Apa itu Take Home Pay? Cara Menghitung dan Komponennya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam dunia kerja, tidak jarang karyawan merasa bingung saat melihat slip gaji yang diterima ternyata lebih kecil dari jumlah yang dijanjikan. Situasi ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman tentang istilah take home pay (THP). THP merupakan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan setelah dipotong pajak, iuran BPJS, dan berbagai potongan wajib lainnya.

Pemahaman yang tepat tentang THP sangat penting, karena membantu karyawan mengetahui hak penghasilan sebenarnya serta mencegah kesalahpahaman antara pihak perusahaan dan karyawan. Maka dari itu, perlu adanya pengetahuan terlebih dahulu mengenai cara menghitung take-home pay serta perbedaannya dengan gaji kotor dan juga komponen-komponen yang menentukan nominal akhir gaji karyawan.

starsKey Takeaways
  • Take Home Pay adalah gaji bersih yang diterima karyawan, dihitung dari total pendapatan (gaji kotor) setelah dikurangi berbagai pemotongan wajib seperti pajak dan iuran asuransi.
  • Jumlah potongan yang menentukan THP meliputi kewajiban seperti PPh 21, iuran BPJS (Kesehatan, Pensiun, dll.), asuransi, serta pinjaman dan denda jika ada kepada perusahaan.
  • Cara menghitung THP dilakukan dengan menghitung penghasilan bruto, menguranginya dengan potongan wajib, potongan lainnya, untuk mendapatkan hasil akhir gaji bersih.
  • Proses hitung THP rentan human error, namun Software Payroll ScaleOcean mengotomatisasi kalkulasi PPh 21, lembur, dan potongan, memastikan akurasi pembayaran.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Take Home Pay?

Take home pay atau THP adalah gaji bersih yang akan diterima karyawan, setelah melalu berbagai macam pemotongan seperti iuran asuransi, pajak, dan sebagainya. Biaya tenaga kerja adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji, tunjangan, dan potongan lainnya yang terkait dengan karyawan.

Secara lebih teoritis, arti take home pay adalah pembayaran utuh yang diberikan kepada karyawan setelah dilakukannya akumulasi jumlah pendapatan, kemudian dikurangi dengan jumlah potongan yang berlaku. Intinya, THP merupakan gaji bersih seorang karyawan.

Namun, perlu diketahui bahwa gaji bersih ini tidak bersifat statis, yakni tidak mengikuti suatu format yang tetap. Hal tersebut dikarenakan regulasi masing-masing perusahaan dan negara dimana perusahaan tersebut berdiri bersifat variatif. Sebagai ilustrasi, tingkat PPh di negara-negara Eropa cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia.

Perbedaan Gaji Kotor dan Take Home Pay

Perbedaan Gaji Kotor dan Take Home Pay

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, THP merupakan gaji bersih yang diterima oleh seorang karyawan setelah berlakunya proses penambahan dan pengurangan. Secara kontras, gaji kotor merupakan total pendapatan karyawan sebelum terjadinya pemotongan gaji karyawan. Untuk memberikan ilustrasi:

1. Rumus dan Cara Hitung

Hasil gaji kotor merupakan tambahan dari gaji pokok, tunjangan, benefit, bonus dan pendapatan lainnya. Tunjangan, benefit, bonus dan pendapatan lain bervariasi dari orang ke orang – seorang karyawan mungkin mendapatkan bonus dan tunjangan, sedangkan karyawan lain hanya mendapatkan tunjangan. Perhitungan gaji gross adalah:

Gaji Kotor = Gaji Pokok + Tunjangan + Benefit + Bonus + Pendapatan lainnya

Setelah gaji kotor telah ditentukan, maka THP dapat dikalkulasi dengan mengurangi hasil gaji kotor dengan potongan yang berlaku seperti PPh, BPJS, dll. Rumus take home pay adalah:

THP = Gaji Kotor – Potongan

2. Jumlah Potongan

Dibandingkan dengan gaji kotor, perhitungan THP memerlukan proses potongan. Potongan tersebut bervariasi, meliputi: PPh, BPJS (Pensiun, kesehatan, dll.), asuransi, pinjaman dan denda kepada perusahaan. Rumus potongan adalah:

Potongan = PPh + BPJS + Asuransi + Pinjaman + Denda

3. Contoh Perhitungan

Bila ada seorang karyawan dengan gaji pokok Rp15.000.000,00, dan kemudian diberikan pembayaran tinjauan tetap dan tidak tetap sebesar Rp3.000.000,00, maka gaji kotor karyawan tersebut adalah Rp18.000.000,00.

Akan tetapi, Setelah melalui proses deduksi berdasarkan PPH 21 dan regulasi perusahaan, angka tersebut mengalami potongan sebesar Rp3.500.000,00, maka gaji bersih atau take-home pay karyawan tersebut adalah Rp14.500.000,00.

Contoh slip gaji karyawan ini menunjukkan perhitungan dari gaji kotor hingga gaji bersih yang diterima setelah pengurangan pajak dan potongan lainnya. Dengan menggunakan software ERP terbaik, perusahaan dapat dengan mudah menghitung gaji, mengelola data karyawan, serta memastikan proses penggajian berjalan secara otomatis dan akurat.

Mengapa Mengetahui Take Home Pay Penting?

Memahami take home pay adalah hal yang krusial bagi setiap karyawan. Selain untuk memastikan bahwa jumlah yang diterima sesuai dengan harapan, pengetahuan tentang take home pay juga membantu dalam merencanakan keuangan pribadi. Berikut adalah alasan mengapa mengetahui take home pay sangat penting.

1. Transparansi

Mengetahui take home pay memberikan transparansi mengenai total pendapatan bersih yang diterima karyawan setelah dikurangi pajak dan potongan lainnya. Dengan informasi ini, karyawan dapat mengetahui dengan pasti berapa uang yang akan mereka terima setiap bulan, mengurangi ketidakpastian mengenai penghasilan mereka.

Transparansi juga membantu menghindari kebingungannya terkait pengurangan gaji yang mungkin tidak dijelaskan secara rinci sebelumnya. Ini juga memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengevaluasi apakah potongan-potongan tertentu sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Pengelolaan Keuangan

Dengan mengetahui jumlah take home pay yang diterima, karyawan bisa lebih mudah mengelola keuangan mereka. Pengetahuan ini memungkinkan mereka untuk merencanakan anggaran rumah tangga, memprioritaskan pengeluaran, dan menyesuaikan gaya hidup dengan pendapatan yang ada.

Selain itu, pengelolaan keuangan yang baik juga membuka kesempatan untuk menabung atau berinvestasi. Dengan mengetahui jumlah pasti yang dapat dibelanjakan, karyawan dapat memastikan bahwa mereka tidak menghabiskan lebih dari yang mampu mereka tanggung, sambil tetap mencapai tujuan finansial mereka.

ERP

Komponen Take Home Pay atau THP

Dengan mempelajari komponen-komponen THP secara mendalam, maka kemahiran mengenai proses penghitungan THP akan meningkat. Berikut adalah komponen-komponen THP:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan upah pembayaran yang telah disetujui dalam sebuah kontrak kerja. Sesuai dengan PP No. 7 pasal 36 2021, terdapat berbagai jenis upah yang perlu diketahui oleh tim hr perusahaan, yakni:

  • Upah Pokok
  • Upah pokok dan tunjangan tetap
  • Upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap
  • Upah pokok dan tunjangan tidak tetap

Pada PP yang sama juga (pasal 83) dinyatakan bahwa upah yang disepakati tidak boleh dibawah upah minimum domisili atau provinsi setempat. Serta juga, gaji yang telah disepakati dalam kontrak tidak boleh mengalami kekurangan.

Penting untuk memahami perbedaan antara UMK, UMR, dan UMP. UMK berlaku di kabupaten/kota, sementara UMP di tingkat provinsi. Istilah UMR sudah digantikan oleh UMP dan UMK sesuai regulasi yang berlaku.

2. Tunjangan

Tunjangan adalah segala bentuk pembayaran yang diberikan di luar gaji pokok yang telah disepakati. Tunjangan terdiri dari dua jenis, yakni:

  • Tunjangan Tetap: Tunjangan tetap, sesuai dengan namanya, adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan secara tetap (rutin). Seringkali juga pembayaran ini dilakukan secara bersamaan dengan pembayaran gaji pokok. Beberapa contoh dari tunjangan tetap berupa, Tunjangan makanan, tunjangan transportasi, tunjangan hari raya (THR), dll.
  • Tunjangan Tidak Tetap: Sesuai dengan namanya juga, tunjangan berikut bersifat kontras dengan tunjangan tetap – pembayaran yang dilakukan dengan tidak rutin. Contoh dari tunjangan tidak tetap adalah, Tunjangan kinerja, tunjangan dinas, tunjangan lembur, dll.

3. Potongan

Potongan yang dimaksud di sini adalah segala bentuk deduksi yang diwajibkan oleh pemerintah, serta juga regulasi masing-masing perusahaan. Hasil dari proses ini berkemungkinan berbeda antar individu disebabkan oleh karena regulasi perusahaan yang bervariasi. Beberapa contoh potongan adalah sebagai berikut:

  • Pelunasan pajak penghasilan (PPh 21)
  • Pembayaran BPJS kesehatan, ataupun pensiun (JHT)
  • Asuransi kesehatan, bila ada
  • Denda kepada perusahaan

4. Benefit

Benefit merupakan bentuk-bentuk keuntungan yang diterima karyawan oleh perusahaan, finansial maupun non-finansial. Benefit yang sering dicantumkan di dalam contoh slip gaji adalah tinjauan BPJS kesehatan dan/atau BPJS ketenagakerjaan. Sedangkan contoh benefit non-finansial adalah tambahan cuti yang melebihi persyaratan pemerintah.

5. Bonus

Tentunya, hal ini merupakan salah satu hal yang ditunggu oleh karyawan setiap tahun. Penentuan bonus seringkali dilaksanakan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu lapangan kerja yang lebih kompetitif, meningkatkan produktivitas, memberikan asuransi kepada karyawan, dll. Berikut adalah beberapa jenis bonus:

  • Bonus Tahunan: Bonus berikut diberikan setiap tahun sesuai dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Seringkali bonus ini dijatuhkan oleh sebab pencapaian projek-projek perusahaan pada tahun tersebut.
  • Bonus Kinerja: Bila kinerja seorang karyawan melebihi ekspektasi, maka perusahaan dapat memilih untuk memberikan karyawan tersebut bonus. Bonus berikut tidak memiliki jadwal yang tetap dan seringkali dijatuhkan sesuai waktu disaat kinerja tersebut berlaku.
  • Bonus Retensi: Bonus ini diberikan dengan tujuan untuk memegang erat karyawan yang berharga sehingga karyawan tersebut tidak berpindah. bonus biasanya diberikan secara bertahap dalam waktu yang cenderung lama atau pada akhir kontrak.

6. Pendapatan Tambahan

Pendapatan berikut seringkali berupa kompensasi kerja lembur atau overtime. Secara general, seorang karyawan berhak mendapatkan kompensasi apabila Ia bekerja melebihi waktu yang telah dipersetujukan di dalam kontrak.

Sebagai contoh, sebuah kontrak menyatakan bahwa seorang karyawan wajib memasukkan 40 jam kerja setiap minggu, namun pada suatu minggu Ia memasukkan waktu sekitar 42 jam. Makalah sesuai hal tersebut, karyawan itu pun berhak atas pendapatan tambahan.

Rumus Take Home Pay

Mengulangi pernyataan sebelumnya, THP atau gaji bersih merupakan angka akhir dari penambahan dan pengurangan gaji pokok, tinjauan, potongan, bonus, dll. Rumus take home pay dapat disimplifikasi sebagai:

THP = Gaji Kotor – Potongan

Rumus di atas adalah simplifikasi karena gaji kotor dan potongan masing-masing memiliki komponen-komponennya sendiri, untuk rumus yang lebih detail dapat dilihat di bawah berikut:

Take Home Pay = Pendapatan Kotor + Tunjangan & Bonus – Pemotongan (Pajak, Iuran BPJS, dll.)

Mengetahui rumus ini sangat krusial sebagai cara membuat jurnal pembayaran gaji yang akurat. Pencatatan yang tepat membantu perusahaan menjalankan proses penggajian dengan efisien serta memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.

Cara Menghitung Take Home Pay

Cara Menghitung Take Home Pay (THP)

Walaupun rumus THP tidak bersifat kompleks, oleh sebab karena adanya komponen-komponen yang beragam dalam mewujudkan hasil akhir tersebut, maka sebuah eksplorasi bersifat krusial untuk memastikan suatu perhitungan yang kompeten, Terlebih lagi sebab karena konsekuensi yang akan muncul dari sebuah pembagian gaji yang tidak sempurna.

1. Hitung Penghasilan Bruto

Tahap pertama adalah menghitung gaji kotor bulanan seorang karyawan. Gaji kotor meliputi: Gaji pokok, tinjauan, bonus dan pembayaran tambahan.

  • Gaji pokok: Upah yang telah disetujui di kontrak.
  • Tinjauan: Tinjauan tetap dan/atau tidak tetap.
  • Bonus: Bonus tahunan atau yang lain.
  • Pendapatan tambahan: Uang lembur.

2. Potongan Wajib

Selanjutnya, menghitung jumlah potongan wajib yang berlaku seperti PPh 21 atau sejenis. Kemudian lakukan deduksi sesuai dengan gaji kotor yang telah diketahui.

  • Pajak Penghasilan (PPh 21): Menghitung pajak penghasilan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
  • Iuran BPJS: Membayar persentase sesuai BPJS yang diberlakukan.
  • Asuransi Kesehatan: Bila ada asuransi, lakukan potongan sesuai dengan premium yang tertera.
  • Potongan Lainnya: Potongan ini bisa berasal dari kebijakan perusahaan.

3. Hitung Potongan Lainnya

Potongan lainnya bermakna potongan yang tidak diberlakukan oleh pemerintah maupun perusahaan seperti pinjaman dan/atau denda kepada perusahaan.

  • Pinjaman: Melakukan potongan sesuai dengan pinjaman yang diambil karyawan.
  • Denda: Sesuai dengan pinjaman, lakukan potongan pada gaji kotor karyawan apabila ada kejadian yang tidak sesuai ekspetasi.

4. Hasil Akhir

Setelah menghitung semua komponen pendapatan dan potongan, jumlahkan semuanya untuk mendapatkan total take home pay. Pastikan untuk memeriksa kembali hasil perhitungan agar tidak ada kesalahan yang dapat mempengaruhi penghasilan karyawan. Untuk proses ini, Anda bisa menggunakan alat seperti kalkulator PPh 21.

Untuk memastikan perhitungan yang akurat, berbagai human resource tools kini tersedia untuk mengotomasikan proses ini. Anda juga bisa menggunakan kalkulator online untuk memverifikasi jumlah take home pay yang diterima, memastikan transparansi dan akurasi dalam perhitungan.

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Cara menghitung take-home pay dapat diamati melalui ilustrasi berikut:

Bila gaji pokok seorang karyawan berupa Rp8.000.000,00, serta juga tunjangan tetap sebesar Rp1.500.000,00. Pada bulan tersebut Ia mendapatkan bonus dari atasannya bertotal Rp1.000.000,00. Maka gaji kotornya untuk bulan tersebut adalah:

Gaji Kotor = Gaji Pokok + Tunjangan + Bonus = Rp10.500.000,00

Sesuai dengan regulasi penghasilan pajak 21, maka persentase PPh adalah 5%. Ditambah dengan potongan berupa iuran BPJS kesehatan, ketenagakerjaan dan pensiun bertotal Rp1.300.000,00. Beberapa bulan sebelumnya, karyawan berikut meminta pinjaman dana dari perusahaan, dan bulan ini merupakan bulan pembayaran terakhir – Rp500.000,00. Maka jumlah potongan yang berlaku adalah:

Potongan = PPh + BPJS + Pinjaman = Rp2.325.000,00

Jadi, THP karyawan tersebut adalah:

THP = Gaji Kotor – Potongan = Rp8.175.000,00

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai cara menghitung take home pay karyawan, berikut contoh simulasi penggajian bulan Oktober 2025 dengan angka berbeda dari contoh sebelumnya:

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa take home pay karyawan pada bulan Oktober 2025 adalah Rp19.150.000 setelah dikurangi iuran pensiun dan pajak penghasilan. Contoh ini menunjukkan bagaimana komponen seperti tunjangan, pajak, dan potongan berpengaruh terhadap jumlah akhir yang diterima oleh karyawan setiap bulannya.

Hitung Gaji Take Home Pay Lebih Mudah dengan Software HRIS ScaleOcean

Hitung Gaji Take Home Pay Lebih Mudah dengan Software HRIS ScaleOcean

Pada saat ini, sudah tersedia banyak alat yang dapat membantu Anda dengan penghitungan gaji karyawan. Software HRIS ScaleOcean merupakan solusi terbaik untuk menangani permasalahan tersebut dengan fitur-fitur yang telah dikembangkan secara intensif.

Dengan Software ScaleOcean, Anda dapat mengotomatiskan perhitungan gaji, mengelola potongan, dan mengintegrasikan berbagai sistem dalam satu platform. Cobalah demo gratisnya untuk melihat bagaimana software ini dapat menyederhanakan pengelolaan gaji di perusahaan Anda.  Beberapa dari fitur-fitur tersebut adalah sebagai berikut:

  • Payroll Processing; Secara otomatis melakukan perhitungan gaji bulanan maupun harian karyawan dengan menganalisa kinerja, absensi karyawan, tunjangan dan potongan.
  • Tax and Regulations Compliance; Menghitung gaji sesuai dengan PPh yang berlaku (21), serta juga regulasi-regulasi lain pemerintah atau perusahaan.
  • Overtime Calculation; Mengalokasikan waktu lembur karyawan dan memfaktorkan waktu tersebut ke dalam penghitungan gaji karyawan.
  • Benefit and Allowance Management; Mengelola seluruh remunerasi atau imbalan yang diberikan kepada masing-masing karyawan.
  • Loan and Deduction Management; Mengawas jumlah pinjaman dan denda masing-masing karyawan kepada perusahaan.
  • Payroll Adjustment; Melakukan koreksi pada gaji slip jika ada penghitungan yang salah atau ada penggantian data yang mendadak.
  • Termination Benefits; mengelola perhitungan dan pembayaran severance pay atau hak karyawan saat kontrak berakhir sesuai dengan kesepakatan.

Dengan fitur-fitur tersebut, Software Payroll terbaik ScaleOcean membantu perusahaan menghitung dan mengelola gaji karyawan secara lebih efisien dan akurat, meningkatkan produktivitas dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penggajian.

Kesimpulan

Pembagian gaji yang akurat merupakan suatu hal krusial bagi perusahaan skala besar maupun kecil. Bila proses tersebut dilakukan dengan tidak akurat, maka hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang berjangka panjang. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat mempercepat proses tersebut, serta juga meminimalisir ataupun mengeliminasi kemungkinan munculnya human error.

Untuk mempermudah proses pengelolaan gaji karyawan Anda, penting untuk mempertimbangkan penggunaan software HR terbaik seperti ScaleOcean. Software HRIS ScaleOcean tidak hanya membantu dalam penghitungan gaji, tetapi juga menyediakan solusi lengkap untuk permasalahan lainnya dalam pengelolaan SDM, mulai dari pelacakan kinerja, absensi, hingga rekrutmen.

Bila Anda memiliki niat untuk mengembangkan lebih maju bisnis Anda, maka software slip gaji terbaik ScaleOcean akan menjadi sahabat anda dalam perjuangan tersebut. Lakukanlah demo serta konsultasi gratisnya sekarang, implementasikan software kami ke dalam bisnis Anda dan kembangkan bisnis Anda!

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan take home pay?

Take home pay (THP) adalah pendapatan bersih yang diterima karyawan setelah dikurangi berbagai potongan, seperti pajak penghasilan (PPh 21), iuran BPJS, dan tunjangan lainnya. THP berbeda dengan gaji pokok, yang merupakan penghasilan sebelum potongan dan tunjangan tambahan. THP adalah jumlah uang yang sebenarnya diterima oleh karyawan.

2. Apakah UMR itu take home pay?

UMR (Upah Minimum Regional) bukanlah take home pay. UMR adalah upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai batas terendah yang harus dibayar perusahaan. Sementara itu, take home pay (THP) adalah gaji bersih yang diterima karyawan setelah dipotong berbagai potongan, dan jumlahnya bisa lebih tinggi daripada UMR.

3. Apa bedanya gaji dan take home pay?

Gaji adalah penghasilan kotor sebelum potongan, sedangkan take home pay (THP) adalah penghasilan bersih yang diterima setelah dipotong pajak, BPJS, dan potongan lainnya. Gaji merupakan jumlah yang disepakati, sedangkan THP adalah jumlah uang yang diterima karyawan setiap bulan.

4. Bagaimana perhitungan take home pay?

Perhitungan take home pay adalah total dari gaji karyawan yang diterima, ditambah dengan pendapatan insidental, kemudian dikurangi oleh potongan-potongan wajib, seperti pajak dan iuran BPJS. Ini mencerminkan jumlah uang bersih yang diterima karyawan setelah semua potongan dilakukan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap