Dalam proses produksi di perusahaan manufaktur, pengelolaan aset tetap seperti mesin dan peralatan produksi menjadi aspek penting yang butuh perhatian ekstra untuk menentukan keberhasilan produksi secara menyeluruh. Salah satu pengelolaan aset yang harus dilakukan adalah penyusutan mesin atau depresiasi mesin.
Depresiasi mesin adalah proses penurunan nilai aset selama masa penggunaannya, sehingga dapat mempengaruhi biaya penyusutan yang meningkat dan berdampak pada finansial bisnis manufaktur. Nah, disini kita akan membahas mengenai konsep biaya penyusutan mesin, dan bagaimana pengelolaannya, serta kita akan menguraikan cara menghitung penyusutan mesin ini dengan akurat. Simak dengan baik!
1. Konsep Biaya Penyusutan Mesin
Dalam pengelolaan produksi, terdapat istilah penyusutan mesin atau sering disebut depresiasi mesin. Konsep ini muncul karena nilai mesin yang digunakan dalam sebuah proses produksi cenderung mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Depresiasi mesin ini berkaitan dengan penyusutan nilai ekonimis aset peralatan tersebut, sehingga perusahaan perlu memahami dengan baik konsep ini agar dapat mengelola laba bersih perusahaan dengan baik.
Biaya penyusutan mesin termasuk dalam biaya fixed cost, maksudnya biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan yang besarnya tidak tergantung pada jumlah output ataupun tingkatan produksi di bisnis manufaktur. Biaya ini tidak akan berubah meskipun volume produksi meningkat atau menurun, sehingga pengelolaan biaya depresiasi mesin ini menjadi faktor penting dalam menentukan total biaya tetap perusahaan.
Dengan adanya biaya depresiasi ini, perusahaan dapat melakukan perencanaan anggaran dan pengambilan keputusan jangka panjang, dengan melihat seberapa cepat nilai mesin itu menurun. Perusahaan dapat mengukur kapan waktu yang tepat untuk mengganti atau melakukan upgrade peralatan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan strategi pengelolaan yang perlu dilakukan untuk perawatan mesin secara efektif sehingga dapat menjaga stabilitas biaya depresiasi mesin di bisnis manufaktur. Perusahaan perlu menghitung penyusutan mesin dengan menggunakan metode-metode yang akan dibahas berikutnya.
Baca juga: Ukur Efektivitas Mesin dengan Rumus OEE
2. Cara Menghitung Penyusutan Mesin
Biaya penyusutan mesin termasuk dalam biaya produksi yang penting untuk dikelola secara maksimal, sehingga perusahaan perlu tahu cara menghitung biaya ini agar dapat menjaga efisiensi produksi di operasional bisnis manufaktur. Berikut metode dan cara menghitung biaya depresiasi mesin yang benar.
a. Metode Garis Lurus
Untuk menghitung penyusutan mesin, Anda dapat menggunakan metode garis lurus (straight line method) yang merupakan cara paling sederhana dan umum digunakan perusahaan manufaktur. Metode ini memiliki asumsi dasar bahwa mesin akan kehilangan nilai secara merata sepanjang masa manfaatnya, hal ini berarti setiap tahun, mesin akan terus mengalami penyusutan dengan jumlah yang sama. Anda dapat menghitungnya dengan rumus berikut:
Untuk menghitung depresiasi dengan metode ini, kita akan mengambil harga penyusutan atau biaya awal mesin, harga perolehan mesin yang merupakan biaya awal pembelian (pajak, biaya pengiriman, dan instalasi), serta nilai residu mesin atau nilai estimasi mesin di akhir masa manfaatnya. Metode garis lurus dianggap efektif karena kemudahannya dalam perhitungan dan pencatatan, serta memberikan gambaran yang stabil dan konsisten terhadap beban penyusutan selama masa manfaat mesin.
b. Metode Saldo Menurun
Metode selanjutnya adalah metode saldo menurun (declining balance method) atau metode penyusutan berakselerasi, yang merupakan pendekatan yang lebih agresif untuk menghitung biaya depresiasi mesin. Metode ini memiliki asumsi dasar bahwa biaya depresiasi akab lebih besar pada tahun tahun awal masa manfaat aset dan berkurang secara bertahap di tahun-tahun berikutnya. Hal ini didasari pada mesin atau peralatan yang cenderung mengalami penurunan efisiensi atau meningkatkan biaya perawatan seiring bertambahnya usia. Berikut cara menghitung penyusutan mesin dengan metode saldo menurun:
Untuk menghitung penyusutan mesin dengan metode ini, dibutuhkan biaya penyusutan per-tahun, nilai buku aset pada awal tahun, dan tingkat penyusutan yang merupakan kelipatan dari tingkat penyusutan garis lurus. Misalnya, jika metode garis lurus menetapkan penyusutan 10% per-tahun, maka metode saldo menurun dapat menggunakan tingkat penyusutan dengan 20%.
c. Metode Unit Produksi
Metode terakhir yang dapat digunakan dalam menghitung penyusutan mesin adalah metode unit produksi (units of production method), dimana dalam metode ini penyusutan dihubungkan langsung dengan penggunaan atau output mesin tersebut. Metode memiliki asumsi dasar bahwa keuasan atau depresiasi mesin sangat berkaitan dnegan jumlah produksi yaang dihasilkan. Berikut rumus dari metode unit produksi:
Dalam metode ini, terdapat total unit produksi yang diestimasi, merupakan jumlah total unit yang diharapkan dihasilkan mesin selama masa manfaatnya, sedangkan unit produksi tahunan adalah jumlah unit yang dihasilkan oleh mesin dalam satu tahun. Metode ini sangat relevan dalam situasi di mana tingkat penggunaan mesin bervariasi secara signifikan dari tahun ke tahun, memungkinkan penyusutan yang lebih akurat sesuai dengan intensitas penggunaan mesin.
3. Pengelolaan Biaya Penyusutan Mesin
Selain menghitung dengan akurat biaya depresiasi mesin, perusahaan juga perlu menerapkan strategi pengelolaan yang efektif untuk mengendalikan biaya ini agar dapat menjaga stabilitas biaya dan produksi di bisnis manufaktur. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam mengelola depresiasi mesin:
a. Penentuan Metode Penyusutan
Penentuan metode penyusutan seperti metode garis lurus, saldo menurun, dan unit produksi menjadi strategi pertama yang dapat dilakukan untuk mencerminkan secara akurat depresiasi nilai mesin seiring berjalannya waktu. Anda dapat memilih perhitungan dan metode penyusutan tergantung pada pola penggunaan aset dan kebijakan akuntansi perusahaan, sehingga perusahaan harus konsisten dengan metode perhitungan yang dipilih dan mematuhi standar akuntasi yang berlaku, karena pemilihan metode ini sangat berpengaruh pada biaya produksi dan laba bersih produk per-unit.
b. Perhitungan Nilai Residu
Strategi selanjutnya adalah perhitungan nilai residu yang merupakan nilai sisa mesin setelah jangka waktu pemakaian tertentu, untuk mengukut nilai ekonomis sesungguhnya dari aset tersebut. Perhitungan yang tepat pada nilai residu dapat memungkinkan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan biaya depresiasi dengan lebih akurat, sehingga menciptakan gambaran dan pandangan yang jelas mengenai keberlanjutan investasi dan perawatan mesin.
c. Estimasi Masa Manfaat Mesin
Strategi selanjutnya adalah estimasi masa manfaat mesin dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti penggunaan teknologi berkembang, perubahan kebutuhan produksi, dan kebijakan perusahaan dalam perawatan mesin dan peralatan. Estimasi pemakaian mesin yang efisien dapat membantu perusahaan dalam mengantisipasi perubahan kondisi operasional dan menyesuaikan strategi investasi mesin, bahkan akan memaksimalkan kinerja mesin dalam jangka panjang.
d. Manajemen Aset
Manajemen aset menjadi strategi penting dalam pengelolaan biaya depresiasi yang melibatkan pemantauan dan pemeliharaan mesin secara teratur, penentuan waktu penggantian yang tepat, dan investasi dalam teknologi terbaru. Dengan mengadopsi strategi manajemen aset yang efektif, perusahaan dapat memastikan bahwa mesin beroperasi secara optimal, meminimalkan depresiasi mesin, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
e. Penganggaran untuk Penggantian dan Perbaikan
Penganggaran yang matang untuk penggantian dan perbaikan mesin menjadi strategi terakhir dalam pengelolaan biaya depresiasi, sehingga perusahaan perlu melakukan alokasi dana dengan cermat untuk perawatan, penggantian, dan perbaikan mesin. Strategi ini memastikan bahwa perusahaan dapat mengantisipasi dan mengatasi perubahan kebutuhan operasional, meminimalkan downtime, dan menjaga kelancaran produksi.
Baca juga: Contoh Mesin Manufaktur yang Banyak Dipakai
4. Kesimpulan
Dari penjelasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya penyusutan mesin termasuk dalam biaya
dalam produksi yang menjadi kunci dalam pengelolaan finansial perusahaan. Produksi Anda membutuhkan strategi pengelolaan yang efektif dan pemilihan metode serta perhitungan yang akurat untuk menghasilkan optimalisasi dalam bisnis manufaktur secara menyeluruh.
Dengan menerapkan strategi pengelolaan depresiasi mesin secara efektif, menghitung penyusutan mesin dengan akurat, dan memahami pentingnya konsep ini dapat meningkatkan akurasi laporan keuangannya, mengelola asetnya dengan lebih baik, dan membuat keputusan strategis yang akan mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.