Apa yang Dimaksud Material Requirement Planning?
3 Min Read Posted on 18 Aug 2023
Daftar Isi
Di era industri modern, efisiensi dan ketepatan dalam manajemen produksi dan supply chain menjadi unsur penting bagi keberhasilan suatu perusahaan. Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, banyak perusahaan yang mulai beralih ke sistem yang dapat membantu merencanakan dan mengkoordinasikan sumber daya dengan lebih baik.
Salah satu sistem yang telah terbukti andal untuk masalah ini adalah material requirement planning (MRP). Sebagai alat perencanaan dan pengendalian produksi, MRP adalah solusi yang tepat untuk berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan dalam upaya memaksimalkan efisiensi produksi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Ingin mengetahui lebih lanjut peran dan prosedur kerjanya? Yuk, simak pembahasan berikut!
1. Apa itu Material Requirement Planning?
Material requirement planning adalah salah satu sistem yang digunakan dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. Konsep ini dibuat untuk menjamin ketersediaan bahan baku, komponen, dan produk sehingga mampu memenuhi permintaan pelanggan atau kebutuhan produksi secara tepat waktu. Tidak hanya itu, dengan menerapkannya juga berdampak pada minimalnya biaya persediaan.
Dalam sistem MRP, perencanaan dimulai dengan meramalkan permintaan. Dari sini, perusahaan dapat menghitung kebutuhan bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk proses produksi. Sistem ini juga mempertimbangkan lead time atau waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bahan baku dan komponen, serta waktu yang diperlukan untuk memproduksinya. Jadi bisa dikatakan, MRP sangat diperlukan untuk memastikan bahwa semua bahan dan komponen tersedia sesuai jadwal produksi dan menghindari kekurangan stok.
Ternyata MRP adalah konsep yang juga berkaitan erat dengan supply chain management (SCM). Bayangkan sebuah perusahaan otomotif akan memproduksi mobil. Untuk membuat satu unit mobil, diperlukan ribuan komponen. Mulai dari baut kecil hingga mesin kompleks. Nah, di sini MRP berfungsi untuk memastikan bahwa setiap komponen tersebut tersedia tepat waktu di lini produksi.
Misalkan pada bulan tertentu, berdasarkan permintaan pasar, perusahaan memutuskan untuk memproduksi 10.000 unit mobil listrik. MRP akan menghitung kebutuhan bahan baku dan komponen. Jika MRP mengidentifikasi kekurangan pada komponen tertentu, perusahaan dapat segera memesan dari pemasok.
Pada tahap inilah supply chain management memiliki peran yang krusial. Misal pemasok ban berasal dari luar negeri dan memerlukan waktu tiga minggu untuk mengirimkan ban ke pabrik. Supply chain management harus bisa memastikan kalau pesanan tersebut bisa sampai dalam jumlah dan waktu yang tepat sebelum proses produksi dilaksanakan. Tentunya dalam tahap ini juga diperlukan strategi efektif untuk transportasi pengiriman, biaya pengadaan, dan faktor lainnya.
2. Manfaat MRP bagi Perusahaan
MRP adalah salah satu sistem yang penting dalam manajemen produksi dan persediaan. Sehingga implementasinya pun akan memberikan sejumlah manfaat. Apa saja manfaatnya? Yuk perhatikan pembahasan berikut.
a. Optimalkan Penggunaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku tentunya menjadi hal yang mendasari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk. Melalui sistem MRP, Anda bisa memastikan kalau jumlah bahan baku dapat mencukupi kebutuhan produksi. Sehingga pemborosan dapat diminimalisir dan biaya penyimpanan juga dapat ditekan.
b. Tingkatkan Efisiensi Produksi
MRP juga memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan menjadwalkan proses produksi dengan lebih efisien. Dengan mengetahui kapan komponen atau bahan baku akan tersedia, lantai produksi dapat diatur waktu tunggu dan keterlambatannya. Apa dampaknya? Kapasitas produksi dapat dimaksimalkan sehingga perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih cepat dan tepat waktu.
c. Mengurangi Biaya Produksi
Dengan manajemen persediaan yang efektif, tentunya Anda juga dapat mengurangi biaya penyimpanan, pengangkutan, dan pembelian bahan baku. Apalagi dengan menghindari pembelian darurat karena perencanaan yang buruk dapat menghemat biaya secara signifikan. Selain itu, karena MRP juga bisa digunakan untuk mengurangi kelebihan stok dan limbah, maka biaya di akuntansi manufaktur, terutama produksi per unit dapat diminimalkan dan hasilnya meningkatkan margin keuntungan.
d. Menjaga Alur Proses SCM
MRP tidak hanya fokus pada aspek internal produksi, tetapi juga menjaga alur proses supply chain management (SCM). Dengan perencanaan yang tepat dari kebutuhan bahan baku, perusahaan dapat berkoordinasi dengan lebih baik dengan supplier dan distributor, sehingga dapat dipastikan adanya konsistensi dan efisiensi di seluruh rantai pasokan. Hal ini, pada akhirnya, membantu memperkuat hubungan dengan mitra bisnis dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Prosedur Kerja MRP di SCM
Material requirement planning adalah sistem yang memiliki prosedur kerja yang khas. Proses-proses ini saling berhubungan agar tercapai tujuan bisnis secara keseluruhan. Berikut adalah prosedur kerjanya.
a. Proses Netting
Proses awal dari material requirement planning adalah netting. Pada tahap ini kebutuhan aktual dari suatu item dihitung dengan mempertimbangkan persediaan yang ada dan permintaan yang akan datang. Sederhananya, proses ini menentukan berapa banyak bahan yang sebenarnya diperlukan dengan mengurangkan stok yang sudah ada. Kenapa proses ini dilakukan? Untuk memastikan bahwa alur produksi atau pembelian hanya dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata, sehingga menghindari pemborosan dan biaya penyimpanan yang tidak perlu.
b. Proses Lotting
Setelah menentukan kebutuhan bersih melalui proses netting, langkah selanjutnya adalah lotting. Proses ini menentukan jumlah optimal dari sebuah item yang harus diproduksi atau dipesan. Ada berbagai teknik lotting, seperti lot-for-lot yaitu memproduksi atau membeli sesuai kebutuhan, fixed order quantity yang memproduksi atau membeli dalam jumlah tetap, atau teknik lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan Anda.
c. Proses Offsetting
Prosedur selanjutnya dalam material requirement planning adalah offsetting. Prosedur ini berfokus pada kapan komponen atau bahan baku harus tersedia untuk proses produksi. Dalam hal ini perlu mempertimbangkan lead time atau waktu yang diperlukan dari saat pesanan ditempatkan hingga item tersebut diterima. Offsetting memastikan bahwa bahan dan komponen tersedia sesuai jadwal produksi serta menghindari keterlambatan dalam proses pembuatan produk.
d. Proses Explosion
Setelah mengetahui berapa banyak dan kapan bahan baku diperlukan, dalam proses explosion dilakukan pembuatan bill of materials (BOM). Artinya, Anda mengidentifikasi semua bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk memproduksi item tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa semua bahan dan komponen yang diperlukan tersedia pada waktu yang tepat.
4. Kesimpulan
MRP adalah salah satu sistem penting dalam manajemen produksi dan rantai pasokan perusahaan. Sistem ini juga memiliki prosedur yang khas untuk menjamin bahwa bahan baku terpenuhi sesuai dengan kebutuhan produksi. Mulai dari proses netting, lotting, offsetting, dan explosion. Masing-masing saling berkaitan dan perlu dilakukan dengan strategi yang baik.
Selain itu, untuk memaksimalkan fungsinya Anda juga perlu memiliki pemahaman terhadap permintaan. Dengan ini, proses merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, termasuk bahan baku dan komponen dapat tercapai secara efisien. Alhasil tidak hanya terwujud proses produksi yang berjalan lancar, tapi juga minimalnya pemborosan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
REKOMENDASI