Bagi bisnis logistik, manajemen pengiriman internasional perlu diperhatikan untuk memastikan setiap pihak yang terlibat punya tanggung jawab yang jelas dan sepakat dengan syarat serta ketentuan yang diberlakukan. Untuk mencapai ini, baik pihak pembeli dan penjual akan menerapkan incoterm. Salah satu kontrak perdagangan yang sering digunakan adalah cost and freight (CFR).
CFR secara garis besar merupakan jenis incoterm yang menjelaskan bahwa penjual wajib mengatur dan membayar biaya pengiriman sampai barang sampai di pelabuhan pengiriman. Namun, risiko kerusakan dan biaya bea masuk ditanggung oleh pembeli. Dalam artikel ini kita akan pelajari lebih lanjut apa itu CFR, mekanisme, dan contoh penggunaannya agar memudahkan Anda memahami kontrak ini dalam konteks yang lebih jelas dan nyata.
1. Cost and Freight Adalah
Cost and freight adalah kontrak perdagangan yang digunakan dalam proses ekspor dan impor untuk menjelaskan pembagian tanggung jawab bagi pembeli atau penjual terkait biaya pengangkutan barang dan risiko kerusakan atau kehilangan barang. Dalam incoterm CFR, penjual harus mengatur dan membayar biaya untuk mengangkut barang melalui laut ke pelabuhan tujuan, tetapi risiko terkait barang dialihkan dari penjual ke pembeli segera setelah barang melewati reling kapal di pelabuhan pengiriman.
CFR memudahkan penjual dan pembeli untuk menentukan siapa yang harus menanggung biaya dan risiko di setiap tahapan pengiriman. Penjual bertanggung jawab mengurus logistik dan pembayaran biaya pengiriman awal, tetapi setelah barang meninggalkan negara asal, pembeli harus menyiapkan dan menanggung biaya asuransi, penerimaan barang di pelabuhan tujuan, dan pengangkutan lanjutan dari pelabuhan ke lokasi akhir.
2. Mekanisme Penerapan CFR
Dalam penerapan apa itu CFR, prosesnya dimulai dengan negosiasi antara penjual dan pembeli terkait syarat dan ketentuan penjualan, termasuk harga, jenis barang, dan instruksi khusus dalam pengiriman. Setelah kesepakatan tercapai, penjual bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman barang ke pelabuhan tujuan yang ditentukan dalam kontrak.
Penjual akan menanggung biaya packing, penanganan, dan transportasi barang ke pelabuhan pengiriman. Hal ini juga mencakup biaya bongkar muat, dan biaya angkutan dalam negeri di negara asal. Setelah barang dimuat ke kapal, risiko segera beralih dari penjual ke pembeli. Meskipun penjual bertanggung jawab atas biaya dan risiko selama pengiriman ke pelabuhan tujuan, pembeli harus mengurus pembayaran asuransi pengiriman dan menanggung biaya pengangkutan dari pelabuhan tujuan ke gudang atau tempat tujuan akhir.
Proses penerapan kontrak ini juga melibatkan dokumen penting seperti faktur komersial, dokumen pengapalan, dan kontrak penjualan. Faktur komersial mencantumkan detail transaksi termasuk harga barang, jumlah, dan kondisi pembayaran. Kemudian dokumen bill of lading diterbitkan sebagai bukti pengiriman barang. Sedangkan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli menjelaskan secara rinci syarat-syarat transaksi, termasuk pembagian biaya dan risiko serta kewajiban masing-masing pihak.
3. Kelebihan dan Kekurangan Incoterm CFR
Dalam penerapannya, tentu CFR punya kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pihak dalam bisnis logistik sebelum memutuskan menggunakan kontrak tersebut dalam proses pengiriman internasional. Mari kita bahas secara detail apa saja kelebihan dan kekurangan tersebut.
a. Kelebihan CFR
Kelebihan CFR adalah hal yang dapat dilihat dari sisi penjual dan pembeli. Bagi pembeli, penerapan kontrak perdagangan ini memberikan kepastian biaya pengiriman yang perlu ditanggung oleh perusahaan. Sekaligus meminimalisir adanya risiko finansial. Mengapa demikian? Di kontrak sudah dijelaskan secara detail biaya apa saja yang menjadi tanggung jawab pembeli ketika barang meninggalkan pelabuhan. Dengan ini, pembeli bisa segera merencanakan anggaran dengan lebih tepat, dan mengurus asuransi pengiriman untuk melindungi perusahaan dari kerugian finansial.
Sedangkan kelebihan dari sisi penjual berupa kejelasan tanggung jawab dan cakupan manajemen pengiriman di tahap awal. Penjual bertanggung jawab atas biaya dan pengaturan pengiriman barang dari tempat asal hingga pelabuhan pengiriman. Hal ini membantu perusahaan untuk memiliki kendali atas proses logistik di awal dan memastikan pengiriman barang sesuai persyaratan kontrak. CFR juga menentukan secara jelas tanggung jawab penjual hingga barang mencapai pelabuhan pengiriman. Setelah barang dimuat ke kapal, risiko beralih ke pembeli. Jadi, cukup jelas kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak.
b. Kekurangan CFR
Salah satu kekurangan CFR adalah hanya mencakup biaya pengiriman barang dari titik asal hingga pelabuhan tujuan. Setelah barang tiba di pelabuhan tujuan, pembeli harus mengurus dan menanggung biaya pengangkutan lanjutan. Hal ini bisa jadi cukup rumit bagi pembeli, terutama jika pelabuhan tujuan terletak jauh dari lokasi akhir. Pembeli juga perlu melakukan perencanaan waktu pengiriman yang efisien agar barang bisa sampai tepat waktu.
CFR juga mengalihkan tanggung jawab risiko atas barang setelah dimuat di pelabuhan. Artinya, pembeli harus mengurus asuransi barang untuk melindungi barang selama pengiriman. Proses asuransi ini dapat menjadi tambahan beban administratif dan biaya bagi pembeli, terutama jika tidak memiliki pengalaman dalam pengaturan asuransi internasional.
Selain itu, pembeli juga harus memperhitungkan risiko kerusakan atau kehilangan barang yang dapat terjadi selama pengangkutan laut, yang mungkin mengganggu kegiatan bisnis dan menyebabkan kerugian finansial. Oleh karena itu, setiap pihak dalam bisnis logistik perlu mempertimbangkan aspek-aspek di atas sebelum memutuskan menggunakan CFR sebagai kontrak perdagangan internasional.
4. Contoh Penggunaan CFR di Pengiriman Internasional
Misalkan sebuah perusahaan manufaktur pakaian bernama FashionForward telah mendapatkan pesanan besar dari distributor di Amerika Serikat. Pesanan ini terdiri dari sejumlah besar pakaian siap pakai yang harus dikirim dari pabrik di Jakarta ke pelabuhan Los Angeles, AS. Untuk memudahkan pengiriman, mereka memutuskan untuk menggunakan cost and freight (CFR) sebagai ketentuan pengiriman dalam kontrak dengan distributor AS.
Pertama-tama, kedua pihak bernegosiasi terkait syarat-syarat kontrak, termasuk harga barang, persyaratan kualitas, dan ketentuan pengiriman lainnya. Setelah mencapai kesepakatan, mereka menetapkan CFR sebagai kontrak pengiriman internasional. Dalam kesepakatan ini, FashionForward bertanggung jawab mengatur dan membayar biaya pengiriman dari pabrik ke pelabuhan Los Angeles. Ini mencakup biaya pengemasan, penanganan, dan transportasi barang dari pabrik ke pelabuhan pengiriman di Jakarta. Penjual juga bertanggung jawab terkait biaya pengurusan dokumen ekspor dan biaya bongkar muat di pelabuhan pengiriman.
Setelah persiapan selesai, pakaian FashionForward dimuat ke kapal di pelabuhan Jakarta. Saat pemuatan barang, risiko kerusakan atau kehilangan barang beralih dari FashionForward ke distributor AS. FashionForward juga memastikan bahwa pakaian diasuransikan sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, untuk melindungi barang selama pengiriman. Setelah kapal tiba di pelabuhan Los Angeles, pembeli mengurus bongkar muat dan pengangkutan barang dari pelabuhan ke gudang. Pembeli juga bertanggung jawab atas biaya impor, bea cukai, dan biaya pengangkutan lanjutan ke lokasi distribusi akhir.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa cost and freight adalah sebuah kontrak perdagangan yang menjelaskan pembagian tanggung jawab dan biaya antara penjual dan pembeli selama proses pengiriman barang internasional. Mekanisme penerapannya pun juga dilakukan secara bertahap. Mulai dari negosiasi syarat pengiriman barang hingga persiapan dokumen pendukung untuk pengiriman internasional. Masing-masing pihak yang terlibat dalam bisnis logistik punya tanggung jawab yang jelas di setiap mekanisme ini.
Skenario yang dijelaskan sebelumnya juga menunjukkan bahwa CFR memberikan kepastian biaya bagi pembeli dan kejelasan tanggung jawab serta kontrol logistik bagi penjual. Namun, meski demikian juga perlu dipertimbangkan beberapa kekurangan yang ada, seperti kompleksitas pengaturan pengiriman lanjutan bagi pembeli dan risiko serta biaya tambahan terkait dengan pengurusan asuransi dan pengiriman lanjutan.