Mengenal Tahapan Siklus Akuntansi dan Pengertiannya
3 Min Read Posted on 29 Jan 2024
Daftar Isi
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, sering kali perusahaan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan yang tepat karena kurangnya pemahaman akan laporan keuangan. Itulah mengapa memahami siklus akuntansi menjadi solusi penting untuk membantu bisnis memantau kinerja keuangan dengan lebih baik.Â
Siklus ini adalah proses berkelanjutan yang menguraikan aliran keuangan perusahaan dari awal hingga akhir periode. Dengan manajemen yang tepat, Anda dapat meningkatkan pengambilan keputusan dan daya saing bisnis. Mari pelajari lebih lanjut tentang tahapan akuntansi dan bagaimana Anda bisa menerapkannya secara efektif.
Apa itu Siklus Akuntansi?
​Siklus akuntansi adalah setiap proses akuntansi dalam sebuah perusahaan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat informasi dalam laporan keuangan secara berulang. Siklus ini pun berlangsung selama kurun waktu satu tahun. Berbagai prosedur, prinsip, serta teknik akuntansi digunakan pada periode itu untuk menyusun seluruh aktivitas akuntansi suatu perusahaan.Â
Pada umumnya, siklus akuntansi terdiri dari (1) Identifikasi transaksi, (2) Analisis transaksi, (3) Pencatatan transaksi, (4) Pembukuan buku besar, (5) Penyusunan neraca saldo dan jurnal penyesuaian, (6) Penyesuaian neraca saldo setelah penyesuaian, (7) Penyusunan jurnal penutup, (8) Neraca saldo setelah penyesuaian, dan (9) Jurnal pembalik. Tujuan siklus ini adalah untuk memastikan informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan akurat, relevan, dan tepat waktu.Â
Selama perusahaan beroperasi, proses ini akan terus berjalan dan membentuk sebuah siklus. Siklus ini membantu pengusaha untuk meninjau kondisi keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena siklus akuntansi dapat mencerminkan seberapa baik perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan.
Namun, untuk menciptakan siklus akuntansi yang akurat, penggunaan teknologi sangat dianjurkan untuk perusahaan. Di sinilah software akuntansi ScaleOcean dapat memberikan kemudahan dalam pencatatan serta pelaporan keuangan, sehingga Anda bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis serta mengurangi kebutuhan akan metode manual.
Jenis-Jenis Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi mengacu pada rangkaian akuntansi yang terjadi secara otomatis. Yang mana tahap-tahap tersebut terdiri dari mencatat, menggabungkan, dan melaporkan keuangan suatu perusahaan. Namun, tentu saja setiap bisnis memiliki siklus berbeda-beda yang disesuaikan dengan aktivitas bisnis yang dijalankan. Berikut ini beberapa jenis siklus akuntansi yang cukup umum dalam sebuah bisnis.
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah rangkaian aktivitas pencatatan dan pelaporan keuangan yang dilakukan secara berulang untuk memastikan keakuratan informasi keuangan perusahaan. Siklus ini dimulai dari pencatatan transaksi hingga menghasilkan laporan keuangan.Â
Tujuan utama dari siklus akuntansi adalah menyediakan gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan, sehingga manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik. Fungsi utamanya adalah menjaga integritas laporan keuangan, mempermudah evaluasi kinerja, dan membantu pemilik atau manajer dalam perencanaan keuangan di masa depan.
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah proses berulang yang mencatat dan melaporkan transaksi keuangan yang berkaitan dengan penjualan dan pembelian barang dagangan. Siklus ini memastikan bahwa semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan, pembelian, serta pengeluaran dan penerimaan uang tercatat dengan benar.Â
Tujuan dari siklus ini adalah untuk memberikan informasi akurat mengenai kondisi keuangan perusahaan, yang kemudian dapat digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan bisnis. Fungsi utamanya adalah untuk mengendalikan arus kas, memantau persediaan, dan mengevaluasi profitabilitas usaha.
3. Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur adalah proses berulang yang mencatat dan melaporkan semua transaksi terkait produksi barang, mulai dari pembelian bahan baku hingga penjualan produk jadi. Siklus ini memastikan setiap biaya produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, tercatat dengan akurat.Â
Tujuan utama siklus ini adalah untuk memberikan informasi lengkap mengenai biaya produksi dan laba perusahaan. Fungsinya meliputi pengendalian biaya produksi, evaluasi efisiensi proses produksi, dan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis terkait operasional manufaktur.
Tahapan Siklus Akuntansi
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, siklus akuntansi mencakup beberapa tahapan yang berulang secara sistematis. Periode siklus ini bervariasi sesuai kebutuhan pelaporan, seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tahapan akuntansi, mulai dari pencatatan jurnal hingga penyusunan jurnal pembalik, yang dirancang untuk memastikan keakuratan dan keteraturan laporan keuangan perusahaan.
1. Identifikasi Transaksi
Tahapan pertama dari siklus akuntansi, yaitu mengidentifikasi seluruh transaksi. Seorang akuntan harus dapat menyelesaikan identifikasi transaksi keuangan secara akurat sehingga mereka dapat melacak transaksi yang berlangsung dalam bisnis. Transaksi yang dicatat akan secara langsung mempengaruhi status keuangan perusahaan.Â
Dokumen akuntansi seperti kwitansi, faktur, ataupun nota juga dapat dipakai untuk bukti transaksi yang sah. Oleh karena itu, transaksi keuangan yang ada harus meliputi dokumentasi transaksi yang bisa dipakai akuntan dalam mencatat dan mengidentifikasi perubahan kondisi finansial suatu perusahaan.
2. Analisis Transaksi
Setelah tahap identifikasi, siklus akuntansi selanjutnya adalah melakukan analisis transaksi yang memberi pengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dalam sistem pencatatan akuntansi, perusahaan akan menggunakan sistem pencatatan ganda (double-entry system). Sistem tersebut digunakan dalam akuntansi untuk proses pencatatan sehingga setiap transaksi akan mempengaruhi posisi keuangan debit maupun kredit.
3. Pencatatan Transaksi
Berikutnya, proses akuntansi dengan mencatat seluruh transaksi ke dalam sebuah jurnal keuangan. Dalam akuntansi, jurnal adalah sebuah rincian catatan dari semua transaksi yang dilakukan sebuah perusahaan selama satu periode tertentu.Â
Dalam proses penjurnalan, transaksi dibagi kedalam dua jenis, yaitu debit dan kredit. Untuk memasukkan setiap transaksi yang ada, dibutuhkan ketelitian agar Anda memperoleh total debit maupun kredit yang sama (balance).
4. Pembukuan Buku Besar
Dalam akuntansi, terdapat istilah buku besar (general ledger) yang mencantumkan semua rekening pembukuan yang meliputi rincian beberapa aset tertentu. Buku ini digunakan untuk meringkas seluruh transaksi yang sebelumnya telah tercatat dalam jurnal, seperti jurnal umum maupun jurnal khusus.Â
Buku besar menjadi unsur yang penting dalam penyusunan laporan keuangan. Sebab, seluruh transaksi dari akun aktiva, modal, dan kewajiban juga tercatat di dalamnya. Pada proses pembukuan buku besar, setiap akun akan diberi nomor kode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar akuntan lebih mudah dalam mengidentifikasi dan memeriksa kembali transaksi bisnis.
5. Penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Proses yang perlu diselesaikan berikutnya adalah penyusunan neraca saldo. Neraca saldo berisi daftar yang mencantumkan seluruh saldo debit dan kredit dari akun-akun yang ada di buku besar. Ketika memindahkan saldo buku besar ke neraca saldo, Anda harus memastikan bahwa saldo debit dan kredit dalam neraca saldo seimbang.Â
Apabila terdapat transaksi akun yang salah, tidak tercatat, maupun perlu disesuaikan, maka dapat dicantumkan pada jurnal penyesuaian. Pencatatan jurnal penyesuaian sama seperti pencatatan jurnal pada umumnya dan dapat dilakukan secara periodik. Setelah menuliskan dalam jurnal penyesuaian, maka hasil laporan keuangan bisnis Anda akan menjadi lebih aktual.
6. Penyusunan Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Neraca saldo yang sudah tersusun bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun neraca saldo penyesuaian. Berdasarkan posisi, saldo terbagi menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Kedua saldo tersebut harus diperhitungkan dalam proses pembuatan neraca saldo penyesuaian.Â
Jika tidak, akan terjadi peluang kesalahan dalam perhitungan sehingga laporan posisi keuangan tidak bisa dibuat. Apabila akun aktiva maupun pasiva telah mencapai nominal keseimbangan, maka laporan tersebut sudah bisa dibuat.
7. Penyusunan Jurnal Penutup
Sebagai langkah akhir dari siklus akuntansi, akuntan perlu membuat jurnal penutup. Jurnal penutup dibuat dengan menutup rekening keuangan, seperti rekening nominal atau rekening laba rugi di akhir periode akuntansi. Hal ini bertujuan untuk melihat arus sumber dana selama periode akuntansi berlangsung.Â
Setelah rekening ditutup, Anda juga bisa menggunakan jurnal penutup untuk mengukur dan mengevaluasi seluruh aktivitas yang berlangsung selama periode tersebut. Pada periode selanjutnya, jurnal penutup bisa membantu dalam memulai kembali siklus akuntansi.
8. Neraca Saldo setelah Penyesuaian
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tahapan akuntansi dalam satu periode sudah bisa diakhiri dengan penyusunan jurnal penutup. Namun, pembuatan neraca saldo setelah penyesuaian bersifat opsional, yang artinya boleh dilakukan dan tidak.Â
Neraca saldo setelah penyesuaian berisi saldo rekening permanen dari buku besar setelah penutupan. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang akurat dari jumlah saldo yang seimbang.
9. Jurnal Pembalik
Tahap penyusunan jurnal pembalik juga bersifat opsional. Jurnal ini bertujuan memudahkan proses pencatatan transaksi yang terjadi berulang pada periode akuntansi berikutnya.Â
Pada prosesnya, jurnal penyesuaian akan digunakan sebagai acuan yang mana transaksi tersebut akan dibalik. Transaksi yang sebelumnya tercatat sebagai kredit dalam jurnal penyesuaian, akan menjadi debit di dalam jurnal pembalik.
Pentingnya Siklus Akuntansi untuk Perusahaan
Jika perusahaan memiliki siklus yang teratur, mereka bisa lebih mudah memantau kinerja keuangan dan membuat strategi jangka panjang yang lebih efektif. Berikut adalah alasan mengapa siklus akuntansi penting dalam pengambilan keputusan keuangan jangka panjang.
1. Konsitensi Data
Dengan siklus akuntansi yang terstruktur, perusahaan dapat menjaga data keuangan yang konsisten dan akurat. Hal ini memudahkan pemantauan tren historis dan meminimalkan kesalahan, memberikan dasar yang kuat untuk keputusan strategis terkait investasi, pengeluaran, atau ekspansi jangka panjang.Â
2. Pemantauan Kinerja Keuangan
Siklus akuntansi yang berkelanjutan memberikan gambaran lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan. Dengan melihat laporan berkala, perusahaan dapat menilai apakah strategi bisnis yang diterapkan efektif dan melakukan penyesuaian jika diperlukan, sehingga menciptakan dasar kuat untuk membuat keputusan jangka panjang.Â
3. Identifikasi Tren
Siklus akuntansi membantu mengidentifikasi pola atau tren dalam pendapatan, pengeluaran, atau keuntungan. Analisis tren ini sangat penting dalam membuat proyeksi keuangan jangka panjang, yang membantu perusahaan merencanakan strategi pengembangan atau mitigasi risiko yang lebih baik.Â
4. Kepatuhan dan Transparansi
Siklus akuntansi yang teratur memastikan perusahaan mematuhi aturan keuangan dan perpajakan, serta memberikan transparansi dalam laporan keuangan. Ini penting untuk menjaga reputasi baik perusahaan dan menarik perhatian investor, terutama bagi mereka yang ingin melihat rencana jangka panjang yang jelas dan terpercaya.
Â
Kesimpulan
​Siklus akuntansi adalah salah satu hal yang harus dikuasai oleh pemangku kepentingan karena para mereka dapat memanfaatkan siklus tersebut sebagai alat yang membantu pengambilan keputusan dalam bisnis. Sebab, melalui tahapan akuntansi manajemen yang baik, maka Anda akan diberikan gambaran mengenai kondisi bisnis saat itu.Â
Oleh karena itu, tahapan-tahapan dalam siklus tersebut berperan penting dalam bisnis. Mengingat setiap tahapan yang dijelaskan dalam siklus tersebut bertujuan untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat dan akurat untuk suatu perusahaan.Â
Dengan pemahaman mendalam tentang proses dalam akuntansi manajemen, kemampuan dan keterampilan Anda dalam pengelolaan keuangan bisnis akan semakin meningkat. Selain itu, penggunaan software akuntansi seperti ScaleOcean dapat membantu Anda menyusun laporan secara cepat dan akurat. Untuk informasi lebih lanjut, segera jadwalkan konsultasi serta demo gratis software kami.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 01, 2024 3 Min Read
Apa itu ERP Workflow, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
Oct 30, 2024 3 Min Read
12 Rekomendasi Software Terbaik untuk Pabrik Makanan
REKOMENDASI