Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?
3 Min Read Posted on 13 May 2024
Daftar Isi
Ada banyak jenis incoterms yang bisa diterapkan oleh bisnis logistik ketika melakukan proses ekspor impor. Salah satu jenis yang cukup menguntungkan bagi pembeli adalah CIF (cost, insurance, and freight). CIF menempatkan sebagian besar tanggung jawab pengiriman dan risiko pada penjual. Dengan ini pembeli bisa fokus pada aspek operasional lainnya.
Ada rumus spesifik dalam cara menghitung CIF. Secara sederhana perhitungannya mempertimbangkan tiga komponen yaitu harga barang, nilai asuransi, dan biaya kirim. Dalam artikel ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengapa CIF menjadi pilihan populer dan bagaimana cara perhitungannya secara lebih detail beserta contoh studi kasusnya.
1. Mengenal Incoterm CIF
Incoterm CIF adalah salah satu kontrak perdagangan internasional yang mengatur bahwa penjual harus membayar biaya dan mengurus pengiriman barang hingga barang sampai ke pelabuhan tujuan. Selain itu, penjual juga harus mengatur asuransi pengiriman supaya barang terhindar dari risiko kerusakan atau kehilangan selama perjalanan. Nah, risiko dan kepemilikan barang akan menjadi milik pembeli begitu barang-barang tersebut telah melalui pelabuhan pengiriman.
Penerapan CIF cukup menguntungkan bagi pembeli karena beban, risiko manajemen logistik, serta asuransi selama pengangkutan menjadi beban penjual. Pembeli hanya perlu mengambil alih barang dan menangani proses impor serta pengangkutan dari pelabuhan tujuan ke lokasi akhir. Namun, karena penjual mengontrol proses pengiriman, pembeli memiliki sedikit kontrol pada pemilihan pengangkut dan jadwal pengiriman. Hal ini perlu dipertimbangan pembeli jika menginginkan fleksibilitas atau punya preferensi khusus pada proses logistik.
2. Cara Menghitung CIF
Cara menghitung CIF adalah dengan menjumlahkan harga barang, nilai asuransi, dan biaya kirim. Secara matematis ditulis seperti berikut ini.
Harga barang atau cost ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pembeli dan penjual. Harga ini umumnya mencakup biaya produksi dan keuntungan yang diinginkan penjual. Penetapan harga ini sangat penting karena mempengaruhi komponen lainnya dalam CIF.
Komponen kedua adalah nilai asuransi. Asuransi dibutuhkan dalam bisnis logistik agar barang terhindar dari risiko kerusakan atau kehilangan selama perjalanan. Nilai asuransi dihitung berdasarkan persentase dari nilai barang yang diasuransikan. Setiap barang punya persentase yang berbeda tergantung pada polis asuransi yang digunakan. Biasanya, ditetapkan sekitar 0.5% hingga 2% dari nilai barang, tergantung pada tingkat risiko dan ketentuan yang disepakati.
Biaya kirim atau freight cost adalah komponen terakhir dalam cara menghitung CIF. Komponen tersebut mencakup semua biaya transportasi barang. Mulai dari biaya angkutan (darat, laut atau udara), biaya bongkar muat, dan biaya administratif terkait. Nah untuk tahu berapa biaya kirim, Anda harus tahu bagaimana rute pengiriman nantinya, jenis transportasi yang digunakan, dan tarif yang akan dikenakan oleh bisnis logistik.
3. Contoh Perhitungan CIF
Misalkan perusahaan elektronik di Jepang, PT Elektronik Asia, akan mengirimkan 100 unit laptop ke distributor di Indonesia, PT Distributor Indo. Mereka telah sepakat menggunakan incoterm CIF untuk transaksi ini. Satu unit laptop adalah $500, asuransi untuk pengiriman internasional dikenakan sebesar 1% dari total harga barang, dan biaya kirim senilai $15 per unit. Dengan kurs 1$ yaitu Rp14.000.000, cara menghitung freight dan insurance serta cost (CIF) adalah sebagai berikut.
Pertama, hitung dulu total harga laptop untuk 100 unit barang dengan setiap unit seharga $500. Dengan ini, maka total harga barang atau cost adalah:
Kemudian, kita hitung nilai asuransi barang. Dari yang diketahui sebelumnya, tarif asuransi adalah 1% dari total harga barang. Nah, dengan ini maka nilai asuransi untuk 100 unit laptop adalah:
Terakhir, Anda perlu menghitung biaya kirim. Tarif ini telah disepakati dengan perusahaan pengiriman yang dipercaya kedua pihak. Dari yang diketahui, biaya kirim untuk setiap unit adalah $15, dengan ini maka total biaya kirim adalah:
Cara menghitung CIF adalah dengan menambahkan ketiga komponen tersebut. Dengan demikian, maka nilai CIF dari pengiriman 100 unit laptop adalah:
Dari cara menghitung freight dan insurance di atas, kedua pihak baik penjual atau pembeli dapat membuat beberapa keputusan bisnis. Perusahaan di Indonesia bisa lebih akurat mengatur anggaran dan cash flow karena nilai CIF sudah termasuk semua biaya pengiriman hingga barang tiba di pelabuhan tujuan. Jadi, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya biaya tambahan selama transit.
Dengan mengetahui cara menghitung CIF, distributor juga dapat menetapkan harga jual yang tepat agar memperoleh margin keuntungan yang diinginkan. Penetapan harga ini juga penting agar perusahaan tetap kompetitif di pasar, sehingga semua biaya logistik tercakup. Analisis CIF juga membantu mengevaluasi efisiensi dan biaya layanan logistik yang digunakan. Jika biaya kirim tampak terlalu tinggi, diperlukan negosiasi dengan vendor atau ganti ke vendor lain yang lebih efisien atau lebih murah.
Dengan memasukkan asuransi ke perhitungan CIF, perusahaan juga bisa mengurangi risiko kerugian finansial yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan barang. Ini menunjukkan praktik manajemen risiko yang baik, namun penting juga untuk terus mengevaluasi apakah cakupan asuransi masih sesuai dengan nilai dan risiko barang yang dikirim.
4. Keuntungan Penerapan CIF
Salah satu keuntungan utama tahu cara menghitung CIF adalah adanya kejelasan biaya. Pembeli dapat mengetahui total biaya pengiriman barang dari awal, sehingga bisa melakukan perencanaan anggaran yang lebih akurat. Dengan mengetahui semua biaya up-front, pembeli juga bisa lebih efektif dalam mengelola dana operasionalnya.
Penerapan CIF juga diperlukan untuk meminimalisir risiko. Dalam kontrak perdagangan ini, penjual punya tanggung jawab atas barang hingga sampai ke port of loading, termasuk menanggung risiko jika barang hilang atau rusak. Dengan wajibnya pembayaran asuransi dalam CIF juga memberikan proteksi barang jika ada kerugian finansial akibat kerusakan atau kehilangan selama pengiriman.
CIF juga memudahkan proses impor. Pembeli tidak perlu mengurus proses ini yang terkadang melibatkan negosiasi dengan pihak ketiga dan manajemen dokumentasi yang cukup rumit. Apalagi bagi pembeli yang tidak memiliki keahlian untuk mengelola logistik internasional secara efisien, penerapan CIF adalah pilihan yang tepat. Karena penjual yang mengatur semua detail pengiriman, maka pembeli bisa lebih fokus pada aspek lain dari operasional bisnis mereka.
5. Kesimpulan
Incoterm CIF adalah kontrak perdagangan internasional yang sangat menguntungkan bagi pembeli karena memberikan kejelasan biaya dan manajemen risiko. Dengan CIF, semua biaya pengiriman barang, termasuk asuransi, ditanggung oleh penjual hingga barang tiba di pelabuhan tujuan. Dengan ini risiko finansial bagi pembeli dapat diminimalisir, sehingga proses perencanaan biaya dan cash flow berjalan lebih efektif.
Cara menghitung freight dan insurance serta cost di atas juga menunjukkan adanya manfaat perlindungan barang karena asuransi bisa diklaim ketika terjadi kerusakan atau kehilangan barang. Hal ini sangat penting bagi bisnis logistik terutama pada transaksi internasional karena barang harus melalui berbagai proses dan risiko. Dengan penjual yang mengatur semua logistik pengiriman, pembeli juga bisa lebih fokus pada operasional bisnis tanpa harus khawatir mengurus proses impor dan dokumentasi yang rumit.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 05, 2024 3 Min Read
12 Software Akuntansi Perusahaan Dagang Terbaik di Indonesia
REKOMENDASI