Contoh Make to Stock di Berbagai Jenis Bisnis Manufaktur
3 Min Read Posted on 21 Nov 2023
Daftar Isi
Dalam dinamika bisnis manufaktur yang terus berkembang, perusahaan perlu memilih strategi produksi yang sesuai untuk memastikan kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan. Salah satu jenis strategi produksi yang paling umum digunakan adalah make to stock atau biasa disingkat MTS. Perusahaan yang menggunakan sistem ini secara proaktif memilih untuk memproduksi barang dalam jumlah besar sebelum ada permintaan langsung dari pelanggan.
Penerapan sistem ini dapat membawa sejumlah keuntungan, mulai dari efisiensi produksi hingga kemampuan untuk merespons cepat terhadap perubahan dalam permintaan pasar. Di artikel ini, kita akan membahas mengenai bagaimana cara produksi satu ini, strategi implementasinya, dan apa saja contoh make to stock di berbagai jenis bisnis manufaktur. Mari simak artikel berikut!
1. Konsep Make to Stock
Make to stock adalah strategi produksi dalam bisnis manufaktur di mana perusahaan membuat dan menyimpan stok barang sebelum adanya pesanan dan permintaan dari pelanggan. Metode ini berkaitan dengan produksi massal yang menyimpan produksi di penyimpanan dan siap dikirim jika ada permintaan masuk dari pelanggan. Strategi ini sering digunakan dalam sistem produksi ready stock, di mana barang diproduksi dan disimpan agar dapat segera memenuhi kebutuhan pelanggan.
Keuntungan utama yang diperoleh perusahaan yang menggunakan sistem make to stock adalah efisiensi produksi yang tinggi. Dengan memproduksi dalam jumlah besar, perusahaan dapat memanfaatkan skala ekonomi, mengurangi biaya produksi per-unit, dan meningkatkan profitabilitas. Proses produksi yang stabil dan terorganisir juga membantu menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan dapat diandalkan.
Dengan memiliki stok yang siap di gudang, perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan tanpa adanya lead time produksi, dengan begitu perusahaan dapat dengan cepat merespon perubahan dalam permintaan dan juga memastikan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan memungkinkan perusahaan untuk tetap bersaing dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Produksi ini tidak dibuat semata-mata hanya untuk memenuhi gudang. Ada metrik yang harus Anda perhatikan, agar bisa terhindar dari overstock berlebihan, dimana bisa memicu biaya penyimpanan yang besar. Hal-hal yang harus diperhitungkan ada forecasting permintaan, sisa stok gudang, dan analisis penjualan di bulan-bulan sebelumnya. Dengan begitu, akan dihasilkan jumlah produksi yang akurat.
2. Contoh Make to Stock
Dalam pengelolaan bisnis manufaktur, implementasi MTS telah menjadi kunci untuk memastikan ketersediaan produk, efisiensi produksi, dan respon yang cepat terhadap permintaan pasar. Banyak perusahaan yang menggunakan sistem make to stock untuk efisiensikan operasional produksi dan bisnis. Penjelasan ini akan membahas mengenai beberapa contoh make to stock di berbagai industri manufaktur. Simak penjelasannya!
a. Industri Elektronik
Industri elektronik seringkali memproduksi komponen dalam jumlah besar, menyimpannya dalam inventaris, dan menunggu pesanan pelanggan. Sebagai contoh, perusahaan pembuat smartphone dapat memproduksi sejumlah besar layar, baterai, dan komponen lainnya yang kemudian tersedia untuk dipasang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan demikian, perusahaan dapat merespons dengan cepat terhadap tren pasar dan permintaan pelanggan yang berubah dengan cepat.
b. Tekstil dan Pakaian
Industri tekstil dan pakaian juga sering menerapkan MTS, terutama untuk produk-produk yang memiliki tingkat permintaan yang stabil. Sebagai contoh, perusahaan pakaian dapat memproduksi sejumlah besar pakaian standar yang dapat disimpan dalam gudang dan siap untuk dikirim ke pengecer atau pelanggan langsung setelah ada pesanan.
Akan tetapi dalam industri tekstil dan pakaian ini, perlu diperhatikan dengan lebih baik strategi pemasaran dan penjualan dengan memahami tren mode dan selera pelanggan, menganalisis data penjualan, dan berkolaborasi dengan pengecer untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar yang berkembang.
c. Food and Beverages
Industri F&B juga sering kali mengadopsi MTS untuk produk dengan umur simpan yang relatif lama. Misalnya, perusahaan minuman dapat memproduksi dalam jumlah besar dan menyimpan produk dalam gudang sebelum dikirim ke distributor dan ritel. Dalam pengelolaannya, perusahaan perlu memantau secara ketat manajemen inventaris dengan menggunakan sistem informasi terintegrasi yang akan membantu pemantauan terkait tanggal kadaluarsa dan memastikan kualitas produk tetap dalam keadaaan baik.
d. Industri Otomotif
Industri otomotif juga sering menerapkan MTS, terutama untuk suku cadang dan komponen mobil yang memiliki permintaan yang stabil. Sebagai contoh, produsen mobil dapat memproduksi dan menyimpan sejumlah besar suku cadang umum dalam gudang, dan memungkinkan untuk segera memenuhi kebutuhan pelanggan atau bengkel servis.
3. Faktor Penting Penerapan MTS
Penerapan MTS dalam bisnis manufaktur memerlukan perhatian khusus terhadap faktor-faktor penting yang dapat memengaruhi keberhasilan dan efektivitas operasional. Dalam mengoptimalkannya, perusahaan yang menggunakan sistem make to stock perlu memahami beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ini. Setelah penjelasan mengenai contoh make to stock, pembahasan kali ini akan dibahas apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan MTS.
a. Prediksi Permintaan yang Akurat
Faktor pertama yang krusial dalam penerapan MTS adalah kemampuan untuk memprediksi permintaan pasar secara akurat. Perusahaan perlu mengandalkan metode demand forecasting untuk mengakses data historis, analisis tren pasar, dan pemodelan statistik agar dapat mengidentifikasi pola dan fluktuasi dalam permintaan. Prediksi yang tepat dapat membantu perusahaan menghindari kekurangan atau kelebihan stok, meningkatkan efisiensi produksi, dan memastikan respons yang cepat terhadap dinamika pasar.
Dengan menggunakan metode forecasting tersebut, perusahaan dapat menghindari berbagai tantangan dalam prediksi, seperti perubahan tren pasar, peristiwa tak terduga, atau perubahan kebijakan industri dapat mempengaruhi permintaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membangun strategi yang adaptif dengan selalu memperbarui model prediksi, dan tetap terhubung dengan pelanggan untuk mendapatkan wawasan langsung.
b. Manajemen Inventaris yang Efektif
Manajemen inventaris yang efektif menjadi faktor penting dalam menjalankan sistem MTS. Perusahaan perlu menentukan tingkat persediaan yang optimal, mengelola aliran stok, dan meminimalkan biaya penyimpanan. Keberhasilan MTS sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menyediakan stok yang cukup tanpa terbuang sia-sia atau kekurangan stok yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.
c. Kualitas Produk yang Konsisten
Kualitas produk yang konsisten menjadi faktor kunci dalam mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Produk yang berkualitas dapat membangun reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Dalam konteks MTS, memastikan kualitas produk secara konsisten menjadi langkah yang krusial untuk menghindari risiko pengiriman produk rusak atau tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Kontrol kualitas produksimenjadi bagian integral dari seluruh proses produksi, sehingga perusahaan dapat menetapkan standar kualitas yang jelas dan mengintegrasikan inspeksi kualitas dalam setiap tahap produksi. Pemantauan ini dapat membantu mengidentifikasi potensi cacat atau masalah produksi yang dapat diatasi sebelum produk mencapai pelanggan.
d. Fleksibilitas dalam Proses Produksi
Fleksibilitas dalam proses produksi menjadi salah satu faktor kunci dalam menjalankan sistem MTS. Perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengubah garis produksi dengan cepat sesuai dengan perubahan permintaan atau tren pasar. Hal ini termasuk kemampuan untuk menyesuaikan spesifikasi produk, volume produksi, dan waktu siklus produksi sesuai dengan kebutuhan pasar yang berubah.
Untuk meningkatkan fleksibilitas, strategi diversifikasi produk dapat diadopsi dengan memiliki beragam produk yang sesuai dengan model dan metode MTS. Dengan fleksibilitas ini, Perusahaan dapat lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan dan memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan garis produksi, meningkatkan efisiensi, dan tetap kompetitif di pasar yang dinamis.
e. Strategi dan Penentuan Harga Kompetitif
Strategi dan penentuan harga yang kompetitif menjadi faktor terakhir dalam menjalankan sistem MTS. Penetapan harga yang tepat dalam penerapan metode make to stock ini dapat memengaruhi daya saing perusahaan dan meningkatkan daya tarik pelanggan yang memungkinkan perusahaan menjaga atau meningkatkan pangsa pasar.
Perusahaan perlu melakukan analisis biaya produksi yang cermat untuk menentukan harga yang dapat memberikan keuntungan yang sesuai. Pemahaman mendalam tentang biaya produksi membantu perusahaan untuk menetapkan harga dan menghasilkan keuntungan yang memadai. Analisis ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan.
4. Kesimpulan
Dari artikel yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang menggunakan sistem make to stock melibatkan pembuatan produk dalam jumlah besar sebelum adanya pesanan, sehingga jika ada permintaan masuk, perusahaan hanya perlu mengambil produk di penyimpanan tanpa menunggu waktu produksi.
Ada beberapa contoh make to stock di beberapa industri manufaktur yang memerlukan strategi dan pengelolaan berbeda-beda, akan tetapi membutuhkan faktor penting yang tidak boleh dilewatkan dalam penerapan MTS ini.
Dengan memahami dan mengelola faktor penting penting tersebut, perusahaan dapat membangun fondasi yang kokoh untuk proses produksi yang responsif dan produktif.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 21, 2024 3 Min Read
Jenis Konstruksi Jalan, Tahap Pengerjaan, dan Strateginya
Nov 20, 2024 3 Min Read
12 Document Management Software Terbaik untuk Bisnis 2024
Nov 19, 2024 3 Min Read
Sistem Akuntansi: Manfaat, Komponen, dan Contohnya
Nov 19, 2024 3 Min Read
Rekapitulasi Jurnal: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contoh
REKOMENDASI