Arti Mean Time To Repair serta Bedanya dengan MTTF dan MTBF

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Tantangan utama menjaga performa mesin di industri manufaktur adalah sulitnya memperoleh data kerusakan mesin secara real-time dan risiko kesalahan akibat perhitungan manual. Untuk mengatasi hal ini, pemahaman mendalam tentang Mean Time To Repair (MTTR) menjadi sangat penting guna memastikan kelancaran proses produksi.

Memahami cara mengukur MTTR dan membedakannya dengan metrik lain, seperti MTBF (Mean Time Between Failures) dan MTTF (Mean Time To Failure), adalah langkah awal yang krusial. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat mengidentifikasi kelemahan sistem dan meningkatkan keandalan mesin secara keseluruhan.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi tentang pengertian, manfaat, nilai ideal MTTR, serta strategi efektif untuk mengelolanya. Informasi ini dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan keandalan peralatan, mengurangi downtime, dan mengoptimalkan produktivitas di industri manufaktur Anda.

starsKey Takeaways
  • Mean Time to Repair (MTTR) adalah durasi rata-rata yang dibutuhkan untuk memulihkan produk atau sistem setelah terjadi kegagalan.
  • Rumus MTTR adalah Total Waktu Operasional dibagi dengan Jumlah Kegagalan.
  • Manfaat MTTR: Meningkatkan efisiensi, mengurangi waktu, pemeliharaan optimal, meningkatkan keandalan sistem, membantu mengambil keputusan, meningkatkan kinerja tim pemeliharaan.
  • Jalankan perhitungan MTTR otomatis dengan penerapan software manufaktur ScaleOcean.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Mean Time to Repair (MTTR)?

Mean Time To Repair (MTTR) adalah metrik yang digunakan untuk menghitung waktu rata-rata yang diperlukan untuk memperbaiki sistem atau peralatan setelah terjadi kerusakan. MTTR mencakup waktu untuk mendiagnosis masalah, melakukan perbaikan, dan mengembalikan sistem ke kondisi operasional semula.

MTTR dihitung dengan membagi total waktu yang dihabiskan untuk perbaikan dengan jumlah insiden perbaikan dalam periode tertentu. Nilai MTTR yang rendah mencerminkan kecepatan dan efektivitas proses perbaikan, yang berkontribusi pada pengurangan downtime.

Selain itu, metrik ini pun sering digunakan dalam manajemen pemeliharaan untuk menilai efektivitas tim teknis dalam mengembalikan operasional sistem dan merupakan salah satu saran dalam mencegah terjadinya permohonan corrective action request.

Dengan memahaminya, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi proses perbaikan dan mengurangi waktu henti.

2. Bagaimana Cara Menghitung MTTR?

Rumus MTBF (Mean Time Between Failures) adalah Total Waktu Operasional dibagi dengan Jumlah Kegagalan. Rumus ini digunakan untuk menghitung rata-rata waktu yang diperlukan suatu sistem atau peralatan untuk beroperasi sebelum mengalami kerusakan atau kegagalan, dengan cara membagi total waktu aktif sistem dengan jumlah kegagalan yang terjadi dalam periode tersebut.

Berikut adalah cara menghitung MTBF:

  • Menentukan Total Waktu Operasional: Langkah awal, tentukan total durasi operasi peralatan dalam rentang analisis. Jumlahkan seluruh jam saat sistem aktif, termasuk periode beban rendah maupun tinggi, namun kecualikan waktu berhenti terencana.
  • Mengidentifikasi Jumlah Kegagalan: Selanjutnya, catat berapa kali perangkat mengalami kegagalan pada periode yang sama. Sertakan setiap kejadian breakdown yang menghentikan fungsi, tetapi abaikan penghentian karena pemeliharaan terjadwal.
  • Membagi untuk Mendapatkan MTBF: Terakhir, hitung MTBF dengan membagi total waktu operasional oleh jumlah kegagalan. Gunakan unit waktu yang sama untuk seluruh komponen data.

Hasil rasio tersebut akan menunjukkan rata-rata interval antar kegagalan, sehingga membantu evaluasi keandalan dan perencanaan pemeliharaan berbasis risiko. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut rumus MTTR:

MTTR = Total Waktu Operasional / Jumlah Kegagalan

Untuk menghitung MTBF, simak contoh berikut. Pertama-tama tentukan total waktu operasional. Misalnya, jika 40 unit widget diuji selama 400 jam, total waktu operasionalnya adalah 40 unit dikali 400 jam, yang menghasilkan 16.000 jam.

Selanjutnya, hitung jumlah kegagalan yang terjadi selama periode pengujian. Dalam contoh ini, ada 20 kegagalan widget yang tercatat. Dengan data ini, kita bisa melanjutkan ke perhitungan MTBF.

MTBF dapat dihitung dengan membagi total waktu operasional dengan jumlah kegagalan. Dalam kasus ini, 16.000 jam dibagi 20 kegagalan menghasilkan nilai MTBF sebesar 800 jam.

Artinya, setiap widget rata-rata beroperasi selama 800 jam sebelum mengalami kegagalan. Hasil ini memberikan gambaran tentang keandalan widget dalam jangka waktu tertentu selama pengujian.

MTTR = 16.000 / 20 = 800 jam

Dengan mengetahui metrik tersebut, perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi proses manufaktur dan mengurangi waktu perbaikan. Analisis ini sangat penting untuk meminimalkan waktu henti operasional dan menjaga produktivitas tetap optimal.

3. Apa Saja Manfaat Mean Time To Repair (MTTR)?

Apa Saja Manfaat MTTR (Mean Time To Repair)

Mean time to repair (MTTR) membantu meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi downtime, dan merancang perencanaan pemeliharaan yang lebih baik. Dengan memantau MTTR, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Berikut beberapa manfaat utamanya.

a. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Pertama-tama, metrik ini memberikan wawasan tentang durasi rata-rata perbaikan, membantu perusahaan mengidentifikasi potensi peningkatan proses. Data ini memungkinkan optimalisasi penggunaan tenaga kerja dan peralatan, sehingga seluruh sistem pemeliharaan menjadi lebih efisien dan produktif.

Selain itu, dengan memanfaatkan ERP manufaktur ScaleOcean, perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional lebih lanjut. Solusi ini tidak hanya mendukung perbaikan proses, tetapi juga memberikan integrasi yang memungkinkan pengelolaan secara menyeluruh, sehingga mempercepat produktivitas tim

b. Mengurangi Waktu Henti (Downtime)

Dengan memonitor MTTR, perusahaan dapat meminimalkan waktu henti yang berdampak pada operasional. Predictive maintenance menjadi bagian penting dalam upaya ini karena membantu mendeteksi potensi masalah lebih awal. Hal ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis, terutama pada sistem atau aset yang sangat vital bagi perencanaan produksi atau layanan.

c. Memastikan Perencanaan Pemeliharaan yang Lebih Baik

Kemudian, data waktu perbaikan rata-rata juga membantu perusahaan merancang strategi pemeliharaan berbasis data, seperti perbaikan preventif atau prediktif. Dengan pendekatan ini, kerusakan dapat dicegah sebelum terjadi, mengurangi kebutuhan perbaikan mendesak.

d. Meningkatkan Keandalan Sistem

Perusahaan dapat menggunakan metrik tersebut untuk menjaga sistem tetap beroperasi dalam kondisi optimal. Sistem yang andal mengurangi risiko kegagalan operasional, menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan meningkatkan kepuasan pengguna atau pelanggan.

e. Mendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Data

Mafaat lain MTTR adalah menyediakan informasi akurat yang membantu manajemen membuat keputusan strategis. Data ini mempermudah identifikasi kebutuhan pelatihan teknisi, investasi alat baru, atau peningkatan proses perbaikan, yang semuanya berdampak pada peningkatan produktivitas.

f. Mempermudah Benchmarking Kinerja Tim Pemeliharaan

Terakhir, waktu perbaikan rata-rata memungkinkan perusahaan membandingkan kinerja tim pemeliharaan secara internal atau dengan standar industri. Benchmark ini menjadi tolok ukur yang jelas untuk mengevaluasi efektivitas tim dan mendorong perbaikan berkelanjutan.

Dengan memahami manfaat Mean Time To Repair, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi downtime, dan memastikan keandalan sistem untuk mendukung keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.

Manufaktur

4. Perbedaan Mean Time Between Failures dan Mean Time To Repair

MTBF (Mean Time Between Failures) dan MTTR (Mean Time To Repair) adalah dua metrik penting yang digunakan untuk mengukur keandalan dan kecepatan pemulihan sistem atau komponen yang memiliki beberapa perbedaan.

Mean time between failures mengukur keandalan sistem atau komponen dengan menunjukkan seberapa sering sistem tersebut gagal dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi nilai MTBF, semakin baik sistem atau komponennya. MTBF dihitung dengan membagi total waktu operasi dengan jumlah kegagalan.

Sedangkan, mean time to repair mengukur kecepatan sistem atau komponen pulih setelah gagal. Ini menunjukkan seberapa cepat kita bisa memperbaiki sistem dan membuatnya beroperasi kembali. Semakin rendah MTTR, semakin cepat sistem atau komponen pulih. Kita menghitung MTTR dengan membagi total waktu perbaikan dengan jumlah perbaikan.

5. Perbedaan Mean Time To Repair dan Mean Time To Failure

Selain MTBF, MTTF juga merupakan metrik untuk mengukur kinerja aset atau peralatan dalam manajemen keandalan sistem. Mean time to repair dan mean time to failure memiliki beberapa perbedaan dalam fokus penggunaannya.

MTTF mengukur keandalan sistem atau komponen dengan menunjukkan rata-rata waktu operasional sebelum sistem mengalami kegagalan yang tidak dapat diperbaiki.

Lalu, mean time to failure fokus pada waktu operasional sebelum kegagalan dan seringkali kita terapkan untuk sistem yang tidak kami rancang untuk diperbaiki atau yang memerlukan penggantian seluruh komponen.

Nilai MTTF yang tinggi menunjukkan sistem yang lebih andal dan dapat beroperasi lebih lama sebelum mengalami kegagalan. Sebagai contoh, jika sebuah hard drive memiliki MTTF 50.000 jam, hard drive tersebut dapat beroperasi selama 50.000 jam sebelum rusak dan perlu kami ganti.

Sementara itu, MTTR mengukur waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem setelah kegagalan. MTTR mencakup waktu untuk mendiagnosis masalah, mencari suku cadang, melakukan perbaikan, dan menguji sistem untuk memastikan fungsionalitasnya.

MTTR berfokus pada efisiensi perbaikan dan pemulihan operasional. Nilai mean time to repair yang rendah menunjukkan sistem yang mudah kami perbaiki, sehingga dapat meminimalkan waktu henti. Sebagai contoh, jika mesin memiliki MTTR 2 jam, rata-rata waktu perbaikan setelah kegagalan adalah 2 jam.

6. Berapa Nilai MTTR yang Ideal?

Nilai Mean Time to Repair yang ideal untuk pengelolaan mesin di industri manufaktur sangat bergantung pada jenis mesin, kompleksitas operasi, dan target produktivitas perusahaan. Secara umum, MTTR yang rendah, seperti 5 jam untuk mesin kritis, dianggap ideal untuk menjaga produktivitas.

Faktor-faktor seperti ketersediaan teknisi, suku cadang, dan strategi pemeliharaan preventif memengaruhi pencapaian nilai tersebut. Memantau dan mengurangi waktu respons perbaikan membantu perusahaan mengoptimalkan perawatan mesin produksi, meminimalkan downtime, dan meningkatkan efisiensi operasional.

7. Apa Saja Istilah dan Alat yang Digunakan dalam Mean Time to Repair?

"</p

Mengelola metrik waktu perbaikan rata-rata membutuhkan pemahaman tentang istilah-istilah teknis yang relevan serta alat-alat yang mendukung pengumpulan data dan analisis. Berikut adalah beberapa istilah dan alatnya:

a. Istilah yang Digunakan dalam MTTR

  • Downtime: mengacu pada periode ketika mesin atau sistem tidak beroperasi karena kegagalan atau perbaikan. Durasi downtime menjadi komponen utama dalam penghitungan MTTR untuk mengukur efisiensi pemulihan operasional.
  • Repair Time: rentang waktu dari saat kita mendeteksi kerusakan hingga mesin beroperasi normal kembali. Metrik ini mencerminkan kecepatan respons dan efektivitas perbaikan.
  • Failure: kondisi di mana sistem atau aset berhenti bekerja seperti yang diharapkan. Istilah ini mencakup berbagai jenis kegagalan, baik yang bersifat teknis, mekanis, maupun sistemik.
  • Preventive Maintenance: pemeliharaan terjadwal yang bertujuan untuk mencegah kerusakan sebelum terjadi. Strategi ini membantu menurunkan frekuensi downtime dan meningkatkan keandalan mesin atau sistem.
  • Corrective Maintenance: mencakup tindakan pemeliharaan untuk memperbaiki kerusakan setelah terjadi kegagalan. Proses ini berfokus pada pemulihan fungsi aset agar kembali ke kondisi normal.

b. Alat yang Digunakan dalam MTTR

  • CMMS (Computerized Maintenance Management System): software yang membantu mencatat waktu perbaikan, mengelola data pemeliharaan, dan memonitor aset secara real-time. Alat ini meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan pemeliharaan.
  • IoT Devices: sistem yang menggunakan sensor untuk memantau kondisi aset secara terus-menerus. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi kerusakan dan memberikan data yang akurat untuk analisis Mean Time To Repair.
  • Monitoring Tools: alat seperti vibration analysis dan thermal imaging memeriksa kondisi mesin secara terperinci. Alat ini membantu mendeteksi masalah sebelum berkembang menjadi kerusakan besar.
  • Data Analytics Software: menganalisis data historis MTTR untuk mengidentifikasi pola kegagalan, memperkirakan kebutuhan pemeliharaan, dan merancang strategi peningkatan efisiensi.
  • Work Order Management System: alat untuk mengatur dan melacak pekerjaan perbaikan. Sistem ini memastikan proses perbaikan terkoordinasi dengan baik dan selesai tepat waktu.

Dengan memahami istilah dan memanfaatkan alat yang sesuai, perusahaan dapat mengelola waktu perbaikan rata-rata secara efektif, mengurangi downtime, dan meningkatkan keandalan operasional secara keseluruhan.

8. Bagaimana Cara Mengurangi Mean Time to Repair?

Meminimalkan MTTR dalam industri manufaktur sangat penting karena nilai MTTR yang rendah mencerminkan kinerja yang efisien dalam sistem atau proses. Dengan langkah strategis dan penerapan teknologi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi downtime dan mempercepat perbaikan melalui cara berikut.

a. Menggunakan Teknologi Pemantauan Real-Time

Pertama, penerapan software manufaktur terbaik yang terintegrasi dengan sensor IoT memberikan perusahaan keunggulan dalam mendeteksi kerusakan mesin secara real-time. Data yang akurat membantu teknisi melakukan perbaikan tepat waktu, meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya perawatan.”

b. Meningkatkan Kompetensi Tim Pemeliharaan

Pelatihan teknis secara rutin meningkatkan kemampuan tim pemeliharaan dalam menangani berbagai jenis kerusakan. Tugas utama operator juga berperan penting dalam memberikan informasi awal mengenai kondisi mesin sebelum teknisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kompetensi yang tinggi memungkinkan teknisi bekerja lebih efisien, mulai dari diagnosis masalah hingga penyelesaian perbaikan.

Selain itu, contoh laporan maintenance mesin yang jelas dan terperinci dapat membantu teknisi untuk mengikuti langkah-langkah yang tepat dalam proses perbaikan, memastikan bahwa setiap masalah tercatat dengan baik dan tindakan yang diambil dapat diperbaiki secara efektif.

c. Memanfaatkan Sistem CMMS

Berikutnya, CMMS membantu perusahaan mencatat data pemeliharaan secara sistematis, melacak riwayat kerusakan, dan menyediakan panduan langkah-langkah perbaikan. Hal ini mempermudah pengambilan keputusan dan mempercepat proses perbaikan mesin.

d. Menyediakan Suku Cadang Secara Proaktif

Persediaan suku cadang yang memadai adalah kunci untuk menjaga kelancaran operasional. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari gangguan produksi yang tidak terduga dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

e. Menerapkan Pemeliharaan Preventif dan Prediktif

Strategi pemeliharaan preventif dan prediktif memungkinkan identifikasi masalah sebelum kerusakan terjadi. Dengan mengandalkan data historis dan prediksi berbasis teknologi, perusahaan dapat menghindari downtime yang tidak terencana.

Selain itu, tugas pemeliharaan pabrik yang terjadwal dengan baik memungkinkan deteksi dini terhadap potensi masalah. Dengan begitu, tindakan pemeliharaan dapat dilakukan lebih cepat, meminimalkan gangguan operasional, dan meningkatkan efisiensi mesin secara keseluruhan.

f. Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi Tim

Sementara itu, cara lain untuk meminimalisir MTTR adalah dengan sistem komunikasi yang baik membantu tim pemeliharaan bekerja lebih terorganisir. Koordinasi yang efektif, seperti pembagian tugas yang jelas dan laporan real-time, mempercepat penyelesaian masalah tanpa hambatan.

Melalui penerapan langkah-langkah tersebut, perusahaan manufaktur dapat secara signifikan mempersingkat durasi perbaikan mesin, sehingga memaksimalkan waktu operasional dan meningkatkan output produksi.

9. Bagaimana Software Manufaktur ScaleOcean Mengotomatiskan Perhitungan MTTR?

Bagaimana Software Manufaktur ScaleOcean Mengotomatiskan Perhitungan MTTR?

Software manufaktur dari ScaleOcean dirancang untuk mengotomatiskan perhitungan MTTR (Mean Time to Repair) dan mempermudah pengelolaannya secara efisien.

Dengan keunggulan OEE (Overall Equipment Effectiveness), software ini mendukung analisis efektivitas mesin yang memberikan ROI dalam bentuk persentase, sehingga perusahaan mengoptimalkan performa mesin produksi.

Selain itu, modul Maintenance & Asset Management membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan preventif, mengurangi risiko downtime yang tidak terduga. Modul manufaktur ScaleOcean juga mendukung integrasi dengan sensor IoT, seperti pada conveyor belt, untuk mendeteksi kemacetan atau kerusakan mesin secara real-time.

Untuk memberikan pengalaman langsung, ScaleOcean menyediakan penawaran demo gratis. Anda dapat mengeksplorasi fitur-fitur inovatif software ini dan melihat dampak langsungnya terhadap operasional bisnis Anda.

  • Asset & Maintenance Integration: Mengintegrasikan data aset untuk pemantauan performa mesin, perencanaan perawatan, dan penghitungan MTTR/MTBF secara otomatis.
  • Smart MRP: Merencanakan kebutuhan bahan baku berdasarkan data permintaan, kapasitas produksi, dan jadwal secara real-time.
  • BOM Management: Mengelola struktur Bill of Materials (BoM) dengan detail multi-level untuk mendukung perencanaan dan pelacakan produksi.
  • Integrated SCM: Menghubungkan proses rantai pasok dengan produksi untuk memastikan ketersediaan bahan baku tepat waktu.
  • Cost Management: Melacak dan menghitung biaya produksi mencakup bahan baku, tenaga kerja, dan overhead secara terperinci.
  • Order Management: Mengelola pesanan produksi dari penjadwalan hingga penyelesaian dengan monitoring status secara real-time.
  • Warehouse Management: Mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dan barang jadi melalui teknologi RFID, racking capacity, dan strategi putaway.

10. Kesimpulan

Memahami dan mengelola MTTR adalah langkah krusial dalam menjaga produktivitas operasional manufaktur.

Dengan nilai metrik yang optimal, perusahaan dapat meminimalkan downtime dan mencegah dampak signifikan terhadap rantai pasok, sehingga membantu menjaga keberlanjutan dan daya saing bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.

Optimalkan efisiensi operasional manufaktur Anda dengan Software Manufaktur ScaleOcean. Tingkatkan keunggulan bisnis Anda dengan solusi inovatif yang mudah disesuaikan. Dapatkan demo gratis sekarang dan lihat bagaimana solusi kami dapat membantu Anda mencapai tujuan bisnis.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan MTTR?

MTTR (Mean Time to Repair) adalah KPI (Key Performance Indicator) untuk meminimalkan downtime. Dengan mengidentifikasi area yang butuh perbaikan dalam proses pemulihan, perusahaan bisa lebih cepat mengatasi masalah dan mengurangi waktu henti operasional.

2. Berapa nilai MTTR yang bagus?

Semakin rendah angka MTTR, semakin baik nilainya. Pada umumnya, di banyak industri, MTTR seharusnya kurang dari lima jam.

3. Apa perbedaan antara MTTR dan MTBF?

MTBF memberikan gambaran mengenai keandalan keseluruhan sistem, sedangkan MTTR memberikan informasi mengenai waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan sistem setelah terjadi kegagalan.

4. Apa yang menyebabkan MTTR tinggi?

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan nilai MTTR tinggi meliputi kerusakan sistem yang parah, keterlambatan dalam mendeteksi masalah, serta diagnosis yang terlambat atau kurang akurat.

5. Bagaimana cara menurunkan angka MTTR?

Untuk mengurangi MTTR, lakukan pemantauan proaktif untuk mendeteksi masalah sejak dini, pemeliharaan terjadwal guna mencegah kerusakan, serta memastikan dokumentasi masalah dan perbaikan tersedia dengan jelas.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap