10 Strategi Supply Chain Management di Manufaktur
3 Min Read Posted on 26 Jul 2023
Daftar Isi
Penerapan strategi supply chain management dalam perusahaan manufaktur sudak tidak asing lagi. Pasalnya, sektor bisnis ini haruslah menjaga kelancaran proses rantai pasok, agar bisa mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimal. Dengan solusi satu ini, Anda dapat mengendalikan seluruh alur kerja mulai dari pengadaan bahan baku, perencanaan proses produksi, hingga distribusi produk ke tangan konsumen.
Selain strategi, artikel ini juga akan membahas fungsi supply chain management dimana merupakan elemen vital yang mempengaruhi performa keseluruhan perusahaan, terutama dalam meningkatkan efisiensi operasional, meminimalkan biaya, dan merespon perubahan permintaan pasar dengan cepat. Mari kita masuk ke pembahasan intinya.
1. Strategi Supply Chain Management
Supply chain management memegang peranan krusial dalam operasional sebuah perusahaan manufaktur. Dimana membantu proses bisnis Anda menjadi lebih efisien, efektif, dan responsif terhadap dinamika pasar. Maka, penting sekali bagi Anda untuk menerapkan strategi yang tepat.Â
Ada beberapa strategi rantai pasok yang umum diterapkan dalam perusahaan manufaktur, dimana setiap strateginya memiliki pendekatan unik dalam mengelola supply chain. Nah, strategi itulah yang akan menentukan bagaimana cara bisnis Anda dalam mengkoordinasikan dan mengintegrasikan alur kerja dari hulu ke hilir. Berikut akan kami berikan penjelasannya satu per satu.Â
a. Just-in-Time (JIT)
Strategi ini berfokus pada efisiensi waktu dan pengurangan biaya gudang dengan memastikan bahan baku datang tepat waktu untuk produksi. Manfaatnya meliputi pengurangan biaya penyimpanan dan peningkatan efisiensi produksi. Just-in-Time (JIT) merujuk pada filosofi manajemen produksi yang mendorong perusahaan untuk meminimalisir pemborosan dalam segala bentuk.Â
Dimana tidak hanya mencakup pemborosan material, tetapi juga waktu dan ruang gudang. Dengan membuat rencana procurement management yang tepat, bisnis Anda dapat mengurangi penyimpanan stok bahan baku atau produk yang tidak perlu. Sehingga, Anda dapat meminimalkan biaya sekaligus mempercepat siklus produksi dan mengurangi waktu tunggu untuk pengiriman bahan baku. Namun, strategi ini memerlukan koordinasi yang baik antara perusahaan dan pemasok, serta sistem forecasting yang akurat untuk selalu memastikan pasokan cukup.
Menerapkan strategi Just-in-Time (JIT) tidak hanya mengharuskan perusahaan untuk bekerja erat dengan pemasok, tetapi juga memerlukan penguasaan teknologi canggih dan analisis data yang presisi. Misalnya, teknologi seperti ERP (enterprise resource planning) bisa meningkatkan akurasi strategi ini serta machine learning yang dapat membantu dalam forecasting permintaan, memperkirakan kebutuhan bahan baku dengan lebih akurat dan memungkinkan pengiriman tepat waktu.
b. Lean Supply Chain
Lean supply chain berfokus pada pengeliminasian pemborosan dalam rantai pasokan. Jadi, strategi ini akan mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam proses bisnis. Dimana bisa mencakup pengeluaran material, waktu, dan tenaga kerja. Dengan memfokuskan upaya pada peningkatan efisiensi, bisnis manufaktur Anda dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa upaya pengurangan pemborosan ini tidak mengorbankan kualitas produk atau kepuasan pelanggan.
Nah, menerapkan strategi lean supply chain bisa melibatkan implementasi tools seperti kaizen atau six sigma yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan dan eliminasi variabilitas dalam proses produksi. Dalam jangka panjang, implementasi ketiga strategi ini dapat meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya produksi, hingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
c. Agile Supply Chain
Agile supply chain dirancang untuk menghadapi pasar yang tidak pasti dan permintaan konsumen yang berubah-ubah. Strategi ini berfokus pada responsivitas dan fleksibilitas. Melalui cara ini, perusahaan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di lingkungan bisnis. Meskipun ini mungkin memerlukan investasi awal dalam teknologi dan pelatihan, manfaat jangka panjangnya dapat mencakup kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan peningkatan posisi kompetitif.
Strategi supply chain management ini melibatkan penggunaan alat prediktif dan analitik, seperti Big Data dan Artificial Intelligence (AI). Alat-alat ini dapat membantu perusahaan dalam menangkap dan menganalisis data secara real-time, memungkinkan Anda untuk merespon perubahan di pasar dengan lebih cepat.
d. Supplier Relationship Management
Supplier relationship management (SRM) adalah strategi penting yang melibatkan kolaborasi dan hubungan baik dengan pemasok. SRM mendorong kerjasama yang lebih kuat dan komunikasi yang lebih baik antara perusahaan dan pemasoknya. Melalui strategi ini, bisnis Anda dapat bekerja sama dengan supplier untuk mencapai tujuan bersama, seperti peningkatan kualitas, pengurangan biaya, dan peningkatan efisiensi.Â
Strategi satu ini juga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin muncul dalam rantai pasokan dan merancang strategi mitigasi yang tepat. Dengan membangun hubungan yang kuat dengan pemasok, bisnis Anda dapat mengamankan pasokan bahan baku yang stabil dan berkualitas tinggi, yang pada akhirnya akan mendukung kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan.
e. Green Supply Chain Management
Green supply chain management (GSCM) adalah strategi yang fokus pada pengurangan dampak lingkungan dari aktivitas rantai pasokan. Strategi satu ini akan melibatkan perubahan dalam proses pengadaan, produksi, dan distribusi untuk meminimalkan penggunaan energi, mengurangi emisi, dan mempromosikan penggunaan bahan yang dapat didaur ulang atau berkelanjutan.Â
Dengan menerapkan GSCM, bisnis manufaktur Anda dapat memperlihatkan komitmennya terhadap tanggung jawab lingkungan, yang akan meningkatkan reputasinya di mata pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, strategi ini juga dapat menghasilkan efisiensi biaya melalui pengurangan konsumsi energi dan penggunaan bahan yang lebih efisien.
f. Digital Supply Chain
Strategi digital supply chain melibatkan penerapan teknologi digital dalam operasi rantai pasokan untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas. Ini dapat mencakup penggunaan Big Data untuk peramalan permintaan yang lebih akurat, penggunaan Artificial Intelligence untuk otomatisasi proses, dan penerapan Blockchain untuk meningkatkan transparansi dan traceability.Â
Dengan strategi supply chain management ini, perusahaan dapat meningkatkan visibilitas dan kontrol atas rantai pasokannya, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat waktu dan berdasarkan data. Ini juga dapat meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam merespons perubahan pasar dan permintaan pelanggan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan daya saing perusahaan.
g. Sourcing Global
Perusahaan manufaktur sering mengambil keuntungan dari sumber daya dan kemampuan yang tersedia di pasar internasional melalui strategi sourcing global. Ini melibatkan pengadaan bahan baku, komponen, atau layanan dari pemasok di berbagai negara untuk mendapatkan keuntungan dari biaya yang lebih rendah, kualitas yang lebih baik, atau ketersediaan yang lebih baik.Â
Selain potensi penghematan biaya, strategi satu ini juga bisa memberikan fleksibilitas tambahan, memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar atau gangguan pasokan. Namun, ini juga menambahkan tingkat kompleksitas dan risiko ke dalam rantai pasokan, membutuhkan perencanaan dan manajemen yang cermat.
h. Global Supply Chain
Untuk jangkauan rantai pasok yang lebih luas daripada pengadaan, Anda bisa menerapkan strategi global supply chain. Strategi ini melibatkan koordinasi dan manajemen rantai pasokan yang melintasi batas-batas negara dan kawasan. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan keuntungan dari setiap wilayah, seperti biaya produksi yang lebih rendah, akses ke teknologi baru, atau pemenuhan permintaan pasar lokal.
Dalam global supply chain, kegiatan seperti pengadaan, produksi, dan distribusi bisa dilakukan di lokasi yang berbeda di seluruh dunia berdasarkan efisiensi dan efektivitas. Misalnya, perusahaan mungkin mengadakan bahan baku dari negara yang menawarkan sumber daya berkualitas tinggi dengan biaya rendah, memproduksi di negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah, dan mendistribusikan produk ke pasar global.
Namun, strategi satu ini juga membawa tantangan tersendiri. Misalnya, perusahaan harus bisa mengelola kompleksitas logistik, hambatan perdagangan, perbedaan hukum dan regulasi, serta fluktuasi nilai mata uang. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar global dan keterampilan manajemen yang cermat untuk mengelola strategi dengan efektif dan memaksimalkan potensinya.
i. Risk Management
Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan tidak pasti, risk management menjadi elemen kunci dalam pengelolaan rantai pasokan. Dimana strategi ini melibatkan identifikasi, evaluasi, dan mitigasi risiko yang mungkin mempengaruhi operasi rantai pasokan. Ini bisa mencakup risiko seperti gangguan pasokan, fluktuasi harga, perubahan regulasi, atau bahkan bencana alam. Melalui manajemen risiko yang efektif, perusahaan dapat mempersiapkan dan merespons terhadap potensi gangguan, meminimalkan dampak negatif pada operasional dan kinerja keuangan.
j. Customer-Centric Supply Chain
Sebagai respons terhadap permintaan konsumen yang semakin beragam dan berubah cepat, banyak perusahaan manufaktur beralih ke strategi customer-centric supply chain. Ini melibatkan pengelolaan rantai pasokan dengan fokus pada kebutuhan dan preferensi pelanggan. Ini bisa mencakup personalisasi produk, layanan pelanggan yang unggul, atau pengiriman yang cepat dan handal. Dengan mendekatkan operasi rantai pasokan ke pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, memperdalam loyalitas, dan pada akhirnya menggerakkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.
2. Fungsi Supply Chain Management
Manajemen rantai pasok memiliki berbagai fungsi penting dalam operasional sebuah perusahaan manufaktur. Dimana SCM melibatkan serangkaian proses yang saling terkait dan bertujuan untuk menciptakan nilai melalui produksi yang efisien dan tepat waktu untuk pelanggan. Berikut ini kita akan membahas fungsi supply chain management serta pengaruhnya terhadap proses manufaktur.
a. Pengadaan Bahan Baku
SCM bertugas mengkoordinasikan dan memonitor alur manufacturing prourement. Dimana prosesnya mencakup pemilihan supplier, negosiasi harga, hingga pengiriman bahan baku ke lokasi produksi. Jadi, pengadaan bahan baku bukan hanya tentang menemukan pemasok yang tepat, tetapi juga tentang membangun hubungan kerjasama yang baik dengan mereka.Â
Nah, solusi ERP satu ini bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan memiliki akses yang andal ke bahan baku berkualitas tinggi yang dibutuhkan untuk produksi. Selain itu, supply chain management dapat juga melibatkan proses evaluasi dan audit supplier secara berkala. Hal ini untuk memastikan bahwa pemasok mematuhi standar kualitas dan etika bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan.
b. Produksi
SCM memastikan proses produksi berjalan dengan lancar dan efisien. Ini termasuk perencanaan produksi, penjadwalan, pengendalian kualitas, dan pemantauan produktivitas. Selain itu, dalam konteks produksi juga meliputi pengaturan jadwal kerja dan monitoring kinerja karyawan. Dengan begitu, bisnis Anda pun bisa menghindari risiko terjadinya permasalahan seperti kekurangan pegawai atau bahaya kerja yang tinggi.
c. Distribusi
Peran solusi manajemen rantai pasok dalam proses distribusi adalah mengatur dan melacak pengiriman produk ke konsumen. Ini mencakup manajemen gudang, pengiriman barang, dan pelayanan pelanggan. Jadi, modul ini memastikan produk diambil sesuai jadwal, dan dikirim ke pelanggan dalam kondisi terbaik. Ini juga mencakup pengelolaan retur dan layanan purna jual. Melalui solusi ini, Anda bisa melacak pengiriman secara real-time.
d. Pengelolaan Kualitas
Manajemen rantai pasokan juga berfungsi dalam pengelolaan kualitas, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi dan disampaikan kepada pelanggan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Ini mencakup pemantauan proses produksi, inspeksi produk jadi, serta koordinasi dan pelaksanaan inisiatif peningkatan kualitas. Dengan memastikan kualitas produk, perusahaan dapat mempertahankan reputasinya, memenuhi harapan pelanggan, dan meminimalkan biaya yang terkait dengan retur produk atau garansi.
e. Inventaris
Salah satu fungsi supply chain management yang utama pada pengelolaan inventaris adalah perencanaan dan pemantauan tingkat stok barang untuk memastikan bahwa ada stok cukup untuk memenuhi permintaan, tetapi tidak terlalu banyak sehingga menyebabkan biaya penyimpanan yang tidak perlu. Pengelolaan inventaris yang efektif juga berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu pengiriman, lead time produksi, dan tingkat permintaan yang berubah-ubah dalam menentukan jumlah optimal inventaris.
f. Koordinasi antar Departemen
Fungsi lain dari manajemen rantai pasokan adalah koordinasi antar departemen. Ini termasuk koordinasi antara divisi pembelian, produksi, dan logistik, serta komunikasi yang efektif dengan departemen penjualan dan pemasaran mengenai proyeksi permintaan. Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa semua bagian dari rantai pasokan bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Kesimpulan
Supply chain management merupakan elemen integral dalam operasional perusahaan manufaktur. Adopsi strategi rantai pasok yang tepat dan menerapkan solusi SCM dapat meningkatkan efisiensi, meminimalkan biaya, dan memperkuat posisi kompetitif perusahaan di pasar.Â
Segera hubungi ScaleOcean untuk mendapatkan solusi supply chain management terlengkap. Kami menyediakan solusi terbaik yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Ingin melancarkan produksi? Meminimalisir biaya produksi? Hingga meningkatkan akurasi forecasting? Semua bisa Anda dapatkan dengan SCM kami. Jangan tunggu lagi, hubungi ScaleOcean sekarang dan raih keunggulan kompetitif yang Anda butuhkan!
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 01, 2024 3 Min Read
Apa itu ERP Workflow, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Oct 30, 2024 3 Min Read
12 Rekomendasi Software Terbaik untuk Pabrik Makanan
REKOMENDASI