Tahukah Anda, tantangan utama menjaga performa mesin di industri manufaktur adalah sulitnya memperoleh data kerusakan mesin secara real-time dan risiko kesalahan akibat perhitungan manual? Untuk mengatasi hal ini, pemahaman mendalam tentang Mean Time To Repair (MTTR) menjadi sangat penting guna memastikan kelancaran proses produksi.
Memahami cara mengukur MTTR dan membedakannya dengan metrik lain, seperti MTBF (Mean Time Between Failures) dan MTTF (Mean Time To Failure), adalah langkah awal yang krusial. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat mengidentifikasi kelemahan sistem dan meningkatkan keandalan mesin secara keseluruhan.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi tentang pengertian, manfaat, nilai ideal MTTR, serta strategi efektif untuk mengelolanya. Informasi ini dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan keandalan peralatan, mengurangi downtime, dan mengoptimalkan produktivitas di industri manufaktur Anda.
Apa itu MTTR (Mean Time To Repair)?
Mean Time To Repair (MTTR) adalah metrik yang menunjukkan waktu rata-rata untuk memperbaiki kerusakan sistem atau peralatan. Metrik ini mencakup deteksi dini kerusakan, analisis masalah, pelaksanaan perbaikan, hingga pengujian akhir sistem sebelum digunakan kembali.
MTTR dihitung dengan membagi total waktu yang dihabiskan untuk perbaikan dengan jumlah insiden perbaikan dalam periode tertentu. Nilai MTTR yang rendah mencerminkan kecepatan dan efektivitas proses perbaikan, yang berkontribusi pada pengurangan downtime.
Di sisi lain, metrik ini pun sering digunakan dalam manajemen pemeliharaan untuk menilai efektivitas tim teknis dalam mengembalikan operasional sistem. Dengan memahaminya, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi proses perbaikan dan mengurangi waktu henti.
Baca Juga: Sistem Manufaktur: Pengertian, Contoh, Fungsi dan Fiturnya
Manfaat MTTR (Mean Time To Repair)
MTTR adalah metrik penting yang mengukur kecepatan perbaikan sistem atau perangkat. Metrik tersebut memberikan berbagai manfaat strategis bagi perusahaan, terutama dalam pengelolaan aset dan proses pemeliharaan. Berikut beberapa manfaat utamanya:
a. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Pertama-tama, metrik ini memberikan wawasan tentang durasi rata-rata perbaikan, membantu perusahaan mengidentifikasi potensi peningkatan proses. Data ini memungkinkan optimalisasi penggunaan tenaga kerja dan peralatan, sehingga seluruh sistem pemeliharaan menjadi lebih efisien dan produktif.
b. Mengurangi Waktu Henti (Downtime)
Dengan memonitor MTTR, perusahaan dapat meminimalkan waktu henti yang berdampak pada operasional. Hal ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis, terutama pada sistem atau aset yang sangat vital bagi perencanaan produksi atau layanan.
c. Memastikan Perencanaan Pemeliharaan yang Lebih Baik
Kemudian, data waktu perbaikan rata-rata juga membantu perusahaan merancang strategi pemeliharaan berbasis data, seperti perbaikan preventif atau prediktif. Dengan pendekatan ini, kerusakan dapat dicegah sebelum terjadi, mengurangi kebutuhan perbaikan mendesak.
d. Meningkatkan Keandalan Sistem
Perusahaan dapat menggunakan metrik tersebut untuk menjaga sistem tetap beroperasi dalam kondisi optimal. Sistem yang andal mengurangi risiko kegagalan operasional, menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan meningkatkan kepuasan pengguna atau pelanggan.
e. Mendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Data
Mafaat lain MTTR adalah menyediakan informasi akurat yang membantu manajemen membuat keputusan strategis. Data ini mempermudah identifikasi kebutuhan pelatihan teknisi, investasi alat baru, atau peningkatan proses perbaikan, yang semuanya berdampak pada peningkatan produktivitas.
f. Mempermudah Benchmarking Kinerja Tim Pemeliharaan
Terakhir, waktu perbaikan rata-rata memungkinkan perusahaan membandingkan kinerja tim pemeliharaan secara internal atau dengan standar industri. Benchmark ini menjadi tolok ukur yang jelas untuk mengevaluasi efektivitas tim dan mendorong perbaikan berkelanjutan.
Dengan memahami manfaat Mean Time To Repair, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi downtime, dan memastikan keandalan sistem untuk mendukung keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.
Perbedaan Mean Time Between Failures dan Mean Time To Repair
MTBF (Mean Time Between Failures) dan MTTR (Mean Time To Repair) adalah dua metrik penting dalam manajemen pemeliharaan dan keandalan sistem. Keduanya memiliki peran yang berbeda, tetapi saling melengkapi dalam mengevaluasi performa aset. Berikut perbedaannya:
a. Definisi
- MTBF: Mengukur rata-rata waktu antara dua kegagalan sistem. Fokusnya adalah menentukan seberapa lama sistem dapat berjalan sebelum mengalami kerusakan.
- MTTR: Mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk memperbaiki sistem setelah terjadi kegagalan. Fokusnya pada durasi pemulihan operasional.
b. Tujuan Utama
- MTBF: Digunakan untuk mengevaluasi keandalan suatu sistem, membantu perusahaan memahami interval waktu kerja tanpa gangguan.
- MTTR: Digunakan untuk mengevaluasi efisiensi perbaikan, membantu mengidentifikasi potensi pengurangan waktu henti akibat kerusakan.
c. Perspektif Analisis
- MTBF: Lebih berorientasi pada pencegahan kegagalan dan peningkatan keandalan.
- MTTR: Berorientasi pada respons terhadap kegagalan dan kecepatan pemulihan sistem.
d. Interpretasi Data
- Mean Time Between Failures yang tinggi menunjukkan sistem yang andal dengan frekuensi kerusakan rendah.
- Mean Time To Repair yang rendah menunjukkan proses perbaikan yang efisien dan minim waktu henti.
Perbedaan Mean Time To Repair dan Mean Time To Failure
Sementara itu, MTTR (Mean Time To Repair) dan MTTF (Mean Time To Failure) adalah dua metrik dalam manajemen keandalan sistem untuk mengukur aspek berbeda dari kinerja aset atau peralatan. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
a. Definisi
- MTTR: Mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk memperbaiki sistem atau aset setelah terjadi kerusakan. Fokus MTTR adalah pada durasi pemulihan operasional.
- MTTF: Mengukur rata-rata waktu hingga suatu sistem atau aset mengalami kegagalan pertama kali. Fokusnya pada durasi masa pakai aset sebelum mengalami kerusakan.
b. Tujuan Utama
- MTTR: Bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi proses perbaikan dan mengurangi waktu henti sistem.
- MTTF: Bertujuan untuk mengevaluasi keandalan aset dengan menghitung durasi operasi sebelum kegagalan terjadi.
c. Penerapan
- MTTR: Untuk aset yang memungkinkan perbaikan, seperti mesin atau perangkat elektronik.
- MTTF: Mengukur waktu sebelum kegagalan pada aset yang tidak dapat diperbaiki, seperti komponen sekali pakai.
d. Interpretasi Data
- Mean Time To Repair yang rendah menunjukkan perbaikan cepat dan efisien.
- Mean Time To Failure yang tinggi menunjukkan umur aset yang panjang sebelum terjadi kegagalan.
Dengan menggabungkan kedua metrik tersebut, perusahaan mampu mengukur kinerja aset secara menyeluruh, mulai dari ketahanan suatu aset terhadap kerusakan hingga kecepatan dalam memulihkan operasional setelah terjadi gangguan.
Bagaimana Cara Mengukur MTTR?
Seperti pembahasan sebelumnya, Mean Time to Repair adalah metrik penting dalam mengukur efisiensi proses perbaikan aset atau sistem. Penghitungan MTTR memerlukan data yang akurat dan melibatkan langkah-langkah spesifik. Berikut penjelasan tentang rumus MTTR dan contohnya perhitungannya.
MTTR = Total Waktu Perbaikan/Jumlah Insiden Perbaikan
Untuk lebih mudah memahaminya, simak juga contoh perhitungan rumus tersebut. Misalkan sebuah perusahaan memiliki data selama satu bulan terkait waktu perbaikan aset. Tim menghabiskan total 50 jam untuk memperbaiki semua kerusakan, dengan jumlah insiden perbaikan mencapai 10 kali. Berdasarkan data tersebut, perhitungan dengan rumus MTTR adalah sebagai berikut:
Artinya, perusahaan memerlukan rata-rata 5 jam untuk memperbaiki satu insiden kerusakan. Informasi ini menggambarkan bahwa pemulihan operasional aset setelah kegagalan membutuhkan waktu 5 jam.
Dengan mengetahui metrik tersebut, perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi proses manufaktur dan mengurangi waktu perbaikan, misalnya dengan memperbaiki prosedur kerja atau menyediakan alat yang lebih efisien. Analisis ini sangat penting untuk meminimalkan waktu henti operasional dan menjaga produktivitas tetap optimal.
Berapa Nilai MTTR yang Ideal?
Nilai Mean Time to Repair yang ideal untuk pengelolaan mesin di industri manufaktur sangat bergantung pada jenis mesin, kompleksitas operasi, dan target produktivitas perusahaan. Secara umum, MTTR yang rendah, seperti di bawah 4–6 jam untuk mesin kritis, dianggap ideal untuk menjaga produktivitas.
Faktor-faktor seperti ketersediaan teknisi, suku cadang, dan strategi pemeliharaan preventif memengaruhi pencapaian nilai tersebut. Memantau dan mengurangi waktu respons perbaikan membantu perusahaan meminimalkan downtime dan meningkatkan efisiensi operasional.
Istilah dan Alat yang Digunakan dalam Mean Time to Repair
Mengelola metrik waktu perbaikan rata-rata membutuhkan pemahaman tentang istilah-istilah teknis yang relevan serta alat-alat yang mendukung pengumpulan data dan analisis. Berikut adalah beberapa istilah dan alatnya:
a. Istilah yang Digunakan dalam MTTR
- Downtime: mengacu pada periode ketika mesin atau sistem tidak beroperasi karena kegagalan atau perbaikan. Durasi downtime menjadi komponen utama dalam penghitungan MTTR untuk mengukur efisiensi pemulihan operasional.
- Repair Time: rentang waktu dari saat kita mendeteksi kerusakan hingga mesin beroperasi normal kembali. Metrik ini mencerminkan kecepatan respons dan efektivitas perbaikan.
- Failure: kondisi di mana sistem atau aset berhenti bekerja seperti yang diharapkan. Istilah ini mencakup berbagai jenis kegagalan, baik yang bersifat teknis, mekanis, maupun sistemik.
- Preventive Maintenance: pemeliharaan terjadwal yang bertujuan untuk mencegah kerusakan sebelum terjadi. Strategi ini membantu menurunkan frekuensi downtime dan meningkatkan keandalan mesin atau sistem.
- Corrective Maintenance:mencakup tindakan pemeliharaan untuk memperbaiki kerusakan setelah terjadi kegagalan. Proses ini berfokus pada pemulihan fungsi aset agar kembali ke kondisi normal.
b. Alat yang Digunakan dalam MTTR
- CMMS (Computerized Maintenance Management System): software yang membantu mencatat waktu perbaikan, mengelola data pemeliharaan, dan memonitor aset secara real-time. Alat ini meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan pemeliharaan.
- IoT Devices: sistem yang menggunakan sensor untuk memantau kondisi aset secara terus-menerus. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi kerusakan dan memberikan data yang akurat untuk analisis Mean Time To Repair.
- Monitoring Tools: alat seperti vibration analysis dan thermal imaging memeriksa kondisi mesin secara terperinci. Alat ini membantu mendeteksi masalah sebelum berkembang menjadi kerusakan besar.
- Data Analytics Software: menganalisis data historis MTTR untuk mengidentifikasi pola kegagalan, memperkirakan kebutuhan pemeliharaan, dan merancang strategi peningkatan efisiensi.
- Work Order Management System: alat untuk mengatur dan melacak pekerjaan perbaikan. Sistem ini memastikan proses perbaikan terkoordinasi dengan baik dan selesai tepat waktu.
Dengan memahami istilah dan memanfaatkan alat yang sesuai, perusahaan dapat mengelola waktu perbaikan rata-rata secara efektif, mengurangi downtime, dan meningkatkan keandalan operasional secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Minimalisir Mean Time to Repair?
Dalam industri manufaktur, meminimalkan MTTR adalah kunci untuk menjaga efisiensi operasional dan produktivitas. Dengan langkah-langkah strategis dan penerapan teknologi di bawah ini, perusahaan dapat mengurangi downtime secara signifikan dan mempercepat proses perbaikan.
a. Menggunakan Teknologi Pemantauan Real-Time
Pertama, penerapan software manufaktur terbaik yang terintegrasi dengan sensor IoT memberikan perusahaan keunggulan dalam mendeteksi kerusakan mesin secara real-time. Data yang akurat membantu teknisi melakukan perbaikan tepat waktu, meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya perawatan.”
b. Meningkatkan Kompetensi Tim Pemeliharaan
Pelatihan teknis secara rutin meningkatkan kemampuan tim pemeliharaan dalam menangani berbagai jenis kerusakan. Kompetensi yang tinggi memungkinkan teknisi bekerja lebih efisien, mulai dari diagnosis masalah hingga penyelesaian perbaikan.
c. Memanfaatkan Sistem CMMS
Berikutnya, CMMS membantu perusahaan mencatat data pemeliharaan secara sistematis, melacak riwayat kerusakan, dan menyediakan panduan langkah-langkah perbaikan. Hal ini mempermudah pengambilan keputusan dan mempercepat proses perbaikan mesin.
d. Menyediakan Suku Cadang Secara Proaktif
Persediaan suku cadang yang memadai adalah kunci untuk menjaga kelancaran operasional. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari gangguan produksi yang tidak terduga dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
e. Menerapkan Pemeliharaan Preventif dan Prediktif
Strategi pemeliharaan preventif dan prediktif memungkinkan identifikasi masalah sebelum kerusakan terjadi. Dengan mengandalkan data historis dan prediksi berbasis teknologi, perusahaan dapat menghindari downtime yang tidak terencana.
f. Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi Tim
Sementara itu, cara lain untuk meminimalisir MTTR adalah dengan sistem komunikasi yang baik membantu tim pemeliharaan bekerja lebih terorganisir. Koordinasi yang efektif, seperti pembagian tugas yang jelas dan laporan real-time, mempercepat penyelesaian masalah tanpa hambatan.
Melalui penerapan langkah-langkah tersebut, perusahaan manufaktur dapat secara signifikan mempersingkat durasi perbaikan mesin, sehingga memaksimalkan waktu operasional dan meningkatkan output produksi.
Otomatiskan Perhitungan MTTR dengan Software Manufaktur ScaleOcean
Software manufaktur dari ScaleOcean dirancang untuk mengotomatiskan perhitungan MTTR (Mean Time to Repair) dan mempermudah pengelolaannya secara efisien. Dengan keunggulan OEE (Overall Equipment Effectiveness), software ini mendukung analisis efektivitas mesin yang memberikan ROI dalam bentuk persentase, sehingga perusahaan mengoptimalkan performa mesin produksi.
Selain itu, modul Maintenance & Asset Management membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan preventif, mengurangi risiko downtime yang tidak terduga. Modul manufaktur ScaleOcean juga mendukung integrasi dengan sensor IoT, seperti pada conveyor belt, untuk mendeteksi kemacetan atau kerusakan mesin secara real-time.
Untuk memberikan pengalaman langsung, ScaleOcean menyediakan penawaran demo gratis. Anda dapat mengeksplorasi fitur-fitur inovatif software ini dan melihat dampak langsungnya terhadap operasional bisnis Anda.
- Asset & Maintenance Integration: Mengintegrasikan data aset untuk pemantauan performa mesin, perencanaan perawatan, dan penghitungan MTTR/MTBF secara otomatis.
- Smart MRP: Merencanakan kebutuhan bahan baku berdasarkan data permintaan, kapasitas produksi, dan jadwal secara real-time.
- BOM Management: Mengelola struktur Bill of Materials (BoM) dengan detail multi-level untuk mendukung perencanaan dan pelacakan produksi.
- Integrated SCM: Menghubungkan proses rantai pasok dengan produksi untuk memastikan ketersediaan bahan baku tepat waktu.
- Cost Management: Melacak dan menghitung biaya produksi mencakup bahan baku, tenaga kerja, dan overhead secara terperinci.
- Order Management: Mengelola pesanan produksi dari penjadwalan hingga penyelesaian dengan monitoring status secara real-time.
- Warehouse Management: Mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dan barang jadi melalui teknologi RFID, racking capacity, dan strategi putaway.
Baca Juga: Peran Software Akuntansi Manufaktur untuk Kelola Keuangan
Kesimpulan
Memahami dan mengelola MTTR adalah langkah krusial dalam menjaga produktivitas operasional manufaktur. Dengan nilai metrik yang optimal, perusahaan dapat meminimalkan downtime dan mencegah dampak signifikan terhadap rantai pasok, sehingga membantu menjaga keberlanjutan dan daya saing bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.
Optimalkan efisiensi operasional manufaktur Anda dengan Software Manufaktur ScaleOcean. Tingkatkan keunggulan bisnis Anda dengan solusi inovatif yang mudah disesuaikan. Dapatkan demo gratis sekarang dan lihat bagaimana solusi kami dapat membantu Anda mencapai tujuan bisnis.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan MTTR?
MTTR adalah metrik penting dalam IT yang mengukur durasi pemulihan sistem setelah insiden atau gangguan. Pada sektor perawatan kesehatan, MTTR membantu memantau waktu yang diperlukan untuk memperbaiki peralatan dan perangkat medis.
2. Mengapa perhitungan indikator mesin dengan MTBF dan MTTR itu penting?
Perusahaan menggunakan MTBF untuk memahami ketersediaan dan ketahanan mesin atau komponen, sementara MTTR menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin. Perhitungan MTTR mencakup waktu sejak mesin rusak hingga kembali berfungsi normal (Sunardi & Iskandar, 2022).
3. Bagaimana MTTR dihitung dengan contoh?
Untuk menghitung MTTR, tambahkan total waktu henti dalam periode tertentu dan bagi dengan jumlah insiden. Sebagai contoh, jika sistem mengalami dua insiden dalam 24 jam dengan total waktu henti 30 menit, bagi 30 dengan 2 untuk mendapatkan MTTR sebesar 15 menit.