam menghasilkan produk dengan kualitas konsisten dan tinggi.
4. Focused Improvement
TPM juga melibatkan pilar focused improvement, yang melibatkan upaya terus menerus untuk meningkatkan proses dan kinerja mesin dan peralatan produksi. TPM dengan pilar ini juga akan menghilangkan pemborosan melalui metode Kaizen dan kerja tim di berbagai departemen.
5. Early Equipment Management
TPM pillars berikutnya adalah early equipment management, di mana akan difokuskan pada tahap perancangan dan instalasi mesin produksi pabrik dan peralatan baru untuk memastikan kemudahan pemeliharaan dan operasional yang efisien sejak awal mesin dan peralatan di gunakan.
6. Training and Education
Selanjutnya ada training and education, di mana TPM pillars akan membantu memastikan semua karyawan memiliki pengetahuan dan skill yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pemeliharaan dan peningkatan efektif di perusahaan manufaktur.
7. Safety, Health, and Environment
TPM pillars berikutnya ini lebih fokus pada keselamatan kerja, kesehatan, dan perlindungan lingkungan pada karyawan. TPM akan memastikan lingkungan kerja aman dan sehat, dan dapat mematuhi regulasi yang ada.
8. TPM in Administration
Penerapan strategi TPM maintenance juga melibatkan area administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di fungsi pendukung perusahaan manufaktur. Termasuk keuangan, sumber daya manusia, dan logistik.
Elemen Utama TPM
Pendekatan TPM ini akan membantu peningkatan efisiensi mesin dan peralatan produksi melalui keterlibatan seluruh aspek, salah satunya beberapa elemen utama yang harus diimplementasikan dengan baik. Elemen-elemen ini disebut juga dengan 5S, yang terdiri dari lima langkah pengelolaan, yaitu:
1. Sort
Sort atau disebut juga dengen seiri adalah langkah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan barang, peralatan, dan bahan yang tidak diperlukan di perusahaan manufaktur. Langkah ini akan membuat lantai produksi lebih bersih, dan terorganisir.
2. Set in Order
Disebut dengan seiton, langkah di total productive management ini fokus pada penataan dan perorganisasian barang yang diperlukan, sehingga akan mudah diakses dan digunakan. Set in order akan membuat alur kerja lebih lancar dan memimalisir waktu untuk mencari peralatan atau bahan.
3. Shine
Langkah berikutnya ada shine atau seiso, yang fokus menjaga kebersihan dan kerapihan lantai produksi. Langkah ini akan meningkatkan estetika dan membantu mendeteksi masalah secara dini pada mesin atau peralatan, dan menjaga kondisinya agar tetap optimal.
4. Standardize
Ada juga standardize atau seiketsu, yang dilakukan untuk menetapkan standar dan prosedur operasional yang konsisten. Langkah ini yang juga menjaga dan mempertahankan hasil dari tiga S sebelumnya: sort, set in order, shine. Langkah ini akan memastikan kegiatan terbaik dapat dilakukan konsisten di seluruh bagian perusahaan manufaktur.
5. Sustain
5S yang terakhir ada sustain atau shitsuke, yang fokus pada pengembangan dan budaya kerja agar mendukung penerapan seluruh langkah ini secara berkelanjutan. Sustain menjadi langkah yang akan memastikan praktik 5S tidak hanya diterapkan sementara, tapi dapat menjadi bagian integral dari perusahaan manufaktur.
Untuk memudahkan pengelolaan elemen-elemen TPM mainten6-manfaat-menerapkan-software-erp-untuk-manufakturance ini, Anda bisa menggunakan software manufaktur yang dapat mengoptimasi proses, dan menyediakan data real-time untuk meningkatkan implementasi 5S yang lebih akurat, efisien, dan pastinya berkelanjutan.
Langkah Implementasi Total Productive Maintenance yang Tepat
Implementasi total productive maintenance membutuhkan perencanaan yang matang, komitmen yang kuat dari semua aspek perusahaan manufaktur, serta adanya pendekatan dan strategi yang sistematis. Ini beberapa langkah utama untuk menerapkan TPM dengan efektif dalam proses manufaktur, yaitu:
1. Persiapan dan Komitmen Manajemen Puncak
Penting untuk menetapkan dukungan manajemen puncak seperti adanya visi misi yang jelas untuk mengimplementasikan TPM, serta alokasikan sumber daya, anggaran, dan teknologi yang dibutuhkan. Setelah semuanya siap, perusahaan dapat membentuk tim inti TPM yang terdiri dari produksi, pemeliharaan, kualitas, dan SDM.
2. Penilaian Awal dan Identifikasi Kebutuhan
Lakukan juga identifikasi kebutuhan dengan melakukan inspeksi menyeluruh terhadap setiap mesin dan peralatan untuk menilai kondisi saat ini, apakah sering mengalami kerusakan, downtime, atau adanya aspek yang perlu diperbaiki. Dari inspeksi tersebut, kumpulkan datanya dan analisis kinerja pada mesin peralatan dan proses produksi.
3. Implementasi Pilar TPM yang Maksimal
Ada TPM pillars yang harus diterapkan dengan maksimal, mulai dari pemeliharaan otonom hingga keselamatan lingkungan. Setiap pilarnya dirancang untuk menangani area spesifik yang harus dikelola, agar dapat meningkatkan keandalan peralatan, produktivitas, dan kualitas produk yang dihasilkan secara menyeluruh.
4. Lakukan Metode 5S
Metode atau elemen 5S ini harus dilakukan agar perusahaan dapat fokus pada pengorganisasian dan standarisasi lantai produksi. Aspek ini juga penting untuk mendukung pelaksanaan TPM pillars, dan menciptakan lingkungan kerja yang teratur, bersih, dan efisien.
5. Penggunaan Software Manufaktur
Untuk mengoptimasi setiap langkahnya, Anda bisa mengimplementasikan software manufaktur yang memiliki CMMS untuk pengelolaan jadwal pemeliharaan, tracking tugas, serta dokumentasi. Sistem dapat memantau setiap kondisi real-time TPM, dan medeteksi jika ada potensi kerusakan.
Penting untuk memilih vendor software terbaik untuk memaksimalkan kinerja TPM di perusahaan manufaktur Anda, seperti ScaleOcean yang akan memberikan keunggulan bagi apapun kebutuhan bisnis Anda. ERP manufaktur ScaleOcean akan memberikan dashboard visual yang user-friendly dan terintegrasi, sehingga Anda bisa memantau status 5S dan KPI TPM secara real-time.
6. Monitoring, Evaluasi, dan Penyesuaian
Penting juga untuk menetapkan KPI yang relevan seperti tingkat downtime, produktivitas, dan kualitas produk agar dapat mengukur efektivitas TPM maintenance. Untuk evaluasi dan penyesuaian, lakukan audit TPM berkala untuk menilai kemajuannya, dan mengidentifikasi area harus diperbaiki.
7. Dokumentasi dan Standarisasi
Langkah berikutnya adalah mendokumentasikan semua prosedur, standar, dan praktik TPM dalam perusahaan manufaktur. Penting untuk pastikan data mudah diakses dan diperbarui sesuai kebutuhan.
Anda bisa memanfaatkan software manufaktur untuk mengelola data tersebut dalam satu sistem terpadu, dan pastinya akan selalu ter-update secara real-time. Tetapkan juga standar kinerja yang tepat untuk memastikan konsistensi dalam penerapan TPM.
Cara Menghitung TPM Akurat
Untuk memberikan gambaran bagaimana kinerja TPM maintenance dalam perusahaan manufaktur, Anda bisa melakukan perhitungan yang tepat dengan menggunakan metrik dan KPI atau indikator kinerja utama proses manufaktur. Berikut cara menghitung TPM secara akurat, yaitu:
1. Memahami Metrik Utama dalam TPM
Ada beberapa metrik utama yang digunakan dan harus dipahami dengan baik agar dapat mengukur efektivitas total productive maintenance. Diantaranya: OEE, mean time between failures, mean time to repair, dan cost of maintenance.
2. Menghitung OEE (Overall Equipment Effectiveness)
Berikutnya baru Anda harus menghitung metrik utama TPM, yaitu OEE. Perhitungan ini dilakukan dengan mengukur seberapa efektif peralatan yang digunakan dibandingkan dengan potensinya. OEE dihitung dengan tiga komponen: Availability, Performance, dan Quality. Ini dia rumus perhitungannya:
Availability (%) = (Jumlah Waktu Operasi Mesin / Waktu yang Direncanakan untuk Produksi) X 100
Performance (%) = (Waktu Ideal untuk Produksi X Total Unit Produksi / Jumlah Waktu Operasi Mesin) X 100
Quality (%) = (Jumlah Produk yang Memenuhi Standar / Jumlah Produk yang Dihasilkan) X 100
Total OEE (%) = Availability X Performance X Quality
3. Menghitung Mean Time Between Failures (MTBF)
MTBF ini dihitung untuk mengetahui rata-rata waktu operasional antara dua kegagalan mesin, dan memberikan gambaran mengenai bagaimana keandalan serta efektivitas pemeliharaan mesin peralatan produksi. Berikut rumus perhitungannya:
MTBF = Jumlah Waktu Operasi Mesin / Jumlah Unit yang Diperbaiki
4. Menghitung Mean Time To Repair (MTTR)
MTTR juga perlu dihitung untuk mengukur waktu rata-rata yang diperlukan untuk memperbaiki peralatan mesin produksi setelah kegagalan terjadi. Termasuk aktivitas deteksi kegagalan, diagnosis masalah, perbaikan, hingga pengujian untuk memastikan peralatan kembali berfungsi normal. Ini rumus perhitungannya:
MTTR = Jumlah Waktu Perbaikan / Jumlah Unit yang Mengalami Kegagalan Mesin
5. Menghitung Cost of Maintenance
Berikutnya hitung juga biaya pemeliharaan yang telah dilakukan pada setiap peralatan mesin produksi sebagai persentase dari total biaya operasional atau nilai aset perusahaan manufaktur. Anda bisa menghitungnya dengan rumus berikut:
Cost of Maintenance (%) = Jumlah Biaya Maintenance / Jumlah Biaya Operasional X 100
Perhitungan yang kompleks. membuat Anda membutuhkan ketelitian untuk menghindari kesalahan input data atau perhitungan yang tidak sesuai. Apalagi jika proses tersebut masih dilakukan dengan manual. Maka sudah seharusnya Anda beralih ke software manufaktur yang dapat mengotomasi perhitungan TPM dengan mudah dan akurat.
Software manufaktur tidak hanya meningkatkan akurasi dan efisiensi penghitungan TPM tetapi juga mendukung implementasi TPM yang lebih holistik dan proaktif, memastikan operasional yang lebih andal dan produktif di perusahaan manufaktur.
Kelebihan Total Productive Maintenance
Total productive maintenance sebagai strategi manajemen komprehensif, dapat memberikan kemudahan bagi perusahaan manufaktur dalam menjaga efisiensi mesin peralatan produksi. Implementasi TPM maintenance ini memberikan berbagai keunggulan signifikan bagi proses manufaktur lebih baik.
1. Peningkatan Produktivitas
TPM memiliki kelebihan yang fokus pada optimalisasi kinerja peralatan, sehingga dapat memaksimalkan tingkat produksi menyeluruh. Dengan peralatan yang selalu optimal dan downtime yang berkurang, perusahaan dapat menghasilkan output lebih tinggi tanpa menambah sumber daya.
2. Meningkatkan Keandalan Peralatan
Kelebihan TPM juga terlihat dari pemeliharaan rutin dan peningkatan berkelanjutan yang dilakukan, sehingga peralatan lebih handal, dan jarang mengalami kegagalan. Hal tersebut dapat mendukung kestabilan proses produksi dan kepuasan pelanggan.
3. Keselamatan Kerja yang Lebih Baik
Perawatan yang baik pada peralatan dapat mengurangi risiko kecelakan kerja, dan menciptakan proses produksi yang lebih aman. TPM menekankan pentingnya keselamatan dalam proses pemeliharaan, dan melindungi kesehatan juga keselamatan karyawan.
4. Peningkatan Kepatuhan terhadap Standar dan Regulasi
TPM juga memberikan kelebihan untuk perusahaan manufaktur dalam memenuhi standar industri dan regulasi yang berlaku dalam hal pemeliharaan dan kesematan. Hal tersebut dapat menghindari sanksi dan menjaga reputasi perusahaan di mata pelanggan dan pemangku kepentingan.
Kekurangan Total Productive Maintenance
TPM maintenance penting dilakukan perusahaan agar keandalan dan efisiensi mesin dan peralatan produksi dapat meningkat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada kekurangan dan tantangan yang harus dilalui agar efisiensi tersebut tercapai. Berikut kekurangan dan solusi yang dapat dilakukan:
1. Investasi Awal yang Tinggi
Implementasi TPM ini memerlukan investasi signifikan, baik dalam waktu, sumber daya manusial, bahkan biaya finansial. Anda perlu mengalokasikan anggaran yang matang, dengan analisis biaya-manfaat sebelum memulai implementasi. Mulai TPM secara bertahap, dari lini produksi yang paling membutuhkan peningkatan sehingga biaya dapat diatur lebih baik.
2. Implementasi yang Kompleks
TPM juga menjadi strategi dengan implementasi yang kompleks, dan memerlukan koordinasi yang baik antar berbagai depatemen. Untuk itu, dibuatlah tim implementasi TPM yang terdiri dari berbagai perwakilan departemen untuk memastikan koordinasi maksimal, dan mengatasi kompleksitas dengan efektif.
3. Perubahan Budaya Organisasi
TPM juga dapat menyebabkan adanya perubahan budaya di perusahaan manufaktur yang signifikan, termasuk peningkatan keterlibatan dan tanggung jawab sehingga dapat menyebabkan resistensi dari karyawan.
Solusinya, Anda bisa menjelaskan manfaat TPM dengan jelas pada seluruh karyawan, dan bagaimana perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peningkatan kondisi kerja di perusahaan manufaktur.
Contoh TPM di Perusahaan Manufaktur
Sebuah perusahaan air kemasan tengah melakukan perawatan mesin produksi air kemasan, karena banyaknya masalah yang terjadi mulai dari kerusakan mesin, downtime yang tinggi, biaya pemeliharaan yang meningkat, serta kualitas produk yang tidak konsisten.
Kondisi tersebut mengakibatkan penurunan produktivitas dan kepuasan pelanggan. Untuk mengatasinya, perusahaan ini mengadopsi total productive maintenance dengan komitemen tinggi pada manajemen, pelatihan yang tepat, dan keterlibatan seluruh karyawan.
Dibantu dengan penerapan software manufaktur terbaik, perusahaan ini bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas setiap mesinnya dilihat dari total OEE yang meningkat dari 65% menjadi 85% dalam enam bulan pertama dengan downtime mesin juga berkurang sebesar 30%.
Dari contoh TPM ini, kita bisa melihat bahwa implementasi total productive management di perusahaan ini berhasil dilakukan untuk mengatasi setiap tantangan yang terjadi, juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara signfikan.
Software Manufaktur ScaleOcean Dukung Optimasi TPM
Software manufaktur ScaleOcean menyediakan solusi unggul yang dapat mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data pemeliharaan perusahaan manufaktur secara real-time. Sistem dengan solusi CMMS dapat melacak downtime, jadwal pemeliharaan preventif, dan historis perbaikan yang telah dilakukan dengan akurat.
Sistem ScaleOcean akan membantu optimasi total productive maintenance dengan fitur pemantauan kinerja mesin dan peralatan secara real-time. Sehingga sistem akan mengidentifikasi masalah dan memberikan notifikasi pemeliharaan yang harus dilakukan.
Kemampuan analisis sistem juga dapat membantu Anda mengumpulkan data penggunaan mesin dan lead time yang terjadi pada setiap mesin dan peralatan. Dari data tersebut, akan mudah untuk Anda menghitung efektivitas TPM maintenance secara otomatis dan akurat, sehingga dapat dilakukan analisis untuk pengambilan keputusan mengenai perbaikan dan optimasi.
ScaleOcean juga menyediakan layanan pelanggan, mulai dari customer service 24/7, demo dan konsultasi gratis, serta layanan after sales yang membuat penerapan sistem di perusahaan Anda dilakukan sesuai dan maksimal.
Kesimpulan
Dari penjelasan apa itu TPM, bisa disimpulkan bahwa strategi ini telah menjadi peran krusial bagi perusahaan untuk meningkatkan mesin peralatan, produktivitas, serta kualitas produk secara menyeluruh. Penerapan berbagai aspek TPM dapat menciptakan lingkungan kerja yang efisien, aman, dan optimal.
Agar penerapan total productive maintenance bisa maksimal, Anda dapat mengimplementasikan software manufaktur terbaik ScaleOcean yang menyediakan banyak keunggulan dan fitur untuk mengoptimalkan TPM maintenance dengan baik.
Jadi, Anda tidak perlu lagi metode manual untuk buat proses produksi yang handal dengan mesin yang optimal. Hubungi tim kami jadwalkan demo gratisnya, dan ambil kesempatan dapatkan manfaat kompetitif lebih unggul dengan ScaleOcean.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan Total Productive Maintenance (TPM)?
Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah filosofi manajemen pemeliharaan yang berfokus pada memaksimalkan efektivitas peralatan secara keseluruhan (Overall Equipment Effectiveness – OEE). Pendekatan ini melibatkan seluruh karyawan, mulai dari operator hingga manajemen puncak, dalam kegiatan pemeliharaan untuk mencapai tujuan zero breakdowns, zero defects, dan zero accidents.
2. Apa tujuan utama penerapan Total Productive Maintenance (TPM)?
Tujuan utama TPM adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi dengan cara memastikan peralatan selalu dalam kondisi optimal. Ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi kerugian (losses) dalam produksi akibat kerusakan mesin, cacat produk, dan kecelakaan kerja, serta meningkatkan umur pakai peralatan.
3. Apa saja pilar-pilar utama dalam Total Productive Maintenance (TPM)?
TPM dibangun di atas beberapa pilar utama (seringkali 8 pilar standar), yang mencakup:
1. Pemeliharaan Otonom (Autonomous Maintenance): Operator melakukan pemeliharaan dasar pada mesin yang mereka gunakan.
2. Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance): Pemeliharaan preventif dan prediktif yang terjadwal.
Pemeliharaan Kualitas (Quality Maintenance): Pencegahan cacat produk melalui pemeliharaan peralatan.
3. Edukasi dan Pelatihan (Education and Training): Meningkatkan keterampilan karyawan.
4. Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan (Safety, Health, and Environment): Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Pilar lainnya termasuk Fokus pada Peningkatan (Focused Improvement), Manajemen Dini Peralatan Baru (Early Equipment Management), dan TPM di Departemen Administratif.
4. Bagaimana tahapan implementasi Total Productive Maintenance (TPM)?
Implementasi TPM umumnya melibatkan beberapa fase, seperti:
1. Fase Persiapan: Membentuk komite TPM, edukasi karyawan, menetapkan target.
2. Fase Pengenalan: Peluncuran program TPM dan pelatihan pilar-pilar.
3. Fase Implementasi: Menerapkan aktivitas pilar di area kerja.
4. Fase Konsolidasi: Menjaga keberlanjutan, melakukan evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan.
5. Apa manfaat yang didapat dari penerapan Total Productive Maintenance (TPM)?
Penerapan TPM dapat memberikan banyak manfaat, antara lain:
1. Peningkatan Efektivitas Peralatan Keseluruhan (OEE).
2. Pengurangan signifikan pada waktu henti (downtime) dan kerusakan mesin.
3. Peningkatan kualitas produk dan pengurangan cacat.
4. Peningkatan keselamatan kerja dan lingkungan pabrik.
5. Pengurangan biaya pemeliharaan dan biaya operasional.
6. Peningkatan umur pakai dan keandalan peralatan.
7. Peningkatan keterampilan, keterlibatan, dan moral karyawan.